diikuti dengan peningkatan titik leleh, densitas dan indeks refrasinya, hasilnya dinamai karet alam siklik atau karet siklo.
2.6 Siklisasi Karet Alam Padat
Siklisasi karet alam padat dilakukan dengan cara mencampur karet alam padat dengan katalis asam pada gilingan rol ganda atau pada mesin pencampur Banbury, lalu
lembaran karet yang diperoleh dipanaskan pada suhu 125
o
C 145
o
C selama 1 4 jam. Jika katalis asam yang digunakan berbentuk cair, maka sebelum ditambahkan pada
karet terlebih dahulu dicampur dengan bahan inert.
Karet alam siklik biasanya digunakan sebagai bahan pengisi bahan jadi karet, dengan tujuan meningkatkan ketahanan kikis bahan jadinya. Selain itu karet
alam siklik yang diperoleh dari siklisasi karet alam dalam keadaan padat juga dapat digunakan sebagai bahan baku bahan perekat, penempel karet pada logam atau
permukaaan halus lainnya.
2.7 Keunggulan Karet Siklik
Karet alam siklik berbeda dari karet alam asalnya, karena telah berubah menjadi produk baru seperti resin. Walaupun telah berubah menjadi sejenis resin, karet alam
siklik tidak kehilangan beberapa sifat unggul karet alam. Karet alam siklik masih
Universitas Sumatera Utara
dapat divulkanisasi, dan daya lekatnya lebih baik daripada karet alam asalnya, karena karet alam siklik bersifat keras dan kaku dalam keadaan dingin.
Dengan keunggulan daya lekat yang mampu merekatkan karet pada logam atau permukaan licin lain dengan baik, karet siklik berpotensi digunakan sebagai
bahan baku atau bahan peningkat daya lengket dalam pembuatan perekat elastis, serta bahan baku produk yang memerlukan kekuatan dan daya lekat baik seperti cat,
pelapis, dan tinta cetak. Dengan sifatnya yang ringan, kaku dan dapat divulkanisasi, karet siklik berpotensi digunakan sebagai bahan pengisi atau resin pengkaku barang
jadi karet tertentu.
2.8 Resiprena 35
Karet alam siklik telah diproduksi di Indonesia dengan merek dagang resiprena 35. Pabriknya merupakan relokasi dari Italia, sehingga menggunakan teknologi siklisasi
pabrik asalnya, yaitu siklisasi larutan karet alam. Hampir keseluruhan produknya di ekspor ke berbagai negara, meneruskan pabrik asalnya.
Resiprena 35 berhasil dengan baik diuji cobakan sebagai pengeras dalam pembuatan perekat kayu lapis, dan sebagai pengikat Binder dalam pembuatan cat
marka jalan, dalam pembuatan sol dan alas karet, dan cukup mampu mengeraskan dan mengkakukan barang jadi karet tersebut. Resiprena 35 dicampur dengan karet alam
siklik dari lateks pekat dapat memperlihatkan daya rekat yang cukup baik dalam melekatkan karet pada logam.
Universitas Sumatera Utara
2.9 Bilangan Asam
Bilangan asam adalah jumlah miligram KOH yang dibutuhkan untuk menetralkan asam asam lemak bebas dari satu gram minyak atau lemak.
Bilangan asam merupakan ukuran dari jumlah asam lemak bebas, serta dihitung berdasarkan berat molekul dari asam lemak atau campuran asam lemak.
Bilangan asam dinyatakan sebagai jumlah miligram KOH 0,1 N yang digunakan untuk menetralkan asam lemak bebas yang terdapat dalam 1 gram minyak atau lemak.
Bilangan asam dipergunakan untuk mengukur jumlah asam lemak bebas yang terdapat dalam minyak atau lemak. Caranya adalah dengan jalan melarutkan
sejumlah minyak atau lemak dan diberi indikator phenolphtalein. Kemudian dititrasi dengan larutan KOH 0,5 N sampai terjadi perubahan warna merah jambu yang tetap.
Besarnya bilangan asam tergantung dari kemurnian dan umur dari minyak atau lemak tadi.
BA = m
M N
V
KOH KOH
KOH
Keterangan : BA
: Bilangan Asam mgKOH g V
KOH
: Volume KOH ml N
KOH
: Normalitas KOH N M
KOH
: Berat Molekul KOH m
: Berat sampel g
Universitas Sumatera Utara
Dari rumus di atas, M
KOH
adalah berat molekul larutan KOH yang nilainya dipergunakan adalah 56,11.
Universitas Sumatera Utara
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sejarah Karet