15 untuk BOD
3
, TSS, nitrat, dan nitrit dan diawetkan dengan menggunakan asam H
2
SO
4
untuk COD dan amonia, untuk selanjutnya dianalisis di laboratorium. Pengukuran BOD di perairan tropis dilakukan dengan inkubasi air contoh selama
3 hari pada suhu 30 C karena setara dengan pengukuran BOD dengan inkubasi air
contoh sampel selama 5 hari pada suhu 20 C Polii, 1994. Analisis laboratorium
dilakukan di Laboratorium Produktivitas dan Lingkungan Perairan, Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut
Pertanian Bogor. Analisis dilakukan dengan mengikuti prosedur standar APHA 1998 seperti yang tercantum pada Tabel 2.
Tabel 2. Parameter kualitas perairan yang diamati berserta alat, metode pengukuran dan referensinya
Parameter Alat
Unit Metode
Keterangan Referensi
Suhu SCT meter
C Elektrometri,
sensor thermistor
Lapangan
APHA,1998
TSS timbangan, oven,
peralatan gelas, filter
mgl Gravimetri
Penimbangan dan
pengeringan 103-105
C Laboratorium
APHA,1998
Salinitas SCT meter
PSU Elektrometri
Lapangan
APHA,1998
pH pH tester
- Elektrometri
Lapangan
APHA,1998
DO DO meter dan
peralatan titrasi mgl
Elektrometri dan iodometri
Lapangan
APHA,1998
BOD
3
Botol BOD plastik gelap, dan
peralatan titrasi mgl
Iodometri dan Inkubasi 3 hari
suhu 30 C
Laboratorium
APHA,1998
COD Gelas
erlenmeyer,kaca arloji dan peralatan
titrasi mgl
Titrimetri dengan
oksidator K
2
Cr
2
O
7
Laboratorium
APHA,1998
Amonia Spektrofotometer
mgl Pencahayaan
Phenate Laboratorium
APHA,1998
Nitrat Spektrofotometer
mgl Pencahayaan
Brucine Laboratorium
APHA,1998
Nitrit Spektrofotometer
mgl Pencahayaan
Sulfanilamide Laboratorium
APHA,1998
3.4 Analisis Data
Analisa data meliputi pembandingan nilai karakteristik kualitas air yang terukur dengan baku mutu, sedangkan untuk mengetahui tingkat pencemaran
perairan menggunakan Indeks Kualitas Air IKA STORET Canter, 1977. Baku
16 mutu yang digunakan dalam indeks STORET adalah PP RI No. 82 tahun 2001
kelas 3 baku mutu air peruntukan budidaya perikanan. Uji statistik yang digunakan adalah uji t dan untuk mempermudah analisis uji t digunakanlah
matriks Tabel 3. Uji t digunakan untuk mengetahui beda nyata atau tidak pada dua kondisi yang diuji Walpole, 1995 yang meliputi bagian permukaan dengan
dasar, pasang dengan surut, dan stasiun tawar dengan stasiun payau. Hipotesis
H
: µ
1
= µ
2
H
1
: µ
1
≠
µ
2
α : 0,05 Kesimpulan dan Keputusan
T
Hit
T
Tab
: Tolak H
,
terima H
1
sehingga nilai karakteristik kondisi A
1
berbeda nyata dengan nilai karakteristik kondisi A
2
T
Hit
T
Tab
: Gagal tolak H
,
terima H
sehingga nilai karakteristik kondisi A
1
tidak berbeda nyata sama dengan nilai karakteristik kondisi A
2
Tabel 3. Matriks uji t untuk setiap karakteristik kualitas air
Uji t Permukaan dengan Dasar
B.Permukaan B.Dasar
B.Permukaan B.Dasar
B.Permukaan B.Dasar
B.Permukaan B.Dasar
Stasiun Tawar Stasiun Payau
Stasiun Tawar Stasiun Payau
Saat Pasang Saat Surut
Teladan : uji t nilai karakteristik kondisi
A
1
bagian permukaan, stasiun tawar, saat pasang dengan nilai karakteristik
kondisi
A
2
bagian dasar,stasiun tawar,saat pasang
Uji t Saat Pasang dengan Saat Surut
Saat Pasang Saat
Surut Saat Pasang
Saat Surut
Saat Pasang Saat
Surut Saat Pasang
Saat Surut
B.Permukaan B.Dasar
B.Permukaan B.Dasar
Stasiun Tawar Stasiun Payau
Teladan : uji t nilai karakteristik kondisi
A
1
saat pasang,bagian permukaan, stasiun tawar dengan nilai karakteristik
kondisi
A
2
saat surut, bagian permukaan, stasiun tawar
Uji t Stasiun Tawar dengan Stasiun Payau
Stasiun Tawar
Stasiun Payau
Stasiun Tawar
Stasiun Payau
Stasiun Tawar
Stasiun Payau
Stasiun Tawar
Stasiun Payau
B.Permukaan B.Dasar
B.Permukaan B.Dasar
Saat Pasang Saat Surut
Teladan : uji t nilai karakteristik kondisi
A
1
stasiun tawar, bagian permukaan, saat pasang dengan nilai karakteristik
kondisi
A
2
stasiun payau, bagian permukaan, saat pasang
Keterangan :
µ
1
: Nilai karakteristik kondisi A
1
µ
2
: Nilai karakteristik kondisi A
2
17 Menurut Kepmen LH Nomor 115 Tahun 2003 www. bplhd. jakarta. go.
id salah satu metode yang dapat digunakan untuk mengetahui parameter- parameter yang telah memenuhi atau melampaui baku mutu adalah metode
STORET. Prinsip dari metode STORET adalah membandingkan data kualitas air dengan baku mutu air yang disesuaikan dengan peruntukannya guna menentukan
status mutu air. Cara untuk menentukan status mutu air adalah dengan menggunakan sistem nilai dari “US-EPA Environmental Protection Agency”
dengan mengklasifikasikan mutu air dalam empat kelas sebagaimana tercantum pada Tabel 4.
Tabel 4. Klasifikasi mutu air Skor
Kelas Karakteristik Kualitas Air
A Baik sekali
-1 sd -10 B
Baik -11 sd -30
C Tercemar sedang
≤ -31 D
Tercemar berat Sumber : Canter 1977
Penentuan status mutu air dengan menggunakan metode STORET dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Hitung nilai maksimum, minimum dan rata-rata setiap parameter kualitas
air yang diamati, kemudian cantumkan dalam satu tabel. 2.
Bandingkan nilai rata-rata, nilai maksimum, dan nilai minimum dari masing-masing parameter kualitas air tersebut dengan nilai baku mutu.
3. Jika nilai-nilai dari hasil pengukuran tersebut memenuhi nilai baku mutu
air, maka diberi skor 0 nol. 4.
Jika nilai-nilai tersebut tidak memenuhi nilai baku mutu air, maka diberi skor tertentu sebagai berikut Tabel 4:
a. Bila jumlah data pengamatan kurang dari 10, maka untuk nilai
maksimum, minimum, dan rata-rata untuk parameter fisika berturut-turut diberi skor -1,-1,-2 , untuk parameter kimia -2,-2,-
6 dan untuk parameter biologi -3,-3,-9.
18 b.
Bila jumlah data sama atau lebih dari 10, maka untuk nilai maksimum, minimum, dan rata-rata untuk parameter fisika
berturut-turut diberi skor -2, 2,-6 , untuk parameter kimia -4,-4,- 12 , dan untuk parameter biologi -6,-6,-18.
5. Nilai IKA STORET adalah nilai penjumlahan dari seluruh skor yang ada.
6. Berdasarkan nilai total skor tersebut kualitas perairan dapat digolongkan
apakah baik sekali, baik, tercemar sedang atau tercemar berat sebagaimana pada Tabel 5.
Tabel 5. Pemberian skor dalam penentuan indeks STORET Jumlah Data
Nilai Parameter
Fisika Kimia
Biologi 10
Maksimum -1
-2 -3
Minimum -1
-2 -3
Rata-rata -3
-6 -9
≥ 10 Maksimum
-2 -4
-6 Minimum
-2 -4
-6 Rata-rata
-6 -12
-18 Sumber : Canter 1977
19
VI. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakteristik Kualitas Air