EVALUASI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN JASA TRANSPORTASI YANG TERCATAT DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

(1)

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajad Sarjana Ekonomi

Oleh: Yuni Sasmita 201010160311092

Oleh: Nur Hayati 201010160311096

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG


(2)

(3)

Assalamu’alaikum wr, wb.

Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis limpahkan kepada kehadiran Allah SWT, yang mana telah melimpahkan rahmat, nikmat dan hidayah-Nya, sehingga mampu menyelesaikan skripsi yang berjudul: “Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Jasa Transportasi Yang Tercatat Di Bursa Efefk Indonesia (BEI)”. Sholawat serta salam tetap tercurah kepada Nabi Besar Muhammad SAW yang telah memberikan inspirasi dan teladan bagi umatnya.

Penelitian ini menyajikan tentang pokok-pokok pembahasan yang meliputi kinerja keuangan perusahaan dengan menggunakan alat analisis Economic Value Added dan Market Value Added. Maksud dan tujuan penuisan skripsi ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang.

Dengan terselesaikannya skripsi ini, peneulis menyampaikan terimakasih dan penghargaan yang tinggi kepada beberapa pihak yang berkaitan yang telah memberikan kontribusi baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu penulis menyampaikan rasa hormat dan terimakasih kepada:

1. Dr. H. Muhadjir Effendy, M.AP selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Malang.

2. Dr. H. Nazaruddin M, M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang yang telah memberikan kesempatan bagi penulis untuk


(4)

mengikuti kegiatan perkuliahan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang.

3. Dr. H. Marsudi, M.M. selaku Ketua Program Studi Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang atas kebijakan dalam penyusunan mata kuliah sesuai konsentrasi penjurusan.

4. Drs. Wiyono, M.M dan Drs. Mursidi M.M. Selaku dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu dan tenaga serta kesabarannya dalam memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis sehingga dapat terselesaikannya skripsi ini.

5. Drs. H. Jihadi, M.Si. selaku Dosen Wali kelas B Angkatan 2010 Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang yang selama studi selalu memberikan motivasi, arahan dan semangat untuk selalu menjadi lebih baik.

6. Kedua orang tua ku, Ayah dan Mama serta Nenek, Kakek, Adik, dan Kakak, yang telah memberikan dukungan baik secara materil maupun spiritual, serta segenap kasih sayangnya yang telah diberikan kepada saya selama ini, terimakasih yang tak terhingga untuk semuannya. Semoga Allah senantiasa memberikan rahmat untuk mereka.

7. Teman-teman kontrakan, teman-teman sebimbingan dan pihak-pihak lain yang memberi semangat, menemani dan turut membantu selesainya skripsi ini, yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.


(5)

lagi.

Besar harapan penulis bahwa skripsi ini dapat memberikan manfaat dan berguna bagi semua pihak dalam meningkatkan keilmuan. Akhir kata saya mengucapkan terimakasih yang sebanyak-banyaknya mudah-mudahan Allah SWT senantiasa memberikan keberkahan bagi setiap langkah kita.

Wassalamu’alaikum wr, wb.

Malang, Oktober 2014 Penulis,

Nur Hayati


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSRTAK ... i

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Batasan Penelitian ... 7

D. Tujuan Penelitian ... 8

E. Kegunaan Penelitian ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 10

B. Tinjauan Teori ... 11

C. Kerangka Pikir ... 37

D. Hipotesis ... 38

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 39

B. Populasi dan Sampel ... 39


(7)

BAB IV Hasil dan Pembahasan Penelitian

A. Gambaran Umum Perusahaan ... 51

B. Analisis Data ... 57

C. Uji Hipotesis Hasil ... 78

D. Pembahasan ... 82

BAB V KESIMPULAN dan SARAN A. KESIMPULAN ... 86

B. SARAN ... 87 DAFTAR PUSTAKA


(8)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 1 KerangkaPikir... 38


(9)

Tabel 2 Langkah-langkah Perhitungan EVA ... 45

Tabel 3 Langkah-langkah Perhitungan MVA ... 46

Tabel 4.1 Laporan Keuangan Konsolidasi Perusahaan Jasa Transportasi ... 55

Tabel 4.2 Perhitungan NOPAT ... 58

Tabel 4.3 Perhitungan Hutang Sebelum Pajak ... 60

Tabel 4.4 Perhitungan Hutang Setelah Pajak ... 62

Tabel 4.5 Perhitungan Biaya Laba Ditahan pendekatan Premi Resiko ... 65

Tabel 4.6 Perhitungan Struktur Modal ... 67

Tabel 4.7 Perhitungan Biaya Modal Rata-rata Tertimbang (WACC) ... 68

Tabel 4.8 Perhitungan Biaya Modal ... 70

Tabel 4.9 Perhitungan EVA ... 72

Tabel 4.10 Perhitungan MVA ... 73

Tabel 4.11 Perbandingan Cross section menggunakan EVA ... 75

Tabel 4.12 Perbandingan Cross section menggunakan MVA ... 76

Tabel 4.13 Perbandingan Time Series menggunakan EVA ... 77


(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Perhitungan Biaya Modal Hutang Sebelum Pajak (Kd) Lampiran 2 Perhitungan Tarif Pajak (T)

Lampiran 3 Perhitungan Biaya Hutang Setelah Pajak (Ki) Lampiran 4 Perhitungan Tingkat Pengembalian (Rm) Lampiran 5 Perhitungan Premi Resiko (PR)

Lampiran 6 Perhitungan Biaya Modal Sendiri (Ks) Lampiran 7 Perhitungan Struktur Modal

Lampiran 8 Pehitungan Rata-rata Tertimbang Biaya Modal (WACC) Lampiran 9 Perhitungan NOPAT

Lampiran 10 Perhitungan Biaya Modal Lampiran 11 Perhitungan EVA

Lampiran 12 Perhitungan Harga Pasar Saham Lampiran 13 Jumlah Saham Yang Beredar Lampiran 14 Peraturan MVA


(11)

Brigham, Eugene F & Joel F. Houston. 2006. DasarDasar Manajemen Keuangan. Edisi 11, Buku 1. Jakarta: Salemba Empat.

Brigham, Eugene F & Joel F. Houston. 2011. Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Edisi 11, Buku 2. Jakarta: Salemba Empat.

Halim Abdul. 2005. Analisis Investasi. Edisi kedua. Jakarta: Salemba Empat.

Hidayat, Syarifudin dan sedarmayanti. 2002. Metodologi Penelitian. Bandung: Mandar Maju.

Jumingan. 2006. Analisis Laporan Keuangan. Penerbit Bumi Aksara

Komaruddin Ahmad. 1996. Dasar-dasar Manajemen Investasi. Jakarta: Rineka Cipta. Mulyadi. 1997. Akuntansi Manajemen: Konsep, manfaat dan rekayasa. Edisi kedua.

Yogyakarta: Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN. Munawir, S. 2007. Analisis Laporan Keuangan. Edisi keempat. Yogyakarta. Liberty. Raiborn, Cecily A, dan Michael R. Kenney. 2011. Akuntansi Biaya “Dasar dan

Perkembangan 2”. Edisi ketuju. Jakarta: Salemba Empat. Sugiyono, (2008). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Sony, Edy. 2012. Evaluasi Kinerja Keuangan Pada Sektor Telekomunikasi Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Skripsi: UMM

Syamsudin, Lukman. 2002. Manajemen Keuangan Perusahaan. PT. Raja Grafindo. Jakarta.

Warsono. 2003. Manajemen Keuangan Perusahaan, Jilid I, Edisi Ketiga, Cetakan Pertama. Penerbit UMM Press, Malang.

Young, S. David and Stephen O’Byrne. 2001. EVA and Value-Based Management: A pratical Guide to Implementation, Diterjemahkan oleh Lusy Widjaja. Salemba Empat, Jakarta.


(12)

IDX: http://www.idx.com/bei/anual-report/ (diakses 08 maret 2014, pukul 09:57) IDX: Jakarta Composite Index(IHSG)

http://www.duniainvestasi.com/bei/prices/stock (diakses 10 maret 2014, Pukul 21 :13)

Sub sektor transportasi dan Populasi kendaraan bermotor

Http://KompasOtomotif.com diakses pada Tanggal 10 Maret 2014, Pukul. 20:59

Sucipto. 2003. “Penilaian Kinerja Keuangan”, diakses pada Tanggal 18 Maret 2014, Pukul. 10:35 dari Http://library.usu.ac.id/download/fe/akuntansi-sucipto.pdf


(13)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Penilaian kinerja keuangan sangat diperlukan suatu perusahaan dalam aktivitas ekonomi di pasar modal, terutama dalam penilaian kinerja perusahaan publik. Penilaian kinerja perusahaan dapat dilakukan dengan membandingkan dari waktu ke waktu atau dapat juga membandingkan dengan perusahaan yang bergerak dalam industri yang sama. Hal ini untuk mengetahui kondisi perusahaan, perusahaan mana yang paling baik dan lebih menguntungkan jika dilihat dari perbandingan kinerja perusahaan. Semakin baik kinerja keuangan suatu perusahaan, maka akan semakin membuka peluang investor untuk mengivestasikan dananya.

Bagi investor, informasi mengenai kinerja perusahaan dapat digunakan sebagai alat pengambilan keputusan apakah mereka akan mempertahankan investasinya atau mencari alternatif lain. Keputusan investasi merupakan hal yang paling penting dihadapi oleh investor, karena menyangkut unsur risiko. Keinginan untuk mendapatkan keuntungan merupakan harapan bagi semua investor. Karena semakin tinggi risiko yang dihadapi seorang investor, semakin tinggi pula harapan investor untuk mendapatkan keuntungan. Keputusan perusahaan melakukan investasi merupakan keputusan perusahaan untuk menggunakan atau mengalokasikan dana. Penggunaan dana yang tepat yaitu bagaimana perusahaan mampu mengelola keuangannya dengan


(14)

2

menilai kinerja keuangan perusahaan. Ukuran yang digunakan untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan adalah Analisis Rasio keuangan, Nilai tambah ekonomis (Economic Value Added) atau sering disingkat dengan EVA, Balanced Scorecard, Nilai tambah Pasar (Market Value Added) dan Analisis Sistem Du Pont (Warsono, 2003).

Pada dasarnya tujuan utama suatu perusahaan adalah mencari keuntungan, memberikan nilai tambah ekonomis perusahaan dan meningkatkan nilai pasar. Pengukuran kinerja keuangan perusahaan diperlukan untuk menentukan keberhasilan dalam mencapai tujuan tersebut. Perusahaan menggunakan metode EVA untuk memperoleh nilai tambah ekonomi yaitu metode yang mengukur laba ekonomi dalam suatu perusahaan yang menyatakan bahwa kesejahteraan hanya dapat tercipta ketika perusahaan mampu memenuhi semua biaya operasi dan biaya modal. Tujuan perusahaan untuk meningkatkan nilai atau value added dari modal yang telah ditanamkan pemegang saham dalam operasi perusahaan.

Market Value Added (MVA) mempunyai tekanan yang sama dengan EVA yaitu pada kesejahteraan penyandang dana perusahaan. MVA merupakan hasil kumulatif dari kinerja perusahaan yang dihasilkan oleh berbagai investasi yang telah dilakukan, sehingga peningkatan MVA adalah sebagai keberhasilan memaksimalkan kekayaan pemegang saham dengan alokasi sumber-sumber yang tepat dengan demikian MVA merupakan ukuran kinerja keuangan eksternal perusahaan. MVA biasanya digunakan untuk menghitung kelebihan nilai pasar, dihitung dengan cara jumlah saham yang beredar di pasar dikalikan


(15)

dengan harga saham perlembar sahamnya. Semakin tinggi nilai MVA, maka semakin baik pekerjaan yang telah dilakukan manajemen bagi pemegang saham.

Banyaknya masyarakat yang cenderung dengan gaya hidup instan. Artinya, setiap kebutuhan harus dapat segera terpenuhi tanpa menunggu lama, sehingga para konsumen dapat menghemat waktu dan biaya. Dalam memenuhi kebutuhan masyarakat maka transportasi memiliki peranan penting untuk menunjang aktivitas masyarakat. Transportasi juga membantu tercapainya pengalokasian sumber-sumber ekonomi secara optimal. Sehingga sarana transportasi harus cukup tersedia dan terjangkau oleh masyarakat untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan kota.

Pengguna kendaraan pribadi pun semakin banyak dan terus mengalami peningkatan dari tahun ketahun. Penambahan jumlah kendaraan bermotor pada tahun sebelumnya mencapai 10,036 juta unit. Mengakibatkan populasi kendaraan bermotor yang tercatat pada kepolisian naik 12% menjadi 94,299 juta unit dibandingkan periode tahun 2011 hanya 84,19 juta unit. Menurut data terakhir Korp Lalu Lintas Kepolisian Republik Indonesia (Korlantas Polri), selama tahun 2012 pertambahan terbanyak adalah mobil pribadi dan sepeda motor, masing-masing mencapai 12%.

Jumlah sepeda motor yang dibeli konsumen pada tahun lalu mencapai 8.551 juta unit, sedangkan mobil pribadi baru yang tercatat mencapai 984.314 juta unit. Sepeda motor jumlahnya 77.7 juta unit atau 82.4%, mobil pribadi 9.5 juta unit atau 10%, disusul mobil barang, bus dan kendaraan khusus. Dari data


(16)

4

diatas penggunaan sepeda motor masih menjadi andalan utama dan paling terjangkau bagi mayoritas masyarakat Indonesia. Http://KompasOtomotif.com

Dari jumlah data pengguna kendaraan pribadi di atas dapat dilihat bahwa penggunaan kendaraan umum hanya berkisar 7-8%. Sehingga banyak perusahaan transportasi yang gulung tikar terutama pada perusahaan transportasi publik. Namun seiring dengan banyaknya jumlah pengguna kendaraan pribadi yang terus meningkat memberikan dampak yang buruk yaitu kemacetan yang sering terjadi di daerah kota-kota besar.

Dampak kemacetan yang semakin tidak bisa dihindari memberikan banyak pilihan kepada masyarakat untuk menggunakan jasa transportasi. Sehingga banyak masyarakat yang beralih kepada penggunaan jasa transportasi umum atau publik untuk menghindari kemacetan, menghemat waktu dan biaya. Seiring dengan permasalahan kemacetan yang sering terjadi memberikan peluang terhadap usaha jasa transportasi publik seperti: angkot, busway, bajaj, travel, bus dan kereta api. Semakin banyaknya masyarakat yang menggunakan jasa transportasi semakin efektif pula penggunaan jalan raya, dengan kata lain jasa transportasi sebagai solusi untuk menghindari kemacetan.

Perusahaan jasa transportasi pun juga semakin berkembang dan terus mengalami peningkatan. Meskipun tidak mengalami kenaikan yang signifikan tapi jasa transportasi terus mengalami kenaikan dari tahun ke tahunya. Seperti penggunaan jasa mobil penumpang yang mengalami kenaikan 9% menjadi 10.432 juta unit dibandingkan pada tahun 2011 sebesar 9.548 juta unit.


(17)

Sedangkan kendaraan umum lainya seperti bus, truk, angkot dan sejenisnya hanya mengalami kenaikan kurang lebih 1% setiap tahunnya.

Perusahaan jasa transportasi digunakan dalam penelitian ini, karena industri terbesar di dunia adalah pada bidang jasa. Perusahaan ini merupakan kelompok perusahaan yang cukup besar dan berkembang pesat di Indonesia. Perusahaan jasa transportasi memiliki iklim persaingan yang sangat ketat, karena transportasi merupakan salah satu kebutuhan yang penting untuk mobilisasi dalam menjalankan kegiatan perekonomian. Perusahaan juga membutuhkan modal yang sangat besar dan kuat untuk mendukung finansial perusahaan, agar dapat bersaing dalam memberikan fasilitas jasa yang terbaik. Melihat kondisi yang demikian, banyak perusahaan yang ingin masuk ke sektor tersebut sehingga persaingan pun sangat tajam.

Banyaknya perusahaan yang bergerak dibidang jasa transportasi seperti PT. Zebra Nusantara, Tbk. PT. Adi Sarana Armada, Tbk. (ASSA), Dan PT. Panorama Transportasi, Tbk. ( WEHA). Perusahaan-perusahaan tersebut bekerja di bidang yang sama yaitu memberikan jasa transportasi seperti menyediakan jasa Taxi, Travel, bus pariwisata, dan mejual mobil-mobil bekas. PT. ASSA, Tbk mencatat laba operasi bersih perusahaan pada tahun 2011 sebesar Rp. 9.856 juta, tahun 2012 sebesar Rp. 29.453 juta dan tahun 2013 sebesar Rp. 92.043 juta. Dengan pendapatan usaha sebesar Rp. 567.413 Milyar pada tahun 2011, Rp. 793.863 Milyar pada tahun 2012 dan Rp. 1.018.883 Milyar pada tahun 2013. Pendapatan yang diperoleh PT. ASSA juga berasal dari penyewaan kendaraan, penjualan kendaraan bekas dan jasa logistik. Pada tahun


(18)

6

terakhir 2013 ASSA mencatat jumlah saham yang beredar sebanyak 3.397.500.000 lembar saham.

Pendapatan PT. Panorama Transportasi, Tbk (WEHA), pada tahun 2011 sebesar Rp.171.766 milyar, tahun 2012 sebesar Rp.201.199 milyar dan tahun 2013 sebesar Rp.236.843 milyar. Laba operasi bersih perusahaan sebesar Rp. 23.913 milyar pada tahun 2011, Rp.33.803 milyar pada tahun 2012 dan Rp.36.165 milyar pada tahun 2013. pada tahun terakhir 2013 WEHA juga telah mencatatkan jumlah saham yang beredar yaitu sebanyak 279.494.000 lembar saham.

Berbeda dengan PT. Adi Sarana Armada (ASSA) dan PT. Panorama Transportasi (WEHA), PT. Zebra Nusantara (ZBRA) mengalami penerunan setiap tahunnya. Dari tahun 2011 pendapatan bersih ZBRA sebesar Rp. 19.854 milyar mengalami penurunan Rp. 0.3 milyar menjadi Rp. 19.598 milyar pada tahun 2012. Pada tahun 2013 perusahaan juga mengalami penurunan sebesar Rp. 0.5 milyar menjadi Rp. 13.924 milyar. Hal ini memberikan dampak pada penurunan laba kotor perseroan. Saham ZBRA yang beredar sebanyak 655.666.202 lembar saham.

Dari ketiga perusahaan di atas dapat dilihat bahwa perusahaan jasa transportasi memberikan prospek yang baik kedepannya untuk perusahaan transportasi. Hal tersebut dapat dilihat dari pendapatan perusahaan yang terus mengalami peningkatan dari tahun ketahun, meskipun ada perusahaan yang mengalami penurunan terhadap pendapatanya, tetapi tidak berpengaruh


(19)

terhadap kegiatan operasi perusahaan. Sehingga tidak diragukan lagi melakukan invesatasi pada perusahaan transportasi merupakan hal yang paling diminati oleh para investor. Meskipun perekonomian dalam keadaan yang tidak stabil, tetapi jumlah permintaan akan jasa transportasi yang tercatat di bursa efek Indonesia akan terus bertambah dan beroperasi dengan cukup baik.

Konsep-konsep penilaian kinerja dan pengaruhnya terhadap nilai tambah ekonomis dan kelebihan nilai pasar harus diperhatikan oleh para investor dalam melakukan investasi. Dari fenomena yang ada diatas maka itu menjadi alasan peneliti untuk melakukan penelitian yang berjudul “Evaluasi Kinerja Keuangan Perusahaan Jasa Transportasi Yang Tercatat Di Bursa Efek Indonesia”.

B. Rumusan Penelitian

Dari latar belakang diatas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:

Apakah perusahaan Jasa Transportasi yang tercatat di Bursa Efek Indonesia mempunyai nilai tambah jika dihitung menggunakan metode EVA dan MVA? C. Batasan Penelitian

Dalam penelitian ini memiliki batasan atas pembahasan mengenai rumusan masalah diatas yaitu penilaian kinerja dari 3 perusahaan jasa Transportasi yang tercatat di Bursa Efek Indonesia, dan laporan keuangan perusahaan yang telah tercatat di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2011-2013.


(20)

8

D. Tujuan Penelitian

Dari latar belakang dan rumusan masalah diatas dapat diketahui bahwa tujuan dari penelitian ini dilakukan sebagai berikut:

Untuk mengetahui kinerja perusahaan Jasa Transportasi yang tercatat di Bursa Efek Indonesia memberikan nilai tambah dihitung menggunakan metode EVA dan MVA.

E. Kegunaan Penelitian

Dengan terselesaikanya penelitian ini, dan dilihat dari latar belakang, perumusan masalah dan tujuan dari penelitian ini, maka penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat atau kegunaan sebagai berikut:

1. Bagi Investor

Sebagai alat analisis dan informasi dalam pengambilan keputusan investasi sekuritas di bursa efek.

2. Bagi Perusahaan

Sebagai bahan masukan untuk perusahaan yang terdaftar pada pasar modal, diharapkan dapat memberi kontribusi dan menjelaskan secara empiris tentang faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal dan harga saham pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Selain itu juga sebagai penilaian kinerja perusahaan, khususnya lagi perusahaan jasa transportasi.


(21)

3. Bagi penelitian selanjutnya

Membantu penelitian selanjutnya untuk mengetahui lebih detailnya tentang evaluasi kinerja keuangan suatu perusahaan dengan menggunakan ukuran penilaian kinerja keuangan perusahaan yang berbeda.


(22)

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang pernah melakukan penelitian terhadap evaluasi kinerja keuangan memberikan hasil yang berbeda dalam setiap hasil penelitianya.

Sony (2012), hasil penelitian pada lima perusahaan telekomunikasi yang terdaftar dalam BEI, yaitu PT. Bakrie Telecom, Tbk, PT Excelcomindo Pratama, Tbk, PT. Mobile-8 Telecom. Tbk, PT. Indosat, Tbk. Dan PT, Telekomunikasi Indonesia Tbk. Dinilai dengan metode EVA, semua perusahaan yang tercatum memiliki kinerja keuangan yang sehat dimana hal tersebut ditunjukan dengan nilai EVA > 0, dan terus mengalami kenaik pada tahun selanjutnya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa metode EVA cocok untuk digunakan dalam menilai kinerja keuangan perusahaan telekomunikasi. Alat analisis yang digunakan Cross sectional approach dan time series analysis.

Dari hasil penelitian terdahulu diatas dapat disimpulkan bahwa setiap perusahaan melakukan evaluasi kinerja perusahaan pada setiap tahunya. Hal ini dilakukan perusahaan untuk mengetahui tingkat keberhasilan atau kegagalan yang dicapai manajemen perusahaan dalam menjalankan usahanya. Banyak metode yang digunakan dalam penilaian kinerja keuangan, metode yang paling banyak digunakan adalah EVA, karena metode ini dianggap paling


(23)

tepat untuk mengevaluasi kinerja keuangan perusahaan seperti pertambangan dan telekomunikasi.

Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian ini adalah obyek penelitianya. Dalam penelitian terdahulu obyek perusahaan yang digunakan yaitu perusahan-perusahaan Telekomunikasi yang sahamnya telah tercatat di Bursa Efek Indonesi, dalam penelitian ini menggunakan perusahaan Jasa Transportasi yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. Hal ini dilakukan untuk membuktikan apakah metode EVA dan MVA cocok digunakan untuk analisis kinerja keuangan perusahaan Jasa Transportasi.

B. Tinjauan Teori

1. Investasi

Ada banyak pendapat yang dikemukakan oleh berbagai pihak terhadap pengertian tentang investasi. Investasi selalu berkaitan dengan pasar modal dan pasar uang. Secara umum investasi sendiri adalah pengorbanan atas suatu nilai untuk memperoleh return di masa mendatang yang mungkin tidak pasti. Keputusan investasi merupakan salah satu hal paling penting yang dihadapi investor, karena menyangkut unsur risiko. Keinginan mendapatkan keuntungan merupakan suatu harapan bagi semua investor. Semakin tinggi risiko (risk) yang dihadapi seorang investor, semakin tinggi pula harapan investor untuk mendapat keuntungan (expected return).


(24)

12

Investasi merupakan penggunaan modal untuk menciptakan uang, baik melalui sarana yang menghasilkan pendapatan maupun melalui ventura yang lebih berorientasi ke resiko, yang dirancang untuk mendapatkan perolehan modal. (Downes dan Goodman dalam Warsono, 2001:1). Sedangkan menurut Halim (2005:4), investasi merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan dimasa mendatang.

Menurut Donald E. Fischer dan Ronald J. Jordan dalam buku Komaruddin mendifinisikan: "Investasi adalah komitmen dana dibuat dengan harapan beberapa tingkat positif pengembalian." Dapat disimpulkan bahwa setiap investasi yang dilakukan oleh seorang investor harus memberikan nilai tambah yang positif atas investasi yang dilakukanya.

Dari beberapa difinisi diatas dapat disimpulkan bahwa investasi merupakan biaya atau modal yang dikeluarkan oleh perusahaan dengan harapan akan memperoleh timbal balik atau keuntungan yang bernilai positif dimasa mendatang. Invesatasi pada umumnya dapat digolongkan menjadi dua bentuk yaitu: real asset melibatkan aset-aset berwujud milik perusahaan seperti tanah, bangunan, dan mesin. Kemudian financial asset investasi berupa valas, deposito berjangka, saham dan obligasi yang diperdagangkan di pasar uang atau pasar modal.

Ada beberapa alasan mengapa seseorang melakukan investasi, antara lain: Komaruddin (1996:3)


(25)

a. Mendapatkan kehidupan yang lebih layak di masa yang akan datang.

Seseorang yang bijaksana akan berfikir bagaimana meningkatkan taraf hidupnya dari waktu ke waktu dengan berusaha untuk mempertahankan tingkat pendapatannya yang ada sekarang agar tidak berkurang di masa yang akan datang.

b. Mengurangi tekanan inflasi, dengan melakukan investasi dalam

pemilihan perusahaan atau objek lain, seseorang dapat menghindarkan diri agar kekayaan atau harta miliknya tidak merosot nilainya karena digerogoti oleh inflasi.

c. Dorongan untuk menghemat pajak. Beberapa negara di dunia banyak

melakukan kebijakan yang bersifat mendorong tumbuhnya investasi di masyarakat yang melakukan investasi pada bidang-bidang usaha tertentu.

2. Kinerja Keuangan a. Penilaian Kinerja

Evaluasi kinerja organisasi dan sistem penghargaan merupakan salah satu cara untuk mencapai tujuan suatu perusahaan. Karena kinerja karyawan juga merupakan elemen dari keberhasilan sutau perusahaan. Pengukuran kinerja keuangan menurut Michael R.Kinney (2011:217), pengukuran kinerja dilakukan dengan dua cara yaitu: 1) pengukuran kinerja internal yaitu memberikan fokus pada efisiensi dan efektifitas proses produksi. 2) pengukuran kinerja secara eksternal yaitu


(26)

14

pengukuran/penilaian kinerja harus menandakan kemampuan organisasi untuk memuaskan pelanggan.

Penilaian kinerja keuangan suatu perusahaan merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan oleh manajemen agar dapat memenuhi kewajibannya terhadap para penyandang dana dan juga untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan perusahaan. Penilaian kinerja perusahaan yang ditimbulkan akibat dari proses pengambilan keputusan manajemen yang menyangkut efektivitas pemanfaatan modal dan efisiensi dari kegiatan perusahaan serta keamanan dari berbagai tuntutan yang timbul terhadap perusahaan.

Mulyadi (1997:419) penilaian kinerja merupakan penentuan secara periodik efektifitas operasional suatu organisasi, dan karyawan berdasarkan sasaran, standar, dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Sedangkan menurut Sucipto (2003), Pengertian kinerja keuangan adalah penentuan ukuran-ukuran tertentu yang dapat mengukur keberhasilan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba. Dalam mengukur kinerja keuangan perlu dikaitkan antara organisasi perusahaan dengan pusat pertanggung jawaban dalam wujudkan bentuk prestasi kerja keuangan.

Menurut Brigham dan Houston (2006:128), analisis kinerja keuangan dirancang untuk mengungkapkan kekuatan dan kelemahan dari sebuah perusahaan jika dibandingkan dengan perusahaan lain


(27)

sejenis, dan untuk menunjukan apakah posisi keuangan selama ini telah membaik atau memburuk. Jika kondisi perusahaan dikatakan baik berarti perusahaan tersebut mampu menjalankan usahanya dan mampu mengoperasikan usahanya dengan baik, tetapi jika perusahaan tersebut tidak mampu menjalankan usahnya maka perusahaan tidak mampu beroperasi dengan baik.

Dari beberapa definisi di atas dapat di tarik kesimpulan bahwa kinerja keuangan dapat dikatakan sebagai alat ukur untuk hasil yang dicapai oleh perusahaan atas berbagai aktivitas yang dilakukan dalam mendayagunakan sumber keuangan yang tersedia. Pengukuran kinerja keuangan juga dilakukan berdasarkan kualifikasi dan efisiensi perusahaan. Selain itu pengukuran kinerja keuangan juga memiliki tujuan. Tujuan dari penilaian kinerja keuangan perusahaan yaitu untuk mengetahui tingkat likuiditas, solvabilitas, profitabilitas,dan tingkat stabilitas perusahaan.

b. Manfaat Penilaian Kinerja

Adapun manfaat dari penolaian kinerja adalah sebagai berikut:

1) Mengukur prestasi yang dicapai oleh suatu organisasi dalam

suatu periode tertentu yang mencerminkan tingkat keberhasilan pelaksanaan kegiatannya.

2) Digunakan untu melihat kinerja organisasi secara keseluruhan,


(28)

16

kontribusi suatu bagian dalam pencapaian tujuan perusahaan secara keseluruhan.

3) Dapat digunakan sebagai dasar penentuan strategi perusahaan

untuk masa yang akan datang.

4) Memberikan petunjuk dalam pembuatan keputusan dan kegiatan

organisasi pada umumnya dan divisi atau bagian organisasi pada khususnya.

5) Sebagai dasar penentuan kebijaksanaan penanaman modal agar

dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas perusahaan.

c. Tujuan Penilaian Kinerja

Tujuan penilaian kinerja perusahaan menurut Munawir (2004:31) adalah sebagai berikut:

1) Mengetahui tingkat likuiditas, yaitu kemampuan perusahaan untuk

memperoleh kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi keuangannya pada saat ditagih.

2) Mengetahui tingkat solvabilitas, yaitu kemampuan perusahaan untuk

memenuhi kewajiban keuangannya apabila perusahaan tersebut dilikuidasi baik kewajiban keuangan jangka pendek maupun jangka panjang.


(29)

3) Mengetahui tingkat rentabilitas atau profitabilitas, yaitu menunjukkan

kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.

4) Mengetahui tingkat stabilitas usaha, yaitu kemampuan perusahaan

untuk melakukan usahanya dengan stabil, yang diukur dengan mempertimbangkan kemampuan perusahaan untuk membayar beban bunga atas hutang-hutangnya termasuk membayar kembali pokok hutangnya tepat pada waktunya serta kemampuan membayar deviden secara teratur kepada para pemegang saham tanpa mengalami hambatan atau krisis keuangan.

d. Pengukuran Kinerja Keuangan

Pengukuran kinerja keuangan ini dilakukan untuk mengkaji ulang atau meriview kembali data-data keuangan, menghitung, mengukur, menginterprestasi, dan memberi solusi terhadap keuangan perusahaan pada periode tertentu. Ada 8 macam analisis yang diguanakan untuk mengukur kinerja keuangan menurut Jumingan (2006:242) yaitu:

1) Analisis perbandingan Laporan Keuangan

Merupakan teknik analisis dengan cara membandingkan laporan keuangan dua periode atau lebih dengan menunjukkan perubahan, baik dalam jumlah (absolut) maupun dalam persentase (relatif).


(30)

18

2) Analisis Tren (Tendensi Posisi)

Merupakan teknik analisis untuk mengetahui tendensi keadaan keuangan apakah menunjukkan kenaikan atau penurunan.

3) Analisis Persentase per Komponen (Common Size)

Merupakan teknik analisis untuk mengetahui persentase investasi pada masing-masing aktiva terhadap keseluruhan atau total aktiva maupun utang.

4) Analisis Sumber dan Penggunaan Modal Kerja

Merupakan teknik analisis untuk mengetahui besarnya sumber dan penggunaan modal kerja melalui dua periode waktu yang dibandingkan.

5) Analisis Sumber dan Penggunaan Kas

Merupakan teknik analisis untuk mengetahui kondisi kas disertai sebab terjadinya perubahan kas pada suatu periode waktu tertentu. 6) Analisis Rasio Keuangan

Merupakan teknik analisis keuangan untuk mengetahui hubungan di antara pos tertentu dalam neraca maupun laporan laba rugi baik secara individu maupun secara simultan.


(31)

7) Analisis Perubahan Laba Kotor

Merupakan teknik analisis untuk mengetahui posisi laba dan sebab-sebab terjadinya perubahan laba.

8) Analisis Break Even

Merupakan teknik analisis untuk mengetahui tingkat penjualan yang harus dicapai agar perusahaan tidak mengalami kerugian.

3. Biaya modal dan WACC (weighted average cost of capital/modal rata-rata tertimbang)

a. Pengertian Biaya Modal

Biaya modal merupakan konsep penting dalam analisis investasi karena dapat menunjukan tingkat minimum laba investasi yang harus diperoleh dari invesatsi tersebut. Biaya modal merupakan rata-rata biaya dana yang akan dihimpun untuk melakukan suatu investasi. Dapat pula diartikan bahwa biaya modal suatu perusahaan adalah biaya yang harus dikeluarkan perusahaan untuk memberi kepuasan pada para investornya pada tingkatan risiko tertentu.

Biaya modal yang tepat untuk semua keputusan adalah rata-rata tertimbang dari seluruh komponen modal (weighted cost of capital atau WACC). Namun tidak semua komponen modal diperhitungkan dalam menentukan WACC. Hutang dagang (accounts payable) tidak diperhitungkan dalam perhitungan WACC. Hutang wesel (notes payable)


(32)

20

atau hutang jangka pendek yang berhubungan (Short-Term Interest-Bearing debt) dimasukan dalam perhitungan WACC hanya jika hutang tersebut merupakan bagian dari pembelanjaan tetap perushaan bukan merupakan pembelanjaan sementara.

Tingkat biaya modal rata-rata tertimbang (WACC) merupakan tingkat biaya gabungan keseluruhan dan sistem pembiayaan yang digunakan oleh perusahaan, yang menggambarkan tingkat pengembalian investasi minimum yang harus dicapai untuk mendapatkan tingkat pengembalian yang diharapkan oleh pemegang saham. Dengan demikian maka perhitunganya akan mencakup cost of debt dan cost of equity serta bobot atau proporsi dan masing-masing dalam struktur modal. (Young dan O'Byne, 2001:163)

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi Biaya Modal

Menurut warsono, (2003:137) besar kecilnya biaya modal, baik untuk perusahaan maupun proyek khusus dipengaruhi empat faktor yaitu:

1) Keadaan ekonomi umum (general aconomic condition). Variabel

ekonomi makro, seperti tingkat pertumbuhan ekonomi dan inflasi, akan menentukan besarnya tingkat pengembalian bebas resiko. Tingkat pengembalian bebas resiko banyak digunakan sebagai patokan tingkat pengembalian inflasi.


(33)

2) Kondisi pasar (market condition). Kemampuan untuk dipasarkan

(marketability) suatu sekuritas yang meningkat, tingkat pengembalian yang disyaratkan para investor akan menurun yang berarti biaya modal perusahaan akan mengecil.

3) Keputusan operasi dan pembelanjaan (operating and financial

decisions). Suatu perusahaan yang menginvestasikan dananya pada investasi yang berisiko tinggi dan banyak yang menggunakan sumber dana dari hutang dan saham preferen, maka akan menanggung resiko yang tinggi, karena sifatnya yang berpenghasilan tetap. Akibatnya, pemilik dana akan menuntut tingkat pengembalian yang disyaratkan tinggi. Ini berarti biaya modal yang ditanggung perusahaan akan semakin tinggi.

4) Jumlah pembelanjaan (amount of financing). Permintaan terhadap

jumlah dana yang meningkat cepat, akan membawa konsekuensi semakin meningkatnya biaya moda.

c. Komponen Biaya Modal

Setiap perusahaan memiliki struktur modal optimal yang dinyatakan dalam utang, saham preferen dan ekuitas biasa yang menyebabkan harga sahamnya maksimal. Salah satu komponen penting yang digunakan dalam penilaian investasi, sumber pembelanjaan, dan manajemen aktiva adalah biaya modal (cost of capital). Biaya modal rata-rata tertimbang mempunyai beberapa komponen, yaitu:


(34)

22

1) Menaksirkan Biaya Hutang (cost of debt)

Suatu perusahaan memanfaatkan sumber pembelanjaan utang, dengan tujuan untuk memperbesar tingkat pengembalian modal sendiri (ekuitas). Secara teoritis, semakin besar utang yang dimiliki oleh suatu perusahaan, maka akan semakin besar pula nilai perusahaan yang dapat dicapai. Hal in disebabkan karena semakin bertambahnya nilai utang sampai batas tertentu, maka total biaya modalpun akan semakin menurun. Penggunaan sumber pembelanjaan utang dibagi menjadi dua yaitu:

a) Hutang Jangka Panjang

Hutang jangka panjang biasanya dalam bentuk obligasi. Penggunaan biaya hutang jangka panjang dapat dihitung dengan menggunakan cara seperti perhitungan tingkat pendapatan investasi dalam obligasi, adapun langakah-langkah perhitungannya sebagai berikut:

 mengadakan estimasi jumlah rata-rata dari dana yang tersedia selama tahun ke-t.

 menghitung biaya rata-rata tahun dari penggunaan dana.

 menghitung prosentase biaya rata-rata tahunan dari jumlah rata-rata yang tersedia.


(35)

b) Hutang jangka Pendek

Hutang jangka pendek pada dasarnya terdiri dari hutang usaha, hutang wesel, hutang bank, dan hutang lainya yang jatuh tempo kurang dari atau sama dengan satu tahun. Hutang jangka pendek di bagi menjadi dua komponen yaitu:

 Biaya Hutang Sebelum Pajak

Biaya hutang sebelum pajak dapat dihitung dengan membagi beban bunga dengan kewajiban jangka panjang perusahaan, jika di formulasikan maka:

Kd = Kew Be n ungn ng p n ng x 100%

 Biaya Hutang Setelah Pajak

Biaya hutang setelah pajak dapat dihitung dengan mengalikan tingkat bunga sebelum pajak dengan tingkat pajak, sehingga dapat diformulasikan sebagai berikut:

Ki= Kd(1-T)

Dimana: Ki = Biaya hutang setelah pajak Kd = Biaya hutang sebelum pajak T = Tingkat pajak


(36)

24

2) Biaya Saham Preferen

Biaya saham preferen merupakan kombinasi antara utang dan modal sendiri. Salah satu ciri dari saham preferen yang menyerupai hutang adalah adanya penghasilan tetap bagi pemilik dan saham preferen tidak mempunyai masa jatuh tempo. Biaya saham preferen dibagi menjadi dua macam yaitu:

a) Saham preferen sebelum biaya pengembangan

Menurut Warsono, (2003:143) biaya saham preferen merupakan tingkat pengembalian minimum yang disyaratkan (required rate of return) oleh para pemegang saham. Besarnya saham preferen diformulasikan sebagai berikut:

Kps = DpsVps Dimana:

Vps = harga pasar saham preferen Dps = deviden saham preferen

Kps = tingkat pengembalian minimum yang disyaratkan para pemegang saham preferen


(37)

b) Saham preferen pengembangan

Pada saat emiten menerbitkan saham preferen, akan dikenakan biaya penerbitan atau sering disebut biaya pengembangan (flotation costs). Biaya pengembangan dapat dinyatakan dalam nilai uang maupun presentase dari harga jual. Jika di formulasikan sebagai berikut:

NVps = Vps-Ft atau NVps = Vps(1-F) Dimana:

NVps = harga bersih saham preferen Ft = biaya pengembangan

F = tingkat biaya pengembangan

Dengan demikian, besarnya biaya saham preferen dapat dihitung sebagai berikut:

Kps = Dps NVps

3) Biaya Ekuitas (cost of equity)

Menurut Brigham (2011:12), biaya utang dan saham preferen didasarkan atas pengembalian yang diminta oleh investor. Begitu pula dengan ekuitas, tetapi perlu dicatat bahwa ekuitas biasa baru dapat diperoleh melalui dua cara yaitu dengan menahan


(38)

26

sebagian laba tahun berjalan dan menerbitakan saham biasa baru. Ekuitas yang diperoleh dengan menerbitakan saham memiliki biaya yang lebih tinggi dibandingkan ekuitas yang diperoleh dengan sebagai laba ditahan karena adanya biaya emisi yang terkait dengan emisi saham baru.

Dalam pembelanjaan suatu proyek, disamping dapat diperoleh dari penerbitan sekuritas utang, perusahaan dapat menggunakan dana yang berasal dari para pemegang saham biasa. Hal ini dapat dilakuakan dengan dua cara yaitu:

a) Biaya saham biasa laba ditahan (retained earning)

Laba ditahan adalah bagian dari laba tahunan yang diinvestasikan kembali dalam usaha selain dibayarkan dalam kas sebagai deviden, dan bukan merupakan akumulasi surplus suatu neraca. Jika tujuan utama perusahaan adalah memperbesar kekayaan pemegang saham biasa, maka prinsip yang digunakan manajemen adalah laba yang ditahan akan diinvestasikan kembali dan menghasilkan tingkat pengembalian minimum sebesar tingkat pengembalian yang disyaratkan dengan tingkat resiko yang sama besar. (Warsono, 2003:145)

Dalam penentuan biaya laba ditahan lebih sulit dibandingkan dengan biaya utang dan saham preferen. Hal ini disebabkan karena prospek pertumbuhan perusahaan dan tingkat


(39)

pengembalian tambahan yang disyaratkan oleh para pemegang saham biasa di masa yang akan datang lebih berisiko. Biaya laba ditahan dapat ditentukan dengan tiga model. Perbedaan nilai biaya laba ditahan antara ketiga model memberikan asumsi yang berbeda. Ketiga model tersebut yaitu:

 Model pertumbuhan deviden (deviden growth model)

Model pertumbuhan deviden atau disebut dengan model arus kas dikonto (discount cash flow), besarnya biaya laba ditahan ditentukan dengan mengacu pada model penilaian saham biasa. Jika diformulasikan sebagai berikut:

Ks= �1+ � Dimana:

Ks = Saham Biasa

D1 = Deviden yang diharapkan pada tahun pertama PO = Harga pasar saham biasa

g = Tingkat pertumbuhan deviden

Kelemahan dari pendekatan discount cash flow adalah untuk menentukan tingkat pengahasilan yang di syaratkan oleh investor. Perhitungan masing-masing saham


(40)

28

pesaing harus dilakukan sen diri-sendiri. Tingkat pertumbuhan deviden konstan dalam kenyataan tidak selalu tepat.

 Model penetapan harga aset modal (capital asset pricing model)

Pada model penetapan harga aset-modal besarnya biaya laba ditahan didasarkan pada besarnya tingkat pengembalian yang disyaratkan oleh para pemegang saham biasa yang mengaitkan dengan tingkat pengembalian bebas resiko dan premi resiko atas sahamnya. Dalam model ini, besarnya premi resiko dicari dengan mengaitkannya dengan resiko sistematis. Biaya laba ditahan dapat diformulasikan sebagai berikut:

Ks = Rf+β(Rm-Rf) Dimana:

Ks = biaya laba ditahan

Rf = tingkat pengembalian bebas resiko β = beta, pengukuran resiko sistematis saham Rm = tingkat pengembalian pasar


(41)

Besarnya tingkat pengembalian bebas resiko yang digunakan adalah tingkat pengembalian bebas resiko nominal. Tingkat pengembalian ini merupakan hasil dari bunga real dan dua faktor yang mempengaruhi yaitu: kemudahan atau keketatan relatif dalam pasar modal, dan tingkat inflasi yang diharapkan. Sedangkan β diperoleh dari cara menentukan besarnya koefisien regresi antara tingkat pengembalian saham biasa yang menghasilkan laba ditahan dengan tingkat pengembalian pasar saham.

 Pendekatan premi resiko (risk premium aproach)

Pendekatan premi resiko yaitu hasil obligasi plus premium resiko. Pendekatan ini berdasarkan oleh para pemegang saham biasa, selisih ini disebabkan oleh perbedaan resiko yang harus ditanggung oleh pemilik dana. Pemegang saham biasa menanggung risiko yang harus diberikan kepada pemegang saham biasa, agar bersedia menanamkan dananya (termasuk laba ditahan) pada perusahaan. Besarnya laba ditahan dapat dihitung dengan:

Ks = Ki + Rp Dimana:


(42)

30

Ki = Biaya Utang Setelah Pajak Rp = Premi Resiko

4) Menghitung biaya modal rata-rata tertimbang (weighted average cost

of capital /WACC)

Penempatan biaya modal rata-rata tertimbang didasarkan pada struktur modal yang ada pada neraca laporan keuangan, biasanya presentase untuk menghitung tingkat biaya modal seara keseluruhan, maka biaya modal dari masing-masing sumberdana tersebut harus dihitung secara rata-rata.

WACC = KsWs + [Kd (1 - T) Wd] 3. Economic Value Added (EVA)

a. Economic Value Added (EVA)

Brigham dan Houston (2006:466) mengembangkan suatu konsep penilaian kinerja yang dapat menciptakan nilai bagi pemilik perusahaan yaitu EVA. EVA dirancang untuk mengukur tingkat profitabilitas perusahaan yang sebenarnya dan dihitung sebagai laba operasi setelah pajak dikurangi biaya tahunan setelah pajak dari sebelum modal yang digunakan oleh perusahaan.

Warsono (2003:48) Economic Value Added (EVA) adalah suatu estimasi laba ekonomis yang benar atas suatu bisnis selama tahun


(43)

tertentu. Hal ini berbeda secara subtansial jika dibandingkan dengan laba akuntansi. EVA mempresentasikan pendapatan residul yang tersisa setelah biaya peluang (opportunity cost) dari semua modal yang ada. Berbeda dengan laba akuntansi yang tidak memasukan unsur biaya modal ekuitas.

Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa penilaian kinerja keuangan dengan metode Economic Value Added (EVA) dapat membantu perusahaan untuk menghasilkan nilai tambah perusahaan, selain itu juga membantu para investor dalam menentukan pilihan investasinya yang memiliki tingkat return expectation tinggi dengan tingkat risiko yang rendah. Selain itu EVA juga dapat mengukur kemampuan perusahaan dalam memberikan nilai tambah laba operasi bersih setelah pajak (NOPAT) atas biaya modal yang digunakan.

Konsep perhitungan kinerja keuangan dengan menggunakan model EVA `membantu perusahaan untuk mengindikasi parameter yang cukup obyektif dengan biaya modal (cost of capital) dikurangi laba dengan biaya modal, dimana biaya modal mencerminkan tingkat kompensasi atau return yang diharapkan dari sejumlah investasi yang ditanamkan. Secara konseptual perhitungan EVA adalah laba operasional bersih sesudah pajak dikurangi dengan biaya modal (cost of capital) atau dapat diformulasikan sebagai berikut:


(44)

32

Dari hasil perhitungan maka akan diketahui nilai EVA akann positif apabila return yang dihasilkan (laba) lebih besar dari pada biaya modal yang ditentukan investor atas investasinya, berarti manajemen dapat menciptakan nilai tambah pada perusahaan. Demikian pula sebaliknya, apabila tingkat pengembalian (return) yang dihasilkan perusahaan (laba) lebih kecil dari biaya modal yang ditentukan investor atas investasinya, maka akan menghasilkan EVA yang negatif, dimana menunjukan nilai perusahaan berkurang.

b. Langkah-langkah penentuan Economic Value Added (EVA)

Ada pun langkah yang perlu dilakukan untuk menghitung EVA yaitu:

1) Menghitung Laba Operasi Bersih (Net Operating Profit After

Tax/NOPAT )

2) Menghitung Biaya Hutang

3) Menghitung Biaya Modal Saham

4) Menghitung Biaya Rata-rata Tertimbang (weighted average cost

of capital /WACC)

5) Menghitung Economic Value Added (EVA)

Setelah mendapatkan WACC, langkah selanjutnya yaitu menghitung EVA dengan cara:


(45)

Sedangkan untuk menghitung biaya modal sebagai berikut: Biaya modal = WACC x Total modal

Ukuran penilaian kinerja keuangan dalam menentukan hasil EVA sebagai berikut:

EVA > 0, maka telah terjadi penambahan nilai ekonomis dalam

perusahaan.

EVA = 0, maka secara ekonomis perusahaan dalam keadaan impas, karena semua laba yang tersedia digunaka untuk membayar kewajiban kepada penyedia dana.

EVA < 0, maka tidak terjadi penambahan nilai ekonomis melaikan pengurangan nilai ekonomis perusahaan, karena laba yang tersedia tidak memenuhi dana terutama pada pemegang saham.

c. Manfaat Menggunakan EVA

Manfaat perusahaan menggunakan analisis EVA adalah:

1) EVA digunakan perusahaan sebagai tolak ukur kinerja perusahaan dimana focus penilaian kinerja adalah penciptaan nilai (Value creation).

2) EVA mendorong perusahaa untuk lebih memperhatikan struktur modal.


(46)

34

3) EVA digunakan untuk mengidentifikasi proyek yang memberikan pengembalian lebih tinggi dari pada biaya modalnya. EVA memberikan nilai tambah atau positif yang menunjukan perusahaan tersebut dalam kondisi baik.

d. Kelebihan dan Kelemahan Menggunakan EVA

Salah satu keunggulan EVA sebagai penilai kinerja perusahaan adalah dapat digunakan sebagai penciptaan nilai (value creation). Keunggulan EVA yang lain adalah:

1) EVA memfokuskan penilaian pada nilai tambah dengan

memperhitungan beban sebagai konsekuensi investasi

2) Konsep EVA adalah alat perusahaan dalam mengukur harapan yang

dilihat dari segi ekonomis dalam pengukurannya yaitu dengan memperhatikan harapan para penyandang dana secara adil dinyatakan dengan ukuran tertimbang dari struktur modal yang ada dan berpedoman pada nilai pasar dan bukan pada nilai buku.

3) Perhitungan EVA dapat dipergunakan secara mandiri tanpa

memerlukan data pembanding seperti standar industri atau data perusahaan lain sebagai konsep penilaian.

4) Konsep EVA dapat digunakan sebagai dasar penilaian pemberian


(47)

lebih sehingga dapat dikatakan bahwa EVA menjalankan stakeholders satisfaction concepts dan,

5) Pengaplikasian EVA yang mudah menunjukkan bahwa konsep

tersebut merupakan ukuran praktis, mudah dihitung dan mudah digunakan sehingga merupakan salah satu bahan pertimbangan dalam mempercepat pengambilan keputusan bisnis.

Selaian keunggulan-keunggulan diatas EVA juga memiliki kelemahan- kelemahan yaitu:

1) EVA hanya mengukur hasil akhir (result), konsep ini tidak

mengukur aktivitas-aktivitas penentu.

2) EVA terlalu bertumpu pada keyakinan bahwa investor sangat

mengandalkan pendekatan fundamental dalam mengkaji dan mengambil keputusan untuk menjual atau membeli saham tertentu padahal faktor-faktor lain terkadang justru lebih dominan.

3) EVA terlalu bertumpu pada keyakinan bahwa investor sangat

mengandalkan pendekatan fundamental dalam mengkaji dan mengambil keputusan untuk menjual atau membeli saham tertentu padahal faktor-faktor lain terkadang justru lebih domina

4. Market Value Added (MVA)

Menurut Warsono (2003:47) “Market value added (MVA) adalah perbedaan antara nilai pasar ekuitas perusahaan pada periode tertentu


(48)

36

dengan nilai ekuitas yang dipasok para investornya”. MVA hanya dapat dihitung atau diaplikasikan pada perusahaan publik atau yang listed di pasar modal. MVA digunakan untuk menghitung kinerja perusahaan transportasi yang tercatat di BEI dari sudut pandang eksternal dengan menghitung selisih antara nilai pasar saham dengan nilai buku saham.

Manfaat Market Value Added (MVA) selain mengukur kinerja keuangan perusahaan, MVA digunakan untuk mengukur nilai perusahaan yang berhasil diciptakan nilai perusahaan dalam kaitanya dengan pasar modal akan tampak pada harga saham perusahaan yang bersangkutan. Nilai tambah pasar (MVA) dari sebuah perusahaan merupakan hasil dari selisih nilai pasar perusahaan dikurangi oleh komponen biaya yang telah dikeluarkan perusahaan untuk modal investasinya. Jika diformulasikan maka:

MVA = Nilai Pasar Saham – Modal yang Diinvestasikan

*Nilai pasar saham dapat dicari dengan mengalikan harga pasar perlembar saham dengan jumlah saham yang beredar di pasar.

MVA > 0, maka menunjukkan bahwa pihak manajemen telah mampu meningkatkan kekayaan pemegang saham, karena MVA dinyatakan positif.

MVA < 0, maka mengakibatkan berkurangnya nilai modal pemegang saham sehingga memaksimumkan nilai MVA seharusnya


(49)

menjadi tujuan utama perusahaan dalam meningkatkan kekayaan pemagang saham, karena MVA negatif.

EVA dan MVA memiliki hubungan secara tidak langsung, karena perusahaan yang memiliki EVA bagus maka secara tidak langsung juga memiliki MVA yang bagus juga. MVA menjelaskan seberapa besar kekayaan yang dapat diciptakan atau dihilangkan saat ini dan EVA menggambarkan efisiensi dalam suatu periode tertentu. Keduanya menjelaskan seberapa besar kekayaan yang dapat diciptakan ataupun sebaliknya dihilangkan oleh perusahaan selama melakukan kegiatan operasionalnya.

C. Kerangka Fikir Penelitian

Penilaian kinerja keuangan suatu perusahaan merupakan hal yang sangat membantu terhadap suatu keputusan yang diambil karena kinerja keuangan akan menunjukan seberapa berhasil suatu perusahaan dalam menjalankan usahanya. Melalui pengukuran kinerja keuangan pada perusahaan Jasa Transportasi menggunakan metode economic value added (EVA) dan market vaule added (MVA) dapat diketahui informasi mengenai kinerjanya.

Dalam penelitian ini ada 2 cara yang digunakan dalam membandingkan kinerja keuangan perusahaan menggunakan metode EVA dan MVA yaitu: Time series dan Cross section. Dimana time series membandingkan kinerja perusahaan dari tahun ketahun apakah perusahaan memberikan nilai tambah lebih besar atau lebih kecil. Sedangkan cross section membandingkan


(50)

38

dengan perusahaan sama yang sejenis. Secara ringkas alur pemikiran konseptual yang mendasari penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 1 kerangka Pikir Perusahaan Jasa Transportasi

D. Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian yang dilakukan pada perusahaan transportasi, dugaan yang pertama yaitu:

Perusahaan Jasa Transportasi yang tercatat di BEI mempunyai nilai tambah berdasarkan metode EVA dan MVA.

Perusahaan Transportasi yang tercatat di BEI

Penilaian Kinerja Keuangan

Cross Section Time Series

Ya memberikan nilai tambah EVA > 0

dan MVA > 0

EVA1 > EVA2, >EVA3

dan

MVA1 > MVA2, > MVA2


(1)

Sedangkan untuk menghitung biaya modal sebagai berikut:

Biaya modal = WACC x Total modal

Ukuran penilaian kinerja keuangan dalam menentukan hasil EVA sebagai berikut:

EVA > 0, maka telah terjadi penambahan nilai ekonomis dalam perusahaan.

EVA = 0, maka secara ekonomis perusahaan dalam keadaan impas, karena semua laba yang tersedia digunaka untuk membayar

kewajiban kepada penyedia dana.

EVA < 0, maka tidak terjadi penambahan nilai ekonomis melaikan pengurangan nilai ekonomis perusahaan, karena laba yang tersedia tidak memenuhi dana terutama pada pemegang saham.

c. Manfaat Menggunakan EVA

Manfaat perusahaan menggunakan analisis EVA adalah:

1) EVA digunakan perusahaan sebagai tolak ukur kinerja perusahaan dimana focus penilaian kinerja adalah penciptaan nilai (Value creation).

2) EVA mendorong perusahaa untuk lebih memperhatikan struktur modal.


(2)

3) EVA digunakan untuk mengidentifikasi proyek yang memberikan pengembalian lebih tinggi dari pada biaya modalnya. EVA memberikan nilai tambah atau positif yang menunjukan perusahaan tersebut dalam kondisi baik.

d. Kelebihan dan Kelemahan Menggunakan EVA

Salah satu keunggulan EVA sebagai penilai kinerja perusahaan adalah dapat digunakan sebagai penciptaan nilai (value creation). Keunggulan EVA yang lain adalah:

1) EVA memfokuskan penilaian pada nilai tambah dengan memperhitungan beban sebagai konsekuensi investasi

2) Konsep EVA adalah alat perusahaan dalam mengukur harapan yang dilihat dari segi ekonomis dalam pengukurannya yaitu dengan memperhatikan harapan para penyandang dana secara adil dinyatakan dengan ukuran tertimbang dari struktur modal yang ada dan berpedoman pada nilai pasar dan bukan pada nilai buku.

3) Perhitungan EVA dapat dipergunakan secara mandiri tanpa memerlukan data pembanding seperti standar industri atau data perusahaan lain sebagai konsep penilaian.

4) Konsep EVA dapat digunakan sebagai dasar penilaian pemberian bonus pada karyawan terutama pada divisi yang memberikan EVA


(3)

lebih sehingga dapat dikatakan bahwa EVA menjalankan stakeholders satisfaction concepts dan,

5) Pengaplikasian EVA yang mudah menunjukkan bahwa konsep tersebut merupakan ukuran praktis, mudah dihitung dan mudah digunakan sehingga merupakan salah satu bahan pertimbangan dalam mempercepat pengambilan keputusan bisnis.

Selaian keunggulan-keunggulan diatas EVA juga memiliki kelemahan- kelemahan yaitu:

1) EVA hanya mengukur hasil akhir (result), konsep ini tidak mengukur aktivitas-aktivitas penentu.

2) EVA terlalu bertumpu pada keyakinan bahwa investor sangat mengandalkan pendekatan fundamental dalam mengkaji dan mengambil keputusan untuk menjual atau membeli saham tertentu padahal faktor-faktor lain terkadang justru lebih dominan.

3) EVA terlalu bertumpu pada keyakinan bahwa investor sangat mengandalkan pendekatan fundamental dalam mengkaji dan mengambil keputusan untuk menjual atau membeli saham tertentu padahal faktor-faktor lain terkadang justru lebih domina

4. Market Value Added (MVA)

Menurut Warsono (2003:47) “Market value added (MVA) adalah perbedaan antara nilai pasar ekuitas perusahaan pada periode tertentu


(4)

dengan nilai ekuitas yang dipasok para investornya”. MVA hanya dapat dihitung atau diaplikasikan pada perusahaan publik atau yang listed di pasar modal. MVA digunakan untuk menghitung kinerja perusahaan transportasi yang tercatat di BEI dari sudut pandang eksternal dengan menghitung selisih antara nilai pasar saham dengan nilai buku saham.

Manfaat Market Value Added (MVA) selain mengukur kinerja keuangan perusahaan, MVA digunakan untuk mengukur nilai perusahaan yang berhasil diciptakan nilai perusahaan dalam kaitanya dengan pasar modal akan tampak pada harga saham perusahaan yang bersangkutan. Nilai tambah pasar (MVA) dari sebuah perusahaan merupakan hasil dari selisih nilai pasar perusahaan dikurangi oleh komponen biaya yang telah dikeluarkan perusahaan untuk modal investasinya. Jika diformulasikan maka:

MVA = Nilai Pasar Saham – Modal yang Diinvestasikan

*Nilai pasar saham dapat dicari dengan mengalikan harga pasar perlembar saham dengan jumlah saham yang beredar di pasar.

MVA > 0, maka menunjukkan bahwa pihak manajemen telah mampu meningkatkan kekayaan pemegang saham, karena MVA dinyatakan positif.

MVA < 0, maka mengakibatkan berkurangnya nilai modal pemegang saham sehingga memaksimumkan nilai MVA seharusnya


(5)

menjadi tujuan utama perusahaan dalam meningkatkan kekayaan pemagang saham, karena MVA negatif.

EVA dan MVA memiliki hubungan secara tidak langsung, karena perusahaan yang memiliki EVA bagus maka secara tidak langsung juga memiliki MVA yang bagus juga. MVA menjelaskan seberapa besar kekayaan yang dapat diciptakan atau dihilangkan saat ini dan EVA menggambarkan efisiensi dalam suatu periode tertentu. Keduanya menjelaskan seberapa besar kekayaan yang dapat diciptakan ataupun sebaliknya dihilangkan oleh perusahaan selama melakukan kegiatan operasionalnya.

C. Kerangka Fikir Penelitian

Penilaian kinerja keuangan suatu perusahaan merupakan hal yang sangat membantu terhadap suatu keputusan yang diambil karena kinerja keuangan akan menunjukan seberapa berhasil suatu perusahaan dalam menjalankan usahanya. Melalui pengukuran kinerja keuangan pada perusahaan Jasa Transportasi menggunakan metode economic value added (EVA) dan market vaule added (MVA) dapat diketahui informasi mengenai kinerjanya.

Dalam penelitian ini ada 2 cara yang digunakan dalam membandingkan kinerja keuangan perusahaan menggunakan metode EVA dan MVA yaitu: Time series dan Cross section. Dimana time series membandingkan kinerja perusahaan dari tahun ketahun apakah perusahaan memberikan nilai tambah lebih besar atau lebih kecil. Sedangkan cross section membandingkan


(6)

dengan perusahaan sama yang sejenis. Secara ringkas alur pemikiran konseptual yang mendasari penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 1 kerangka Pikir Perusahaan Jasa Transportasi

D. Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian yang dilakukan pada perusahaan transportasi, dugaan yang pertama yaitu:

Perusahaan Jasa Transportasi yang tercatat di BEI mempunyai nilai tambah berdasarkan metode EVA dan MVA.

Perusahaan Transportasi yang tercatat di BEI

Penilaian Kinerja Keuangan

Cross Section Time Series

Ya memberikan nilai tambah EVA > 0

dan MVA > 0

EVA1 > EVA2, >EVA3 dan

MVA1 > MVA2, > MVA2