BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Geografis (SIG) 2.1.1 Pengertian Sistem

(1)

 

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Sistem Informasi Geografis (SIG) 2.1.1 Pengertian Sistem

Pengertian dan definisi sistem pada umumnya adalah suatu kesatuan yang terdiri atas komponen atau elemen yang saling berinteraksi, saling terkait, atau saling bergantung membentuk keseluruhan yang kompleks. Menurut menurut O’Brien (2003,p8), sistem adalah kumpulan elemen yang saling terhubung atau berinteraksi membentuk suatu kesatuan atau sekumpulan komponen yang saling terhubung dan bekerja sama untuk mencapai sasaran dengan menerima input dan menghasilkan output dalam sebuah proses transformasi yang terorganisir.

Sedangkan pendapat menurut Connolly dan Begg (2005, p283), sistem adalah suatu cara untuk mengumpulkan, mengatur, mengendalikan dan menyebarkan informasi keseluruh organisasi.

2.1.2 Pengertian Informasi

Pengertian Informasipada umumnya adalah data yang telah

diproses menjadi bentuk yang memiliki arti bagi penerima dan dapat berupa fakta, suatu nilai yang bermanfaat.Ada suatu proses transformasi data menjadi suatu informasi yaituinput- proses -output.


(2)

 

 

Menurut Jogiyanto H.M (1999, p8), informasi adalah data yang diolah menjadi suatu bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi penerimanya yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian (event) nyata yang digunakan untuk pengambilan suatu keputusan.

2.1.3 Pengertian Geografi

Pengertian geografi pada umumnya adalah ilmu yangmempelajari

tentang lokasi serta persamaan dan perbedaan variasi keruangan atas fenomena fisik dan manusia di atas permukaanbumi.Geografi lebih dari sekedarkartografi (studi tentangpeta). Geografi tidak hanya menjawab apa dan dimana yang ada di atas muka bumi, tetapi juga diartikan dengan lokasi pada ruang.

Menurut John Mackinder (1861-1947) seorang pakar geografi memberi definisi geografi sebagai satu kajian mengenai kaitan antara manusia dengan alam sekitarnya.Suatu definisi yang lain adalah hasil semlok (seminar dan lokakarya) di Semarang tahun 1988. Geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena geosfer dengan sudut pandang kewilayahan dan kelingkungan dalam konteks keruangan.

2.1.4 Pengertian Sistem Informasi

Pengertian sistem informasi pada umumnya adalahsuatu sistem

terintegrasi yang mampu menyediakan informasi yang bermanfaat bagi penggunanya, untuk menyediakan informasi untuk mendukung operasi,


(3)

 

 

manajemen dalam suatu organisasi. Sistem ini memanfaatkan perangkat keras dan perangkat lunak komputer, prosedur manual, model manajemen dan basis data.

Sistem informasi menurut Robert A. Leitch dan K. Roscoe Davis adalah suatu sistem didalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan.

2.1.5 Pengertian Sistem Informasi Geografis

Sistem Informasi Geografis (GIS) pada umumnya adalahsisteminformasikhusus yang mengelola data yang memiliki informasi spasial. SIG juga merupakan sejenis perangkat lunak yang dapat digunakan untuk pemasukan, penyimpanan, manipulasi, menampilkan, dan keluaran informasi geografis berikut atribut – atributnya (Prahasta, 2005, p49).

SIG digunakan untuk memberi nilai, dengan melakukan pengaturan dan memperlihatkan data secara tepat, menggabungkannya dengan data lain, melakukan analisis terhadap data, dan menghasilkan data baru yang berguna, pada gilirannya SIG dapat membantu untuk pengambilan keputusan (Heywood , 2002, p12).

Teknologi Sistem Informasi Geografi dapat digunakanuntukinvestigasi ilmiah,pengelolaan sumberdaya,perencanaan pembangunan,kartografi dan perencanaan rute. Misalnya dalam kasus ini


(4)

 

 

SIG yang dirancang dapat membantu menampilkan informasi BTS PT. Indosat Tbk dan merencanakan lokasi baru potensial yang belum terjangkau oleh jaringan PT. Indosat Tbk. Dan selain itu informasi seperti masa kontrak, status kepemilikan lahan dan kerusakan BTS juga dapat ditampilkan.

Sistem Informasi Geografi dibagi menjadi dua kelompok yaitu

sistem manual (analog), dan sistemotomatis (yang berbasis digital

komputer). Perbedaan yang paling mendasarterletakpada cara pengelolaannya. SistemInformasi manual biasanya menggabungkan beberapa data seperti peta, lembar transparansi untuk tumpang susun (overlay), foto udara, laporan statistikdan laporan survey lapangan.Semua data tersebut dikompilasi dan dianalisis secara manual dengan alat tanpakomputer. Sedangkan Sistem Informasi Geografis otomatis telah menggunakan komputer sebagai sistem pengolah data melalui proses digitasi. Sumber data digital dapat berupa citra satelit atau foto udara digital serta foto udara yang terdigitasi. Data lain dapat berupa peta dasar terdigitasi.

SIG juga merupakan hasil dari perpaduan disiplin ilmu didalam beberapa proses data spasial. Hal ini dapat dilihat dari gambar berikut ini:


(5)

 

 

Gambar 2.1Proses data spasial

Berdasarkan pengertian-pengertiandiatas, maka Sistem Informasi Geografis (SIG) dapat berfungsi sebagai bank data terpadu, yaitu dapat memandu data spasial dan non spasialdalam suatu basis data

terpadu.Sistem modelling dan analisa, yaitu dapat digunakansebagai

sarana evaluasi potensi wilayah dan perencanaan spasial.Sistem pengelolaan yang bereferensi geografis, yaitu untuk mengelola operasional dan administrasi lokasi geografis.Dan sebagai sistem pemetaan komputasi, yaitu sistem yang dapat menyajikan suatu peta yang sesuai dengan kebutuhan.

2.1.6 Subsistem Sistem Informasi Geografis

Sistem Informasi Geografimempunyai beberapa subsistem, yaitu : a. Data Input

Subsistem ini bertugas untuk mengumpulkan data dan mempersiapkan data spasial dan atribut dari berbagai sumber dan bertanggung jawab dalam mengkonversi atau mentransformasikan


(6)

 

 

format data aslinya kedalam format yang dapat digunakan oleh SIG.

b. Data output

Subsistem ini menampilkan atau menghasilkan keluaran seluruh atau sebagian basis data baik dalam bentuk softcopy maupun bentuk hardcopy seperti: tabel, grafik dan peta.

c. Data Management

Subsistem ini mengorganisasikan baik data spasial maupun data atribut ke dalam sebuah basis data sedemikian rupa sehingga mudah dipanggil, di-update dan di-edit.

d. Data Manipulation & Analysis

Subsistem ini menentukan informasi-informasi yang dapat dihasilkan oleh SIG dan melakukan manipulasi serta pemodelan data untuk menghasilkan informasi yang diharapkan.


(7)

 

 

Gambar 2.2Subsistem SIG

Jika subsistem SIG tersebut diperjelas berdasarkan uraian jenis masukan, proses, dan jenis keluaran yang ada didalamnya, maka subsistem SIG dapat juga digambarkan sebagai berikut:


(8)

 

 

2.1.7 Komponen Sistem Informasi Geografi

Menurut John E. Harmon dan Steven J. Anderson (2003) bahwa SIG beroperasi dengan membutuhkan komponen-komponen sebagai berikut:

1. Sumber Daya Manusia

Teknologi GIS tidaklah bermanfaat tanpa manusia yang mengelola sistem dan membangun perencanaan yang dapat diaplikasikan sesuai kondisi nyata. Suatu proyek SIG akan

berhasil jika di-manage dengan baik dan dikerjakan oleh

orang-orang yang memiliki keakhlian yang tepat pada semua tingkatan.

2. Aplikasi Sistem Informasi Geografi

Merupakan kumpulan dari prosedur-prosedur yang digunakan untuk mengolah data menjadi informasi. Misalnya penjumlahan, klasifikasi, rotasi, koreksi geometri, query, overlay, buffer, jointable dan sebagainya.

Aplikasi-Aplikasi yang dapat ditangani oleh SIG sangat banyak, antara lain:

1. Aplikasi SIG dibidang sumber daya alam (inventarisasi, management dan kesesuaian lahan untuk pertanian, perkebunan, kehutananan perencanaan tataguna lahan, analisis daerah rawan bencana alam dan sebagainya).

2. Aplikasi SIG dibidang perencanaan (perencanaan


(9)

 

 

perencanaan kota, perencanaanlokasi dan relokasi industri dan sebagainya).

3. Aplikasi SIG dibidang kependudukan (penyusunan data pokok, penyediaan informasi kependudukan dan sosial ekonomi).

4. Aplikasi SIG dibidang lingkungan berikut pemantauannya (pencemaran sungai, pencemaran laut, pencemaran danau, evaluasi pengendapan Lumpur baik di sungai, danau atau pantai, pemodelan pencemaran udara, limbah berbahaya dan sebagainya).

5. Aplikasi SIG dibidang Utility (inventarisasi dan

manajemen informasi jaringan pipa air minum, sistem informasi pelanggan air minum, perencanaan perluasan pipa air minum, demikian juga untuk listrik, gas dan fasilitas umum lainnya).

6. Aplikasi SIG dibidang pertanahan (manajemen

pertanahan,sistem informasi pertanahan dan lain sebagainya).

7. Aplikasi SIG dibidang pariwisata (inventarisasi daerah wisata, analisis potensi untukpariwisata).

8. Aplikasi SIG dibidang ekonomi, bisnis dan marketing (penentuan lokasi-lokasi bisnis yang prospektif untuk bank, supermarket, mesin ATM, kantor cabang, outlet, gudang dan sebagainya).


(10)

 

 

9. AplikasiSIG dibidang telekomunikasi (inventarisasi jaringan telekomunikasi, sistem informasi pelanggan, perencanaan pemeliharaan dan analisis perluasan jaringan komunikasi, inventarisasi jaringan pelanggan tv kabel dan sebagainya).

10. Aplikasi SIG dibidang transportasi dan perhubungan (inventarisasi jaringan transportasi, analisis kesesuaian dan penentuan rute-rute alternatif transportasi, analisis rawan kemacetan dan bahaya kecelakaan, alternatif rute jalan tersingkat untuk berbagai kebutuhan dan sebagainya). Ada beberapa alasan yang menyebabkan aplikasi-aplikasi SIG menjadi menarik untuk digunakan diberbagai disiplin ilmu, antara lain:

1. SIG dapat digunakan sebagai alat bantu utama yang interaktif, menarik dan menantang dalam usaha untuk meningkatkan pemahaman, pengertian, pembelajaran dan pendidikan.

2. SIG menggunakan data spasial maupun data atribut secara terintegrasi sehingga sistemnya dapat menjawab pertanyaan spasial maupun non-spasial dan memiliki kemampuan analisis spasial maupun non-spasial.

3. SIG dapat memisahkan dengan tegas antara bentuk presentasi dengan data-datanya (basisdata) sehingga


(11)

 

 

memiliki kemampuan-kemampuan untuk merubah presentasi dalam berbagai bentuk.

4. SIG memiliki kemampuan untuk menguraikan unsur-unsur yang terdapat dipermukaan bumi ke dalam beberapa layeratau data spasial. Dengan layar ini permukaan bumi dapat direkonstruksi kembali atau dimodelkan dalam bentuk nyata dengan menggunakan data ketinggian sertalayer thematic yang diperlukan.

5. SIG memiliki kemampuan yang sangat baik dalam

memvisualisasikan data spasial berikut atribut-atributnya. Seperti modifikasi warna, bentuk dan ukuran simbol yang diperlukan untuk mempresentasikan unsur-unsur permukaan bumi agar dapat dilakukan dengan mudah.

3. Data

Data SIG atau disebut data geospasial dibedakan menjadi data grafis (geometris) dan data atribut (data tematik). Data grafis

mempunyai tiga elemen yaitu titik (node), garis(arc), dan

luasan/area(poligon), dalam bentuk vektor ataupun raster yang mewakili geometri topologi, ukuran, bentuk, posisi, dan arah. Tujuh fenomena geografis yang dapat diwakili dalam bentuk titik, garis, dan poligon, yaituadalah data kenampakan, unit area, jaringan topologi, catatan sampel, data permukaan bumi, label/teks pada data, dan simbol data.


(12)

 

 

Gambar 2.4 Sumber data Sistem Informasi Geografis

Data-data pada Sistem Informasi Geografis (SIG) dapat diperoleh dari beberapasumber yaitu:

1. Peta

Peta merupakan wahana bagi penyimpanan dan penyajian data kondisi lingkungan, merupakan sumber informasi bagi para perencana dan pengambilan keputusan pada tahapan dan tingkatan pembangunan.

a. Menunjukkan posisi atau lokasi relatif (letak suatu tempat dalam hubungannya dengan tempat lain) di permukaan bumi.

b. Memperlihatikan ukuran, karena melalui peta dapat diukur luas daerahdan jarak di atas permukaan bumi.

c. Memperlihatkan atau menggambarkan bentuk-bentuk permukaan bumi.

d. Menyajikan data tentang potensi suatu daerah.

2. RemoteSensing(PenginderaanJauh) INPUT DATA

- Data Spatial - Data Tabular - Data Raster

PROSES DATA - Pengolahan - Analisis

OUTPUT DATA - Tabel

- Grafik - Peta


(13)

 

 

Remote Sensing adalah suatu teknologi untuk memperoleh data atau informasi tentang suatu obyek tanpa harus melakukan kontak langsung dengan yang obyek yang dimaksud.Contoh penginderaan jauh dengan mengunakan satelit SIG yang adasekarangyaitu:

a. Satelit Telekomunikasi diantarannya yaitu Satelit Palapa B1 dan satelit Palapa B2.

b. Satelit Observasi sumber daya alam yaitu Satelit Lansat, SPOT, SAR1, SAR2, JERS1.

c. Satelit NOAA, GSM, GPS.

3. AtributSosialEkonomi

Sumber data sosial ekonomi dapat diperoleh dari terbitan resmi maupun catatan oleh badan resmi pemerintahan maupun swasta, yang meliputi sumber data sensus, surveyatausampel,registrasi.

4. AtributSumberDayaAlam

Sumber data pada atribut sumber data alam dapat diperoleh dari tanah, geologi, vegetasi,penggunaantanah.


(14)

 

 

Sumber data pada sistem manajemen data dasar diperoleh dari menggabungkan data grafik dan data statistik dalam Sistem Informasi Geografi (SIG).Sistem manajemen data dasar digunakan untuk menyimpan data atribut maupun data grafis.

4. Perangkat keras (hardware)

Perangkat keras untuk SIG meliputi perangkat keras yang bekerja sebagai:

a. Pemasukan data.

b Pemrosesan data.

c. Penyajian hasil.

d. Penyimpanan (storage).

Perangkat keras yang sering digunakan antara lain adalah Digitizer, scanner, Central Procesing Unit (CPU), mouse, printer, plotter.

5. Perangkat lunak (software)

Software SIG harus memiliki spesifikasi sebagai :

a. Merupakan Database Management System (DBMS).

b. Fasilitas untukinput dan manipulasi data geografi. c. Fasilitas untuk query, analisis, dan visualisasi.

d. GraphicalUser Interface (GUI) yang baik untuk mempermudah akses fasilitas yang ada.


(15)

 

 

(Misalnya yaitu Arcview, Idrisi, ARC/INFO, ILWIS, MapInfo, dan lain-lain).

2.1.8 Kemampuan Sistem Informasi Geografi

Kemampuan GIS saat ini mencakup kemampuan untuk menampilkan, mencetak dan memanipulasi berbagai lapisan data termasuk gambar foto udara, informasi keselamatan demografi dan publik, kepemilikan properti, pajak, penggunaan lahan, dan informasi zonasi, lokasi utilitas, jalan, fitur alam, topografi dan banyak fitur buatan manusia dan lingkungan lainnya.

Dalam Goochland County sistem GIS yang terus berkembang.

Sistem ini menjadi alat yang semakin signifikan yang membantu banyak dari operasional kebijakan County, dan proses perencanaan strategis. Karena terus tumbuh dalam kemampuan dan manfaat untuk Goochland County, komponen tertentu akan dapat diakses untuk warga dan masyarakat umum melalui web.

Pada dasarnya, dengan memperhatikan, definisi, dan cara kerjanya, kemampuan suatu SIG sudah dapat dikenali. Berikut ini merupakan beberapa kemampuan dari SIG berdasarkan beberapa aspek acuan.

1. Aspek Definisi

Secara eksplisit, kemampuan SIG juga dapat dilihat dari pengertian ataudefinisinya. Berikut adalah


(16)

kemampuan- 

 

kemampuan SIG yang diambil dari beberapa definisi-definisi SIG yang telah dituliskan diatas :

1. Memasukkan dan mengumpulkan data geografis (spasial dan atribut).

2. Mengintegrasikan data geografis (spasial dan atribut).

3. Memeriksa dan meng-update (meng-edit) data

geografisspasial dan atribut).

4. Menyimpan dan memanggil kembali data geografis (spasial dan atribut).

5. Mempresentasikan atau menampilkan data geografis (spasial dan atribut).

6. Mengelola data geografis (spasial dan atribut). 7. Memanipulasi data geografis (spasial dan atribut). 8. Menganalisa data geografis (spasial dan atribut).

9. Menghasilkan keluaran (output) data geografis dalam bentuk-bentuk petatematik (view dan layout), tabel, grafik

(chart), laporan (report), dan lainnya baik dalam

bentuk hardcopymaupun softcopy .

2. Aspek Analisa

Kemampuan SIG dapat juga dikenali dari fungsi-fungsi analisa yang dapatdilakukannya.Secara umum, terdapat dua jenis fungsi analisa yaitu fungsianalisa spasial dan atribut (basisdata


(17)

 

 

atribut).Fungsi analisa atribut terdiri dari operasi dasar sistem pengelolaan basisdata (DBMS) yang mencakup:

a. Membuat basisdata baru (create database).

b. Menghapus basisdata (drop database).

c. Membuat tabel basisdata (create table). d. Menghapus tabel basisdata (drop table).

e. Mengisi dan menyisipkan data (record) dalam tabel (insert).

f. Membaca dan mencari data (fieldataurecord) dari tabel basisdata (seek, find, search, retrieve).

g. Mengubah dan mengedit data yang terdapat dalam tabel basisdata (update,edit).

h. Menghapus data dari tabel basisdata (delete,zap,pack).

i. Membuat indeks untuk setiap tabel basisdata.

Fungsi analisa spasial terdiri dari:

a. Klasifikasi (reclassify)

Fungsi ini mengklasifikasikan kembali suatu data spasial (atau atribut)menjadi data spasial yang baru dengan menggunakan kriteria tertentu.

b. Jaringan (Network)

Fungsi ini merujuk data spasial titik-titik (point) atau garis–garis (line)sebagai suatu jaringan yangtidak terpisahkan. Fungsi ini sering digunakan didalam bidang bidang transportasi danutility.


(18)

 

  c. Overlay

Fungsi ini menghasilkan data spasial baru dari minimal dua data spasial yangmenjadi masukannya.

d. Buffering

Fungsi ini akan menghasilkan data spasial baru yang berbentuk poligon atau zonadengan jarak tertentu dari data spasial yang menjadi masukkannya. Dataspasial titik akan menghasilkan data spasial baru yang berupa lingkaran-lingkaran yang mengelilingi titik-titik pusatnya. Untuk data spasialgaris akanmenghasilkan data spasial baru yang berupa poligon-poligon yang melingkupigaris-garis. Demikian pula untuk data spasial poligon, akan menghasilkan dataspasial baru yang berupa poligon-poligon yang lebih besar dan konsentris.

e. Analisa3 dimensi (3D analysis)

Fungsi ini terdiri dari sub-sub fungsi yang berhubungan dengan presentasidata spasial dalam ruang 3 dimensi. Fungsi analisa spasial ini banyak menggunakan fungsi interpolasi.

f. Pengolahan Citra Digital (Digital Image Processing)

Fungsi ini dimiliki oleh perangkat SIG yang berbasiskanraster.Karena dataspasial permukaan bumi (citra digital) banyak didapat dari perekaman datasatelit


(19)

 

 

yang berformat raster, maka banyak SIGraster yang juga dilengkapidengan fungsi analisis ini.

Dari uraian diatas diketahui bahwa SIG bukan sebagai toolspembuat petasaja. Walaupun produk SIG sering disajikan dalam bentuk peta, kekuatan SIGyang sebenarnya terletak pada kemampuannya dalam melakukan analisa sepertiyang telah dibahas diatas.

2.2 Peta Sistem Informasi Geografi 2.2.1 Pengertian Peta

Pengertian peta menurut Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional (Bakosurtanal)pada tahun 2005 adalah peta merupakan wahana bagi penyimpanan dan penyajian data kondisi lingkungan, merupakan sumber informasi bagi para perencana dan pengambilan keputusan pada tahapan dan tingkatan pembangunan.

Jadi dengan menggunakan peta, kita dapat mengetahui segala hal yang berada di permukaan bumi, seperti letak suatu wilayah, jarak antarkota, lokasi pegunungan, sungai, danau, lahan persawahan, jalan raya, bandara, dan sebagainya. Ketampakan yang digambar pada peta dapat dibagi menjadi dua yaitu ketampakan alami dan ketampakan buatan manusia (budaya).

Dewasa ini sudah dikenal adanya peta digital (digital map), yaitu peta yang berupa gambaran permukaan bumi yang diolah dengan bantuan media komputer. Data yang diperoleh berupa data digital dan hasil dari


(20)

 

 

gambaran tersebut dapat disimpan dalam suatu media seperti disket, CD, maupun media penyimpanan lainnya, serta dapat ditampilkan kembali pada layar monitor komputer. Biasanya peta digital ini dibuat dengan

menggunakan software GIS (Geographic Information system).Ilmu yang

mempelajari tentang peta dan pemetaan disebut dengan kartografi dan orang yang ahli dalam bidang peta dan pemetaan disebut kartograf.

2.2.2 Jenis-Jenis Peta

Peta dapat diklasifikasi menjadi 2 jenis, yakni :

1. Peta Umum

Peta umum adalah peta yang manampilkan bentuk fisik permukaan bumi suatu wilayah.Contohnya adalah peta jalan dan gedung wilayah DKI Jakarta.

2. Peta Khusus

Peta khusus adalah peta yang menampakkan suatu keadaan atau kondisi khusus suatu daerah tertentu atau keseluruhan daerah bumi.Contohnya adalah peta persebaran hasil tambang, peta curah hujan, peta pertanian perkebunan, peta iklim, dan lain sebagainya.

2.2.3 Jenis Skala Pada Peta

Skala peta adalah perbandingan jarak di peta dengan jarak sesungguhnya dengan satuan atau teknik tertentu.


(21)

 

 

1. Skala angka / skala pecahan

Contohnya seperti 1 : 1000 yang berarti 1 cm di peta sama dengan 1000 cm jarak aslinya di dunia nyata.

2. Skala Satuan

Misalnya seperti 1 inchi to 5 miles dengan arti 1 inch di peta adalah sama dengan 5 mil pada jarak sebenarnya.

3. Skala Garis

Skala garis menampilkan suatu garis dengan beberapa satuan jarak yang menyatakan suatu jarak pada tiap satuan jarak yang ada.

2.3 Data

2.3.1 Pengertian Data

Data adalah fakta-fakta yang dikumpulkan, dicatat, disimpan dan diproses oleh sistem informasi.Menurut Indrajani (2009, p2), data adalah fakta atau observasi mentah yang biasanya mengenai fenomena fisik atau transaksi bisnis atau secara lebih khusus lagi data adalah ukuran objektif dari atribut (karakteristik) dari entitas seperti orang, tempat, benda atau kejadian.

2.3.2 Jenis – Jenis Data dari Sistem Informasi Geografis

Untuk mengelola informasi geografis, SIG mempuyai beberapa proses, salah satu prosesnya adalah input data. Semua data-data di dalam geografis diubah terlebih dahulu menjadi data digital yang dapat dikenali


(22)

 

 

oleh komputer. Pada dasarnya ada 2 jenis data geografis, data spasial dan data atribut:

a. Data lokasi (spasial)

Data yang menunjukan (references) informasi mengenai ruang, lokasi, atau tempat-tempat di permukaan bumi. Data spasial berasal dari peta analog, foto udara, dan penginderaan jauh dalam bentuk nyata.Pada saat ini data spasial menjadi media penting untuk perencanaan pembangunan dan pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan pada suatu daerah tertentu.

Dalam SIG, data spasial dapat direpresentasikan dalam dua format, yaitu:

a. Data raster

Data raster merupakan jenis gambar digital yang

direpresentasikan dengan pixel-pixel sebagai unit terkecil.Foto digital seperti foto satelit merupakan bagian dari data raster pada peta. Data raster terdiri dari kolom dan baris, dimana tiap cell menyimpan nilai warna. Data raster disimpan dalam berbagai format seperti TIF, JPEG, BMP dan sebagainya.


(23)

 

 

Gambar 2.5Data raster

b. Data vektor

Data vektor adalah struktur data yang digunakan

untuk menyimpan data spasial. Pada data vektor biasanya terdiri dari titik, garis (arch) dan poligon. Titik bisa digunakan sebagai lokasi sebuah kota atau posisi tower radio. Garis bisa digunakan untuk menunjukkan rute suatu perjalanan atau menggambarkan batasan daerah.Poligon bisa digunakan untuk menggambarkan sebuah danau atau sebuah Negara pada peta dunia.Contoh penggunaan data vektor misalkan jaringan jalan, pipa air minum, pola air sungai, dan garis kontur.


(24)

 

  b. Data deskriptif (atribut)

Data yang terdapat pada ruang atau tempat.Atribut menjelaskan suatu informasi.Biasanya data atribut diperoleh dari statistik, sensus, catatan, lapangan dan data tabular.Data atribut bisa dilihat berdasarkan kualitas (misalkan tinggi pohon) dan kuantitasnya(misalkan jumlah pohon).Contoh data atribut misalkan jenis vegetasi, populasi, luasan, kode pos, dan sebagainya.

2.4 Basis data

2.4.1 Pengertian Basis Data

Dari sisi sistem, basis data merupakan kumpulan tabel-tabel atau dokumen yang saling berelasi. Sementara dari sisi manajemen, basis data dapat dipandang sebagai kumpulan data-data non-redudant yang saling terkait satu sama lainnya (dinyatakan oleh atribut-atribut kunci dari tabel-tabelnya atau struktur data dan relasi-relasinya) didalam usaha untuk membentuk bangunan informasi yang penting (enterprise) (Prahasta, 2005, p189).

Ada beberapa pengertian lain dari basis data yang dikembangkan atas dasar sudut pandang yang berbeda dan diambil dari pustaka [Fathan 99]:

1. Himpunan kelompok data (file/arsip) yang saling berhubungan

dan diorganisasikan sedemikian rupa agar kelak dapat dimanfaatkan kembali dengan cepat dan mudah.


(25)

 

 

2. Kumpulan file/tabel/arsip yang saling berhubungan dan disimpan

di dalam media penyimpanan elektronik.

Menurut Connolly dan Begg (2005, p15), basisdata adalah kumpulan-kumpulan data logis, merupakan deskripsi dari data tersebut, dan dirancang untuk menemukan serta memenuhi kebutuhan informasi yang dibutuhkan dari suatu organisasi atau perusahaan yang bersangkutan.

2.4.2 Sistem Basisdata

Sistem basis data adalah kumpulan program-program aplikasi yang menyediakan layanan kepada pengguna seperti laporan produksi.Setiap program mendefinisikan dan mengatur datanya sendiri (Connolly dan Begg, 2005, p7).

Sehingga dapat disimpulkan bahwa sistem basis data adalah

sekumpulan file yang saling berhubungan dan dihubungkan oleh

sekumpulan program (DBMS) sehingga memungkinkan beberapa pemakai atau program untuk mengakses atau memanipulasi file-file tersebut.

2.4.3 Komponen Sistem Basisdata

Sebagai suatu sistem, sistem basisdata terdiri dari komponen-komponen yang membentuknya (Prahasta, 2005, p196). Komponen-komponen tersebut adalah:


(26)

 

 

b. Pengguna (user).

c. Sistem operasi, bersifat optional (tidak harus ada).

d. Sistem pengelolaan basisdata (DBMS).

e. Program aplikasi lain.

f. Basisdata.

Komponen perangkat keras yang digunakan untuk sistem basisdata meliputi CPU (processor), memori (RAM), storage (harddisk, disket, CD,

dll), keyboard, monitor, mouse, media pendukung jaringan (jika

komputernya merupakan bagian dari suatu network, maka memerlukan

kabel-kabel jaringan beserta card pendukungnya), beserta pheripherals

lainya.

Komponen pengguna sistem basisdata terbagi ke dalam beberapa kelompok seperti berikut:

1. Database administrator

Pengguna memiliki kewenangan sebagai pusat pengendali seluruh sistem baik basisdata maupun program-program yang mengaksesnya.

2. Application programmes

Pengguna ini merupakan para programer aplikasi profesional berinteraksi dengan sistem melalui pemanggil DML (Data Manipulation Language) yang dimasukkan (embedded) ke


(27)

 

 

dalam program yang ditulis dalam program yang ditulis dalam bahasa pemograman dasarnya (cont, C, pascal, Cobol, dll).

3. Sophisticated users

Pengguna ini berinteraksi dengan sistem tanpa harus menuliskan sendiri programnya.

4. Specialized users

Pengguna ini termasuk dari sophisticated user yang menuliskan program aplikasi basisdata yang tidak sesuai dengan framework proses data tradisional.

5. Naive users

Pengguna ini merupakan kebanyakan pengguna yang berinteraksi dengan sistem, dengan cara memanggil salah satu program aplikasi yang telah disediakan.

2.4.4 Model Basisdata Relasional

Sebagai model basisdata yang paling terkenal di dalam DBMS, model relasional sangat sering dan banyak digunakan di dalam SIG. Beberapa DBMS yang menggunakan model basisdata relasional adalah:

a. Dbase (*.dbf) – digunakan oleh ArcView GIS.

b. Dbase (*.dbf) – digunakan oleh PC Arc/Info dan SIG lain yang berbasiskan PC.


(28)

 

 

d. Oracle – digunakan oleh Arc/Info, Geovision, dan lainya. e. Empress – digunakan oleh System/9.

2.4.5 Terminologi didalam Model BasisData Relasional

Terdapat 3 macam terminologi pada model basis data relasional yaitu:

1. Relasi

Di dalam konteks model basisdata relasional, istilah tabel atau relasi sering digunakan secara bergantian dan sering tertukar. Kedua istilah ini mengandung makna yang sama karena suatu tabel, sebenarnya, juga mempresentasikan relasi yang ada.

Definisi relasi yang lain adalah setiap baris data (record) memiliki beberapa atribut (fields). Jangkauan nilai-nilai atribut yang mungkin (domain) untuk suatu field juga didefinisikan.

2. Kunci

Kunci sering disebut juga sebagai super key atau key dari

suatu relasi adalah bagian (subset) dari atribut-atribut dengan ciri-ciri berikut:

a. Dapat didefinisikan secara unik: nilai pada setiap field

kunci tidak ada yang sama untuk setiap tuple-nya. Atau, dengan kata lain, atribut ini dapat mengindentifikasikan secara unik suatu kejadian tertentu dari suatu entitiy.


(29)

 

 

b. Non-redudancy adalah tidak adanya satu atribut-atribut kunci-pun yang dapat dihapus tanpa merusakkan ke-unikkan atribut kunci.

Atribut yang memiliki ciri-ciri diatas disebut juga candidate key (atribut yang berpotensi menjadi kunci).Candidate key yang dapat mewakili setiap kejadian dari suatu entity disebut juga primary key. Sedangkan foreign key adalah primary key yang ditempatkan pada tabel-tabel lain untuk menyatakan hubungan antar tabel yang bersangkutan.

3. Queries

Data Definition Language (DDL) digunakan untuk menentukan data-data mana saja yang akan disimpan di dalam basisdata dan menentukan bagaimana data-data tersebut

direalisasikan. Data Manipulation Language (DML) digunakan

untuk menambah, memanggil kembali, mengubah, dan

menghapus data di dalam DBMS. Query sering diambil sebagai

pernyataan (statement) atau sekumpulan pernyataan baik pada DDL, DML, atau keduanya.

2.4.6 Database Management System (DBMS)

Menurut Connolly dan Begg (2005, p16), DBMS adalah sebuah sistem perangkat lunak yang memperbolehkan user untuk mendifinisi,


(30)

 

 

membuat, memelihara, dan mengendalikan akses terhadap sebuah sistem basis data.

Fasilitas-fasilitas yang diberikan oleh suatu DBMS adalah sebagai berikut (Connolly dan Begg, 2005, pp16-17) :

1. Pendefisinian suatu basis data menggunakan Data Definition

Language (DDL).

2. Penambahan, pengubahan, penghapusan, serta pengambilan data

dari basisdata menggunakan Data Manipulation Language (DML).

3. Penyediaan akses yang terkontrol ke basisdata, contohnya dapat memberikan:

a. Sistem keamanan (security system), mencegah pengguna

yang tidak berhak mengakses basisdata.

b. Sistem integritas (integrity system), memelihara konsistensi data yang disimpan.

c. Sistem kontrol akses yang bersamaan (concurrency control

system), mengijinkan akses basisdata secara bersamaan. d. Sistem kontrol perbaikan (recovery control system),

mengembalikan basisdata ke kondisi konsisten yang sebelumnya setelah terjadi kegagalan perangkat keras atau perangkat lunak.

e. Katalog pengguna (user-accessible catalog), berisi


(31)

 

 

DBMS mempunyai beberapa komponen utama seperti (Connolly dan Begg, 2005, pp18-21):

a. Perangkat keras (Hardware)

Untuk menjalankan sebuah DBMS dan aplikasi-aplikasi, membutuhkan perangkat keras.Perangkat keras dapat berupa komputer pribadi, mainframe tunggal, sampai jaringan komputer.

b. Perangkat lunak (software)

Komponen perangkat lunak mengandung perangkat lunak DBMS itu sendiri dan program aplikasi, bersama dengan sistem oprasi, termasuk perangkat lunak jaringan jika DBMS digunakan melalui jaringan.

c. Data

Komponen paling penting dari DBMS yaitu data.Data bertindak sebagai jembatan antara komponen mesin dan komponen manusia.Basisdata terdiri dari data operasional meta-data, data mengenai data sendiri.Struktur basisdata ini disebut skema.

d. Prosedur

Prosedur menunjuk pada instruksi dan aturan yang mempengaruhi desain dan kegunaan basisdata.Penggunaan sistem dan staf yang mengatur basisdata membutuhkan prosedur yang didokumentasikan mengenai bagaimana menggunakan atau menjalankan sistem.


(32)

 

 

e. Pengguna

Komponen terakhir adalah pengguna yang dilibatkan dalam sistem.

2.4.7 Entity Relationship Modeling (ER Model) ER Model dibagi menjadi 3, yaitu : a. Entity Type

Entity type merupakan kumpulan objek-objek dengan sifat (property) sama yang diidentifikasi oleh enterprise yang mempunyai ekssistensi independen. Keberadaannya dapat berupa fisik ataupun abstrak (Indrajani,2009, p149).

Menurut Connoly dan Begg (2005, p345), entity occurrence adalah sebuah objek dari suatu tipe entity yang dapat diidentifikasi secara unique.

Gambar 2.7 Entity type

Entity type bisa dikelompokkan menjadi :


(33)

 

 

Entity yang keberadaannya tidak tergantung pada entity lain. Terkadang disebut parent, owner dominant.

2. Weak Entity

Entity yang keberadaannya bergantung pada entity lain. Disebut juga child dependent, subordinate.

Gambar 2.8 Strong dan weak entity

b. Relationship Type

Menurut Indrajani (2009, p150), relationship type adalah kumpulan keterhubungan yang mempunyai arti tipe entity yang ada.

Menurut Indrajani (2009, p150), relationship occurance merupakan keterhubungan yang diidentifikasikan secar unik yang meliputi keberadaan setipa tipe entity yang berpartisipasi.


(34)

 

 

Menurut Indrajani (2009, p151), relationship type memiliki derajat, yaitu jumlah entity yang berpartisipasi dalam suatu relationship. Derajat relationship terdiri dari:

1. Binary Relationship, merupakan keterhubungan antara dua tipe entity.

Gambar 2.9Binary Relationship

2. Ternary Relationship, merupakan keterhubungan antara tiga tipe entity.

Gambar 2.10Ternary Relationship

3. Quartenary Relationship, merupakan keterhubungan antara empat tipe entity.


(35)

 

 

Gambar 2.11Quartenary Relationship

4. Unary relationship, merupakan keterhubungan antara satu

tipe entity, dimana tipe entity tersebut berpartisipasi lebih

dari satu kali dengan peran yang berbeda. Kadang-kadang

disebut sebagai recursive relationship. Relationship dapat

diberi role names untuk mengidentifikasikan keterkaitan

tipe entity dalam relationship.

c. Atribut

Menurut Indrajani (2009, p153), atribut merupakan sifat-sifat dari sebuah entity atau tipe relationship.Selain itu atribut domain adalah himpunan nilai yang diperbolehkan untuk satu atau lebih atribut.


(36)

 

 

1. Simple attributeadalah atribut yang terdiri atas satu komponen tunggal dengan keterbatasan yang independen dan tidak dapat dibagi menjadi bagian yang lebih kecil lagi. Dikenal juga dengan nama Atomic Attribute.

2. Composite attributeadalah atribut yang terdiri atas beberapa komponen, dimana masing-masing komponen memiliki keberadaan yang independen

3. Singe – Valued Attirbuteadalah atribut yang mempunyai nilai tunggal untuk setiap kejadian

4. Multi – Valued attributeadalah atribut yang mempunyai beberapa nilai untuk setiap kejadian.

5. Derived attributeadalah atribut yang memiliki nilai yang dihasilkan dari satu atau beberapa atribut lainnya dan tidak harus berasal dari satu entity.

Sedangkan key pada sistem basis data meliputi :

1. Candidate Keyadalah jumlah minimal atribut-atribut yang dapat mengidentifikasikan setiap kejadian atau record secara unik. (Indrajani, 2009, p154).

2. Primary keyadalahcandidate key yang dipilihuntuk mengidentifikasikan setiap kejadian atau record dari suatu entity secara unik (Indrajani, 2009, p154).

3. Composite keyadalahcandidate key yang terdiri atas satu atau lebih atribut. (Indrajani, 2009, p154).


(37)

 

 

4. Alternate keyadalahcandidate key yang tidak terpilih

menjadi primary key atau biasa disebut secondary key.

(Connoly, 2005, p79).

5. Foregin Keyadalah sebuah primary key pada suatu entity yang digunakan pada entity lainnya untuk mengidentifikasikan sebuah relationship. (Connoly, 2005, p79).

2.4.8 Data Flow Diagram

Menurut Whitten, Bentley, dan Dittman (2004, p334),Data Flow Diagram (DFD) merupakan model proses yang digunakan untuk menggambarkan suatu aliran data melalui sebuah sistem dan tugas atau sebuah proses yang dilakukan oleh sistem.

Sedangkan, menurut McLeod (2004, p171-172) merupakan representasi berupa gambar dari suatu sistem yang menggunakan empat buah simbol untuk mengilustrasikan aliran data melalui proses yang saling terkait.

Tabel 2.1Simbol-simbol DFD

Nama Keterangan

Elemen Lingkungan

Elemen lingkungan yang dihadapi oleh sistem. Elemen ini memberikan data input untuk sistem dan menerima data output dari sistem. Untuk mendeskripsikan elemen lingkungan, sering External


(38)

 

 

digunakan nama terminator. Terminator menandakan tempat dimana sebuah sistem berakhir. Teminator dilambangkan dengan sebuah persegi atau kotak dengan label nama dari elemen lingkungan tersebut. Sebuah terminator dapat berupa orang, organisasi atau sistem lainnya.

Proses

Proses adalah kerja yang dilakukan oleh sistem sebagai respons terhadap aliran data masuk atau kondisi. Proses mengubah masukan menjadi keluaran. Proses dapat digambarkan dengan sebuah linkaran atau persegi panjang atau sebuah persegi dengan sudut yang membentuk bulatan dengan label nama dari proses tersebut. Penamaan proses pada umumnya menggunakan kata benda dan objek.

Aliran Data

Sebuah aliran data terdiri dari sekelompok elemen data yang terhubung dan bergerak dari suatu titik atau proses ke titik atau proses lainnya. Digambarkan dengan simbol panah. Nama

Proses

nama aliran data


(39)

 

 

Data Store

Penyimpanan data merupakan tempatdata yang digunakan dalam sistem untuk disimpan. Penyimpanan data dilambangkan dengan persegi yang terbuka

Proses penggambaran DFD adalah dengan mengidentifikasi proses, menghubungkan mereka dengan aliran data, mengidentifikasi terminator yang menyediakan masukan dan menghasilkan keluaran dan menambahkan penyimpanan data bila diperlukan.

Tingkatan dalam DFD, yaitu :

1. Diagram konteks, merupakan level tertinggi dari DFD yang menggambarkan seluruh input atau output ke sisi sistem.

2. Diagram Nol, merupakan penggambaran diagram konteks yang lebih rinci. Hal-hal yang harus diperhatikan:

a. Perlihatkan data store yang digunakan.

b. Untuk prosesn aygn lebih rinci lagi pada level selanjutnya,

tambahkan tanda * pada akhir nomor proses.

c. Keseimbangan input dan output antara diagram konteks

dan diagram nol harus diperlihara.

3. Diagram rinci, merupakan rincian dari diagram no dan diagram level diatasnya.


(40)

 

  2.5 State Transition Diagram

Menurut Whitten, Bentley, dan Dittman (2004, p673), State-Transition DiagramAdalah model atau alat yang digunakan untuk menggambarkan urutan dari variasi screen yang dapat terjadi selama datu sesi pengguna.

Komponen State transition diagram yaitu:

1. State, digambarkan dengan persegi panjang yang menunjukkan state dari

sistem.

Gambar 2.12Simbol state dalam STD

2. Transition, digambarkan dengan arrows (panah) yang menunjukkan

transisi antar state. Tiap panah diberi label dengan ekspresi aturan label yang diatas menunjukkan kejadian yang menyebabkan transisi yang terjadi. Sedangkan label yang dibawah menunjukkan aksi yang terjadi akibat dari kejadian tadi.

condition action


(41)

  2

2.6 Metoodologi Pera

Penjelasa 1. Da ak Ap ancangan D Gam

an dari tahap atabase plan Datab ktivitas ma pplication L   Database (D

mbar 2.14Da

-tahap siklu nning.

ase planning anajemen u ifecycle seca

atabase Lif

tabase Lifec

s diatas adal

g atau peren utuk merea ara efektif d

fecycle)

cycle (DBLC

lah:

ncanaan basis alisasikan dan efisien, m

C)

s data merup tahapanData menurut Indr

pakan abase rajani


(42)

 

 

(2008, p80).Perencanaan basis data terintegrasi dengan keseluruhan strategi sistem informasi organisasi.

Terdapat 3 hal yang berkaitan dengan strategi sistem informasi, yaitu:

1. Identifikasi rencana dan sasaran dari organisasi termasuk mengenai sistem infomasi yang dibutuhkan.

2. Evaluasi sistem informasi yang ada untuk menetapkan kelebihan dan kekurangan yang dimiliki oleh sistem.

3. Penaksiran kesempatan teknik informatika yang mungkin memberikan keuntungan kompetitif.

Metodologi untuk mengatasi hal tersebut terbagi atas:

a. Mendefinisikan mission statement untuk sistem basis data.

Dalam mission statement didefinisikan tujuan

utama pembuatan basis data.Mission statement membantu menjelaskan tujuan proyek basis data dan memberikan tahapan yang jelas, efektif, dan efisien dari aplikasi basis data.

b. Mendefinisikan mission objective.

Setiap objek menidentifikasikan kembali tugas-tugas tertentu yang harus didukung basis data dan berserta informasi tambahan yang menjelaskan pekerjaan yang harus diselesaikan, sumber daya yang digunakan.


(43)

 

  2. System Definition

System Definition atau definisi sistem bertujuan untuk mendeskripsikan batasan dan ruang lingkup aplikasi basis data serta sudut pandang user yang utama, menurut Indrajani (2008, p81).Aplikasi data seharusnya memiliki satu atau lebih user.

Mengidentifikasi user membantu untuk memastikan agar tidak

ada pengguna basis data yang terlupakan dan mengetahui apa yang diinginkan pengguna saat aplikasi baru akan dibuat. Selain

itu, user juga membantu dalam mengembangkan aplikasi basis

data yang rumit dan dapat menguraikannya menjadi subbagian-subbagian yang lebih sederhana.

3. Analisis dan Pengumpulan Kebutuhan

Analisis dan pengumpulan kebutuhan merupakan proses mengumpulkan dan menganalisis informasi tentang organisasi yang akan didukung oleh aplikasi basis data dan menggunakan informasi untuk mengidentifikasi kebutuhan user terhadap sistem yang baru, menurut Indrajani (2008,p82).

Infomasi yang dikumpulkan dapat berupa deskripsi data yang digunakan atau dihasilkan, detail dari data tersebut, dan beberapa kebutuhan tambahan untuk aplikasi basis data yang baru.Informasi tersebut dianalisis utnuk menidentifikasikan


(44)

 

 

yang baru. Ada 3 macam pendekatan yang bisa digunakan dalam hal ini:

a. Pendekatan Terpusat

Kebutuhan untuk setiap pengguna dibuat dalam satu set of Requirement dan model data global dibuat berdasarkan hal itu. Setiap user memiliki kebutuhan yang berbeda di mana seluruh kebutuhan tersebut akan dikumpulkan dan dibuat menjadi suatu global data model yang nantinya diperlukan dalam pembuatan basis data.

b. Pendekatan View Integration

Kebutuhan untuk setiap user dibuat dalam model data yang terpisah. Model data yang menggambarkan single user disebut model data lokal, disusun dalam bentuk diagram, dan dokumentasi yang mendeskripsikan kebutuhan user basis data. Model data lokal ini kemudian digabungkan utnuk menghasilkan model data global yang menggambarkan seluruh user utnuk basis data.

c. Gabungan antara kedua pendekatan itu

4. Database Design

Database design atau desain basis data adalah proses membuat desain yang mendukung operasional dan tujuan perusahaan, menurut Indrajani (2008, p84). Tujuan desain basis data adalah:


(45)

 

 

a. Menggambarkan relasi data antara data yang dibutuhkan

oleh aplikasi dan user.

b. Menyediakan model data yang mendukung seluruh transaksi

yang diperlukan.

c. Menspesifikasi desain dengan struktur yang sesuai dengan

kebutuhan sistem.

Ada beberapa pendekatan yang dapat digunakan dalam mendesain basis data, yaitu:

1. Top-Down

Diawali dengan membuat data model. Pendekatan top-down dapat diilustrasikan dengan menggunakan entity-relationship (ER) model yang high level, kemudian

mengidentifikasi entity, dan relationship antar entity

organisasi. Pendekatan ini sesuai dengan basis data yang kompleks.

2. Bottom-Up

Dimulai dari level dasar atribut (propertyentity dan relationship), menganalisis hubungan antara atribut, mengelompokkannya dalam suatu relasi yang menggambarkan tipe entity dan relasi antara entity. Pendekatan ini sesuai dengan basis data yang jumlahnya sedikit.


(46)

 

 

5. DBMS Selection

DBMS selection adalah kegiatan memilih DBMS yang akan digunakan dalam pembuatan basis data. Pemilihan DBMS yang tepat sangat mendukung aplikasi basis data, menurut Indrajani (2008, p87).

Langkah utama dalam pemilihan DBMS:

a. Definisikan waktu untuk melakukan studi referensi.

b. Catat dua atau tiga produk yang akan dievaluasi untuk

digunakan.

c. Evaluasi produk tersebut.

d. Rekomendasikan produk yang akan dipilih dan buat laporan

yang mendukungnya.

6. Desain Aplikasi

Desain aplikasi merupakan perancangan user interface dan program aplikasi yang menggunakan dan melakukan proses terhadap basis data, menurut Indrajani (2008, p87). Perancangan basis data dan perancangan aplikasi dilakukan secara paralel. Ada dua aktivitas penting di dalamnya, yaitu transaction design dan interface design:

1. Transaction design

Transaction design merupakan tindakan atau serangkaian tindakan yang dilakukan oleh single user atau


(47)

 

 

program aplikasi yang mengakses atau mengubah isi basis data.

2. Interface design

Beberapa aturan pokok dalam pembuatan user interface antara lain adalah:

a. Pemberian nama suatu form atau report cukup jelas

dan menerangkan fungsi dari suatu form atau report.

b. Pesan kesalahan jika memasukan data yang salah.

c. Field yang saling berhubungan ditempatkan pada form

atau report yang sama dengan urutan yang logis dan

konsisten.

7. Prototyping

Prototyping fungsinya adalah membuat model kerja suatu aplikasi basis data, menurut Indrajani (2008, p90). Tujuan utama dari tahapan ini adalah:

1. Untuk mengidentifikasi fitur sistem yang sedang berjalan.

2. Untuk memberikan perbaikan atau penambahan fitur baru.

3. Untuk klarifikasi kebutuhan user.

4. Untuk evaluasi kelayakan dan kemungkinan apa yang terjadi


(48)

 

 

Terdapat 2 macam prototype yang dapat digunakan saat ini, yaitu: a. Requirements prototyping

Menggunakan prototipe untuk menentukan kebutuhan dari aplikasi basis data yang diinginkan dan ketika kebutuhan tersebut terpenuhi maka prototipe akan dibuang. b. Evolutionary prototyping

Digunakan untuk tujuan yang sama. Perbedaannya adalah prototipe ini tidak dibuang, tetapi dikembangkan lebih lanjut menjadi aplikasi basis data yang digunakan.

8. Implementation

Implementation merupakan realisasi fisik dari basis data dan desain aplikasi, menurut Indrajani (2008, p91). Implementation basis data dicapai dengan menggunakan:

1. DDL untuk membuat skema basis data dan database file

yang kosong.

2. DDL untuk membuat user view yang diinginkan.

3. 3GL atau 4GL untuk membuat program aplikasi termasuk

transaksi basis data yang menggunakan DML atau ditambahkan pada bahasa pemograman.

9. Data Conversion and Loading

Data conversion and loading adalah tahap pemindahan data yang ada ke dalam basis data yang baru dan mengkonversi


(49)

 

 

aplikasi yang ada agar data menggunakan basis data yang baru, menurut Indrajani (2008, p91).Tahapan ini dibutuhkan ketika sistem basis data baru menggantikan yang lama. DBMS biasanya memiliki fitur untuk memanggil ulang file yang telah ada ke dalam basis data baru. Dapat juga mengkonversi dan menggunakan program aplikasi dari sistem yang lama untuk digunakan oleh sistem yang baru.

10. Testing

Testing adalah suatu proses eksekusi program aplikasi dengan tujuan untuk menemukan kesalahan dengan skenario tes yang direncanakan dan data yang sesungguhnya, menurut Indrajani (2008, p91). Pengujian hanya akan terjadi jika terjadi kesalahan pada software.

11. Operational Maintenance

Operational maintenance adalah proses pengawasan dan pemeliharaan sistem setelah instalasi, menurut Indrajani (2008, p91). Operational maintenance mencakup:

1. Pengawasan kinerja sistem. Jika kinerja menurun, diperlukan perbaikan atau pengaturan ulang basis data.

2. Pemeliharaan dan pembaharuan aplikasi basis data jika dibutuhkan.


(50)

 

  2.7 Metode Perancangan Aplikasi (SDLC)

Padaawalpengembanganperangkatlunak,para programmer langsung melakukan pengkodean perangkat lunak tanpamenggunakan prosedur atau tahapan pengembangan perangkat lunak.Dan ditemuilah kendala - kendala seiring dengan perkembangan skala sistem - sistem perangkat yang semakin besar.SDLC dimulai dari tahun 1960 -an, untuk mengembangkan sistem skalausaha besar secara fungsional untuk para konglomerat pada zamanitu.Sistem-sistem yang dibangun untuk mengelola informasi kegiatan dan rutinitas dari perusahaan - perusahaan yang berpotensimemilikidata yang besar dalam perkembangannya.

SDLC atau Software Development Life Cycle atau sering disebut juga

dengan System Development Life Cycle adalah proses mengembangkan

ataumengubah suatu sistem perangkat lunak dengan menggunakan model-model dan metodologi yang digunakan orang untuk mengembangkan sistem-sistem perangkat lunak sebelumnya (berdasarkan best practice atau cara-cara yang sudah teruji baik).

Model rekayasa piranti lunak salah satunya adalah waterfall model.Model ini memberikan pendekatan-pendekatan sistematis dan berurutan bagi pengembangan piranti lunak.

Berikut adalah gambar pengembangan sistem perangkat lunak dengan prosesSDLC (System Development Life Cycle) dengan waterfal model.

1. Definisi kebutuhan.

Untuk mengumpulkan kebutuhan user yang berkaitan dengan perangkat lunak yang dibangun, melakukan perincian mengenai apa saja


(51)

 

 

yang dibutuhkan dalam pengembangan sistem, membuat perencanaan yang berkaitan dengan proyek sistem, penjembatan antara keinginan user dengan programmer,mampu melihat konsekuensi dari kebutuhan user, kemudian kebutuhan tersebut di dokumentasikan.

2. Desain sistem dan software.

Desain perangkat lunak adalah proses multilangkah yang fokus

pada desain pembuatan program perangkat lunak termasuk

strukturdata,arsitektur perangkat lunak,representasi antarmukadan prosedur pengodean.Tahap inimentranslasi kebutuhan perangkat lunak dari tahap analisis kebutuhan kerepresentasi desain agar dapat diimplementasikan menjadiprogram dalam tahap yang selanjutnya yaitu programmer menerjemahkan desain ke dalam bahasa pemrograman. Desain perangkat lunak yang dihasilkan pada tahap ini juga perlu didokumentasikan.

3. Implementasi dan testing unit.

Pada tahap ini adalah untuk menerapkan dan menguji perangkat lunak yang sudah dikerjakan.Perangkat lunak yang telah lolos uji di Implementasi.Pengujian fokus pada perangkat lunakdarisegilogik sampai fungsionaldan memastikan bahwa semua bagian sudah

diuji.Hal inidilakukanuntukmeminimalisir kesalahan (error) dan memastikankeluaran yang dihasilkansesuai dengan yang diinginkan.


(52)

 

 

4. Integrasi dan testing sistem.

Setelah tahap – tahap yang di atas telah dilaksanakan, maka pada tahap ini adalah tahap penyatuan perangkat lunak yang sudah dikerjakan lalu selanjutnya melakukan pengujian terhadap sistem yang telah dibuat.

5. Operasi dan maintenance.

Tidakmenutupkemungkinansebuahperangkatlunak

mengalamiperubahan ketikadikirimkankeuser. Perubahanbisa terjadi

karena adanya kesalahan yang muncul dan tidak

terdeteksisaat pengujianatauperangkat lunak harusberadaptasi dengan

lingkungan baru. Tahap pendukung ataupemeliharaan dapat mengulangi proses pengembangan mulaidari analisis spesifikasi untuk perubahan perangkat lunak yangsudah ada, tapi tidak untuk membuat perangkat lunak baru.


(53)

 

 

Model air terjun sangat cocok digunakan kebutuhan pelanggan sudahsangatdipahamidankemungkinanterjadiperubahankebutuhanselamapengem banganperangkat lunak kecil.Hal positif dari model air terjun adalah struktur tahap pengembangan sistem jelas, dokumentasi dihasilkan di setiap tahap pengembangan dan sebuah tahap dijalankan setelah tahap sebelumnya selesai dijalankan (tidak ada tumpah tindih pelaksanaan tahap).

2.8 Base Transceiver Station (BTS) 2.8.1 Pengertian BTS

BTS adalah kependekan dari Base Transceiver Station.Terminologi ini termasuk baru dan mulai populer di era booming seluler saat ini. BTS berfungsi menjembatani perangkat komunikasi pengguna dengan jaringan menuju jaringan lain. Satu cakupan pancaran BTS dapat disebut Cell.Komunikasi seluler adalah komunikasi modern yang mendukung mobilitas yang tinggi. Dari beberapa BTS kemudian dikontrol oleh satu Base Station Controller (BSC) yang terhubungkan dengan koneksi microwave ataupun serat optik.


(1)

 

 

Terdapat 2 macam prototype yang dapat digunakan saat ini, yaitu:

a. Requirements prototyping

Menggunakan prototipe untuk menentukan kebutuhan dari aplikasi basis data yang diinginkan dan ketika kebutuhan tersebut terpenuhi maka prototipe akan dibuang.

b. Evolutionary prototyping

Digunakan untuk tujuan yang sama. Perbedaannya adalah prototipe ini tidak dibuang, tetapi dikembangkan lebih lanjut menjadi aplikasi basis data yang digunakan.

8. Implementation

Implementation merupakan realisasi fisik dari basis data dan

desain aplikasi, menurut Indrajani (2008, p91). Implementation basis data dicapai dengan menggunakan:

1. DDL untuk membuat skema basis data dan database file yang kosong.

2. DDL untuk membuat user view yang diinginkan.

3. 3GL atau 4GL untuk membuat program aplikasi termasuk transaksi basis data yang menggunakan DML atau ditambahkan pada bahasa pemograman.

9. Data Conversion and Loading

Data conversion and loading adalah tahap pemindahan


(2)

 

 

aplikasi yang ada agar data menggunakan basis data yang baru, menurut Indrajani (2008, p91).Tahapan ini dibutuhkan ketika sistem basis data baru menggantikan yang lama. DBMS biasanya memiliki fitur untuk memanggil ulang file yang telah ada ke dalam basis data baru. Dapat juga mengkonversi dan menggunakan program aplikasi dari sistem yang lama untuk digunakan oleh sistem yang baru.

10. Testing

Testing adalah suatu proses eksekusi program aplikasi

dengan tujuan untuk menemukan kesalahan dengan skenario tes yang direncanakan dan data yang sesungguhnya, menurut Indrajani (2008, p91). Pengujian hanya akan terjadi jika terjadi kesalahan pada software.

11. Operational Maintenance

Operational maintenance adalah proses pengawasan dan

pemeliharaan sistem setelah instalasi, menurut Indrajani (2008, p91). Operational maintenance mencakup:

1. Pengawasan kinerja sistem. Jika kinerja menurun, diperlukan perbaikan atau pengaturan ulang basis data.

2. Pemeliharaan dan pembaharuan aplikasi basis data jika dibutuhkan.


(3)

 

 

2.7 Metode Perancangan Aplikasi (SDLC)

Padaawalpengembanganperangkatlunak,para programmer langsung melakukan pengkodean perangkat lunak tanpamenggunakan prosedur atau tahapan pengembangan perangkat lunak.Dan ditemuilah kendala - kendala seiring dengan perkembangan skala sistem - sistem perangkat yang semakin besar.SDLC dimulai dari tahun 1960 -an, untuk mengembangkan sistem skalausaha besar secara fungsional untuk para konglomerat pada zamanitu.Sistem-sistem yang dibangun untuk mengelola informasi kegiatan dan rutinitas dari perusahaan - perusahaan yang berpotensimemilikidata yang besar dalam perkembangannya.

SDLC atau Software Development Life Cycle atau sering disebut juga dengan System Development Life Cycle adalah proses mengembangkan ataumengubah suatu sistem perangkat lunak dengan menggunakan model-model dan metodologi yang digunakan orang untuk mengembangkan sistem-sistem perangkat lunak sebelumnya (berdasarkan best practice atau cara-cara yang sudah teruji baik).

Model rekayasa piranti lunak salah satunya adalah waterfall model.Model ini memberikan pendekatan-pendekatan sistematis dan berurutan bagi pengembangan piranti lunak.

Berikut adalah gambar pengembangan sistem perangkat lunak dengan prosesSDLC (System Development Life Cycle) dengan waterfal model.

1. Definisi kebutuhan.

Untuk mengumpulkan kebutuhan user yang berkaitan dengan perangkat lunak yang dibangun, melakukan perincian mengenai apa saja


(4)

 

 

yang dibutuhkan dalam pengembangan sistem, membuat perencanaan yang berkaitan dengan proyek sistem, penjembatan antara keinginan user dengan programmer,mampu melihat konsekuensi dari kebutuhan user, kemudian kebutuhan tersebut di dokumentasikan.

2. Desain sistem dan software.

Desain perangkat lunak adalah proses multilangkah yang fokus pada desain pembuatan program perangkat lunak termasuk strukturdata,arsitektur perangkat lunak,representasi antarmukadan prosedur pengodean.Tahap inimentranslasi kebutuhan perangkat lunak dari tahap analisis kebutuhan kerepresentasi desain agar dapat diimplementasikan menjadiprogram dalam tahap yang selanjutnya yaitu

programmer menerjemahkan desain ke dalam bahasa pemrograman.

Desain perangkat lunak yang dihasilkan pada tahap ini juga perlu didokumentasikan.

3. Implementasi dan testing unit.

Pada tahap ini adalah untuk menerapkan dan menguji perangkat lunak yang sudah dikerjakan.Perangkat lunak yang telah lolos uji di Implementasi.Pengujian fokus pada perangkat lunakdarisegilogik sampai fungsionaldan memastikan bahwa semua bagian sudah

diuji.Hal inidilakukanuntukmeminimalisir kesalahan (error) dan memastikankeluaran yang dihasilkansesuai dengan yang diinginkan.


(5)

 

  4. Integrasi dan testing sistem.

Setelah tahap – tahap yang di atas telah dilaksanakan, maka pada tahap ini adalah tahap penyatuan perangkat lunak yang sudah dikerjakan lalu selanjutnya melakukan pengujian terhadap sistem yang telah dibuat.

5. Operasi dan maintenance.

Tidakmenutupkemungkinansebuahperangkatlunak

mengalamiperubahan ketikadikirimkankeuser. Perubahanbisa terjadi karena adanya kesalahan yang muncul dan tidak terdeteksisaat pengujianatauperangkat lunak harusberadaptasi dengan lingkungan baru. Tahap pendukung ataupemeliharaan dapat mengulangi proses pengembangan mulaidari analisis spesifikasi untuk perubahan perangkat lunak yangsudah ada, tapi tidak untuk membuat perangkat lunak baru.


(6)

 

 

Model air terjun sangat cocok digunakan kebutuhan pelanggan sudahsangatdipahamidankemungkinanterjadiperubahankebutuhanselamapengem banganperangkat lunak kecil.Hal positif dari model air terjun adalah struktur tahap pengembangan sistem jelas, dokumentasi dihasilkan di setiap tahap pengembangan dan sebuah tahap dijalankan setelah tahap sebelumnya selesai dijalankan (tidak ada tumpah tindih pelaksanaan tahap).

2.8 Base Transceiver Station (BTS)

2.8.1 Pengertian BTS

BTS adalah kependekan dari Base Transceiver

Station.Terminologi ini termasuk baru dan mulai populer di era booming

seluler saat ini. BTS berfungsi menjembatani perangkat komunikasi pengguna dengan jaringan menuju jaringan lain. Satu cakupan pancaran BTS dapat disebut Cell.Komunikasi seluler adalah komunikasi modern yang mendukung mobilitas yang tinggi. Dari beberapa BTS kemudian dikontrol oleh satu Base Station Controller (BSC) yang terhubungkan dengan koneksi microwave ataupun serat optik.