39
e. Pengguna
Komponen terakhir adalah pengguna yang dilibatkan dalam sistem.
2.4.7 Entity Relationship Modeling ER Model
ER Model dibagi menjadi 3, yaitu :
a. Entity Type
Entity type merupakan kumpulan objek-objek dengan sifat property sama yang diidentifikasi oleh enterprise yang
mempunyai ekssistensi independen. Keberadaannya dapat berupa fisik ataupun abstrak Indrajani,2009, p149.
Menurut Connoly dan Begg 2005, p345, entity occurrence adalah sebuah objek dari suatu tipe entity yang dapat
diidentifikasi secara unique.
Gambar 2.7 Entity type
Entity type bisa dikelompokkan menjadi : 1. Strong
Entity
40
Entity yang keberadaannya tidak tergantung pada entity lain. Terkadang disebut parent, owner dominant.
2. Weak Entity
Entity yang keberadaannya bergantung pada entity lain. Disebut juga child dependent, subordinate.
Gambar 2.8 Strong dan weak entity
b. Relationship Type
Menurut Indrajani 2009, p150, relationship type adalah kumpulan keterhubungan yang mempunyai arti tipe entity yang
ada. Menurut Indrajani 2009, p150, relationship occurance
merupakan keterhubungan yang diidentifikasikan secar unik yang meliputi keberadaan setipa tipe entity yang berpartisipasi.
41
Menurut Indrajani 2009, p151, relationship type memiliki derajat, yaitu jumlah entity yang berpartisipasi dalam suatu
relationship. Derajat relationship terdiri dari: 1.
Binary Relationship, merupakan keterhubungan antara dua tipe entity.
Gambar 2.9
Binary Relationship
2. Ternary Relationship, merupakan keterhubungan antara tiga tipe entity.
Gambar 2.10 Ternary Relationship
3. Quartenary Relationship, merupakan keterhubungan antara empat tipe entity.
42
Gambar 2.11 Quartenary Relationship
4. Unary relationship, merupakan keterhubungan antara satu tipe entity, dimana tipe entity tersebut berpartisipasi lebih
dari satu kali dengan peran yang berbeda. Kadang-kadang disebut sebagai recursive relationship. Relationship dapat
diberi role names untuk mengidentifikasikan keterkaitan tipe entity dalam relationship.
c. Atribut
Menurut Indrajani 2009, p153, atribut merupakan sifat- sifat dari sebuah entity atau tipe relationship.Selain itu atribut
domain adalah himpunan nilai yang diperbolehkan untuk satu atau lebih atribut.
Atribut domain terdiri atas :
43
1. Simple attributeadalah atribut yang terdiri atas satu
komponen tunggal dengan keterbatasan yang independen dan tidak dapat dibagi menjadi bagian yang lebih kecil
lagi. Dikenal juga dengan nama Atomic Attribute. 2. Composite attributeadalah atribut yang terdiri atas
beberapa komponen, dimana masing-masing komponen memiliki keberadaan yang independen
3. Singe – Valued Attirbuteadalah atribut yang mempunyai nilai tunggal untuk setiap kejadian
4. Multi – Valued attributeadalah atribut yang mempunyai beberapa nilai untuk setiap kejadian.
5. Derived attributeadalah atribut yang memiliki nilai yang
dihasilkan dari satu atau beberapa atribut lainnya dan tidak harus berasal dari satu entity.
Sedangkan key pada sistem basis data meliputi : 1.
Candidate Keyadalah jumlah minimal atribut-atribut yang dapat mengidentifikasikan setiap kejadian atau record
secara unik. Indrajani, 2009, p154. 2. Primary keyadalahcandidate key yang dipilihuntuk
mengidentifikasikan setiap kejadian atau record dari suatu entity secara unik Indrajani, 2009, p154.
3. Composite keyadalahcandidate key yang terdiri atas satu atau lebih atribut. Indrajani, 2009, p154.
44
4. Alternate keyadalahcandidate key yang tidak terpilih menjadi primary key atau biasa disebut secondary key.
Connoly, 2005, p79. 5. Foregin Keyadalah sebuah primary key pada suatu entity
yang digunakan pada entity lainnya untuk mengidentifikasikan sebuah relationship. Connoly, 2005,
p79.
2.4.8 Data Flow
Diagram
Menurut Whitten, Bentley, dan Dittman 2004, p334,Data Flow Diagram DFD merupakan model proses yang digunakan untuk
menggambarkan suatu aliran data melalui sebuah sistem dan tugas atau sebuah proses yang dilakukan oleh sistem.
Sedangkan, menurut McLeod 2004, p171-172 merupakan representasi berupa gambar dari suatu sistem yang menggunakan empat
buah simbol untuk mengilustrasikan aliran data melalui proses yang saling terkait.
Tabel 2.1 Simbol-simbol DFD
Nama Keterangan
Elemen Lingkungan
Elemen lingkungan yang dihadapi oleh sistem. Elemen ini memberikan data input untuk sistem
dan menerima data output dari sistem. Untuk mendeskripsikan elemen lingkungan, sering
External Agent
45
digunakan nama terminator. Terminator menandakan tempat dimana sebuah sistem
berakhir. Teminator dilambangkan dengan sebuah persegi atau kotak dengan label nama
dari elemen lingkungan tersebut. Sebuah terminator dapat berupa orang, organisasi atau
sistem lainnya. Proses
Proses adalah kerja yang dilakukan oleh sistem sebagai respons terhadap aliran data masuk
atau kondisi. Proses mengubah masukan menjadi keluaran. Proses dapat digambarkan
dengan sebuah linkaran atau persegi panjang atau sebuah persegi dengan sudut yang
membentuk bulatan dengan label nama dari proses tersebut. Penamaan proses pada
umumnya menggunakan kata benda dan objek. Aliran
Data Sebuah aliran data terdiri dari sekelompok
elemen data yang terhubung dan bergerak dari suatu titik atau proses ke titik atau proses
lainnya. Digambarkan dengan simbol panah. Nama
Proses
nama aliran data
46
Data Store
Penyimpanan data merupakan tempatdata yang digunakan dalam sistem untuk disimpan.
Penyimpanan data dilambangkan dengan persegi yang terbuka
Proses penggambaran DFD adalah dengan mengidentifikasi proses, menghubungkan mereka dengan aliran data, mengidentifikasi
terminator yang menyediakan masukan dan menghasilkan keluaran dan menambahkan penyimpanan data bila diperlukan.
Tingkatan dalam DFD, yaitu : 1. Diagram konteks, merupakan level tertinggi dari DFD yang
menggambarkan seluruh input atau output ke sisi sistem. 2. Diagram Nol, merupakan penggambaran diagram konteks yang
lebih rinci. Hal-hal yang harus diperhatikan: a.
Perlihatkan data store yang digunakan. b.
Untuk prosesn aygn lebih rinci lagi pada level selanjutnya, tambahkan tanda pada akhir nomor proses.
c. Keseimbangan input dan output antara diagram konteks
dan diagram nol harus diperlihara. 3. Diagram rinci, merupakan rincian dari diagram no dan diagram
level diatasnya. Data Store
47
2.5 State Transition Diagram
Menurut Whitten, Bentley, dan Dittman 2004, p673, State-Transition DiagramAdalah model atau alat yang digunakan untuk menggambarkan urutan
dari variasi screen yang dapat terjadi selama datu sesi pengguna. Komponen State transition diagram yaitu:
1. State, digambarkan dengan persegi panjang yang menunjukkan state dari
sistem.
Gambar 2.12 Simbol state dalam STD
2. Transition, digambarkan dengan arrows panah yang menunjukkan
transisi antar state. Tiap panah diberi label dengan ekspresi aturan label yang diatas menunjukkan kejadian yang menyebabkan transisi yang
terjadi. Sedangkan label yang dibawah menunjukkan aksi yang terjadi akibat dari kejadian tadi.
condition action
Gambar 2.13 Simbol transisi dalam STD
2 2.6 Meto
odologi Pera
Penjelasa 1.
Da
ak Ap
ancangan D
Gam
an dari tahap atabase plan
Datab ktivitas ma
pplication L
Database D
mbar 2.14
Da
-tahap siklu nning.
ase planning anajemen u
ifecycle seca
atabase Lif
tabase Lifec
s diatas adal
g atau peren utuk merea
ara efektif d
fecycle
cycle DBLC
lah:
ncanaan basis alisasikan
dan efisien, m C
s data merup tahapanData
menurut Indr
48
pakan abase
rajani
49
2008, p80.Perencanaan basis data terintegrasi dengan keseluruhan strategi sistem informasi organisasi.
Terdapat 3 hal yang berkaitan dengan strategi sistem informasi, yaitu:
1. Identifikasi rencana dan sasaran dari organisasi termasuk mengenai sistem infomasi yang dibutuhkan.
2. Evaluasi sistem informasi yang ada untuk menetapkan kelebihan dan kekurangan yang dimiliki oleh sistem.
3. Penaksiran kesempatan teknik informatika yang mungkin memberikan keuntungan kompetitif.
Metodologi untuk mengatasi hal tersebut terbagi atas: a.
Mendefinisikan mission statement untuk sistem basis data. Dalam mission statement didefinisikan tujuan
utama pembuatan basis data.Mission statement membantu menjelaskan tujuan proyek basis data dan memberikan
tahapan yang jelas, efektif, dan efisien dari aplikasi basis data.
b. Mendefinisikan mission objective.
Setiap objek menidentifikasikan kembali tugas-tugas tertentu yang harus didukung basis data dan berserta
informasi tambahan yang menjelaskan pekerjaan yang harus diselesaikan, sumber daya yang digunakan.
50
2. System Definition
System Definition atau definisi sistem bertujuan untuk mendeskripsikan batasan dan ruang lingkup aplikasi basis data
serta sudut pandang user yang utama, menurut Indrajani 2008, p81.Aplikasi data seharusnya memiliki satu atau lebih user.
Mengidentifikasi user membantu untuk memastikan agar tidak ada pengguna basis data yang terlupakan dan mengetahui apa
yang diinginkan pengguna saat aplikasi baru akan dibuat. Selain itu, user juga membantu dalam mengembangkan aplikasi basis
data yang rumit dan dapat menguraikannya menjadi subbagian- subbagian yang lebih sederhana.
3. Analisis dan Pengumpulan Kebutuhan
Analisis dan pengumpulan kebutuhan merupakan proses mengumpulkan dan menganalisis informasi tentang organisasi
yang akan didukung oleh aplikasi basis data dan menggunakan informasi untuk mengidentifikasi kebutuhan user terhadap sistem
yang baru, menurut Indrajani 2008,p82. Infomasi yang dikumpulkan dapat berupa deskripsi data
yang digunakan atau dihasilkan, detail dari data tersebut, dan beberapa kebutuhan tambahan untuk aplikasi basis data yang
baru.Informasi tersebut dianalisis utnuk menidentifikasikan kebutuhan user dan diharapkan tersedia pada aplikasi basis data
51
yang baru. Ada 3 macam pendekatan yang bisa digunakan dalam hal ini:
a. Pendekatan Terpusat
Kebutuhan untuk setiap pengguna dibuat dalam satu set of Requirement dan model data global dibuat
berdasarkan hal itu. Setiap user memiliki kebutuhan yang berbeda di mana seluruh kebutuhan tersebut akan
dikumpulkan dan dibuat menjadi suatu global data model yang nantinya diperlukan dalam pembuatan basis data.
b. Pendekatan View Integration
Kebutuhan untuk setiap user dibuat dalam model data yang terpisah. Model data yang menggambarkan single
user disebut model data lokal, disusun dalam bentuk diagram, dan dokumentasi yang mendeskripsikan kebutuhan
user basis data. Model data lokal ini kemudian digabungkan utnuk menghasilkan model data global yang
menggambarkan seluruh user utnuk basis data. c.
Gabungan antara kedua pendekatan itu
4. Database Design
Database design atau desain basis data adalah proses membuat desain yang mendukung operasional dan tujuan
perusahaan, menurut Indrajani 2008, p84. Tujuan desain basis data adalah:
52
a. Menggambarkan relasi data antara data yang dibutuhkan
oleh aplikasi dan user. b.
Menyediakan model data yang mendukung seluruh transaksi yang diperlukan.
c. Menspesifikasi desain dengan struktur yang sesuai dengan
kebutuhan sistem. Ada beberapa pendekatan yang dapat digunakan dalam
mendesain basis data, yaitu: 1.
Top-Down Diawali dengan membuat data model. Pendekatan
top-down dapat diilustrasikan dengan menggunakan entity- relationship ER model yang high level, kemudian
mengidentifikasi entity, dan relationship antar entity organisasi. Pendekatan ini sesuai dengan basis data yang
kompleks. 2.
Bottom-Up Dimulai dari level dasar atribut propertyentity dan
relationship, menganalisis hubungan antara atribut, mengelompokkannya dalam suatu relasi yang
menggambarkan tipe entity dan relasi antara entity. Pendekatan ini sesuai dengan basis data yang jumlahnya
sedikit.
53
5. DBMS Selection
DBMS selection adalah kegiatan memilih DBMS yang akan digunakan dalam pembuatan basis data. Pemilihan DBMS yang
tepat sangat mendukung aplikasi basis data, menurut Indrajani 2008, p87.
Langkah utama dalam pemilihan DBMS: a.
Definisikan waktu untuk melakukan studi referensi. b.
Catat dua atau tiga produk yang akan dievaluasi untuk digunakan.
c. Evaluasi produk tersebut.
d. Rekomendasikan produk yang akan dipilih dan buat laporan
yang mendukungnya.
6. Desain Aplikasi
Desain aplikasi merupakan perancangan user interface dan program aplikasi yang menggunakan dan melakukan proses
terhadap basis data, menurut Indrajani 2008, p87. Perancangan basis data dan perancangan aplikasi dilakukan secara paralel. Ada
dua aktivitas penting di dalamnya, yaitu transaction design dan interface design:
1. Transaction design
Transaction design merupakan tindakan atau serangkaian tindakan yang dilakukan oleh single user atau
54
program aplikasi yang mengakses atau mengubah isi basis data.
2. Interface design
Beberapa aturan pokok dalam pembuatan user interface antara lain adalah:
a. Pemberian nama suatu form atau report cukup jelas
dan menerangkan fungsi dari suatu form atau report. b.
Pesan kesalahan jika memasukan data yang salah. c.
Field yang saling berhubungan ditempatkan pada form atau report yang sama dengan urutan yang logis dan
konsisten.
7. Prototyping
Prototyping fungsinya adalah membuat model kerja suatu aplikasi basis data, menurut Indrajani 2008, p90. Tujuan utama
dari tahapan ini adalah: 1.
Untuk mengidentifikasi fitur sistem yang sedang berjalan. 2.
Untuk memberikan perbaikan atau penambahan fitur baru. 3.
Untuk klarifikasi kebutuhan user. 4.
Untuk evaluasi kelayakan dan kemungkinan apa yang terjadi dari desain sistem.
55
Terdapat 2 macam prototype yang dapat digunakan saat ini, yaitu: a.
Requirements prototyping Menggunakan prototipe untuk menentukan kebutuhan
dari aplikasi basis data yang diinginkan dan ketika kebutuhan tersebut terpenuhi maka prototipe akan dibuang.
b. Evolutionary prototyping
Digunakan untuk tujuan yang sama. Perbedaannya adalah prototipe ini tidak dibuang, tetapi dikembangkan
lebih lanjut menjadi aplikasi basis data yang digunakan.
8. Implementation
Implementation merupakan realisasi fisik dari basis data dan desain aplikasi, menurut Indrajani 2008, p91. Implementation
basis data dicapai dengan menggunakan: 1.
DDL untuk membuat skema basis data dan database file yang kosong.
2. DDL untuk
membuat user view yang diinginkan.
3. 3GL atau 4GL untuk membuat program aplikasi termasuk
transaksi basis data yang menggunakan DML atau ditambahkan pada bahasa pemograman.
9. Data Conversion and Loading
Data conversion and loading adalah tahap pemindahan data yang ada ke dalam basis data yang baru dan mengkonversi
56
aplikasi yang ada agar data menggunakan basis data yang baru, menurut Indrajani 2008, p91.Tahapan ini dibutuhkan ketika
sistem basis data baru menggantikan yang lama. DBMS biasanya memiliki fitur untuk memanggil ulang file yang telah ada ke
dalam basis data baru. Dapat juga mengkonversi dan menggunakan program aplikasi dari sistem yang lama untuk
digunakan oleh sistem yang baru.
10. Testing
Testing adalah suatu proses eksekusi program aplikasi dengan tujuan untuk menemukan kesalahan dengan skenario tes
yang direncanakan dan data yang sesungguhnya, menurut Indrajani 2008, p91. Pengujian hanya akan terjadi jika terjadi
kesalahan pada software.
11. Operational Maintenance
Operational maintenance adalah proses pengawasan dan pemeliharaan sistem setelah instalasi, menurut Indrajani 2008,
p91. Operational maintenance mencakup: 1. Pengawasan kinerja sistem. Jika kinerja menurun,
diperlukan perbaikan atau pengaturan ulang basis data. 2. Pemeliharaan dan pembaharuan aplikasi basis data jika
dibutuhkan. 3.
Penggabungan kebutuhan baru ke dalam aplikasi basis data.
57
2.7 Metode Perancangan Aplikasi SDLC