4.2.5 Kemunduran mutu udang rebus yang diberi edible coating surimi
selama penyimpanan pada suhu 1-5
o
C 4.2.5.1 Nilai
total plate count TPC
Penyebab utama kerusakan bahan pangan adalah pertumbuhan mikroba, aktivitas enzim dan perubahan kimia. Mikroba merupakan penyebab utama
kerusakan bahan pangan. Pertumbuhan mikroba dalam bahan pangan akan menyebabkan kerusakan dan kemunduran mutu. Kerusakan bahan pangan oleh
mikroba menyebabkan bahan pangan menjadi tidak layak untuk dikonsumsi dan berbahaya bagi kesehatan. Kandungan TPC dalam udang rebus merupakan salah
satu parameter mikrobiologis untuk menentukan tingkat kemunduran mutu udang rebus tersebut. Nilai TPC udang rebus yang dilapisi edible coating surimi selama
penyimpanan disajikan pada Gambar 20.
Gambar 20 Nilai TPC udang rebus yang dilapisi edible coating dari surimi selama penyimpanan pada suhu 1-5
o
C. kontrol, pencelupan, pemasakan-tanpa secang, pencelupan, pemasakan-ditambah
secang, pemasakan, pencelupan-tanpa secang, pemasakan,
pencelupan-ditambah secang, batasan SNI TPC.
Kandungan mikroorganisme pada udang rebus yang dilapisi edible coating surimi selama penyimpanan pada suhu 1-5
o
C berkisar antara 3,1 x 10
2
– 2,9 x 10
9
unit kolonigram. Nilai TPC terendah untuk semua perlakuan terjadi pada hari ke-0 yaitu masing-masing sebesar 1,7 x 10
3
unit kolonig, 3,1 x 10
2
unit kolonig, 2,1 x 10
3
unit kolonig, dan 4,6 x 10
2
unit kolonig. Kandungan TPC pada hari ke-0 tergolong sudah cukup tinggi. Hal ini menunjukkan telah adanya aktivitas
mikrobiologi pada udang rebus sejak awal penyimpanan. Berdasarkan Gambar 20
0,0 2,0
4,0 6,0
8,0 10,0
12,0
1 2
3 4
5 6
7 8
T P
C L
og k
ol on
i gr
am
Waktu penyimpanan Hari
nilai TPC udang rebus cenderung semakin meningkat dengan semakin lamanya penyimpanan. Udang rebus yang tidak diberi edible coating mengalami
peningkatan mikroba yang sangat pesat dibandingkan dengan udang rebus yang diberi edible coating surimi.
Hasil analisis ragam log TPC pada Lampiran 5 menunjukkan bahwa pemberian edible coating dari surimi terhadap udang rebus dan lama
penyimpanan memberikan pengaruh yang nyata p0,05 terhadap nilai TPC udang rebus. Uji lanjut Tukey menunjukkan bahwa antara udang rebus dengan
edible coating yang ditambah secang dan tanpa secang menunjukkan adanya pengaruh yang nyata. Tahapan pencelupan pemasakan RM dengan pemasakan
pencelupan MR menunjukkan adanya pengaruh yang nyata selama penyimpanan pada suhu 1-5
o
C. Hal ini menunjukkan bahwa edible coating surimi memiliki kemampuan untuk melindungi udang rebus dari kontaminasi mikroba, terutama
pada edible coating yang ditambah dengan ekstrak kayu secang. Pelapisan edible coating surimi pada udang rebus memberikan pengaruh
yang berbeda-beda pada tiap perlakuan terhadap pertumbuhan mikrobanya. Udang yang dilapisi edible coating surimi sebelum proses pemasakan mengalami
peningkatan jumlah mikroba lebih cepat dibandingkan dengan udang yang mengalami proses pemasakan terlebih dahulu kemudian dilapisi oleh edible
coating surimi, baik yang ditambah ekstrak secang maupun yang tidak diberi ekstrak secang. Hal ini disebabkan edible coating yang telah menyelimuti udang
segar sebelum pemasakan, pada proses pemasakan edible coating surimi tersebut mengalami pengikisan dari daging udang karena adanya suhu pemasakan yang
tinggi. Suhu yang tinggi dapat menyebabkan gel yang terbentuk pada edible coating surimi menjadi rusak sehingga stabilitas edible coating surimi yang
menyelimuti udang rebus menjadi rusak. Pemanasan yang ditingkatkan hingga di atas suhu 50
o
C menyebabkan struktur gel akan hancur Suzuki 1981. Adanya kerusakan struktur gel pada edible coating surimi, maka udang rebus menjadi
tidak terlindungi dengan sempurna oleh edible coating surimi. Hal ini mengakibatkan mikroba menjadi lebih mudah mengkontaminasi udang rebus.
Semakin lama penyimpanan nilai TPC semakin tinggi, nilai TPC yang semakin tinggi tersebut karena pada saat awal penyimpanan terdapat bakteri yang
telah mengkontaminasi udang rebus. Penyimpanan menyebabkan terjadi berbagai perubahan kondisi lingkungan yang dapat menciptakan kondisi yang sesuai
dengan pertumbuhan bakteri. Bakteri anaerobik dapat tetap tumbuh walaupun udang rebus dilapisi dengan edible coating, sehingga walaupun udang rebus
dilapisi edible coating pertumbuhan bakteri tetap terjadi tetapi berjalan dengan lambat. Aktivitas enzim yang terdapat pada udang rebus selama penyimpanan
juga dapat menyebabkan terjadinya penguraian protein menjadi senyawa yang lebih sederhana yang bersifat basa volatil. Senyawa tersebut merupakan media
yang baik untuk tempat tumbuhnya bakteri. Pelapisan edible coating setelah udang mengalami proses pemasakan
terlebih dahulu, menunjukkan pertumbuhan mikroba yang relatif lambat selama proses penyimpanan. Edible coating yang melindungi udang rebus, dapat
menghambat pertumbuhan bakteri, karena selain untuk melindungi produk, edible coating juga dapat menghambat pertumbuhan mikroba. Hal ini sesuai dengan
hasil penelitian Riyanto 2006, pelapis edible dari isinglass mampu melindungi udang masak dari kontaminasi mikroba. Hasil yang sama juga diperoleh pada
proses coating yang telah diteliti oleh Ouattara et al. 2002 pada precooked shrimp dengan menggunakan edible coating base solution Longevitas Bio-
Envelop Technologies Inc. yang dikombinasikan dengan irradiasi
sinar gamma
dapat menghambat pertumbuhan bakteri pembusuk dan pathogen, serta dapat memperpanjang umur simpan dari 3 hari menjadi 10 hari.
Udang rebus yang dilapisi oleh edible coating surimi dengan penambahan ekstrak secang, menunjukkan tingkat pertumbuhan bakteri yang paling lambat.
Hal ini disebabkan ekstrak secang mengandung zat anti mikroba. Ekstrak secang selain memiliki pigmen merah, telah terbukti memiliki efek fungsional sebagai
anti mikroba. Ekstrak kayu secang mengandung komponen antimikroba dengan jenis 5- hydroxi-1,4-naptakuinon Lim et al. 2007. Penggunaan edible coating
yang dikombinasikan dengan komponen bioaktif menghasilkan fungsi bahan tambahan pangan dan dapat memperpanjang masa simpan produk yang mudah
mengalami kerusakan highly perishable product Falguera et al. 2011. Standar nilai TPC untuk batas maksimum bakteri pada udang segar adalah
sebesar 10
5
unit kolonigram BSN 1992. Berdasarkan hal tersebut, maka udang
rebus yang tidak diberi edible coating kontrol masih memenuhi batas maksimum hingga hari ke-2. Udang rebus yang diberi edible coating sebelum proses
pemasakan udang, baik yang ditambah ekstrak secang maupun tanpa ekstrak secang dapat bertahan hingga penyimpanan hari ke-3. Udang rebus yang dilapisi
edible coating surimi tanpa ekstrak secang dapat bertahan hingga penyimpanan hari ke-5 dan udang rebus yang dilapisi edible coating surimi dengan ditambah
ekstrak secang dapat bertahan hingga penyimpanan hari ke-6. Berdasarkan hasil TPC tersebut, maka edible coating surimi dapat memperpanjang masa simpan
udang rebus yang disimpan pada suhu 1-5
o
C.
4.2.5.2 Nilai total volatile base TVB
Tingkat kesegaran ikan dapat ditentukan dengan pengukuran nilai Total Volatile Base TVB. Prinsipnya adalah menguapkan senyawa-senyawa basa
volatil seperti amonia, dimetilamin, trimetil amin yang terdapat dalam sampel. Senyawa-senyawa basa volatil tersebut terbentuk karena adanya degradasi atau
deaminasi protein, peptida dan asam-asam amino oleh aktivitas bakteri Food and Agriculture Organization 1995.
Nilai TVB udang rebus cenderung semakin meningkat dengan semakin lamanya penyimpanan. Udang rebus yang tidak diberi edible coating mengalami
peningkatan nilai TVB yang sangat pesat dibandingkan dengan udang rebus yang diberi edible coating surimi. Nilai TVB udang rebus pada perlakuan pencelupan,
pemasakan-tanpa secang berkisar antara 5,39-51,32 mg N100g, perlakuan pencelupan, pemasakan-ditambah secang berkisar antara 5,29-46,48 mg N100g,
perlakuan pemasakan, pencelupan-tanpa secang berkisar antara 5,43-19,45 mg N100g, dan perlakuan pemasakan, pencelupan-ditambah secang berkisar antara
5,36-16,83 mg N100g. Nilai TVB udang rebus yang dilapisi edible coating surimi selama penyimpanan disajikan pada Gambar 21.
Gambar 21 Nilai TVB udang rebus yang dilapisi edible coating dari surimi selama penyimpanan pada suhu 1-5
o
C. Kontrol, pencelupan, pemasakan-tanpa secang, pencelupan, pemasakan
ditambah secang, pemasakan, pencelupan-tanpa secang, pemasakan, pencelupan-ditambah secang, batasan nilai TVB
udang rebus yang dapat dikonsumsi. Seiring dengan lama penyimpanan menyebabkan nilai TVB menjadi
semakin meningkat. Peningkatan nilai TVB selama penyimpanan akibat dari degradasi protein dan derivatnya oleh mikroorganisme yang menghasilkan
sejumlah basa yang mudah menguap seperti amoniak, trimetilamin dan senyawa biogenik amin lainnya. Kenaikan nilai TVB disebabkan oleh aktivitas bakteri dan
aktivitas enzimatis Ozogul F dan Ozogul Y 2000. Awal penyimpanan, nilai TVB dapat terdeteksi walaupun jumlah mikroorganisme masih sedikit. Hal ini terjadi
karena produksi amonia oleh enzim dalam jaringan lebih tinggi dibandingkan dengan yang dihasilkan oleh bakteri Alvarez 2009. Menjelang hari terakhir
penyimpanan nilai TVB mengalami peningkatan yang lebih cepat, hal ini terjadi sebagai akibat dari pertumbuhan mikroba yang semakin cepat yang terlibat dalam
produksi basa volatil Caballero et al. 2000. Hasil analisis ragam nilai TVB pada Lampiran 6 menunjukkan bahwa
pemberian edible coating dari surimi terhadap udang rebus dan lama penyimpanan memberikan pengaruh yang nyata p0,05 terhadap nilai TVB
udang rebus. Uji lanjut Tukey menunjukkan bahwa antara udang rebus dengan
10 20
30 40
50 60
70 80
1 2
3 4
5 6
7 8
T V
B m
g N
100 g
Waktu penyimpanan Hari