Siklus Hidup Trematoda Trematoda Parasitik

memasukkan makanan Kusumamihardja 1995. Trematoda mempunyai alat pencernaan yang sederhana meliputi mulut, faring, esofagus serta sepasang saluran usus Gambar 7. Trematoda pada umumnya bersifat hermafrodit kecuali famili Schistosomatidae Taylor et al 2007. Sistem ekskresi trematoda adalah sel api sel ekskresi berupa kantung yang mengumpulkan sisa-sisa metabolisme dan hanya memiliki susunan syaraf yang sederhana Levine 1977. Gambar 7 Morfologi trematoda dengan dua batil hisap, saluran pencernaan dan dua alat kelamin hermafrodit Tubitak 2002

b. Siklus Hidup Trematoda

Sub kelas monogenea mempunyai daur hidup secara langsung sedangkan sub kelas Digenea tidak langsung atau memerlukan inang antara untuk daur hidupnya. Telur trematoda Digenea biasanya dikeluarkan melalui feses dan urin dengan ciri khas yaitu terdapat operculum pada salah satu kutubnya Gambar 8a. Sub kelas Digenea merupakan trematoda yang paling sering menyerang pada hewan ternak maupun satwa liar. Trematoda dewasa biasanya ditemukan pada saluran empedu serta saluran pencernaan Taylor et al 2007. Telur Schistosoma mempunyai ciri khusus yang agak berbeda dibandingkan telur trematoda pada umumnya, yaitu terdapat spina yang menjadi dasar identifikasi telur Schistosoma Gambar 8b. Telur yang keluar dari inang definitif akan tumbuh menjadi larva bersilia yang disebut sebagai mirasidium. Mirasidium akan mencari inang antara siput sebagai tempat untuk pertumbuhan selanjutnya menjadi sporokista. Sporokista tumbuh menjadi redia dan bermigrasi ke hepatopankreas yang Batil hisap ventral testis usus ovarium vitelaria uterus Batil hisap anterior faring mulut kemudian tumbuh menjadi larva, disebut serkaria. Serkaria ini mempunyai ekor yang berfungsi untuk berenang di air menuju rumput. Serkaria yang melepaskan ekornya dan membentuk kista disebut sebagai metaserkaria. Serkaria dan metaserkaria adalah larva infektif bagi trematoda, jika larva masuk ke dalam inang definitif, larva akan tumbuh menjadi trematoda dewasa Gambar 9 Taylor et al 2007. Gambar 8 Telur trematoda dengan operculum a dan telur Schistosoma sp yang memiliki spina b CDC 2010b Gambar 9 Siklus hidup trematoda Fasciola hepatica CDC 2010b a b operkulum spina a Trematoda merupakan cacing yang paling banyak menimbulkan masalah pada hewan ruminansia. Trematoda ini juga sering menimbulkan masalah pada unta punuk satu. Beberapa contoh kasus kecacingan pada unta punuk satu yang ditimbulkan oleh trematoda diantaranya telah dilaporkan oleh Banaja dan Gandhour 1994 di Jeddah Arab Saudi akibat infestasi F. gigantica dan S. bovis. Infeksi F. gigantica lebih sering dibanding S. bovis. Di Pakistan juga temukan kasus kecacingan oleh trematoda pada unta punuk satu, seperti dilaporkan oleh Anwar dan Hayat 1999 bahwa unta punuk satu di Pakistan yang terinfeksi cacing trematoda mencapai 4,3 . Infeksi trematoda ini meliputi Parampistomum cervi, Carmyierius spatious dan Gastrothylax crumenifer.

3. Nematoda Parasitik