Implementasi Sistem Akuisisi Data

23 Tabel 11. Dari Tabel 11 terlihat bahwa skenario 1 Hop memiliki nilai throughput yang lebih besar dibandingkan 2 Hop dan 3 Hop, sedangkan skenariao 2 hop memiliki nilai throughput yang lebih besar dari 3 hop. Pengurangan sebanyak 1 hop meningkatkan nilai throughput rata-rata sebesar 32.06 atau 0.52 kbps. Hal ini karena jumlah perangkat Node stasiun yang terhubung lebih sedikit sehingga data yang mampu dilewatkan lebih banyak. Grafik perbandingan throughput untuk 1 Hop, 2 Hop dan 3 Hop dapat dilihat pada Gambar 15. Tabel 11 Throughput untuk 1 Hop, 2 Hop dan 3 Hop Hop Ke- Node Stasiun Ke- Throughput kbps Minimum Maksimum Rata-rata 1 1 1.486 3.036 2.615 3 1.288 3.617 2.399 4 1.430 2.419 2.253 2 2 1.106 2.633 1.972 5 1.112 2.080 1.809 6 1.631 1.825 1.756 3 2 0.844 1.588 1.389 a b c Gambar 14 Perbandingan Throughput untuk a 1 Hop, b 2 Hop dan c 3 Hop 24

4.4.2.2 Analisis Delay

Pengukuran Delay dinyatakan sebagai rata-rata perbedaan antara waktu penerimaan paket packet arrival dan waktu pengiriman paket packet start. Dalam penelitian ini digunakan untuk nilai delay adalah detik. Delay 1 Hop, 2 Hop dan 3 Hop untuk masing-masing Node stasiun terdapat pada Tabel 12. Dari Tabel 12 terlihat bahwa skenario 1 Hop memiliki nilai delay yang lebih kecil dibandingkan 2 Hop dan 3 Hop, dan nilai delay 2 hop lebih kecil dari 3 hop. Penambahan 1 Hop mampu meningkatkan nilai delay rata-rata sebesar 23.28, atau sebesar 0.06 detik. Hal ini karena semakin banyak perangkat Node stasiun yang terhubung, maka semakin besar delay dalam proses pengiriman data. Grafik perbandingan delay untuk 1 Hop, 2 Hop dan 3 Hop dapat dilihat pada Gambar 16. Tabel 12 Delay untuk 1 Hop, 2 Hop dan 3 Hop Hop Ke- Node Stasiun Ke- Delay s Minimum Maksimum Rata-rata 1 0.137 0.280 0.160 1 3 0.115 0.323 0.173 4 0.172 0.291 0.179 2 0.158 0.376 0.211 2 5 0.200 0.374 0.227 6 0.228 0.255 0.237 3 2 0.262 0.493 0.290 a b 25 c Gambar 16 Perbandingan Delay untuk a 1 Hop, b 2 Hop dan c 3 Hop

4.4.2.3 Analisis Packet Loss Ratio

Packet loss ratio PLR atau rasio kehilangan paket merupakan perbandingan antara paket data yang hilang terhadap total jumlah paket yang dikirimkan kepada tujuannya melalui media transmisi tertentu. Pada Tabel 13 terlihat presentase paket data yang hilang selama proses pengiriman untuk 1 hop, 2 hop dan 3 hop. Antara skenario 1 Hop dan 2 Hop, paket yang hilang tidak jauh berbeda hal ini karena kemampuan perangkat dan bandwidth masih mampu melewatkan jumlah data. Pada skenario 3 Hop, paket yang hilang mengalami peningkatan serbesar 0.01 dibandingkan dengan 1 Hop dan 2 Hop. Hal ini terjadi karena jumlah hop mengalami penambahan akibat dari Node koordinator salah satu cluster down sehingga terbentuk jalur baru yang lebih panjang. Tabel 13 Packet loss ratio untuk 1 Hop, 2 Hop dan 3 Hop Hop Ke- Node Stasiun Ke- Jumlah paket dikirim Jumlah paket diterima Packet loss ratio 1 400 397 0.01 1 3 400 396 0.01 4 400 393 0.02 2 400 394 0.02 2 5 400 397 0.01 6 400 396 0.01 3 2 400 388 0.03

4.5. Pengujian Sistem

Pengujian dilakukan dengan mengkases website WSN sistem pemantauan udara dimana sebelumnya menjalankan terlebih dahulu semua perangkat sistem. Pada saat pengujian, hal pertama yang harus dilakukan ialah dengan membuka aplikasi browser kemudian ketikkan url : http:ncc.ipb.ac.id~ispu maka akan tampil halaman utama dengan beberapa menu pilihan. Kemudian untuk melihat apakah informasi ISPU secara real-time berjalan, maka pilih menu Real-time Monitoring. Gambar 17 memperlihatkan tampilan halaman Real-time Monitoring.