Rancang Bangun Sistem Informasi Geografi Budidaya Cabai Merah (Capsicum annuum L.) di Kabupaten Blitar

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI
BUDIDAYA CABAI MERAH (Capsicum annuum L.)
DI KABUPATEN BLITAR

HASAN JUHRI

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN DAN BIOSISTEM
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Rancang Bangun
Sistem Informasi Geografi Budidaya Cabai Merah (Capsicum annuum L.) di
Kabupaten Blitar adalah benar karya saya dengan arahan dari pembimbing dan
belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Agustus 2014
Hasan Juhri
NIM F14100059

ABSTRAK
HASAN JUHRI. Rancang Bangun Sistem Informasi Geografi Budidaya Cabai
Merah (Capsicum annuum L.) di Kabupaten Blitar. Dibimbing oleh MOHAMAD
SOLAHUDIN dan LIYANTONO.
Cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu komoditas
pertanian yang dibutuhkan di Indonesia. Salah satu masalah adalah harga di pasar
masih berfluktuasi walaupun produksi cabai merah nasional tahunan memiliki
nilai lebih. Informasi untuk optimasi budidaya cabai merah masih sedikit. Selama
ini data total luasan lahan yang ditanami dan produksi cabai merah masih berada
di pusat Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) atau pada level asosiasi seperti
AACI (Asosiasi Agribisnis Cabai Indonesia) kabupaten Blitar. Tujuan dari
penelitian ini adalah membangun Sistem Informasi Geografis (SIG) untuk
pemetaan sebaran jumlah luas tanam dan sebaran prediksi produksi pada pertanian
cabai merah di tiap kecamatan kabupaten Blitar secara spasial. Sistem yang

dibangun merupakan pengembangan dari Sistem Informasi Cabai Merah di
kabupaten Blitar. Sistem informasi geografis yang dibangun mampu menampilkan
informasi pemetaan sebaran jumlah luas tanam dan sebaran prediksi produksi
pada pertanian cabai merah di tiap kecamatan kabupaten Blitar secara spasial.
Peta yang dihasilkan berupa peta dinamik dimana properties warna dari peta tiap
kecamatan disesuaikan dengan nilai dan waktu yang didapat dari database sesuai
input data yang akan ditampilkan.
Kata kunci: cabai merah, pemetaan spasial, SIG

ABSTRACT
HASAN JUHRI. Development of Geographic Information System for Red Chili
(Capsicum annuum L.) Cultivation in Blitar Distric. Supervised by MOHAMAD
SOLAHUDIN and LIYANTONO.
Red chilli (Capsicum annuum L.) is one of the most important agricultural
commodities in Indonesia. One of the problem is the price in market still
fluctuates even the annual national red chilli production have surplus value.
Information for red chili cultivation optimization is still few among the farmers.
Until this time, total land area for cultivation and production data of red chilli are
still at the center farmer groups (Gapoktan) or at the level of associations such of
AACI (Association Agribusiness Chilli Indonesia) Blitar. The objective of this

research is to develop Geographic Information System (GIS) for spatial mapping
the number of cropping area and prediction of total production in red chilli
cultivation in blitar. This GIS can present the spatial map of total cropping area
and total prediction of red chilli production in Blitar. The map produced in
dynamic where properties of polygons color adapted to value obtained from
dynamic database correspond input data to be displayed.
Keywords: red chilli, GIS, spatial mapping

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI
BUDIDAYA CABAI MERAH (Capsicum annuum L.)
DI KABUPATEN BLITAR

HASAN JUHRI

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Teknik
pada
Departemen Teknik Mesin dan Biosistem


DEPARTEMEN TEKNIK MESIN DAN BIOSISTEM
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

Judul Skripsi : Rancang Bangun Sistem Informasi Geografi Budidaya Cabai
Merah (Capsicum annuum L.) di Kabupaten Blitar
Nama
: Hasan Juhri
NIM
: F14100059

Disetujui oleh

Dr. Ir. Mohamad Solahudin, M.Si
Pembimbing I

Dr. Liyantono, S.TP, M.Agr
Pembimbing II


Diketahui oleh

Dr. Ir. Desrial, M.Eng
Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga skripsi ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih
dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Februari 2014 sampai Juni 2014
ini ialah budidaya cabai merah, dengan judul Rancang Bangun Sistem Informasi
Geografi Budidaya Cabai Merah (Capsicum annuum L.) di Kabupaten Blitar.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Dr. Ir. Mohamad Solahudin, M.Si dan
Dr. Liyantono, S.TP, M.Agr selaku pembimbing, serta Supriyanto, S.TP, M.Kom
yang telah banyak memberi saran dan bantuan. Di samping itu, penghargaan
penulis sampaikan kepada Bapak Sarwi Riyanto dan Bapak Nawrin dari AACI
Blitar, yang telah membantu selama pengumpulan data. Ungkapan terima kasih
juga disampaikan kepada ayah, ibu, serta seluruh keluarga, atas segala doa dan

kasih sayangnya, dan rekan-rekan yang telah membantu dalam penyelesaian
penelitian dan penulisan skripsi ini.
Semoga tulisan ini bermanfaat.

Bogor, Agustus 2014
Hasan Juhri

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

vi

DAFTAR GAMBAR

vi

DAFTAR LAMPIRAN

vi


PENDAHULUAN

9

Latar Belakang

9

Tujuan

9

Ruang Lingkup

2

TINJAUAN PUSTAKA

2


Sitem Informasi Geografis (SIG)

2

System Development Life Cycle (SDLC)

2

Sistem Informasi Cabai Merah di AACI kabupaten Blitar

4

Google Maps API

5

METODE

5


Bahan

5

Alat

6

Metodologi

6

HASIL DAN PEMBAHASAN
Investigasi Sistem

8
8

Analisis Sistem


10

Desain Sistem

11

Implementasi Sistem

18

Pemeliharaan Sistem

27

Kelebihan dan Kekurangan Sistem

27

SIMPULAN DAN SARAN


28

Simpulan

28

Saran

28

DAFTAR PUSTAKA

28

RIWAYAT HIDUP

30

DAFTAR TABEL
1

Spesifikasi perangkat keras dan lunak komputer server dan client

11

DAFTAR GAMBAR
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27

Informasi Sederhana SDCL
Model Iterasi System Development Life Cycle
Konfigurasi SI cabai merah AACI Blitar
Tampilan sistem informasi yang sudah ada
Pola kerja sistem informasi cabai merah Kab. Blitar
Diagram forester submodel pertumbuhan tanaman
Perbandingan nilai panen tiap tahap antara hasil observasi dengan
simulasi
Regresi linear dari hasil observasi dengan simulasi
Produktivitas cabai merah di kabupaten Blitar selama satu tahun
hasil simulasi berdasarkan tanggal tanam
Grafik distribusi persentase produksi cabai merah
ERD dari sistem informasi geografis yang dibangun
Pola aliran informasi sistem
Desain interface
Tampilan halaman utama sistem
Tampilan halaman tentang cabai merah di Blitar
Tampilan halaman peta sebaran luas tanam varietas TR bulan Maret
2014
Tampilan halaman peta sebaran luas tanam varietas TR bulan April
2014
Tampilan halaman peta sebaran prediksi produksi varietas TR bulan
Juli 2014
Tampilan halaman peta sebaran prediksi produksi varietas TR bulan
Agustus 2014
Tampilan halaman peta rata-rata luas tanam varietas TR bulan Maret
2014
Tampilan halaman penyusun
Halaman untuk menampilkan data luasan tanam secara tabular
Halaman untuk menampilkan data luasan tanam secara grafik
Tampilan sistem pada Mozilla Firefox 30.0
Tampilan pemetaan pada Google Chrome
Eror dalam menampilkan data pemetaan pada IE8
Tampilan website pada Opera 22.0

3
4
5
10
11
13
14
14
15
15
16
17
17
18
19
20
21
21
22
22
23
24
24
25
26
26
27

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu komoditas
pertanian yang dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Produksi tahunan cabai
merah nasional sekitar 1.378.000 ton, sementara itu kebutuhan dalam negeri
sekitar 800.000 ton sehingga terjadi surplus 578.000 ton (Parwadi 2013). Namun
nilai surplus tersebut tidak terjadi secara merata sepanjang tahun. Surplus panen
terjadi ketika panen raya dan sebaliknya terjadi kekurangan pasokan cabai merah
pada saat jumlah panen berkurang, sehingga harga cabai merah di pasaran masih
fluktuatif.
Salah satu cara menanggulangi fluktuasi harga cabai merah nasional adalah
dengan mengetahui besarnya nilai pasokan dan permintaan. Permintaan cabai
merah akan meningkat saat datangnya hari besar seperti pada saat menjelang harihari besar nasional dan keagamaan. Permintaan akan kembali normal pada harihari biasa. Kenaikan harga terjadi ketika permintaan banyak namun pasokan cabai
merah yang ada kurang mencukupi. Demikian pula sebaliknya, harga akan turun
ketika permintaan akan cabai merah normal sedangkan pasokan berlebih. Oleh
karena itu, untuk menyeimbangkan atara pasokan dan permintaan secara kontinyu
diperlukan sistem informasi yang menyediakan informasi jumlah luasan lahan dan
prediksi produksi beberapa bulan ke depan berdasarkan waktu penanaman.
Sistem informasi produksi cabai merah telah dibangun oleh Solahudin pada
tahun 2013. Sistem informasi tersebut berisi simulasi produksi, informasi jumlah
tanam, perkiraan produksi, persentase serangan hama dan informasi cuaca Blitar.
Akan tetapi dari sistem informasi tersebut belum dilengkapi dengan peta yang
menunjukan sebaran luas tanam dan produksi secara spasial.
Informasi lokasi, waktu, dan kuantitas sebaran penggunaan lahan dan
produksi cabai merah secara spasial masih belum bisa diinformasikan secara
aktual dan bisa diakses kapanpun dan dimanapun oleh para petani. Sehingga
informasi untuk optimasi budidaya cabai merah masih sedikit. Selama ini data
total luasan lahan yang ditanami dan produksi cabai merah masih berada di pusat
Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) atau pada level asosiasi seperti AACI
(Asosiasi Agribisnis Cabai Indonesia) kabupaten Blitar. Oleh karena itu
dibutuhkan sistem informasi grografis untuk pemetaan sebaran jumlah luas tanam
dan sebaran prediksi produksi pada pertanian cabai merah di tiap kecamataan
kabupaten Blitar secara spasial.

Tujuan
Tujuan dari penelitian ini yaitu:
1. Membangun SIG untuk pemetaan sebaran jumlah luas tanam.
2. Membangun SIG untuk pemetaan prediksi produksi pada pertanian cabai
merah di tiap kecamataan kabupaten Blitar secara spasial.

2
Ruang Lingkup
Penelitian ini memiliki ruang lingkup pada pembuatan sistem informasi
geografis yang merupakan pengembangan dari Sistem Informasi (SI) cabai merah
kabupaten Blitar. Input untuk sistem yang dibangun mengacu pada input SI cabai
merah kabupaten Blitar berupa SMS data tanam. Data output yang berupa data
luas tanam dan prediksi produksi dari SI cabai merah di kabupaten Blitar
digunakan sebagai sumber data untuk pengembangan sistem informasi geografis
yang dibangun. Pengembangan ini berfokus pada pembuatan sistem lanjutan
untuk menampilkan data luas tanam dan prediksi produksi secara spasial.

TINJAUAN PUSTAKA
Sitem Informasi Geografis (SIG)
Salah satu cara penyampaian informasi adalah dengan cara pemetaan lahan
dan menggunakan SIG. Secara istilah pengertian Sistem Informasi Geografi
adalah sistem informasi khusus yang mengelola data yang memiliki informasi
spasial (bereferensi keruangan) yang terdiri dari perangkat keras (hardware),
perangkat lunak (software), data geografis dan sumberdaya manusia yang
bekerja bersama secara efektif untuk menangkap, menyimpan, memperbaiki,
memperbaharui, mengelola, memanipulasi, mengintegrasikan, menganalisa, dan
menampilkan data dalam suatu informasi berbasis geografis atau data
geospasial untuk mendukung pengambilan keputusan dalam perencanaan dan
pengelolaan suatu wilayah (Yani 2009).
Salah satu model SIG yang sering digunakan dalam pengembangnnya
adalah SIG yang berbasis ke internet atau WebGIS. Menurut Irwansyah (2011),
SIG web atau sering juga disebut dengan WebGIS atau InternetGIS, didefinisikan
sebagai suatu network berbasis layanan informasi geografis yang memanfaatkan
internet baik menggunakan kabel (wired) maupun tanpa kabel (wireless) untuk
mengakses informasi geografis maupun tools guna melakukan analisis spasial.

System Development Life Cycle (SDLC)
Salah satu metode pengembangan sistem informasi yang paling umun
adalah System Development Life Cycle (SDLC). Metode SDLC terdiri dari
beberapa tahapan meliputi investigasi, analisis, desain, implementasi, dan
perawatan (O’Brien 2011). Tahapan pada SDLC dan output yang dihasilkan pada
maisng masing tahapan adalah sebagaimana terlihat pada Gambar 1.

3

Memahami
masalah dan
peluang
penelitian

Investigasi
Sistem
Hasil:
Studi
Kelayakan

Membangun
Solusi sistem
informasi

Analisis
Sistem
Hasil:
Kebutuhan
fungsional

Desain
Sistem
Hasil:
Spesifikasi
sistem

Implementasi
solusi sistem
informasi

Implementasi
Sistem
Hasil:
Studi
Kelayakan

Perawatan
Sistem
Hasil:
Peningkatan
sistem

 Menentukan bagaimana
penyampaian peluang penelitian
dan prioritas
 Melakukan studi kelayakan untuk
menentukan sistem informasi
baru atau peningkatannya adalah
solusi yang layak
 Analisis kebutuhan sistem
informasi
 Mengembangkan kebutuhan
fungsional dari sistem yang
menyatukan prioritas dan
kebutuhan
 Mengembangkan model logika dari
 Membangun desain sistem sehingga
hasil informasi yang dibangun
memenuhi persyaratan fungsional
 Mengembangkan model logika dari
sistem yang baru

 Membangun sumber data, hardware,
software, jaringan
 Menguji sistem dan melatih
pengguna untuk mengoperasikan dan
menggunakan sistem
 Mengelola hasil yang didapat dari
perilaku sistem terhadap perubahan
data pada pengguna akhir
 Melakukan tinjauan kembali setelah
penggunaan untuk mengamati,
mengevaluasi, dan memodifikasi
sistem informasi yang dibutuhkan

Gambar 1 Informasi sederhana SDLC (O’Brien 2011)
System Development Life Cycle (SDLC) merupakan metode yang sederhana
untuk membangun dan memodifikai GIS secara berkelajutan. SDLC ini
merupakan sebuah model konseptual yang digunakan untuk mengelola kegiatan
yang menggambarkan tahapan-tahapan yang dilibatkan dalam kegiatan
pengembangan sistem informasi dari studi kelayakan awal sampai maintenance
dari suatu aplikasi (Sukamto 2011).

4
SDLC banyak digunakan karena aplikasi ataupun sistem yang dihasilkan
dapat sesuai dengan kebutuhan penggunaan sistem, lebih efisien dan efektif dalam
pengembangan dan penggunaannya, berkualitas tinggi, serta hemat biaya dan
waktu dalam perawatan (Indriyani 2012). Tahapan SDLC yang dikembangkan
menurut Indriyani (2012) adalah sebagaimana tertera pada Gambar 2.

Gambar 2 Model Iterasi System Development Life Cycle (Indriyani 2012)

Sistem Informasi Cabai Merah di AACI Kabupaten Blitar
Sistem informasi cabai merah di AACI kabupaten Blitar merupakan sistem
informasi untuk budidaya cabai merah di kabupaten Blitar. Sistem ini dibangun
oleh Solahudin pada tahun 2013. Sistem informasi yang dibangun bertujuan untuk
memprediksi pasokan cabai merah melalui pengumpulan data menggunakan
teknologi Short Messaging Services (SMS). Pola informasi dan konfigurasi sistem
informasi cabai merah ini dapat dilihat pada Gambar 3.
Pengumpulan data yang dilakukan terdiri dari luas tanam dan tanggal tanam,
serta harga cabai merah di sentra produksi cabai merah di kabupaten Blitar yang
didapat langsung dari petani cabai merah AACI Blitar. Data tersebut selanjutnya
diolah bersama data cuaca dan kondisi lahan di kabupaten Blitar sehingga
mendapatkan simulasi dinamis yang akan menghasilkan data berdasarkan kondisi
cuaca. Data yang dihasilkan berupa data luas tanam dan prediksi produksi yang
kemudian ditampilkan langsung menggunakan console monitor di kantor
kelompok tani Jaya Mulya kelurahan Kedungbunder kecamatan Sutojayan
kabupaten Blitar, serta ditampilkan secara online pada alamat
http://blitar.penyuluhcabe.com (Solahudin 2013).

5

Gambar 3 Konfigurasi SI cabai merah AACI Blitar (Solahudin 2013)

Google Maps API
Menurut Yusro (2013) Google Maps adalah layanan gratis yang diberikan
oleh Google dan sangat popular. Google Maps adalah suatu peta dunia yang dapat
kita gunakan untuk melihat suatu daerah. Dengan kata lain, Google Maps
merupakan suatu peta yang dapat dilihat dengan menggunakan suatu browser.
Kita dapat menambahkan fitur Google Maps dalam web yang telah kita buat atau
pada blog kita yang berbayar maupun gratis sekalipun dengan Google Maps API
(Application Programming Interface). Google Maps API adalah suatu library
yang berbentuk JavaScript.
Sementara itu API adalah sekumpulan perintah, fungsi, dan protokol yang
dapat digunakan oleh programmer saat membangun perangkat lunak untuk sistem
operasi tertentu (Ichwan 2011).
Google Maps JavaScript API memungkinkan untuk dikembangkan dengan
cepat dan mudah. Hal ini dikarenakan keunggulan dan kelengkapan data dan
kualitas topografinya yang bagus karena selalu diperbaharui secara kontinyu pada
data vektor dan data satelit. Selain itu Google Maps API memiliki dukungan yang
besar dalam peta-peta dasar, gambar satelit, dan overlay (Dincer 2013).

METODE
Bahan
Bahan untuk penelitian ini yaitu:
1. Peta administratif dari tiap kecamatan di kabupaten Blitar.
2. Data informasi jumlah luasan tanam cabai merah.
3. Data waktu tanam cabai merah.

6
Alat
Peralatan yang digunakan diantaranya:
1. Laptop Intel Core I5-3210M, 2.5Ghz RAM 4GB
2. Komputer server
3. SMS Gateway
4. Telepon selular
Software yang digunakan diantaranya:
1. ArcGIS 10.0
2. Notepad++
3. Ms. Excel
4. XAMPP for Windows v3.2.1
5. Mozzila Firefox 30.0

Metodologi
Sistem informasi geografis yang dibangun merupakan pengembangan dari
Sistem Informasi Cabai Merah di AACI kabupaten Blitar. SI Cabai Merah di
AACI kabupaten Blitar dibangun oleh Solahudin pada tahun 2013. Dalam rancang
bangun sistem informasi geografis ini didasarkan pada pendekatan tahap
perancangan sistem informasi dengan metode pengembangan SDLC (System
Development Life Cycle) oleh O’Brien (2011). Metode tersebut memiliki beberapa
tahapan dalam pembuatan sistem informasi pemetaan ini. Metode yang digunaan
dapat dilihat pada Gambar 1.
Investigasi Sistem
Tahap investigasi dilakukan untuk merumuskan permasalahan dan peluang
yang ada didalam sistem informasi budidaya cabai merah Kab. Blitar. Kegiatan
investigasi yang dilakukan meliputi pemantauan, seleksi dan studi awal mengenai
tujuan pemecahan masalah dalam sistem informasi budidaya cabai merah yang
ada. Tahapannya antara lain meliputi tahapan perencanaan dan studi kelayakan.
1. Tahapan Perencanaan
Perencanaan sistem informasi geografis budidaya cabai merah (Capsicum
annuum L.) di kabupaten Blitar didasari karena diperlukannya kemudahan
dalam pembacaan data tanam dan prediksi produksi. Data yang ditampilkan
sekarang ini masih berupa data per kecamatan secara tabular. Informasi yang
disajikan dalam sistem informasi geografis ini diharapkan dapat mempermudah
petani dalam pengambilan keputusan pada proses produksi cabai merah.
2. Studi Kelayakan
Studi kelayakan adalah suatu tinjauan sekilas pada faktor-faktor utama
yang akan mempengaruhi sistem informasi geografis budidaya cabai merah
yang dibangun untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Uji kelayakan yang
dikerjakan meliputi kelayakan teknis, kelayakan organisasi, kelayakan
ekonomis, dan kelayakan operasional.
Kelayakan teknis menyatakan ketersediaan perangkat keras dan
perangkat lunak untuk melaksanakan pemrosesan yang diperlukan. Kelayakan

7
organisasi dinilai dari segi organisasi atau segi integrasi pengguna informasi.
Kelayakan ekonomis menyatakan layak atau tidaknya sistem yang dibangun,
dinilai dari segi keuangan dengan membandingkan nilai kegunaan dan
biayanya. Kelayakan operasional menyatakan apakah rancangan akan
didukung oleh orang-orang yang akan menggunakannya.
Analisis Sistem
Tahapan analisis sistem melakukan analisis terhadap informasi yang
dibutuhkan dari organisasi dan end user serta petani cabai merah ataupun
pengguna sistem informasi geografis cabai merah. Kemampuan sistem yang
dibangun ditujukan untuk mempertemukan kebutuhan pengguna dengan fungsi
operasional sistem yang akan dikembangkan. Melalui tahap ini dapat diketahui
kebutuhan yang sesuai dengan kebutuhan pengguna, juga akan diketahui sumber
dari informasi yang dibutuhkan dapat bersumber dari buku dan data sekunder lain
mengenai sistem informasi geografis ini. Pada tahapan siklus hidup sistem ini,
analisis mengumpulkan dokumen dari sistem yang ada, menelaah dan
menambahakan dokumen baru jika diperlukan.
Desain Sistem
Pada tahapan ini menjelaskan bagaimana sistem dapat memenuhi kebutuhan
informasi bagi pengguna.
1. Desain pola kerja sistem
Aktifitas desain pola kerja sistem adalah mendesain kebutuhan program
dan prosedur bagi sistem informasi geografis yang dibangun. Tampilan peta
disesuaikan dengan program yang digunakan. Kemudian mengembangkan
spesifikasi detail dari program yang akan dikembangkan agar sejalan dengan
desain user interface dan desain data. Data yang digunakan menggunakan data
hasil pengolahan didalam SI Cabai Merah di AACI kabupaten Blitar.
2. Desain database
Desain database berguna untuk membuat sistem basis data yang efektif
dan memudahkan administrator basis data dalam menggunakan program
aplikasi. Sistem ini didesain untuk memenuhi seluruh atau sebagian informasi
yang dibutuhkan oleh user. Pada tahap ini, database yang dibangun tidak
sepenuhnya dari awal. Data-data diambil dari database Sistem Informasi Cabai
di kabupaten Blitar kemudian ditambahkan database polygon per kecamatan
kabupaten Blitar.
3. Desain user interface
Desain user interface dilakukan untuk membuat tampilan halaman dari
sistem. Tampilan dibuat dengan mengutamakan kemudahan dalam penggunaan
dan pencarian informasi, serta menarik.
Implementasi Sistem
Tahapan implementasi meliputi pengadaan hardware, software,
pengembangan software, pengujian program dan prosedur, pengembangan
dokumentasi dan aktivitas instalasi kebutuhan program. Pada tahapan ini
dilakukan kegiatan pengembangan dari desain yang ada dan dilakukan penerapan
terhadap sistem yang telah dibangun. Proses yang dilakukan dalam tahapan ini
adalah pemrograman (coding) untuk pembangunan aplikasi web. Dilakukan pula

8
uji sistem dan prosedurnya untuk mengetahui kinerja dari program yang dibangun,
serta pembuatan dokumentasi untuk kelengkapan sistem.
Perawatan Sistem
Tahapan ini adalah tahapan tahapan akhir dari siklus daur hidup sistem
(SDLC), yang meliputi kegiatan pengawasan, evaluasi dan modifikasi sistem yang
sesuai. Perawatan sistem akan dilakukan selama dan setelah proses perancangan
sistem berlangsung.
Pada tahap ini pula sistem langsung diuji secara on-line maupun off-line
untuk mengetahui apakah ada bug-bug dan kesalahan pada program. Perbaikan
akan dilakukan apabila terdapat kesalahan yang terjadi saat pengujian.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Investigasi Sistem
Kabupaten Blitar merupakan salah satu daerah penghasil cabai merah.
Dalam budidaya cabai merah, untuk mendapatkan hasil yang optimal diperlukan
informasi-informasi yang mendukung untuk budidaya cabai merah tersebut. Oleh
karena untuk mendukung kegiatan budidaya cabai merah diperlukan sistem
informasi budidaya cabai merah yang baik.
Sistem informasi cabai merah di Kab. Blitar telah dibangun oleh Solahudin
pada tahun 2013. Sistem informasi cabai merah yang telah dibangun mempunyai
fungsi memberikan informasi menegnai data tanam, data prediksi produksi, data
persentase serangan hama, dan video tentang cara budidaya cabai merah yang
baik. Data yang ditampilkan oleh sistem informasi yang sudah ada masih berupa
tabular dan grafik. Sistem informasi ini juga dibangun dengan menggunakan
kombinasi bahasa pemrograman PHP (PHP Hypertext Preprocessor) dan
Database MySql yang diolah pada PHP MyAdmin, serta dengan HTML
(HyperText Markup Language).
Studi kelayakan yang dilakukan antara lain studi kelayakan teknis,
organisasi, ekonomi, dan operasional.
Studi Kelayakan Teknis
Secara teknis sistem informasi geografis ini membutuhkan perangkat keras
dan perangkat lunak. Perangkat keras yang digunakan pada sisi server dapat
menggunakan server yang sudah disediakan untuk sistem informasi yang sudah
ada. Perangkat lunak yang digunakan untuk membangun dan menjalankan sistem
ini yaitu web browser, PHP MyAdmin 4.0.9 sebagai sistem manajemen basis data,
Apache sebagai server, PHP dan HTML sebagai bahasa pemrograman web yang
bisa didapatkan secara gratis. Selain itu penggunaan Google Maps API bisa
didapatkan secara gratis, namun berbayar untuk penggunaan Google Maps API
for Business. Oleh karena itu secara teknis sistem ini layak untuk dikembangkan.

9

Studi Kelayakan Organisasi
Menurut Supriyanto (2008) permasalahan yang dihadapi oleh kalangan
petani, kelompok tani, produsen produk pertanian, akademisi, dan masyarakat
terutama konsumen adalah sulitnya mencari informasi mengenai produk pertanian
di Indonesia. Tidak banyak produsen produk pertanian yang memiliki sistem
informasi berbasis web.
Di Kab. Blitar sendiri sudah ada organisasi yang mengumpulkan para petani
cabai merah untuk saling bertukar informasi dalam budidaya cabai merah yaitu
Asosiasi Agribisnis Cabai Indonesia (AACI) Kab. Blitar. AACI Kab. Blitar ini
terintegrasi dengan AACI Jawa Timur sehingga dapat mengumpulkan dan
menginformasikan informasi mengenai budidaya cabai merah di Jawa Timur.
Informasi yang diberikan AACI untuk petani meliputi cara-cara budidaya cabai
merah yang baik, informasi luasan tanam di daerah lain, informasi kemungkinan
harga jual cabai merah, kemungkinan potensi serangan hama dan cara
pengendaliannya.
Ada 2 pihak secara organisasi yang layak untuk memelihara dan
mengembangkan sistem ini, yaitu AACI dan Dinas Pertanian dan Holtikultura.
Dilihat dari sisi pengembangan, Dinas Pertanian dan Holtikultura memiliki
potensi untuk pengembangan sistem dengan lingkup yang lebih besar. Hal ini
dikarenakan informasi pertanian dari setiap daerah di Indonesia bisa didapatkan di
Dinas Pertanian dan Holtikultura dan tidak bisa didapat oleh AACI karena tidak
semua daerah di Indonesia ada AACI. Oleh karena itu secara organisasi sistem
informasi geografis cabai merah Kab. Blitar layak untuk dikembangkan.
Studi Kelayakan Ekonomis
Biaya untuk pembuatan sistem informasi geografis ini dapat digolongkan
menjadi dua, yaitu biaya pembangunan sistem dan pengoperasian sistem. Biaya
pembangunan sistem meliputi biaya penggunaan peralatan, dan perlengkapan
(developer dan hardware). Sedangkan biaya pengoperasian sistem meliputi biaya
pemakaian komputer, biaya layanan internet, dan biaya pemeliharaan sistem.
Untuk biaya pembangunan dan pengoperasian, peralatan dan perlengkapan
didapat dari sistem informasi yang ada. Sementara itu biaya pengoperasian hanya
ditambahkan dari layanan internet. Biaya akses internet saat ini cukup murah
antara Rp. 50.000 – Rp. 100.000 / bulan. Keuntungan yang didapat yaitu tampilan
peta secara spasial sehingga memudahkan dalam pembacaan data dari sistem.
Oleh karena itu sistem informasi geografis ini layak dikembangkan.
Studi Kelayakan Operasional
Di AACI kabupaten Blitar telah dikembangkan Sistem Informasi Cabai
yang memberikan informasi tentang cara budidaya cabai merah yang baik,
informasi jumlah luasan tanam, prediksi produksi, dan persentase serangan hama
dari setiap kecamatan kabupaten Blitar. Namun informasi dari sistem yang
dibangun oleh Solahudin (2013) masih ditampilkan secara tabular, seperti terlihat
di Gambar 4.

10

Gambar 4 Tampilan sistem informasi yang sudah ada (Solahudin 2013)
Sistem informasi yang ada masih harus dibaca dengan jeli. Oleh karena itu
penampilan data secara spasial akan memberikan kemudahan dalam pembacaan
data. Hasil wawancara yang ditanyakan langsung ke penani cabai merah AACI
Kab. Blitar, 6 dari 8 orang petani menyatakan penampilan data secara spasial
lebih cepat untuk dimengerti karena lebih mudah dipahami, lebih mudah dalam
pembacaan lokasi, serta lebih menarik. Oleh karena itu, secara operasional sistem
informasi geografis ini layak dikembangkan.

Analisis Sistem
Analisis kebutuhan yang dilakukan dalam pengembangan sistem informasi
geografis ini meliputi analisis kebutuhan informasi, dan analisis kebutuhan
spesifikasi perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software) komputer
server dan client.
Kebutuhan Informasi
Informasi yang dibutuhkan oleh pengguna sistem meliputi data sebaran
luasan tanam per kecamatan, dan data prediksi produksi per kecamatan di
kabupaten Blitar secara spasial. Sementara itu pihak yang membutuhkan
informasi secara global adalah antara lain:
1. Pihak petani cabai merah AACI kabupaten Blitar: untuk dapat
mengoptimalkankan penjadwalan dalam budidaya cabai merah.
2. Petani cabai merah diluar anggota AACI kabupaten Blitar: untuk informasi
sebaran budidaya cabai merah.
3. Pemerintahan: untuk membantu dalam pembuatan kebijakan-kebijakan dalam
agribisnis cabai merah.
4. Pengusaha alsin dan agribisnis cabai merah: untuk membantu mengoptimalkan
agribisnis cabai merah.
5. Pelajar: untuk mendapatkan informasi pembelajaran budidaya cabai merah.

11
Kebutuhan Perangkat
Perangkat keras dan lunak yang dibutuhkan dalam pengembangan sistem ini
ditampilkan pada Tabel 1. Perangkat dari sisi server di dapat dari server sistem
informasi cabai merah yang sudah ada.
Tabel 1 Spesifikasi perangkat keras dan lunak komputer server dan client
Jenis Perangkat
Perangkat
Keras

Perangkat
Lunak

Server*
 Processor Intel i5
 RAM 4 Gb
 Harddisk 500 Gb





Linux Debian 7.3
XAMPP v3.2.1
PHP 5.3
PHPMyAdmin 4.0.9







Client**
Processor
minimum
Pentium 4
RAM 1 Gb
Harddisk 30 Gb
Microsoft Windows XP,
Macintos atau Linux
Web browser

*berdasarkan server yang digunakan
**spesifikasi minimum. sumber: Heryana 2012

Desain Sistem
Desain Pola Kerja Sistem
Sistem informasi geografis yang dibangun merupakan pengembangan dari
Sistem Informasi Cabai Merah di AACI kabupaten Blitar yang dibangun oleh
Solahudin pada tahun 2013. Sistem informasi yang telah dibangun berisikan
tentang informasi luas tanam, jadwal, dan prediksi produksi sesuai dengan
kebutuhan petani atau user. Data input berupa data luasan dan tanggal tanam,
serta varietas cabai merah yang ditanam didapat langsung dari petani AACI Kab.
Blitar melalui teknologi SMS. Data SMS tersebut kemudian diolah sehingga
mendapatkan jumlah panen, pola sebaran panen dan prediksi pola ketersediaan
cabai merah untuk 3-5 bulan ke depan. Proses didalam sistem dari Solahudin
(2013) ini dapat dilihat pada Gambar 5.

Gambar 5 Pola kerja sistem informasi cabai merah Kab. Blitar (Solahudin 2013)

12
Sistem Informasi Cabai Merah yang telah dibangun oleh Solahudin (2013),
untuk mendapatkan data prediksi produksi ini meliputi:
1. Pengembangan simulasi model
Model simulasi perkembangan dan pertumbuhan cabai merah ini di buat
dengan dasar pengembangan dari hasil simulasi perkembangan dan
perkembangan dan pertumbuhan tanaman dari Handoko (1994), dengan
mengubah nilai koefisien pertumbuhan dan pemeliharaan dengan laju
pertumbuhan relatif tanaman cabai merah. Simulasi model ini mengacu pada
produksi biomassa tanaman. Simulasi tersebut memiliki beberapa input,
diantaranya curah hujan, kondisi tanah, suhu maksimal tanah, suhu minimal
tanah, RH, kecepatan angin, dan irigasi.
Kondisi lingkungan yang menjadi input berpengaruh terhadap
pertumbuhan tanaman terutama pada respirasi. Semakin besar respirasi suatau
tanaman maka laju pertumbuhan tanaman tersebut semakin berkurang. McCree
(1970, 1974) dalam Handoko (1994) menunjukkan hubungan antara respirasi
selama pemeliharaan dengan suhu dan massa tanaman sebagai berikut:
�� = � � Q
Keterangan :
Rm
: Respirasi (kg ha-1 d-1)
km
: Koefisien respirasi (pemeliharaan)
W
: Massa tanaman (kg ha-1)
Q10
: kuosien suhu (°C)
Jumlah air yang diintersepsikan tajuk tanaman tergantung oleh curah hujan
dan indeks luas daun. Karena resolusinya harian, model ini tidak membahas
intesitas hujan ataupun lamanya hujan. Selain itu jumlah air yang
diintersepsikan oleh tanaman bergantung pada neraca air. Perhitungan neraca
air dilakukan pada tiap lapisan tanah. Ini dikarenakan evaporasi dan juga
masuknya air irigasi terjadi pada lapisan permukaan (m=1), maka neraca air ini
dibagi menjadi lapisan atas dan bawah sebagai berikut:
− ��� − � � + � � − ���
Lapisan atas : ��
= ��−
− ���
− 1 − ���
+ ���
Lapisan bawah: ��
= ��−
Keterangan :

: Kadar air tanah (%)
Pc
: Perkolasi dari tiap lapisan tanah (mm)
Tr
: Laju penyerapan air oleh akar (mm/menit)
Is
: Infiltrasi (mm)
Ea
: Evaporasi tanah aktual (mm)
t
: Hari pada saat perhitungan dilakukan
Produksi biomassa potensial dihitung secara harian berdasarkan jumlah
radiasi yang diitersepsi (Qint) tanaman cabai merah serta efisiensi penggunaan
radiasi oleh tajuk (ε). Radiasi yang diiterpresikan oleh tajuk tanaman (Qint)
diduga menggunakan hukum Beer yang merupakan fungsi dari radiasi surya
yang datang (Q0) dan indeks luas daun (ILD). Perhitungan produksi biomassa
selengkapnya dapat dilihat dibawah ini menurut Handoko (1994)
�� = ε Qint = ε Qo 1 − e−k.ILD)
Keterangan :
Bb
: Produksi biomassa potensial (kg/ha/hari)

13
ε
k

: Efisiensi penggunaan radiasi (kg MJ-1)
: Koefisien pemadaman
Produksi biomassa aktual (Pa) dialokasikan ke daun, batang, akar yang
perbandingannya tergantung pada fase perkembangan tanaman (s). Sebagian
dari biomassa yang terkumpul pada masing-masing organ tanaman tersebut
akan hilang dalam proses respirasi pertumbuhan (Rg) dan pemiliharaan (Rm).
Respirasi pemeliharaan dihitung dari fungsi berat dan suhu udara (Handoko
1994), sehingga perubahan berat dari masing-masing (daun, batang, akar, dan
buah) sebagai berikut:
dWx = ηx Ba - Rg - Rm = ηx (l-kg) Ba - km Wx Q
sedangkan,
Q10 = 2 (T-20)/10
Keterangan:
dWx
: Penambahan berat organ x (kg ha-1d-1)
Ba
: Produksi biomassa actual (kg ha-1d-1)
ηx
: Proporsi biomassa yang dialokasikanke organ x
kg
: Koefisien respirasi pertumbuhan
km
: Koefisien respirasi pemeliharaan
Wx
: Berat organ x (kg ha-1)
T
: Suhu udara (°C)

Gambar 6 Diagram forester submodel pertumbuhan tanaman (Handoko, 1994)
Model simulasi dari Handoko (1994) tersebut digunakan oleh Solahudin
(2013) dengan input berupa data iklim harian, lokasi, dan varietas cabai merah
yang ditanam untuk selanjutnya diproses sehingga medaptakan data output
berupa informasi banyak jumlah panen cabai merah, umur panen cabai merah,
kebutuhan air untuk tanaman cabai merah. Hasil simulasi dapat terlihat pada
Gambar 7 dan Gambar 8.

14

Gambar 7

Perbandingan nilai panen tiap tahap antara hasil observasi dengan
simulasi (Solahudin 2013)

y = 0,9019x + 122,46
2
R = 0,8874

Gambar 8 Regresi linear dari hasil observasi dengan simulasi (Solahudin 2013)
2. Perkiraan panen sepanjang tahun
Perkiraan panen sepanjang tahun diperoleh dengan cara menjalankan
simulasi perkembangan dan pertumbuhan tanaman yang telah dibangun oleh
Solahudin pada tahun 2013 dengan input tanggal tanam mulai dari tanggal 1
Januari sampai 31 Desember. Hasil simulasi tersebut dapat dilihat pada
Gambar 9.

18,0
16,0
14,0
12,0
10,0
8,0
6,0
4,0
2,0
0,0
1
14
27
40
53
66
79
92
105
118
131
144
157
170
183
196
209
222
235
248
261
274
287
300
313
326
339
352
365

Produktivitas (ton/ha)

15

Tanggal tanam (Julian Date)

Gambar 9 Produktivitas cabai merah di kabupaten Blitar selama satu tahun hasil
simulasi berdasarkan tanggal tanam (Solahudin 2013)
3. Data pola sebaran panen
Pola sebaran panen menampilkan distribusi dari persentase produksi cabai
merah per panennya. Data tersebut diperoleh dari observasi lapang di
kabupaten Blitar. Data ini dapat dilihat pada Gambar 10.

Gambar 10 Grafik distribusi persentase produksi cabai merah (Solahudin 2013)
Data-data dari hasil proses Sistem Informasi Cabai Merah yang djalankan
oleh Solahudin (2013) tersebut kemudian dikembangkan dari sisi penampilan data
yaitu menggunakan sistem pemetaan. Data yang ditampilkan pada sistem
pemetaan diantaranya data luas tanam, dan data prediksi produksi hasil dari
simulasi.
Desain basis data
Dalam pembuatan model data yang memenuhi kebutuhan sistem, maka
perlu dilakukan aktivitas perancangan basis data. Salah satu bentuk model yang
sering digunakan untuk mendeskripsikan kebutuhan data adalah Entity
Relationship Diagram (ERD).
Menurut Edi (2009) Entity Relationship Diagram adalah sekumpulan cara
atau peralatan untuk mendeskripsikan data-data atau objek-objek yang dibuat
berdasarkan dan berasal dari dunia nyata yang disebut entitas (entity) serta
hubungan (relationship) antar entitas-entitas tersebut dengan menggunakan

16
beberapa notasi. Supriyanto (2008) menyatakan bahwa entitas adalah sebuah kelas
dari orang, tempat, objek, event, atau konsep tentang apa yang dibutuhkan untuk
mengambil dan menyimpan data.
Basis data yang digunakan merupakan pengembangan dari database Sistem
Informasi Cabai di kabupaten Blitar yang sudah ada. Data input SMS, luasan
tanam, dan prediksi produksi diambil dari database SI Cabai di kabupaten Blitar.
Input data dari sistem menggunakan input SMS langsung dari petani cabai merah
AACI Blitar. Data input tersebut merupakan data input tanam yang selanjutnya
diolah di database sehingga menghasilkan data prediksi produksi. Data-data
tersebut kemudian dihubungkan dengan database sistem pemetaan kabupaten
Blitar. Sehingga didapatkan pengembangan database. ERD dari sistem informasi
yang dibangun dapat dilihat pada Gambar 11. Sementara itu pola dari aliran
informasi sistem ini mengikuti sistem informasi cabai merah Blitar, terlihat sepeti
pada Gambar 12.

Gambar 11 ERD dari sistem informasi geografis yang dibangun

17

Gambar 12 Pola aliran informasi sistem
Desain Tampilan Antar Muka (Interface)
Antar muka (interface) Sistem Informasi Geografis Cabai Merah dirancang
untuk menghasilkan tampilan yang menarik dan memenuhi kebutuhan dari
pengguna. Desain halaman ini dibagi menjadi 4 bagian utama yaitu area menu
sebelah kiri (sidebar), bagian utama (main side), header, dan footer. Desain
interface dapat dilihat pada Gambar 13.
Header

Side
Bar

Main Side

Footer

Gambar 13 Desain interface

18
Implementasi Sistem
Instalasi Sistem Pada Lokal Intranet dan Internet
Sebelum melakukan instalasi sistem, terlebih dahulu dilakukan instalasi
browser, PHP, MySQL, dan webserver Apache. Pada penelitian kali ini
digunakan berbagai macam browser yaitu Mozilla Firefox 30.0, Google Chrome,
Internet Explorer 8.0, dan Opera 22.0. Setelah instalasi palikasi server dan sistem,
sistem dapat diakses pada jaringan lokal dengan mengetikkan alamat pada
browser menuju URL sistem yaitu http://localhost/hasan/SIGcabai/. Browser akan
secara otomatis membuka halaman utama. Apabila diakses menggunakan
komputer lain yang terhubung jaringan intranet maka alamat yang dituju adalah
http://172.18.33.22/hasan/ atau pada jaringan internet dengan alamat
http://hasan.penyuluhcabe.com.
Tampilan Website
Tampilan website dibuat menggunakan CSS (Cascading Style Sheet) yang
didapat dari Templete CSS gratis di internet dan dimodifikasi secara sederhana
menggunakan bantuan Notepad++, Photoshop, dan Macromedia Dreamwiever.
Tampilan website mempunyai lebar tetap 1350 pixels. Tampilan halaman front
end sistem yang dibangun dapat dilihat pada Gambar 14.

Gambar 14 Tampilan halaman utama sistem
Halaman front end terdiri dari menu-menu navigasi dan penjelasan umum
tentang sistem informasi geografis. Halaman ini terbagi menjadi 4 bagian utama
yaitu area menu sebelah kiri, bagian utama, header, dan footer.
Berikut adalah penjelasan dari masing masing komponen yang ada di
halaman front end:
1. Area header
Area ini terdapat 4 navigasi yaitu halaman utama, tentang cabai merah di blitar,
map, dan penyusun. Navigasi-navigasi tersebut disediakan untuk
mempermudah user dalam menjelajahi halaman web yang dirancang.

19

a) Halaman Utama
Halaman ini menampilkan gambar pola informasi dari sistem yang dibuat.
Halaman ini dapat dilihat pada Gambar 14.
b) Halaman Tentang Cabai Merah di Blitar
Halaman ini berisikan tentang cabai merah dan Sistem Informasi Cabai
yang sudah ada di kabupaten Blitar. Tampilan halaman ini dapat dilihat
pada Gambar 15.

Gambar 15 Tampilan halaman tentang cabai merah di Blitar
c) Halaman Map
Halaman ini merupakan halaman inti dari Sistem Informasi Geografis
Cabai Merah yang dikembangkan. Halaman ini menampilkan peta sebaran
dari luas tanam dan prediksi produksi. Halaman map ini menampilkan data
peta sesuai dengan jenis varietas cabai merah, dan waktu (bulan dan tahun)
yang menjadi input untuk menampilkan data peta. Data yang ditampilkan
pada peta didapat dari data luas tanam dan data prediksi produksi yang
berada di database. Peta akan ditampilkan pada frame yang disediakan
sesuai data yang akan dilihat. Tampilan halaman map ini dibagi menjadi 4
yaitu halaman peta sebaran luas tanam, halaman peta sebaran prediksi
produksi, halaman rata-rata luas tanam per kecamatan, dan halaman ratarata prediksi produksi per kecamatan. Properties warna dari peta tang
ditampilkan dapat berubah secara dinamis sesuai dengan jenis varietas dan
waktu dari data yang ditampilkan. Peta sebaran luasan tanam varietas TR
pada bulan Maret 2014 terlihat pada Gambar 16 akan berbeda warna
dengan peta sebaran luasan tanam varietas TR pada bulan April 2014 pada
Gambar 17. Sedangkan peta sebaran prediksi produksi varietas TR bulan
Juli 2014 terlihat pada Gambar 18 berbeda warna dengan peta sebaran
prediksi produksi varietas TR bulan Agustus 2014 terlihat pada Gambar 19.
Hal ini dikarenakan perbedaan data dari setiap waktunya. Perbedaan warna
di peta menampilkan perbedaan jumlah tanam pada tiap kecamatan sesuai

20
dengan waktunya. Klasifikasi perbedaan warna dibuat untuk memudahkan
user ataupun petani yang mengunakan program dari sistem ini, dimana
nilai batasan dari tiap perbedaan warna merupakan nilai yang mudah
diingat oleh user atau petani. Klasifikasi pembagian warna yang digunakan
diantaranya:
 Peta luasan tanam
 0 ha, warna putih
 0 < luas tanam ≤ 10 ha, warna hijau tua
 10 < luas tanam ≤ 20 ha, warna hijau muda
 20 < luas tanam ≤ 30 ha, warna kuning
 30 < luas tanam ≤ 40 ha, warna orange
 40 < luas tanam ≤ 50 ha, warna merah muda
 > 50 ha, warna merah
 Peta prediksi produksi
 0 ton, warna putih
 0 < jumlah produksi ≤ 25 ton, warna hijau tua
 25 < jumlah produksi ≤ 50 ton, warna hijau muda
 50 < jumlah produksi ≤ 100 ton, warna kuning
 100 < jumlah produksi ≤ 150 ton, warna orange
 150 < jumlah produksi ≤ 200 ton, warna merah muda
 > 200 ha, warna merah

Gambar 16 Tampilan halaman peta sebaran luas tanam varietas TR bulan Maret
2014

21

Gambar 17 Tampilan halaman peta sebaran luas tanam varietas TR bulan April
2014
v

Gambar 18 Tampilan halaman peta sebaran prediksi produksi varietas TR bulan
Juli 2014

22

Gambar 19 Tampilan halaman peta sebaran prediksi produksi varietas TR bulan
Agustus 2014
Selain itu dibuat juga halaman untuk menampilkan peta rata-rata luas
tanam per kecamatan dan peta rata-rata prediksi produksi. Halaman ini
menampilkan peta dan nilai rata-rata luas tanam maupun prediksi produksi
per kecamatan serta menampilkan nilai jumlah total dari luas tanam
maupun prediksi produksi. Halaman peta rata-rata luas tanam maupun
prediksi produksi dapat dilihat pada Gambar 20.

Gambar 20 Tampilan halaman peta rata-rata luas tanam varietas TR bulan Maret
2014

23
d) Halaman Penyusun
Halaman ini berisikan tentang riwayat hidup dari penyusun Sistem
Informasi Geografis Cabai Merah. Tampilan dari halaman penyusun dapat
dilihat pada Gambar 21.

Gambar 21 Tampilan halaman penyusun
2. Area menu sebelah kiri
Area menu sebelah kiri memuat beberapa navigasi-navigasi untuk tiap halaman
di website ini, diantaranya:
a. SIG Cabai Merah
Navigasi SIG Cabai Merah akam membawa pengguna menuju halaman
depan dari Sistem Informasi Geografis ini. Halaman ini berisi penjelasan
singkat sistem yang dibangun. Halaman ini secara default akan muncul saat
pengguna membuka halaman web SIG Cabai Merah ini. Halaman ini dapat
dilihat pada Gambar 14.
b. Pemetaan
Navigasi ini akan membawa pengguna masuk ke halaman pilihan pemetaan.
Pada halaman peta ini terdapat 2 navigasi yang mengarahkan pengguna ke
halaman pemetaan luas tanam dan halaman pemetaan prediksi produksi.
c. Peta Luas Tanam
Navigasi ini merupakan short cut menu yang akan membawa pengguna ke
halaman pemetaan luas tanam. Halaman pemetaan luas tanam dapat dilihat
pada Gambar 16.
d. Peta Prediksi Produksi
Navigasi ini merupakan short cut menu yang akan membawa pengguna ke
halaman pemetaan prediksi produksi. Halaman pemetaan prediksi produksi
dapat dilihat pada Gambar 18.
e. Data Tanam
Navigasi Data Tanam akan membawa pengguna ke halaman penampilan
data luas tanam. Data-data yang ditampilkan dipilih berdasarkan jenis
varietas cabai merah dan waktu (bulan dan tahun). Data yang ditampilkan

24
berupa data tabular dan grafik sebaran luas tanam tiap kecamatan. Halaman
ini dapat dilihat seperti pada Gambar 22 dan Gambar 23.

Gambar 22 Halaman untuk menampilkan data luasan tanam secara tabular

Gambar 23 Halaman untuk menampilkan data luasan tanam secara grafik
f. Data Prediksi Produksi.
Navigasi Data Prediksi Produksi akan membawa pengguna ke halaman
penampilan data prediksi produksi tiap kecamatan. Data-data yang
ditampilkan dipilih berdasarkan jenis varietas cabai merah dan waktu
(bulan dan tahun).
Kompatibilitas Sistem Pada Berbagai Browser Enggine
Sistem yang dibangun diuji coba pada berbagai browser engine. Hal ini
dilakukan karena adanya kemungkinan pengguna yang menggunakan berbagai

25
macam browser. Ada beberapa browser yang support untuk Google Maps API
berdasarkan developer Google Maps API, yaitu:
1. Firefox versi saat ini dan sebelumnya (Windows, Mac OS X, Linux)
2. Chrome versi saat ini dan sebelumnya (Windows, Mac OS X, Linux)
3. Safari versi saat ini dan sebelumnya (Mac OS X)
Pengujian dilakukan pada web browser Mozilla Firefox 30.0, Google Chrome
36.0, Internet Explorer 8 (IE8), dan Opera 22.0.
1. Mozilla Firefox 30.0
Browser ini digunakan saat pembangunan sistem. Dari hasil uji coba,
browser ini dapat menampilkan semua halaman website dari sistem sesuai
dengan desain layout. Fungsi-fungsi yang dibangun dapat berjalan sesuai
dengan desain sistem. Tampilan sistem pada Mozilla Firefox 30.0 dapat dilihat
pada Gambar 24.

Gambar 24 Tampilan sistem pada Mozilla Firefox 30.0
2. Google Chrome 36.0
Pada saat uji browser Google Chrome 36.0, tampilan website sistem yang
dibangun dapat seluruhnya ditampilkan sesuai desain layout. Fungsi-fungsi
yang dibangun dapat berjalan sesuai dengan desain sistem. Tampilan pemetaan
pada browser Google Chrome dapat dilihat pada Gambar 25.

26

Gambar 25 Tampilan pemetaan pada Google Chrome
3. Internet Explorer 8 (IE8)
Untuk uji browser IE8, tampilan konten dasar dapat ditampilkan
seluruhnya. Namun pada saat menampilkan data pemetaan, peta dasar dari
Google Maps dapat ditampilkan tetapi polygon dari data tiap kecamatan tidak
bisa ditampilkan. Hal ini disebabkan karena Compatibility View IE8 tidak disupport. Tampilan sistem di IE8 dapat dilihat pada Gambar 26.

Gambar 26 Eror dalam menampilkan data pemetaan pada IE8
4. Opera 22.0
Uji coba pada browser Opera 22.0 memiliki hasil yang sama dengan
browser Google Chrome dalam menampilkan konten-konten dari website
sistem yang dibangun, walaupun browser Opera tidak terdapat pada list
browser yang support menurut developer Google. Fungsi-fungsi yang

27
dibangun dapat berjalan sesuai dengan desain sistem. Tampilan pada Opera
22.0 dari website yang dibangun dapat dilihat pada Gambar 27.

Gambar 27 Tampilan website pada Opera 22.0
Pemeliharaan Sistem
Pemeliharaan sistem merupakan salah satu dari tahapan proses SDLC.
Pemeliharaan ini dilakukan pada bagian software dan hardware. Pemeliharaan
yang dilakukan pada software adalah perawatan terhadap database yang meliputi
penyimpanan data historis sebagai backup data, dan update data terkini sebagai
pembaharuan data input dari SMS, serta update koordinat dari tiap polygon
kecamatan-kecamatan Kab. Blitar bila ada perubahan, dan penambahan atau
modifikasi fungsi agar sesuai untuk keperluan. Selain itu, perawatan pada bagian
hardware berupa perawatan ataupun penggantian komponen hardware agar
sistem dapat berjalan sesuai dengan fungsinya.

Kelebihan dan Kekurangan Sistem
Kelebihan dari Sistem Informasi Geografis Cabai Merah di kabupaten Blitar
yang dibangun diantaranya dapat menampilkan data sebaran luas tanam dan
prediksi produksi secara spasial. Peta yang dihasilkan berupa peta dinamik dimana
warna dari polygon peta akan berubah berdasarkan nilai yang ada di database.
Selain itu, database dari SIG yang dibangun digabungkan ke database SI Cabai
yang sudah ada sehingga lebih mudah dalam perawatannya. Sementara itu
kekurangan dari sistem yang dikembangkan ini adalah sistem ini harus bekerja
atau digunakan secara on-line. Hal ini dikarenakan penggunaan peta dasar dari
Google Maps API.

28

SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Sistem Informasi Geografis Cabai Merah di kabupaten Blitar yang telah
dibangun adalah aplikasi berbasis web. Informasi yang disajikan berupa pemetaan
sebaran jumlah luas tanam dan sebaran prediksi produksi pada pertanian cabai
merah di tiap kecamatan kabupaten Blitar secara spasial. Peta yang dihasilkan
berupa peta dinamik dimana properties warna dari tiap kecamatan disesuaikan
dengan nilai yang didapat dari database. Sistem yang dibangun merupakan hasil
pengembangan dari Sistem Informasi Cabai Kab. Blitar. Sistem yang dibangun
memiliki database yang merupakan pengembangan dari database sistem yang
sudah ada.
Sistem yang dikembangkan ini dapat di akses secara intranet dengan alamat
http://172.18.33.22/hasan/ dan dapat diakses juga melalui internet pada alamat
http://hasan.penyuluhcabe.com. Sistem ini memiliki kompabilitas yang baik pada
berbagai macam browser seperti Mozilla Firefox, Google Chrome, dan Opera.
Namun belum bisa berjalan optimal dengan menggunakan browser Internet
Exlporer.

Saran
Penambahan-penambahan untuk perbaikan dan penyempurnaan diantaranya
meliputi:
1. Penambahan informasi tentang data persentase serangan hama per kecamatan
secara spasial agar sesuai dengan sistem informasi yang sudah ada.
2. Perubahan pada peta