Prinsip Bank Syariah Tujuan Bank Syariah

17 mudharabah, al- ba’i bithaman ajil, al-ijarah, al-ba’iu tahjiri, al- qardhul hasan dan sebagainya, di mana istilah-istilah tersebut telah dicantumkan di dalam kitab-kitab Fiqih Islam. i. Adanya produk khusus yang tidak terdapat di dalam bank konvensional, yaitu kredit tanpa beban yang murni bersifat sosial, di mana nasabah tidak ada kewajiban untuk mengembalikannya. j. Fungsi kelembagaan Bank Islam selain menjembatani antara pihak pemilik modalmemiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana, juga mempunyai fungsi khusus yaitu fungsi Amanah, artinya berkewajiban menjaga dan bertanggung jawab atas keamanan dana yang disimpan dan siap sewaktu-waktu apabila dana tersebut ditarik kembali sesuai dengan perjanjian. 9

3. Prinsip Bank Syariah

Prinsip yang diterapkan oleh Bank Syariah dalam kegiatan operasional, antara lain: a. Prinsip Keadilan Tercermin dari penerapan imbalan atas dasar bagi hasil dan pengambilan margin keuntungan yang disepakati bersama antara Bank dan Nasabah. 9 Warkum Sumitro, Asas-Asas Perbankan Islam, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004, h.18. 18 b. Prinsip Kemitraan Bank Syariah menempatkan nasabah penyimpanan dana, nasabah pengguna dana, maupun Bank pada kedudukan yang sama dan sederajat dengan mitra usaha. c. Prinsip Keterbukaan Melalui laporan keuangan bank yang terbuka secara berkesinambungan, nasabah dapat mengetahui tingkat keamanan dana dan kualitas manajemen Bank. d. Universalitas Bank dalam mendukung operasionalnya tidak membeda-bedakan suku, agama, ras, dan golongan agama dalam masyarakat dengan prinsip Islam sebagai rahmatan lil’alamiin. 10

4. Tujuan Bank Syariah

Tujuan dibentuknya Bank Syariah, antara lain: a. Mengarahkan kegiatan ekonomi umat untuk bermuamalah secara Islam, khususnya muamalah yang berhubungan dengan perbankan, agar terhindar dari praktik-praktik riba atau jenis-jenis usahaperdagangan lain yang mengandung unsur gharar tipuan, di mana jenis-jenis usaha tersebut selain dilarang dalam Islam, 10 Syamsu Iskandar, Akuntansi Perbankan dalam Rupiah dan Valuta Asing, Jakarta: IN MEDIA, 2013, h.65. 19 juga telah menimbulkan dampak negatif terhadap kehidupan ekonomi Islam. b. Untuk menciptakan suatu keadilan di bidang ekonomi, dengan jalan meratakan pendapatan melalui kegiatan investasi, agar tidak terjadi kesenjangan yang amat besar antara pemilik modal dengan pihak yang membutuhkan dana. c. Untuk meningkatkan kualitas hidup umat, dengan jalan membuka peluang berusaha yang lebih besar terutama kepada kelompok miskin, yang diarahkan kepada kegiatan usaha yang produktif, menuju tercapainya kemandirian berusaha berwira usaha. d. Untuk membantu menanggulangi mengentaskan masalah kemiskinan, yang pada umumnya merupakan program utama dari negara-negara yang sedang berkembang. Upaya Bank Islam di dalam mengentaskan kemiskinan ini berupa pembinaan nasabah yang lebih menonjol sifat kebersamaan dari siklus usaha yang lengkap seperti program pembinaan pengusaha produsen, pembinaan pedagang perantara, program pembinaan konsumen, program pengembangan modal kerja dan program pengembangan usaha bersama. e. Untuk menjaga kestabilan ekonomimoneter pemerintahan. Dengan aktivitas-aktivitas Bank Islam yang diharapkan mampu menghindarkan inflasi akibat penerapan sistem bunga, menghindarkan persaingan yang tidak sehat antar lembaga 20 keuangan, khususnya bank dan menanggulangi kemandirian lembaga keuangan, khususnya bank dari pengaruh gejolak moneter baik dari dalam maupun luar negeri. f. Untuk menyelamatkan ketergantungan umat Islam terhadap bank non-Islam konvensional yang menyebabkan umat Islam berada di bawah kekuasaan bank, sehingga umat Islam tidak bisa melaksanakan ajaran agamanya secara penuh, terutama di bidang kegiatan bisnis dan prekonomiannya. 11

5. Produk Bank Syariah