Potensi Infrastruktur Daerah Bab 5 Kesimpulan Rekomendasi Kajian MEA 2015 Revisi

Selain itu terdapat peningkatan investasi industri sebesar Rp.6.877.491.253,- yang terdiri dari Rp.5.853.409.630,- pada industri menengahbesar, Rp.896.081.623 pada industri kecil formal dan Rp.128.000.000,- pada industri kecil non formal.

d. Pendapatan Daerah

PAD selama kurun waktu 2011-2014 mengalami kenaikan sebesar 30,59 persen pada tahun 2012 kemudian meningkat meningkat sebesar 54,42 persen pada tahun 2013. Peningkatan PAD ini disebabkan oleh peningkatan pada semua pos PAD. Pos yang mengalami peningkatan adalah Pos Pajak Daerah yang rata- rata pertumbuhan sebesar 26,36 persen setiap tahunnya atau meningkat dari Rp 165.396.746.064 pada tahun 2011 terus mengalami peningkatan menjadi Rp 376.487.551.008 pada tahun 2014. Komponen PAD yang memberikan kontribusi sangat besar adalah Pos Pajak Daerah dengan menyumbang kepada PAD berkisar antara 72 persen. Pos-pos lain yang memberikan kontribusi kepada PAD berturut-turut adalah Pos Retribusi Daerah dengan kisaran persentase kontribusi 15 persen, Pos Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah kontribusi terhadap PAD berkisar antara 8 persen dan PosHasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan berkontribusi antara 5 persen terhadap PAD.

e. Potensi Infrastruktur Daerah

Fasilitas wilayah atau infrastruktur adalah penunjang daya saing daerah dalam hubungannya dengan ketersediaan fasilitas untuk mendukung ekonomi daerah di berbagai sektor di daerah dan antar- wilayah. Semakin lengkap ketersediaan wilayahinfrastruktur, maka semakin kuat dalam menghadapi daya saing daerah. 1 Sumberdaya air Pada tahun 2012 jumlah pelanggan di Kota Bogor sudah mencapai 109.846 yang sebagian besar yaitu sekitar 93,55 persennya merupakan pelanggan rumah tangga. Pelanggan rumah tangga terbanyak ada di Kecamatan Tanah Sareal yaitu sebanyak 21.160 pelanggan, diikuti Bogor Selatan sebanyak 20.150, Bogor Tengah 19.147 dan Bogor Barat 19.134. Banyaknya air yang disalurkan PDAM Tirta Pakuan selama tahun 2012 mengalami kenaikan sekitar 5,27 persen dibanding tahun 2011 yaitu mencapai 32,05 juta m3 dan terbanyak disalurkan ke pelanggan rumahtangga yaitu sebanyak 26,3 juta m3 82,09 persen. Air yang disalurkan ke instansi pemerintah hanya sebanyak 1.206.048 m3, dan untuk sarana sosial sebanyak 1.748.124 m3. Sedangkan Air yang disalurkan ke pelanggan komersial niaga sebanyak 2.598.289 m3 dan untuk kalangan industri hanya sebanyak 128.313 m3. Sisanya disalurkan ke tangki air sebanyak 635m3 dan pelanggan khusus sebanyak 61.511 m3. Jumlah air yang disalurkan PDAM Tirta Pakuan tiap bulannya rata-rata sekitar 2,67 juta m3. Nilai air yang terjual pada tahun 2012 mengalami kenaikan yang cukup tinggi yaitu sekitar 18,56 dibanding tahun 2011. Hal ini disebabkan selain karena jumlah pelanggannya yang meningkat juga karena adanya kebijakan kenaikan tarif air minum yang berlaku sejak bulan September 2012. 2 Jalan Raya Rasio panjang jalan terhadap jumlah kendaraan merupakan salah satu indikator penting aksesibilitas daerah yang digunakan untuk melihat ketersediaan sarana jalan terhadap jumlah kendaraan dalam rangka memberikan kemudahan akses bagi seluruh masyarakat dalam melakukan segala aktivitas di semua lokasi dengan kondisi dan karakteristik fisik yang berbeda. Rasio panjang jalan terhadap jumlah kendaraan pada tahun 2009 hingga tahun 2013 mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat bahwa pada tahun 2009 rasio panjang jalan terhadap kendaraan sebesar 31,64; terjadi peningkatan pada tahun 2010 menjadi 37,99; kemudian mengalami peningkatan pada tahun 2011 menjadi 47,23; dan mengalami peningkatan pada tahun 2012 dan 2013 menjadi 47,27. Panjang jalan dari tahun 2009 hingga tahun 2013 mengalami penurunan, yaitu dari 711.292 kilometer pada tahun 2009 dan 2010 menjadi 661.450 kilometer pada tahun 2011 hingga tahun 2013. Hal ini berbanding terbalik dengan jumlah kendaraan terus mengalami peningkatan, yaitu dari 225.050 pada tahun 2009 menjadi 312.639 pada tahun 2013. Sehingga untuk ketersediaan sarana jalan terhadap jumlah kendaraan di Kota Bogor pada tahun 2013 mencapai 1:47, ini artinya bahwa setiap panjang jalan sepanjang satu kilometer, dapat diakses kendaraan baik kendaraan roda empat maupun roda dua sebanyak 47 kendaraan. 3 Energi Jumlah pelanggan listrik tahun 2011 di Kota Bogor terdapat 201.850 pelanggan. Pelanggan terbanyak berada di Kelurahan Bantarjati yang mencapai 8.764 pelanggan. Kedua terbanyak adalah Kelurahan Baranangsiang yang mencapai 7.964 pelanggan. Dilihat dari daya yang tersambung, terbanyak di Kel. Baranangsiang sebesar 23.454.165 dibanding Kelurahan Bantarjati yang daya tersambungnya sebanyak 22.367.500. Sumber energi gas semakin diminati masyarakat Kota Bogor. Peningkatan pelanggan gas di tahun 2012 yang mencapai 16.826 pelanggan dan sebagian besar merupakan pelanggan rumah tangga yaitu sekitar 97 persen. Pemanfaatan gas di kalangan pelanggan industri dan komersil juga semakin meningkat. Penggunaan gas di kalangan industri meningkat 2,46 persen dari 435,7 juta kubik tahun 2011 menjadi 446,4 juta kubik tahun 2012. Sedangkan penggunaan di kalangan pelanggan komersil meningkat sekitar 4,11 persen dari 2.139.922 kubik tahun 2011 menjadi 2.227.820 kubik tahun 2012. Hal ini menyebabkan volume gas yang terjual juga meningkat 2,41 persen dibanding tahun 2011 dengan rata-rata volume gas terjual per bulan sekitar 37,7 juta kubik.

f. Potensi SDM