Karet Bongkah Karet Alam Siklik Siklisasi Karet Alam Padat

2.4 Karet Bongkah

Karet bongkah adalah karet remah yang telah dikeringkan dan dikilangkan menjadi bandela bandela dengan ukuran yang telah ditentukan. Karet bongkah ada yang berwarna muda dan setiap kelasnya mempunyai kode warna tersendiri. Standar mutu karet bongkah Indonesia tercantum dalam SIR Standard Indonesian Rubber. Tabel 2.1 : Standard Indonesian Rubber SIR SIR 5L SIR 5 SIR 10 SIR 20 SIR 50 Kadar kotoran maksimum 0,05 0,05 0,10 0,20 0,50 Kadar abu maksimum 0,50 0,50 0,75 1,00 1,50 Kadar zat atsiri maksimum 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 PRI minimum 60 60 50 40 30 Plastisitas P o minimum 30 30 30 30 30 Limit warna skala lovibond maksimum 6 - - - - Kode warna Hijau Hijau Merah Kuning

2.5 Karet Alam Siklik

Apabila karet alam yang telah dicampur dengan katalis asam dipanaskan, maka struktur molekulnya akan berubah menjadi struktur bahan seperti resin. Perubahan tersebut terjadi karena karet alam mengalami modifikasi kimia. Perubahan struktur molekul karet alam tersebut dinamai siklisasi, karena struktur molekulnya telah mengalami perubahan dari keadaan rantai lurus menjadi rantai siklik. Perubahan ini Universitas Sumatera Utara diikuti dengan peningkatan titik leleh, densitas dan indeks refrasinya, hasilnya dinamai karet alam siklik atau karet siklo.

2.6 Siklisasi Karet Alam Padat

Siklisasi karet alam padat dilakukan dengan cara mencampur karet alam padat dengan katalis asam pada gilingan rol ganda atau pada mesin pencampur Banbury, lalu lembaran karet yang diperoleh dipanaskan pada suhu 125 o C 145 o C selama 1 4 jam. Jika katalis asam yang digunakan berbentuk cair, maka sebelum ditambahkan pada karet terlebih dahulu dicampur dengan bahan inert. Karet alam siklik biasanya digunakan sebagai bahan pengisi bahan jadi karet, dengan tujuan meningkatkan ketahanan kikis bahan jadinya. Selain itu karet alam siklik yang diperoleh dari siklisasi karet alam dalam keadaan padat juga dapat digunakan sebagai bahan baku bahan perekat, penempel karet pada logam atau permukaaan halus lainnya.

2.7 Keunggulan Karet Siklik