diketahui. Hal ini diperlukan untuk mempelajari kemunduran mutu ikan bandeng. Selain itu, sebagai produk bioteknologi, kolagenase ini dapat digunakan
sebagai alternatif sumber enzim baru, sebab sumber-sumber enzim baru masih diperlukan BPPT 2003. Oleh karena itu dilakukan purifikasi dan karakterisasi
kolagenase dari organ dalam ikan bandeng.
1.2 Perumusan Masalah
Letak kolagenase pada organ dalam ikan bandeng beserta sifat-sifat katalitiknya belum diketahui. Dengan mengetahui hal-hal tersebut, maka
diharapkan peristiwa yang menurunkan kesegaran mutu ikan misalnya gaping, dapat dihindari. Sifat-sifat tersebut antara lain konsentrasi enzim, substrat, produk,
senyawa inhibitor dan aktivator, pH dan jenis pelarut yang terdapat pada lingkungan, kekuatan ion dan suhu Untuk mengetahui sifat-sifat tersebut, maka
perlu dilakukan penelitian mengenai purifikasi dan karakterisasi kolagenase dari organ dalam ikan bandeng.
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian purifikasi dan karakterisasi kolagenase dari organ dalam ikan bandeng adalah sebagai berikut:
a. menentukan letak sumber kolagenase dari organ dalam ikan bandeng yang
mempunyai aktivitas kolagenase tertinggi; b.
mendapatkan kolagenase yang murni; c.
mendapatkan sifat-sifat katalitik kolagenase yang diperoleh.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang letak sumber kolagenase pada organ dalam ikan bandeng yang mempunyai aktivitas
tertinggi dan sifat-sifat katalitiknya sehingga dapat dimanfaatkan sesuai dengan sifatnya.
1.5 Hipotesis
Hipotesis pada penelitian ini adalah: a.
terdapat kolagenase pada salah satu organ dalam ikan bandeng; b.
kolagenase yang diperoleh dapat dimurnikan; c.
dapat dilakukan karakterisasi terhadap kolagenase yang diperoleh.
1.6 Kerangka Pemikiran
Ikan akan mengalami perubahan-perubahan biokimia setelah mati. Kolagenase merupakan salah satu penyebab kerusakan tekstur pada daging ikan.
Karakteristik kolagenase dari organ dalam ikan bandeng hingga saat ini belum diketahui. Pada penelitian ini dilakukan purifikasi dan karakterisasi kolagenase.
Roadmap penelitian disajikan pada Lampiran 1. Diagram kerangka pemikiran
penelitian ini disajikan pada Gambar 1.
Gambar 1 Diagram kerangka pemikiran penelitian purifikasi dan
karakterisasi kolagenase dari organ dalam ikan bandeng Chanos chanos, Forskal.
Kerusakan tekstur daging ikan fase post rigor
Penyebab: kolagenase, kalpain, katepsin
Organ dalam mengandung kolagenase Ikan bandeng
Purifikasi Kolagenase
• Diketahui letak sumber kolagenase
• Diketahui sifat-sifat katalitik kolagenase
Karakterisasi
• Mempelajari kemunduran mutu ikan bandeng
• Alternatif sumber kolagenase
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Klasifikasi Ikan Bandeng Chanos chanos, Forskal
Ikan bandeng Chanos chanos, Forskal merupakan hasil utama budidaya tambak. Badannya langsing berbentuk torpedo dengan sirip ekor yang bercabang
suatu tanda bahwa ia ikan perenang cepat, berwarna putih keperak-perakkan. Sepintas lalu ia mirip dengan ikan salem. Namun dagingnya tidak berwarna
merah, melainkan putih susu, sampai di berbagai negara yang berbahasa Inggris, ia dikenal sebagai milkfish. Di laut panjang badannya bisa mencapai 1 meter,
tetapi di tambak ukuran badannya tidak dapat melebihi 50 cm karena pengaruh faktor ruang dan sengaja diambil sebelum menjadi dewasa benar Soeseno 1988.
Secara taksonomi, ikan bandeng termasuk dalam kelas Pices bangsa ikan, subkelas Teleostei ikan bertulang sejati, ordo Malacopterygii ikan
berjari-jari sirip lemah, keluarga Chanidae bandeng-bandengan, genus Chanos, spesies Chanos chanos Forskal. Dalam bahasa daerah, mereka kita kenal juga
dengan nama-nama ikan bandeng, bolu, muloh dan ikan agam Mudjiman 1991. Morfologi ikan bandeng disajikan pada Gambar 2.
Gambar 2 Ikan bandeng Chanos chanos, Forskal.
Sumber: Mansyur dan Tonnek 2003.
Pengembangan budidaya ikan bandeng di masyarakat tidak banyak menemui kesulitan karena ikan ini memiliki keunggulan komparatif dibandingkan
dengan ikan lainnya, yaitu: 1 cara pembudidayaannya relatif mudah, 2 bersifat euryhaline
, toleran terhadap perubahan salinitas antara 0-158 ppt Ismail et al. 1994, 3 bersifat herbivorous dan tanggap terhadap pakan buatan, 4 formulasi
pakan buatan untuk ikan bandeng relatif mudah, 5 tidak bersifat kanibal dan mampu hidup dalam kondisi berjejal, 6 dapat dibudidayakan secara polikultur
dengan spesies lainnya seperti baronang, 7 meskipun dagingnya bertulang, tetapi rasanya lezat dan di beberapa daerah memiliki tingkat preferensi konsumsi yang
tinggi, dan 8 dapat digunakan sebagai umpan bagi industri penangkapan tuna Rachmansyah et al. 1997.
Ikan bandeng sebagai bahan pangan mempunyai komposisi gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan. Zat untuk pertumbuhan tersebut, yaitu protein,
pada ikan bandeng jumlahnya tinggi. Ikan bandeng juga mengandung komponen gizi berupa mikro nutrien seperti mineral dan vitamin. Beberapa mineral tersebut
antara lain, magnesium, kalsium, kalium, fosfor dan zat besi. Vitamin, baik yang larut pada lemak seperti vitamin A dan yang larut dalam air seperti vitamin B
kompleks terdapat pada ikan bandeng. Komposisi gizi ikan bandeng dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1 Komposisi gizi ikan bandeng dalam 85 g. Zat gizi
Jumlah Satuan
Energi 126
kilokalori Protein
17,4 gram
Lemak 5,7
gram Karbohidrat
0,0 gram
Air 60,2 gram
Kalsium 43,4 miligram
Kalium 248 miligram
Magnesium 25,5 miligram
Fosfor 138 miligram
Besi 0,3 miligram
Vitamin A 85,0
miligram Vitamin B6
0,4 miligram
Vitamin B12 2,9
miligram Sumber: USDA SR-21 2009
2.2 Organ Dalam sebagai Sumber Enzim Protease