Pola Konsumsi Makanan Dan Minuman Mahasiswa Perempuan Gemuk Dan Normal

POLA KONSUMSI MAKANAN DAN MINUMAN
MAHASISWA PEREMPUAN GEMUK DAN NORMAL

NI WAYAN SANTYA PRATAMI

DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pola Konsumsi
Makanan dan Minuman Mahasiswa Perempuan Gemuk dan Normal adalah benar
karya saya dengan arahan dari dosen pembimbing dan belum diajukan dalam
bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang
berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari
penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di
bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada
Institut Pertanian Bogor.

Bogor, April 2015

Ni Wayan Santya Pratami
NIM I14110008

ABSTRAK
NI WAYAN SANTYA PRATAMI. Pola Konsumsi Makanan dan Minuman
Mahasiswa Perempuan Gemuk dan Normal. Dibimbing oleh HARDINSYAH.
Tujuan penelitian adalah menganalisis pola konsumsi makanan dan
minuman pada mahasiswa perempuan dengan status gizi gemuk dan normal.
Penelitian menggunakan desain cross sectional study. Jumlah contoh adalah
sebanyak 63 orang, yang terdiri dari 44.4% (28 orang) contoh gemuk dan 55.6%
(35 orang) contoh normal. Pengambilan data konsumsi makanan dilakukan
dengan menggunakan metode semi kuantitatif food frequency quesionare (FFQ).
Jenis analisis yang dilakukan antara lain adalah t-test, mann whitney, dan korelasi
pearson. Tidak terdapat perbedaan yang nyata antara karakteristik contoh,
karakteristik keluarga, tingkat kecukupan energi, tingkat kecukupan protein,

jumlah konsumsi makanan pokok, lauk hewani, lauk nabati, buah, dan minuman
berkalori pada contoh gemuk dan normal. Terdapat perbedaan yang nyata antara
konsumsi sayur pada contoh gemuk dan normal. Terdapat hubungan nyata negatif
antara konsumsi air putih dengan indeks masa tubuh contoh.
Kata kunci : indeks massa tubuh, mahasiswa perempuan gemuk, pola konsumsi

ABSTRACT
NI WAYAN SANTYA PRATAMI. Food Patterns of Overweight and Normal
Female Students. Supervised by HARDINSYAH.
The purpose of this study was to analyze the food patterns of overweight
and normal female students. The design of the research was a cross sectional
study. There were 63 subjects in this study, consist of 44.6% overweight subjects
and 55.6 % normal subjects. The data was collected trough a semiquantitative
food frequency questionare (FFQ). Data were analyzing by t-student test, mann
whitney test, and pearson corelation test. The result shown that there were no
significant differences in individual characteristic, family characteristic, energy
adequacy level, protein adequacy level, intake of staple foods, animal proteins,
plant proteins, fruits, and calorie baverages between overweight and normal
subjects. The significant differences was shown by vegetables intake between
overweight and normal subjects. There was a negatif correlation between water

intake and body mass index of subjects.
Key words : body mass index, overweight female students, food pattern

POLA KONSUMSI MAKANAN DAN MINUMAN
MAHASISWA PEREMPUAN GEMUK DAN NORMAL

NI WAYAN SANTYA PRATAMI

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Gizi
dari Program Studi Ilmu Gizi pada
Departemen Gizi Masyarakat

DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015


PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Ida Sang Hyang Widhi Wasa
atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga skripsi yang berjudul “Pola
Konsumsi Makanan dan Minuman Mahasiswa Perempuan Gemuk dan Normal”
ini dapat diselesaikan.
Skripsi ini disusun dengan tujuan untuk mengetahui pola konsumsi makanan
dan minuman pada mahasiswa perempuan dengan status gizi lebih dan status gizi
normal. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Prof Dr Ir Hardinsyah, MS
selaku dosen pembimbing dan Prof Dr Ir Ikeu Tanziha, MS selaku dosen
pemandu seminar dan penguji yang telah banyak memberikan arahan, bimbingan,
masukan yang membangun, serta motivasi kepada penulis.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada keluarga, KMHD IPB,
Brahmacarya Bogor, serta rekan Made Indra Permana Kusuma atas kasih sayang
serta dukungan moril dan materiilnya. Teman-teman tim penelitian (Nazhif Gifari,
SGz, Megah Stefani, SGz, Eva Oktavera Saragih, dan Annisa Prisilia A.) yang
selalu memberi semangat dan kebersamaan selama penelitian. Keluarga Gizi
Masyarakat “Mineral 48” atas kebersamaan dan motivasinya. Teman-teman Gizi
Masyarakat “AKG 49” yang telah membantu penelitian ini.
Penulis menyadari bahwa karya ini masih belum sempurna, oleh karena itu
penulis sangat mengharapkan segala bentuk masukan dan kritik yang membangun

guna perbaikannya. Semoga karya ini dapat bermanfaat.

Bogor, April 2015
Ni Wayan Santya Pratami

DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tujuan
Manfaat
KERANGKA PEMIKIRAN
METODE
Desain, Waktu, dan Tempat
Cara Penarikan dan Jumlah Contoh
Jenis dan Cara Pengumpulan Data
Prosedur Pengumpulan Data

Pengolahan dan Analisis Data
Definisi Operasional
HASIL DAN PEMBAHASAN
Karakteristik Contoh
Karakteristik Keluarga
Pola Konsumsi Makanan
Makanan Pokok
Lauk Hewani
Lauk Nabati
Sayur dan Buah
Pola Konsumsi Minuman
Asupan Energi dan Zat Gizi
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

x

x
x
x
1

1
2
2
2
3

3
4
4
5
5
7
8

8

9
10
11
12
13
13
15
17
18

18
19
19

22
23

DAFTAR TABEL
1
2

3
4
5
6

Variabel, indikator, dan cara pengambilan data
Jenis indikator dan pengategorian data penelitian
Sebaran karakteristik contoh gemuk dan normal
Sebaran contoh gemuk dan normal berdasarkan karakteristik keluarga
Jumlah konsumsi setiap jenis kelompok pangan pada contoh
Sebaran, jumlah, jenis, dan frekuensi konsumsi makanan pokok pada
contoh gemuk dan normal
7 Sebaran, jumlah, jenis, dan frekuensi konsumsi lauk hewani pada contoh
gemuk dan normal
8 Sebaran, jumlah, jenis, dan frekuensi konsumsi lauk nabati pada contoh
gemuk dan normal
9 Sebaran, jumlah, jenis, dan frekuensi konsumsi sayur pada contoh
gemuk dan normal
10 Sebaran, jumlah, jenis, dan frekuensi konsumsi buah pada contoh
gemuk dan normal

11 Jumlah konsumsi dan asupan energi berdasarkan jenis minuman yang
dikonsumsi contoh
12 Sebaran contoh berdasarkan asupan energi dari minuman berkalori
13 Asupan energi dan zat gizi pada contoh gemuk dan normal
14 Lampiran jenis, frekuensi, dan jumlah minuman yang dikonsumsi

4
7
8
9
10
11
12
13
14
14
16
16
17
22


DAFTAR GAMBAR
1 Kerangka pemikiran pola konsumsi makanan dan minuman mahasiswa
perempuan gemuk dan normal

3

DAFTAR LAMPIRAN
1

Konsumsi minuman contoh

22

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kualitas sumber daya manusia (SDM) yang baik merupakan ciri dari
kemajuan suatu negara. Mengacu pada kerangka UNICEF, disebutkan bahwa gizi
merupakan salah satu penyebab langsung yang menentukan baik tidaknya kualitas
SDM yang dimiliki oleh suatu negara (Hartog 2006).
Gizi lebih atau kegemukan merupakan salah satu bentuk permasalahan gizi
yang tengah mengancam penduduk dunia baik di negara maju maupun
berkembang. Peningkatan taraf kesejahteraan masyarakat dunia justru
menimbulkan permasalahan baru yang bila tidak segera diatasi dapat berdampak
negatif. Permasalahan tersebut adalah kegemukan (Gracia et al. 2008).
Kegemukan dapat menimbulkan berbagai dampak negatif terhadap fisik dan
psikologis. Kegemukan merupakan salah satu faktor risiko timbulnya penyakit
degeneratif seperti penyakit kardiovaskular, diabetes, penyakit kantung empedu,
beberapa jenis kanker, stroke, serta gangguan fungsi pernapasan.
Prevalensi kegemukan di Indonesia cukup tinggi yaitu mencapai 28.9%
untuk penduduk kelompok umur dewasa (>18 tahun). Diperkirakan prevalensi
kegemukan akan terus meningkat terutama pada daerah-daerah maju hingga
mencapai 25% peningkatan pada tahun 2025 (Effendi 2013). Kejadian kegemukan
cenderung lebih banyak dialami oleh kelompok penduduk perempuan. Depkes
(2013) pada riset kesehatan dasar tahun 2013 menunjukkan bahwa prevalensi
kegemukan pada perempuan dengan kelompok umur >18 tahun mencapai 39.2%,
naik sebanyak 18.1% dari tahun 2007 dan 17.5% dari tahun 2010. Penelitian di
Amerika Serikat menunjukkan bahwa peningkatan kejadian kegemukan seiring
dengan meningkatnya kejadian kematian, dimana hampir 53% wanita meninggal
karena kelebihan berat badan (WHO 2003).
Industrialisasi, urbanisasi, dan modernisasi telah mengubah pola hidup
masyarakat dunia. Perubahan pola hidup yang berupa peningkatan konsumsi
makanan tinggi lemak, tinggi gula, rendah serat, tinggi natrium, serta pola hidup
sedentary (kurang aktif bergerak) memicu peningkatan kejadian kegemukan
(WHO 2003). Makanan seperti kentang goreng, burger, donat, krim, serta saus
sangat populer menjadi makanan sebagian besar masyarakat terutama mereka
yang tinggal di kota-kota besar. Peningkatan jumlah konsumsi makanan jenis ini
dapat meningkatkan jumlah asupan kalori dalam tubuh bahkan melebihi
kebutuhan sehingga terjadilah akumulasi kalori yang membentuk jaringan lemak.
Jumlah jaringan lemak yang berlebih tersebut menyebabkan kelebihan berat badan
atau kegemukan (Effendi 2013).
Seperti halnya jumlah konsumsi makanan padat energi, konsumsi minuman
berkalori, yaitu minuman dengan penambahan gula juga berkontribusi atas
kenaikan prevalensi kegemukan (Malik et al. 2006). Hasil penelitian
menunjukkan bahwa pada rentang tahun 1977 – 2001 terjadi peningkatan
konsumsi minuman berkalori hingga mencapai 135% (Malik el al. 2006). Di
Amerika Serikat disebutkan bahwa penambahan gula ke dalam minuman sudah
mencapai 15.4% dari kebutuhan energi sehari, sementara yang dianjurkan oleh
WHO untuk batas maksimal penambahan gula ke dalam minuman adalah sebesar

2
10% dari kebutuhan energi sehari (Grimes et al. 2013). Konsumsi minuman yang
tinggi gula dapat mengurangi tingkat kepuasan sehingga cenderung dikonsumsi
dalam jumlah yang lebih banyak (WHO 2003). Sumbangan energi dari minuman
sering kali diabaikan padahal jumlah sumbangan energinya cukup tinggi dan
sangat berpengaruh terhadap jumlah asupan energi total. Oleh karena itu,
penelitian ini penting dilakukan untuk melihat pola konsumsi makanan dan
minuman pada kelompok mahasiswa perempuan dengan status gizi gemuk dan
normal sehingga bisa dilihat sumbangan energi dan zat gizi baik dari makanan
maupun minuman yang dikonsumsi.

Tujuan
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pola konsumsi
makanan dan minuman pada mahasiswa perempuan dengan status gizi gemuk dan
normal. Mengacu pada tujuan umum tersebut maka dijabarkan tujuan khususnya
yang meliputi :
1. Menganalisis jumlah, jenis, dan frekuensi konsumsi makanan dan minuman
contoh.
2. Menganalisis kontribusi energi dari makanan dan minuman contoh.
3. Menganalisis tingkat kecukupan energi dan protein contoh.

Manfaat
Manfaat dari penelitian ini adalah dapat memberikan informasi kepada
peneliti mengenai kebiasaan konsumsi makanan dan minuman pada mahasiswa
perempuan yang berstatus gizi gemuk dan normal sehingga dapat
merekomendasikan pola konsumsi yang benar kepada masyarakat untuk mencapai
status gizi yang ideal. Bagi masyarakat, penelitian ini dapat membantu
meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya membentuk dan menjaga
pola makan dan minum yang baik untuk mencapai status gizi yang ideal.

KERANGKA PEMIKIRAN
Kegemukan (overweight dan obes) cenderung lebih banyak terjadi pada
kelompok perempuan (Depkes 2013). Kegemukan terjadi sebagai representasi
dari gaya hidup yang meliputi pola makan yang berlebih dan aktivitas fisik yang
rendah sehingga jumlah kalori yang diasup lebih banyak daripada yang
dikeluarkan. Karakteristik individu yang meliputi jenis kelamin, usia, dan alokasi
uang makan contoh serta karakteristik keluarga yang meliputi pendidikan
orangtua, pendapatan per kapita, dan besar keluarga berpengaruh terhadap
konsumsi pangan seseorang karena semakin sejahtera kehidupan seseorang maka
akses terhadap pangan akan semakin mudah.
Status gizi terbentuk dari pola konsumsi pangan seseorang dalam jangka
panjang. Berikut merupakan bagan kerangka pemikiran penelitian.

3
Karakteristik contoh
1. Jenis kelamin
2. Usia
3. Alokasi uang
makan

Konsumsi
pangan

Sosial ekonomi:
1. Besar keluarga
2. Pendapatan per kapita
3. Pendidikan orangtua

Underweight

Aktivitas
fisik

Status Gizi

Normal

Gemuk

Gambar 1 Kerangka pemikiran pola konsumsi makanan dan minuman mahasiswa
perempuan gemuk dan normal
Keterangan :
: variabel yang diteliti
: variabel yang tidak diteliti
: hubungan yang diteliti
: hubungan yang tidak diteliti

METODE
Desain, Waktu, dan Tempat
Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study, yaitu suatu
percobaan lapang dengan melakukan pengambilan data paparan dan outcome pada
sekali waktu. Pelaksanaan penelitian adalah pada bulan Oktober sampai dengan
Desember 2014. Sebagian data yang digunakan merupakan baseline data dari
sebuah penelitian intervensi yang berjudul “Intervensi Air Putih dan High
Intensity Interval Training (HIIT) terhadap Perubahan Status Gizi dan Kebugaran
Tubuh”. Penelitian dilakukan di Laboratorium Gizi Olahraga, Departemen Gizi
Masyarakat kampus IPB Dramaga. Pemilihan tempat ini dikarenakan sarana dan
prasarana yang memadai serta lokasi yang mudah diakses oleh contoh.

4
Cara Penarikan dan Jumlah Contoh
Populasi dari penelitian ini adalah seluruh mahasiswa perempuan gemuk
dan normal semester 5 tahun ajaran 2014/2015 pada Departemen Gizi Masyarakat
Institut Pertanian Bogor yang tidak sedang menderita penyakit kronis. Penarikan
contoh dilakukan melalui teknik purposive sampling. Contoh dikelompokkan ke
dalam dua kelompok yaitu kelompok gemuk dan normal. Kriterian inklusi
penarikan contoh antara lain adalah 1) Merupakan mahasiswa perempuan
semester 5 pada tahun ajaran 2014/2015 Departemen Gizi Masyarakat IPB, 2)
Memiliki IMT 18.5 – 22.99 kg/m2 (untuk kelompok normal) dan IMT≥ 23.00
(untuk kelompok gemuk), 3) Tidak sedang menderita penyakit kronis, dan 4)
Bersedia menjadi contoh dalam penelitian sampai penelitian berakhir dengan
mengisi pernyataan inform consent. Mengacu pada beberapa kriteria yang telah
ditetapkan maka diperoleh 65 orang contoh yang terdiri dari 28 orang contoh
gemuk dan 37 orang contoh normal. Sebanyak 2 orang contoh mengalami drop
out karena ketidaklengkapan kuesioner, sehingga di akhir penelitian terdapat 63
orang contoh yang terdiri dari 28 orang untuk kelompok gemuk dan 35 orang
untuk kelompok normal.

Jenis dan Cara Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian yaitu data primer yang meliputi
karakteristik contoh, karakteristik keluarga, dan pola konsumsi makanan dan
minuman. Daftar jenis dan cara pengumpulan data selama penelitian disajikan
pada Tabel 1.
Tabel 1 Variabel, indikator, dan cara pengumpulan data
Variabel
Indikator
Cara pengumpulan data
Karakteristik
a. Jenis kelamin, usia, dan
a. Kuesioner
contoh
alokasi uang makan
b. Berat badan
b. Penimbangan
dengan timbangan
digital
c. Tinggi badan
c. Pengukuran
dengan microtoise
Karakteristik
a. Besar keluarga
a. Kuesioner
keluarga
b. Pendapatan per kapita
b. Kuesioner
c. Pendidikan orangtua
c. Kuesioner
Pola konsumsi
a. Jumlah, jenis, dan
a. Semi kuantitatif
makanan dan
frekuensi konsumsi
FFQ
minuman
makanan dan minuman
b. Asupan energi, protein,
b. Semi kuantitatif
lemak, dan karbohidrat.
FFQ

5
Prosedur Pengumpulan Data
Pengumpulan data berat badan dilakukan dengan penimbangan langsung
menggunakan timbangan digital dengan ketelitian 0.1 kg dan pengukuran tinggi
badan dilakukan dengan menggunakan microtoise dengan ketelitian 0.1 cm. Data
lainnya yang meliputi karakteristik contoh dan karakteristik keluarga
dikumpulkan melalui kuesioner. Data konsumsi makanan dan minuman
responden dikumpulkan dengan menggunakan metode semi kuantitatif FFQ.
Metode semi kuantitatif FFQ dipilih karena dapat memberi gambaran secara
kualitatif dan kuantitatif mengenai kebiasaan konsumsi responden dalam jangka
waktu yang panjang (Sulistyoningsih 2012).
Beberapa kelebihan metode semi kuantitatif FFQ yang dijadikan
pertimbangan dalam penelitian ini antara lain adalah dapat diisi secara mandiri
oleh responden, mudah digunakan untuk populasi besar, serta lebih representatif.
Penggunaan metode semi kuantitatif FFQ dalam pengambilan data konsumsi
makanan dan minuman memiliki keterbatasan yaitu sulit untuk mengetahui
asupan energi dan zat gizi dalam sehari, sehingga untuk makanan yang
dikonsumsi dalam rentang waktu minggu dan bulan harus dikonversi menjadi
hari dengan membagi jumlah hari dalam minggu (7 hari) atau bulan (30 hari) dan
juga sangat dipengaruhi oleh kemampuan responden dalam mendeskripsikan
makanan yang dikonsumsi (Sulistyoningsih 2012).

Pengolahan dan Analisis Data
Tahap pengolahan data meliputi editing, coding, entry, cleaning, dan
analisis data. Data diolah dengan menggunakan perangkat lunak Microsoft Excel
2010 dan Minitab 16.
Tahap pengolahan data konsumsi pangan adalah sebagai berikut :
1. Jenis makanan yang dikonsumsi oleh 312 328
Tingkat asupan energi dari
1. Rendah: < 100 kkal
minuman (Febriyani et al. 2012)
2. Sedang: 200 – 200 kkal
3. Tinggi: ≥ 2 kkal
Tingkat kecukupan energi dan
1. Defisit berat: < 70% AKG
protein (Depkes 2003)
2. Defisit sedang: 70 – 79% AKG
3. Defisit ringan: 80 – 89% AKG
4. Normal: 90 – 119% AKG
5. Kelebihan: ≥ 2
AKG

Definisi Operasional
Contoh adalah mahasiswa perempuan gemuk, normal, dan tidak sedang
menderita penyakit kronis pada semester 5 tahun ajaran 2014/2015
Departemen Gizi Masyarakat Institut Pertanian Bogor yang digunakan
dalam penelitian.
Karakteristik contoh adalah keadaan contoh yang meliputi jenis kelamin, usia,
dan alokasi uang makan.
Karakteristik keluarga adalah keadaan keluarga contoh yang meliputi besar
keluarga, pendapatan per kapita, serta pendidikan orangtua.
Status gizi adalah gambaran kondisi contoh dengan indikator indeks massa tubuh
(IMT) yang diklasifikasikan menjadi normal dan gemuk.
Gemuk adalah contoh yang memiliki IMT ≥ 23 kg/m2
Normal adalah contoh yang memiliki IMT 18.5 – 22.99 kg/m2.
Alokasi uang makan adalah jumlah uang yang diperuntukan untuk memperoleh
makanan dan minuman.
Besar keluarga adalah jumlah individu yang tinggal dalam satu rumah dan hidup
dalam penghasilan yang sama, diklasifikasikan menjadi keluarga kecil ≤ 4
orang, keluarga sedang 5 – 6 orang, dan keluarga besar ≥ 7 orang.
Pendapatan per kapita adalah besarnya penghasilan yang diperoleh per satu
orang anggota keluarga per bulan yang diklasifikasikan menjadi < 312 328
dan > 312 328.
Tingkat pendidikan orangtua adalah jenjang pendidikan terakhir yang ditempuh
orangtua contoh, dikelompokkan menjadi tidak bersekolah - SD/sederajat,
SMP/sederajat - SMA/sederajat, dan Perguruan Tinggi.

8
Tingkat asupan energi dari minuman adalah jumlah asupan energi dari
minuman selama sehari yang dibedakan menjadi tingkat rendah apabila
asupan energi dari minuman < 100 kkal, sedang 100 – 200 kkal, dan tinggi
> 200 kkal.
Pola konsumsi makanan dan minuman adalah jumlah, jenis, dan frekuensi
makanan dan minuman yang dikonsumsi individu dalam jangka waktu
tertentu.
Tingkat kecukupan energi adalah persentase perbandingan antara jumlah energi
yang diasup secara aktual terhadap angka kecukupan energi.
Tingkat kecukupan protein adalah persentase perbandingan antara jumlah
protein yang diasup secara aktual terhadap angka kecukupan protein.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Karakteristik Contoh
Karakteristik contoh yang dianalisis meliputi jenis kelamin, umur, status
gizi, dan alokasi uang makan. WHO (2003) menyatakan bahwa prevalensi
kegemukan pada perempuan lebih tinggi daripada laki-laki dimana sebanyak 53%
perempuan di Amerika Serikat meninggal karena kelebihan berat badan. Contoh
dalam penelitian ini seluruhnya sebanyak 63 orang berjenis kelamin perempuan.
Depkes (2013) melalui riskesdas 2013 menunjukkan bahwa kejadian
obesitas pada penduduk usia dewasa (> 18 tahun) adalah sebesar 28.9%,
sementara untuk penduduk perempuan pada kelompok umur yang sama adalah
sebesar 39.2%. Karakteristik contoh dari hasil penelitian disajikan dalam Tabel 3.
Tabel 3 Sebaran karakteristik contoh gemuk dan normal
Karakteristik
Gemuk
Normal
Umur (tahun)
20 ± 0.35
20 ± 0.74
Berat badan (kg)
61.73 ± 7.05
49.58 ± 2.28
Tinggi badan (cm)
155.07 ± 4.55
155.60 ± 4.65
IMT (kg/m2)
25.63 ± 2.42
20.25 ± 1.27
Alokasi uang
553 571 ± 232 908
500 429 ± 182 726
makan (Rp/bulan)

p
0.685
0.000
0.651
0.000
0.250

Keseluruhan contoh memiliki rata-rata umur 20 tahun. Tidak terdapat
perbedaan yang nyata antara rata-rata umur contoh gemuk dan normal (p>0.05)
karena contoh yang diambil adalah mahasiswa pada tingkat kelas yang sama
sehingga umur contoh relatif homogen. Contoh gemuk memiliki rata-rata berat
badan 61.73 kg, sementara contoh normal adalah 49.58 kg. Rata-rata tinggi badan
contoh gemuk adalah 155.07 cm dan contoh normal 155.60 cm. Rata-rata nilai
IMT contoh gemuk adalah 25.63 kg/m2 dan contoh normal sebesar 20.25 kg/m2.
Alokasi uang makan menentukan daya beli contoh terhadap pangan baik
secara kualitas maupun kuantitas. Uang makan pada umumya dialokasikan dari
uang saku contoh. Hasil uji korelasi menunjukkan bahwa terdapat hubungan

9
positif antara jumlah uang saku contoh dengan alokasi uang makan (p0.05), namun rata-rata alokasi uang
makan contoh gemuk lebih besar dari rata-rata alokasi uang makan contoh
normal. Jumlah uang makan contoh gemuk yang relatif lebih tinggi
memungkinkan contoh gemuk dapat membeli makanan lebih banyak daripada
contoh normal.
Drewnowski dan Hann (1999) menyatakan bahwa jumlah uang yang
dimiliki tidak selalu berpengaruh besar terhadap jumlah dan jenis makanan yang
dikonsumsi seseorang. Faktor yang lebih mempengaruhi pemilihan makanan
seseorang adalah jenis makanan yang disukai akibat riwayat terhadap makanan
tersebut serta pengaruh persuasif.

Karakteristik Keluarga
Karakteristik keluarga yang dianalisis meliputi besar keluarga, pendapatan
per kapita, dan pendidikan orang tua. Berikut disajikan data karakteristik keluarga
contoh.
Tabel 4 Sebaran contoh gemuk dan normal berdasarkan karakteristik keluarga
Karakteristik
Gemuka
Normala
Besar keluarga (orang)
a. 2 – 4
11 (39.3)
11 (31.4)
b. 5 – 6
13 (46.4)
15 (42.9)
c. ≥ 7
4 (14.3)
9 (25.7)
Jumlah
28 (100.0)
35 (100.0)
Pendapatan per kapita (Rp/bulan)
a. < 312 328
4 (14.0)
4 (11.0)
b. > 312 328
24 (86.0)
31 (89.0)
Jumlah
28 (100.0)
35 (100.0)
Pendidikan ayah
a. Tidak sekolah – SD/Sederajat
0 (0.0)
2 (5.7)
b. SMP/sederajat – SMA/Sederajat
13 (46.4)
12 (34.3)
c. Perguruan tinggi
15 (53.6)
21 (60.0)
Jumlah
28 (100.0)
35 (100.0)
Pendidikan ibu
a. Tidak sekolah – SD/Sederajat
1 (3.6)
4 (11.4)
b. SMP/sederajat – SMA/Sederajat
15 (53.5)
16 (45.7)
c. Perguruan tinggi
12 (42.9)
15 (42.9)
Jumlah
28 (100.0)
35 (100.0)
a

tidak berbeda nyata

Besar keluarga merupakan jumlah anggota keluarga yang hidup dalam satu
sumber pendapatan. Besar keluarga dibedakan menjadi keluarga kecil bila jumlah
anggota keluarga 2 – 4 orang, keluarga sedang 5 – 6 orang, dan keluarga besar ≥7
orang (BKKBN 1998). Hasil uji mann whitney menunjukkan bahwa besar anggota

10
keluarga antara contoh gemuk dan normal tidak berbeda nyata (p>0.05). Besar
keluarga berhubungan erat dengan status gizi anggota keluarga, khususnya
keluarga dengan pendapatan rendah. Pada kondisi ekonomi yang sama, keluarga
yang lebih banyak memiliki anggota maka kecukupan konsumsi pangannya
cenderung lebih rendah daripada keluarga yang memiliki anggota lebih sedikit.
Pendapatan per kapita merupakan pendapatan setiap anggota keluarga per
bulannya. Mengacu pada data dari Badan Pusat Statistik (2014) keluarga
dikatakan miskin apabila pendapatan per kapita per bulan dalam keluarga itu < Rp
312 328. Hasil uji mann whitney menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan
yang nyata (p>0.05) antara pendapatan per kapita contoh gemuk dengan contoh
normal. Hasil penelitian ini tidak didukung oleh penelitian Mendez et al. (2004)
yang menyatakan bahwa pendapatan yang tinggi berhubungan positif dengan
kejadian obesitas. Perbedaan ini diduga karena jumlah pendapatan per kapita pada
contoh tidak seutuhnya digunakan untuk membeli makanan ataupun minuman,
sehingga pendapatan per kapita tidak dapat menggambarkan status gizi contoh.
Pendidikan orang tua berhubungan posistif dengan status gizi anaknya.
Semakin baik tingkat pendidikan orang tua maka semakin baik pula status gizi
anak karena orang tua yang berpendidikan tinggi telah memperhatikan kecukupan
gizi anak-anaknya. Diana (2013) menyatakan bahwa kelompok masyarakat yang
memiliki latar belakang pendidikan SMA ke atas akan berisiko 20% lebih tinggi
mengalami obesitas. Uji mann whitney menunjukkan bahwa tidak terdapat
perbedaan nyata antara tingkat pendidikan orang tua contoh gemuk dengan contoh
normal (p>0.05).

Pola Konsumsi Makanan
Pola konsumsi makanan merupakan pemilihan jumlah, jenis, dan frekuensi
konsumsi makanan seseorang yang terjadi secara berulang dan dalam jangka
waktu panjang (Khomsan 2004). Tujuan seseorang untuk mengonsumsi suatu
jenis pangan adalah untuk memenuhi faktor biologis, psikologis, fisiologis, serta
sosiologis (Sulistyoningsih 2012). Pola konsumsi makanan dapat membentuk
status gizi seseorang. Kejadian kegemukan atau status gizi lebih selain
diakibatkan oleh rendahnya aktivitas fisik ataupun faktor genetik, juga besar
dipengaruhi oleh pola konsumsi makanan (Khomsan 2004). Tabel 5
menggambarkan mengenai jumlah konsumsi setiap jenis kelompok pangan pada
kelompok gemuk dan normal.
Tabel 5 Jumlah konsumsi setiap jenis kelompok pangan pada contoh
Jenis makanan
Jumlah konsumsi (gram)
Gemuk
Normal
Makanan pokok 407.5 ± 137.96
451.9 ± 198.22
Lauk hewani
158.7 ± 80.43
139.8 ± 92.83
Lauk nabati
57.9 ± 37.84
55.0 ± 41.96
Sayur
64.3 ± 53.64
95.1 ± 46.65
Buah
98.8 ± 55.87
71.6 ± 49.26
Total
787.2
813.4

p
0.361
0.244
0.684
0.001
0.755
0.583

11
Tidak terdapat perbedaan yang nyata antara jumlah konsumsi makanan
pokok, lauk hewani, lauk nabati, dan buah antara contoh gemuk dan normal
(p>0.05), sementara jumlah konsumsi sayur antara contoh gemuk dan normal
berbeda nyata (p0.05). Rendahnya asupan energi
dan karbohidrat pada contoh gemuk diduga sebagai salah satu upaya untuk
menurunkan berat badan. Asupan protein dan lemak pada contoh gemuk lebih
tinggi daripada contoh normal, namun hasil uji beda menunjukkan bahwa asupan
protein dan lemak pada contoh gemuk dan normal tidak berbeda nyata (p>0.05).
Kontribusi energi dari makanan pada contoh gemuk adalah >90%, sementara pada
contoh normal sumbangan energi dari makanannya 0.05). Hasil penelitian didukung oleh
penelitian Perdana (2011), data dari The Indonesian Regional Hydration Study
menunjukkan bahwa asupan energi dari minuman berkalori pada contoh normal
cenderung lebih tinggi daripada contoh gemuk sehingga contoh normal dapat
berpotensi menjadi gemuk.
Tingkat kecukupan energi dari contoh gemuk lebih rendah daripada contoh
normal, namun tidak terdapat perbedaan yang nyata (p>0.05). Tingkat kecukupan
protein antara contoh gemuk dan contoh normal juga tidak berbeda nyata

18
(p>0.05), dimana tingkat kecukupan protein pada contoh gemuk lebih tinggi
daripada contoh normal.
Mengacu pada Depkes (2003), tingkat kecukupan energi dan protein