5
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
5.1. Kesimpulan
A. Potensi Kota Bogor
Berdasarkan hasil pembahasan terhadap pelaksaan kajian, maka dapat disimpulkan tentang potensi Kota Bogor, yang meliputi : potensi penduduk,
potensi sosial ekonomi, potensi sektor industri, potensi pendapatan daerah, potensi infrastruktur daerah, potensi SDM, potensi angkatan kerja, serta potensi
IKM dan UKM. a. Potensi Penduduk:
Jumlah penduduk Kota Bogor pada tahun 2013 tercatat sebanyak 1.013.019 jiwa. Selama kurun waktu 2010-2013 rata-rata pertumbuhan
penduduk mencapai 1,87 persen. Rasio jenis kelamin laki-laki terhadap perempuan di Kota Bogor pada tahun 2013 adalah 103 yang berarti untuk
setiap 100 penduduk perempuan rata-rata terdapat 103 penduduk laki-laki.
Dilihat dari struktur umur, penduduk Kota Bogor berada pada tahap transisi dari penduduk muda menjadi penduduk tua. Hal ini ditunjukkan dengan
proporsi penduduk yang berusia kurang dari 15 tahun sebesar 28,30 persen, dan penduduk usia 65 tahun ke atas sudah mencapai 3,47 persen.
b. Potensi Sosial Ekonomi
Kedudukan topografi Kota Bogor ditengah-tengah wilayah Kabupaten Bogor serta lokasinya yang dekat dengan Ibukota Negara, merupakan potensi
yang strategis untuk perkembangan dan pertumbuhan kegiatan ekonomi. Adanya Kebun Raya yang didalamnya terdapat Istana Bogor di Pusat Kota,
merupakan tujuan wisata, serta kedudukan Kota Bogor diantara jalur tujuan wisata Puncak-Cianjur juga merupakan potensi yang strategis bagi
pertumbuhan ekonomi. Pembangunan didaerah ini lebih diarahkan pada pemerataan dan pertumbuhan ekonomi, dengan memprioritaskan
pembangunan sektor perdagangan dan jasa yang ditunjang oleh sektor industri.
Semakin membaiknya fundamental ekonomi Kota Bogor yang ditandai dengan laju pertumbuhan ekonomi di atas 6 selama 2010-2013, sementara
situasi global yang tidak belum mendukung, dan juga daya saing global relatif stagnan selama beberapa tahun ini. faktor penunjang pembangunan
diantaranya variabel institusi stagnan, defisit infrastruktur, teknologi dan inovasi juga merupakan faktor-faktor yang mengakibatkan stagnannya daya saing
global.
Perekonomian Kota Bogor selalu memiliki laju pertumbuhan yang positif, namun demikian, upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat tidak hanya
diukur dari aspek pertumbuhan ekonomi semata, tetapi yang lebih penting lagi adalah seberapa jauh pertumbuhan ekonomi tersebut dapat dinikmati oleh
masyarakat. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi tidak selalu berarti tingginya tingkat kesejahteraan penduduknya.
Perkembangan nilai PDRB Kota Bogor tahun 2013 apabila dibandingkan dengan nilai PDRB tahun 2012 masing-masing terlihat terjadi peningkatan dan
kenaikan. Nilai PDRB atas dasar harga berlaku tahun 2013 sebesar Rp. 19.535.008,93 juta atau naik sebesar 12,786 dibandingkan tahun 2012 yang
sebesar Rp. 17.323.335,98 juta. Sementara nilai PDRB atas dasar harga konstan tahun 2013 sebesar Rp. 5.710.336,54 juta sedangkan tahun 2012
sebesar Rp. 5.394.303,98 juta naik sebesar 5,86 LPE.
Pada tahun 2013 sektor yang pertumbuhan tercepat adalah Sektor Tersier Perdagangan, Hotel dan Restoran; Pengangkutan dan Komunikasi;
Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan; Jasa-jasa disusul Sektor Sekunder Industri Pengolahan; Listrik, Gas dan Air Bersih; Bangunan dan
Sektor Primer Pertanian dengan laju pertumbuhan 1,89 persen, 5,60 persen dan 6,04 persen. Dari sisi kontribusi 61,67 persen sektor tertier, 38,07 persen
sekunder, dan primer hanya 0,26 persen.
c. Potensi Sektor Industri: