Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian

5 4. Menggali persepsi stakeholders mengenai prioritas pembangunan sektor perikanan. 5. Merumuskan arahan pembangunan sektor perikanan di Kabupaten Belitung.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai bahan pertimbangan dalam penyusunan rencana pengelolaan sektor perikanan di Kabupaten Belitung secara berkelanjutan. 6 7

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kondisi Perikanan Kabupaten Belitung

Hasil studi potensi sumber daya ikan dan lingkungan kelautan Kabupaten Belitung menunjukkan bahwa kepadatan rata-rata ikan demersal adalah 6,84 tonkm 2 dan ikan pelagis 11,84 tonkm 2 dengan kepadatan tertinggi sebesar 19,76 tonkm 2 pada kedalaman 10-15 meter. Potensi perikanan tangkap secara keseluruhan adalah 159.000 tontahun, dengan tingkat pemanfaatan sekitar 25,00. Kondisi tersebut didukung oleh berbagai parameter lingkungan lain misalnya makroalgae, mangrove, terumbu karang, ikan karang, biota non ikan dan berbagai parameter kualitas air. Rincian masing-masing parameter lingkungan tersebut adalah sebagai berikut PPO LIPI 2005: a. Makroalgae yang terdapat pada lokasi studi memiliki keragaman mencapai 34 jenis. Jenis-jenis yang benilai ekonomis antara lain Sargassum, Turbinaria, Hormophysa, Gracilaria, dan Eucheuma. Melalui indikator makroalgae ini diketahui bahwa perairan masih cukup baik karena belum terjadi sedimentasi oleh partikel-partikel lumpur. b. Luas mangrove teridentifikasi adalah 2.228,50 ha menyebar terutama pada daerah muara sungai dengan kondisi baik. Mangrove yang ditemukan terdiri atas 19 jenis yang termasuk 15 marga dan 11 suku. c. Kepadatan fauna makrobentik tergolong rendah dengan densitas kurang dari 1 ekor10m 2 . Nilai densitas diketahui dari hasil sampling menggunakan transek yang menemukan 28 jenis moluska, 5 jenis krustasea, dan 10 jenis ekinodermata. Rendahnya kepadatan fauna makrobentik ini diduga terutama disebabkan oleh penangkapan yang berlebihan overfishing dan menurunnya kualitas habitat. d. Persentase tutupan karang hidup rata-rata mencapai 52,88 dengan nilai terendah 40,34 dan tertinggi 71,10. e. Inventarisasi jenis ikan karang mendapatkan 66 jenis, terdiri atas: 1 ikan major, yaitu ikan karang yang selalu berasosiasi dengan karang dan sebagian besar ditangkap untuk dijual sebagai ikan hias sebanyak 42 jenis dari 8 famili; 2 ikan target atau ikan yang biasa dikonsumsi masyarakat sebanyak 21 jenis 8 dari 9 famili; dan 3 ikan indikator, yaitu ikan yang digunakan sebagai petunjuk kesehatan dan keanekaragaman karang batu, umumnya dari kelas Chaetodontidae sebanyak 3 jenis dari 1 famili. Kepadatan total ikan karang adalah 7.700 ekorha dengan perincian; ikan major 6.100 ekorha, ikan target 1.300 ekorha dan ikan indikator 300 ekorha. Komposisi yang normal untuk tiga kelompok ikan tersebut ikan mayor : ikan target : ikan indikator adalah dengan rasio 60 : 30 : 10. f. Parameter kualitas air yang diamati adalah suhu, salinitas, kecepatan arus, nilai pH, dan plankton. Suhu di perairan Kabupaten Belitung pada bulan Oktober 2005 berkisar antara 28,93 –29,70 o C dengan rata-rata 29,12 o C. Nilai ini lebih rendah jika dibandingkan dengan suhu pada bulan Juni 2005 yang mencapai 30,80 o C. Nilai salinitas pada bulan Oktober berkisar antara 32,62 –33,32‰ dengan rata- rata 33,04‰. Kondisi ini mengindikasikan bahwa perairan cenderung bersifat sebagai perairan pantai coastal water daripada bersifat samudera oceanic water , yang mempunyai nilai salinitas 34,5‰. Kecepatan arus berkisar antara 17,80 –42,10 cmdet dengan rata-rata 29,40 cmdet. Secara rata-rata, kecepatan arus permukaan lebih tinggi dibandingkan pada kedalaman 5 dan 10 m. Kecepatan arus seperti ini masih tergolong sedang dengan kisaran 30,00 –50,00 cmdet. Arah arus pada lapisan permukaan bergerak ke arah utara dan sebagian lagi ke arah barat laut dan barat daya, namun pada kedalaman 5 dan 10 m arus bergerak ke arah barat daya sehingga arah arus pada penelitian tersebut dominan bergerak ke arah barat daya. g. Kondisi plankton fito dan zooplankton secara keseluruhan cukup subur sehingga dapat berfungsi sebagai mata rantai makanan hewan laut terutama ikan. Pengamatan pada 8 stasiun berhasil mengumpulkan 21 jenis fitoplankton yang terdiri atas 17 jenis Diatomae dan 4 jenis Dinoflagellata. Kepadatan jumlah fitoplankton berkisar antara 85.400-253.100 selm 3 sedangkan zooplankton antara 231 –407 individum 3 terdiri atas 23 jenis.

2.2 Kebijakan Pembangunan Sektor Perikanan Kabupaten Belitung

Undang Undang UU Nomor 32 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah merupakan wujud perubahan paradigma pemerintahan dari sentralistik menjadi