Langkah-Langkah Penyusunan Pidato Bahasa indonesia kam-1

Pada akhir uraian, pembaca sekali lagi menyampaikan ikhtisar seluruh uraian itu, agar para pendengar dapat memperoleh gambaran secara bulat sekali lagi mengenai seluruh persoalan yang baru saja selesai dibicarakan. 1. Menyampaikan kesimpulan isi pidato, supaya mudah diingat oleh pendengar 2. Menyampaikan harapan yang berisi anjuran atau ajakan kepada pendengar untuk melaksanakan isi pidato. 3. Menyampaikan ucapan terima kasih 4. Menyampaikan salam penutup.

B. Langkah-Langkah Penyusunan Pidato

Sebelum berpidato, berdakwah, atau berceramah, seseorang harus mengatahui lebih dulu apa yang akan disampaikan dan tingkah laku apa yang diharapkan dari khalayak, bagaimana akan mengembangkan topik bahasan. Dengan demikian, dalam tahap persiapan pidato, ada dua hal yang harus dilakukan, yaitu: 1 Memilih Topik dan Tujuan Pidato dan 2 Mengembangkan Topik Bahasan

1. Memilih Topik dan Tujuan Pidato

Seringkali seseorang menjadi bingung ketika harus mencari topik yang baik, seakan-akan dunia ini kekeringan bahan pembicaraan, seakan-akan dirinya tidak memiliki keahlian apa-apa. Jangan bingung, karena sebenarnya setiap orang memiliki keahlian masing-masing, hanya diri seringkali tidak menyadarinya. jamalul mungkin tidak dapat berbicara tentang hukum waris dengan baik, tetapi jamalul dapat dengan lancar berbicara tentang cara memperbaiki mobil yang rusak. Budi permana mungkin akan sangat lancar berbicara tentang hukum waris, tetapi hampir pasti beliau akan gagap jika diminta menjelaskan bagaimana caranya memperbaiki mobil yang mogok. Inilah yang disebut keahlian spesifik. Setiap orang punya potensi untuk ahli di bidangnya masing-masing. Hal yang akan menjadi masalah bagi seseorang ketika harus berpidato adalah jika orang itu memaksakan diri berbicara tentang persoalan yang tidak dikuasainya, hal yang tidak dipahaminya Numawi kitu, ulah maksakeun anjeun nyarios anu urang nyalira henteu ngartos kana naon anu dicarioskeun

1.1 Kriteria Topik yang Baik

Untuk menentukan topik yang baik, seseorang dapat menggunakan ukuran-ukuran sebagai berikut: Topik Harus sesuai dengan Latar Belakang Pengetahuan Pembicara Topik yang paling baik adalah topik yang memberikan kemungkinan anda lebih tau daripada khalayak, anda lebih ahli dibandingkan dengan kebanyakan pendengar. Jika Anda merupakan orang yang paling tahu tentang tata cara sholat yang baik dibandingkan dengan orang lain, maka berpidatolah dengan tema atau topik itu, sebaliknya jika Anda tidak begitu paham tentang tata cara sholat yang baik, jangan pernah Anda memaksakan diri untuk berbicara tentang masalah itu. Topik Harus Menarik Minat Pembicara Topik yang enak dibicarakan tentu saja adalah topik yang paling Anda senangi atau topik yang paling menyentuh emosi Anda. Anda akan dapat berbicara lancar tentang kaitan berpuasa dengan ketentraman hati, sebab Anda pernah merasa tidak tenang ketika pernah tidak berpuasa secara sengaja di bulan ramadhan. Topik Harus Menarik Minat Pendengar Dalam berdakwah atau berpidato, seseorang berbicara untuk orang lain, bukan untuk dirinya sendiri. Jika tidak ingin ditinggalkan pendengar atau diacuhkan oleh hadirin, Anda harus berbicara tentang sesuatu yang diminati mereka. Walaupun hal-hal yang menarik perhatian itu sangat tergantung pada situasi dan latar belakang khalayakhadirin, namun hal-hal yang bersifat baru dan indah, hal-hal yang menyentuh rasa kemanusiaan, petualangan, konflik, ketegangan, ketidakpastian, hal yang berkaitan dengan keluarga, humor rahasia, atau hal-hal yang memiliki manfaat nyata bagi hadirin adalah topik- topik yang akan menarik perhatian Topik Harus Sesuai dengan Pengetahuan Pendengar Betapapun baiknya topik, jika tidak dapat dicerna oleh khalayak, topik itu bukan saja tidak menarik tctapi bahkan akan membingunkan mereka. Oleh karena itu, sebelum Anda menentukan topik dakwah, ketahuilah terlebih bagaimana rata-rata tingkat pengetahuan pendengar yang menjadi khalayak sasaran pidato anda. Gunakanlah bahasa, gaya bahasa, dan istilah-istilah yang dimengerti oleh hadirin, bukan istilah-istilah yang hanya dipahami oleh anda meskipun istilah itu keren sekali. Topik Harus Jelas Ruang Lingkup dan Pembatasannya Topik yang baik tidak boleh terlalu luas, sehingga setiap bagian hanya memperoleh ulasan sekilas saja, atau “ngawur. Misalnya, Anda memilih topik Agama, tetapi orang tahu agama itu luas sekali. Agama bisa menyangkut moralitas, sistem kepercayaan, cara beribadat, dan lain-lain Agar topik yang diambil jelas, maka ambilah misalnya tentang cara beribadat lebih jelas lagi ambilah topik tentang sholat yang khusu, dan seterusnya. Topik harus sesuai dengan waktu dan situasi Maksudnya, seseorang harus memilih topik pidato atau topik dakwah yang sesuai dengan waktu yang tersedia dan situasi yang terjadi. Jika Anda diberikan waktu untuk berbicara selama 10 menit, janganlah Anda memilih topik yang terlalu luas yang tidak mungkin dijelaskan dalam waktu 10 menit Jika Anda harus bcrbicara di hadapan para santri yang rata-rata usianya belum akil baligh, janganlah Anda memilih topik dakwah tentang tata cara hubungan suami-istri, bicaralah tentang kebersihan sekolah misalnya Topik harus dapat ditunjang dengan bahan yang lain Jika Anda memilih topik tentang Hadits Shahih dan Dhoif, lengkapi bahan pembicaraan Anda dengan sumber-sumber rujukanbisa berupa: kitab buku, atau perkataan ulama yang sesuai.

1.2. Merumuskan Judul Pidato

Hal yang erat kaitannya dengan topik adalah judul. Bila topik adalah pokok bahasan yang akan diulas, maka judul adalah nama yang diberikan untuk pokok bahasan itu. Seringkali judul telah dikemukakan lebih dahulu kepada khalayak, karena itu judul perlu dirumuskan terlebih dahulu. Judul yang baik harus memenuhi tiga syarat, yaitu : Relevan, propokatif, singkat. Relevan artinya ada hubungannya dengan pokok-pokok bahasan, Propokatif artinya dapat menimbulkan hasrat ingin tahu dan antusiasme pendengar, Singkat berarti mudah ditangkap maksudnya, pendek kalimatnya, dan mudah diingat

1.3. Menentukan Tujuan Pidato

Ada dua macam tujuan pidato, yakni: tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum pidato biasanya dirumuskan dalam tiga hal: memberitahukaninformatif, mempengaruhipersuasif dan menghiburrekreatif. Tujuan khusus ialah tujuan yang dapat dijabarkan dari tujuan umum. Tujuan khusus bersifat kongkret dan sebaiknya dapat diukur tingkat pencapaiannya atau dapat dibuktikan segera. Hubungan antara topik judul, tujuan umum, dan tujuan khusus dapat dilihat pada contoh-contoh di bawah ini: Topik : wahyu merupakan pengusaha yang sukses Judul : Pemanfaatan sumberdaya perikanan Tujuan umum : Informatif memberi tahu Tujuan Khusus : Pendengar mengetahui bahwa  Pemanfaatan ekosistem sekitar bisa menjadi aset yang sangat menuntungkan.  Pemanfaatan sumberdaya alam yang ada kita dapat menghasilkan lapangan kerja bagi orang lain.

2. Teknik Mengembangkan Pokok Bahasan

Bila topik yang baik sudah ditemukan, maka yang diperlukan adalah keterangan untuk menunjang topik tersebut. Keterangan penunjang supportinng points dipergunakan untuk memperjelas uraian, memperkuat kesan, menambah daya tarik, dan mempermudah pengertian. Ada enam macam teknik pengembangan ahasa dalam berpidato antara lain :  Penjelasan Penjelasan adalah memberikan keterangan terhadap istilah atau kata-kata yang disampaikan. Memberikan penjelasan dapat dilakukan dengan cara memberikan pengertian atau definisi. Misalnya, istilah Iman kepada Allah Anda jelaskan dengan kalimat: Iman adalah rasa percaya dan yakin akan kebenaran adanya Allah di dalam hati dan dibuktikan dengan perbuatan melaksanakan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya  Contoh. Contoh adalah upaya untuk mengkongkretkan gagasan, sehingga lebih mudah untuk dipahami. Contoh dalam pidato dapat berupa cerita yang rinci yang disebut ilustrasi. Untuk memberikan contoh tetantang kesabaran, misalnya Anda menggunakan cerita tentang kesabaran Nabi Ayub dalam menghadapi cobaan Allah melalui penyakit kulit yang dideritanya.  Analogi. Analogi adalah perbandingan antara dua hal atau lebih untuk mcnunjukkan pcrsamaan atau pcrbcdaannya. Ada dua macam analogi analogi harfiyah dan analogi kiasan. Analogi harfiyah literal analogy adalah perbandingan di antara objek-objek dari kelompok yang sama, karena adanya persamaan dalam beberapa aspek tertentu. Misalnya, membandingkan manusia dengan monyet secara biologis. Analogi kiasan adalah perbandingan di antara objek-objek di antara kelompok yang tidak sama.  Testimoni. Testimoni ialah pernyataan ahli yang dikutip untuk menunjang pembicaraan pembicara. Pendapat ahli itu dapat diambil dari pidato seorang ahli, tulisan di surat kabar, acara televisi, dan lain-lain, termasuk kutipan dari kitab suci, hadits, dan sejenisnya.  Statistik Statistik adalah angka-angka yang dipergunakan untuk menunjukkan perbandingan kasus dalam jenis tertentu. Statistik diambil untuk menimbulkan kesan yang kuat, memperjelas, dan menyakinkan. Misalnya, untuk melukiskan betapa rusaknya generasi muda di indonnesia, seseorang menggunakan kalimat, “wahai saudara-saudara”. menurut hasil penelitian, saat ini lebih dari 65 persen remaja di Indonesia telah melakukan hubungan seks sebelum nikah Perulangan. Perulangan adalah menyebutkan k gagasan yang sama dengan kata-kata yang berbeda. Perulangan berfungsi untuk menegaskan dan mengingatkan kembali

2.1. Teknik Menyusun Pesan Pidato

H.A. Overstreet, seorang ahli ilmu jiwa untuk mempengaruhi manusia, berkata, let your speech march. Suruh pidato Anda berbaris tertib seperti barisan tentara dalam suatu pawai. Pidato yang tersusun tertib well-organized akan menciptakan suasana yang favorable, membangkitkan minat, memperlihatkan pembagian pesan yang jelas, sehingga memudahkan pengertian, mempertegas gagasan pokok, dan menunjukkan perkembangan pokok-pokok pikiran secara logis. Pengorganisasian pcsan dapat dilihat menurut isi pesan itu sendiri atau dengan mengikuti proses berpikir manusia. Yang pertama disebut organisasi pesan messages organization dan yang kedua disebut pengaturan pesan message arrangement

2.2. Organisasi Pesan

Organisasi pesan dapat mengikuti enam macam urutan sequence, yaitu: deduktif, induktif, kronologis, logis, spasial, dan topikal Urutan deduktif dimulai dengan menyatakan dulu gagasan utama, kemudian memperjelasnya dengan keterangan penunjang, penyimpulan, dan bukti Urutan induktif dikemukakan perincian-perincian dan kemudia menarik kesimpulan. Jika seseorang menyatakan dulu mengapa perlu menghentikan kebiasaan merokok, lal menguraikan alasan- alasannya, berarti orang tersebut menggunakan urutan deduktif. Tetapi seseorang menceritakan sekian banyak contoh dan pernyataan doktor tentang akibat buruk merokok dan kemudian menyimpulkan bahwa rokok berbahaya bagi kesehatan, maka orang tersebt menggunakan urutan induktif. Urutan kronologis, pesan disusun berdasarkan urutan waktu terjadinya peristiwa Urutan logis, pesan disusun berdasarkan sebab ke akibat atau dari akibat ke sebab. Bila Anda menjelaskan proses kekufuran dari sebab-sebabnya lalu ke gejala- gekalnya, maka Anda mengikuti urutan logis dari sebab ke akibat. Urutan spasial, pesan disusun berdasarkan tempat. Cara ini dipergunakan jika pesan berhubungan dengan subjek geografis atau keadaan fisik lokasi Urutan topikal, pesan disusun berdasarkan topik pembicaraan: klasifikasinya, dari yang penting ke yang kurang penting, dari yang mudah ke yang sukar dari yang dikenal ke yang asing

2.3. Pengaturan Pesan

Bila pesan sudah terorganisasi dengan baik, kemudian perlu menyesuaikan organisasi pesan ini dengan cara berpikir khalayak pendengar Urutan pesan yang sejalan dengan proses berpikir manusia disebut oleh Alan H. Monroe sebagai motivated sequence urutan bermotif. Menurut Monroe, ada lima tahap urutan bermotif : perhatian attention, kebutuhan needs, pemuasan satisfaction visualisasi visualization, dan tindakan action Dengan demikian, pidato yang baik dan efektif adalah pidato yang sejak awal mampu membangkitkan perhatian khalayak pendengar, mampu membuat pendengar merasakan adanya kebutuhan tertentu, memberikan petunjuk bagaimana cara memuaskan kebutuhan terscbut, dapat menggambarkan dalam pikirannya penerapan usul yang dianjurkan kepadanya dan akhirnya mampu menggerakan khalayak untuk bertindak sesuai anjuran yang disarankan. Misalnya, seseorang akan mengajak yang lainnya untuk memotong rambutnya yang gondrong. Pembicara memulai pembicaraan dengan melontarkan perkataan Lihat rambutmu Kutu-kuu bergelantungan dengan bebasnya...” Anda sedang memasuki tahap perhatian. Lalu Anda berkata lagi, Kutu-kutu itu tentu membuat kepalamu gatal dan kamu pasti tidak bisa tidur nyenyak...” Anda tengah berada pada tahap membangkitkan kebutuhan. Memotong rambut itu mudah dan murah, cukup dengan uang Rp 3.000 atau bahkan gratis...” Anda masuk pada tahap pemuasan. Jika kamu tetap membiarkan rambutmu jabrig begitu dan membebaskan kutu-kutu menyedot darahmu, kamu tampak seperti orang kurang waras dan mustahil gadis- gadis di desa ini akan tertarik kepadamu..., tapi jika kamu cepat memotong dan merapihkan rambutmu, kutu-kutu itu akan segera mengucapkan selamat tinggal pada kepalamu dan gadis-gadis cantik akan mengucapkan selamat datang arjunaku... Anda sudah masuk pada tahap visualisai. Ayo, cukurlah rambutmu sekarang...” Anda melakukan tahap tindakan.

2.4. Membuat Garis-garis Besar Pidato

Garis-garia besar out-line pidato merupakan pelengkap yang amat berharga bagi pembicara yang berpengalaman dan merupakan keharusan bagi pembicara yang belum berpengalaman. Garis besar pidato ibarat peta bumi bagi komunikator yang akan memasuki daerah kegiatan retorika. Peta ini memberikan petunjuk dan arah yang akan dituju. Garis besar yang salah akan mcngacaukanpcrjalanan pcmbicaraan, dan garis bcsar yang tcratur akan menertibkan jalannya pidato. Garis-garis besar pidato yang terdiri dari tiga bagian : pengantar, isi dan penutup. Dengan menggunakan urutan bermotif dari alan H. Monroe, dapat dibagi menjadi lima bagian: perhatian, kebutuhan, pemuasan, visualisasi, dan tindakan. Perhatian ditempatkan pada pengantar, kebutuhan, pemuasan, dan visualisasi ditempatkan pada isi dan tindakan ditempatkan pada penutup pidato.

C. Menyempurnakan naskah pidato berdsarkan hasil suntingan

Contoh teks pidato Pidato Presiden Sukarno Di Palembang, 10 April 1962Saudara-saudara, lebih dahulu sebagai biasa, salam islam : Assalam’mualaikumWarohmatullahiWabarokatuh.MerdekaSaudara-saudara sekalian, syukur alhamdulillah dapat berkumpul disini. Sekarang bulan April 1962. Bapak berjanji kepada rakyat, bahwa pembangunan jembatan musi segera akan dimulai, dan pada waktu itu bapak berkata: jembatan musi ini harus selesai dalam waktu tiga tahun. Jadi sebenarnya jembatan musi ini harus selesai dalam waktu tiga tahun. Jadi sebenarnya jembatan ini sudah dibuka. Tapi, yah saudara-saudara, berhubung dengan beberapa kesulitan yang harus diatasi lebih dahulu, pemancangan tiang pertama dari pada jembatan musi itu insyaallahh S.W.T baru dapat dijalankan hari ini, 10 april 1962. Jadi kalau saya hitung 3 tahun lagi, lama menjadi 10 april 1965. Karena itu, ya, meskipun bapak minta maaf kepada saudara-saudara sekalian, bahwa permulaan pekerjaan membuka atau membuat jembatan musi itu baru bisa berjalan hari ini. Bapak sekarang perintahkan supaya jembatan musi bisa dibuka tanggal 10 April 1964. Dan terutama sekali kepada pihak jepang yang akan menjadi aannemer daripada jembatan ini bekerja keras, supaya pada tanggal 10 April 1964 jembatan musi ini sudah bisa dibuka. Kepada rakyat saya minta bantuan juga sekeras-kerasnya. Permulaan bulan April 1964 itu, ya sedialah masing-masing kambing untuk dipotong, ayam untuk dipotong. Malahan lebih daripada lima ini Revolusi kita kataku, adalah juga satu revolusi untuk membuat satu macam manusia Indonesia baru. Manusia Indonesia itu Saudara-saudara bukan yang baru, manusia Indonesia seperti yang sudah-sudah, hmm, badannya kecil-kecil, kerempeng- kerempeng. Ngerti tidak, perkataan kerempeng? Bukan manusia yang gagah, yang jiwanya tegap, tetapi manusia yang, kata orang Jawa: Nun inggih, “sumuhun dawuh, kata orang Sunda. Tidak, tetapi manusia yang jiwanya tegap, badannyapun, potongannya bagus bagus. Ya, membikin satu jenis manusia Indonesia baru, dengan Iwa Indonesia yang baru pula.Ya, kecuali daripada pihak Jepang saya minta kerja keras saya minta juga supaya Rakyat Palembang bekerja keras pula membantu agar supaya jembatan itu selesai. Ya, sebagai kemarin saya katakan, Saudara-saudara sekalian, kan kita ini di dalam satu revolusi yang saya namakan revolusi simultan. Artinya simultan yaitu serenlak-sekaligus- bersama-sama. Simultan serentak-sekaligus- bersama-sama. Memang revolusi kita ini adalah satu revolusi yang serentak sekaligus bersama-sama. Macam-macam revolusi kita kerjakan bersama. Revolusi kita adalah revolusi politik untuk merombak cara pemerintahan yang kolot, yang kuno, yang feodal, yang aristokratis, yang otokratis, yang diktator dan lain-lain dengan satu cara pemerintahan demokratis yang sejati. Revolusi kita adalah pula revolus ekonom untuk merobah lama sekali ekonomi kolonil menjadi satu ekonomi nasional. Revolusi kita adalah revolusi sosial, untuk merombak satu masyarakat, susunan masyarakat yang kapitalis, menjadi satu susunan masyarakat yang adil dan samarasa-samarata. Saya pernah mengatakan disini jangan cuma makmur tok, makmurnya beberapa orang tidak adil dikalangan Rakyat. Makmur dan adil itulah schcnarnya revolusi sosial Revolusi kita adalah juga satu revolusi kebudayaan, untuk merobah satu susunan kebudayaan kolot, feodal, kolonial menjadi satu kebudayaan Indonesia yang baru. Dalam menjalankan perjuangan itu, kita menambah produksi padi, kita ya mengadakan revolusi dilapangan kebudayaan, kita ya mengadakan revolusi dilapangan politik, kita ya mengadakan revolusi dilapangan sosial dan lain-lain sebagainya Republik kita ini makin lama makin besar, makin kuat, meskipun ada pemberontakan, ada gerombolan- gerombolan, toh kita makin lama. makin kuat, makin lama makin kuat. Tanyaka Duta besar-duta besar yang hadir disini Saudara-saudara, tidakkah benar, bahwa Republik Indonesia ini adalah satu negara yang sekarang ini bertumbuh kearah kekuatan dan kesentausaan En toh, Saudara-saudara, dulu kita ini mempunyai apa, Saudara-saudara? Tetapi sebagai kekuatan, berulang-ulang, sejak dari mulanya Kila mempunyai semangal yang menyala- nyala cinta kepada kemerdekaan: Sekali merdeka tetap merdeka Dan semenjak proklamasi berkobar-kobar, bernyala-nyala, berapi-api didalam diri kita sampai kepada saat sekarang ini. Dan Insya Allah SWT sampai seterusnya, Saudara-saudara, saya minta seluruh dunia melihat semangat Indonesia ini, semangat manusia Indonesia baru sebagai yang saya maksudkan didalam permulaan pidato saya ini tadi, bahwa kita membangun satu jenis manusia baru yang fisik dadanya tegap, dan jiwapun tegap semangatnya tegap, tekadnya tegap, rakyatnya tegap, tiap tetes darah didalam badan kita itu tegap. Tegak berdiri diatas kebenaran, tegak untuk mendirikan satu masyarakat yang adil dan makmur, tegak untuk menyempurnakan kemerdekaan mempertahankan dan inl Hendaknya Sang Merah-Putih ini benar-benar, Saudara-saudara, menjadi lambang daripada kejayaan manusia didunia ini. Lambang laripada tekad sesuatu bangsa yang sekali lelah bersumpah. Sekali merdeka, tetap merdeka Dan menjalankan sumpahnya itu dengan Segala konsekwensinya Sekali lagi saya minta, agar supaya jembatan Musi ini dengan kerja keras daripada aannemer, dengan bantuan kerja keras daripada seluruh masyarakat Indonesia, pada tanggal 10 April 1964 bisa dibuka, dan Insya Allah S.W.T, jikalau diberi oleh Tuhan hendaknya, saya ingin menjadi manusia yang pertama yang melewati jembatan Musi pada anggal 10 April 1964 sekian Saudara-saudara, Assalamualaikum ww Merdeka Menyunting pidato, dari pidato di atas diperoleh hasil suntingan sebagai berikut :