a. Morfologi Cestoda
Cestoda memiliki ciri-ciri morfologi tubuh memanjang yang pipih dorsoventral, panjang beruas-ruas, tidak memiliki saluran pencernaan, dan tidak
memiliki rongga tubuh. Badan Cestoda terdiri dari kepala, sejumlah segmen dan di antara kepala dan segmen terdapat leher. Setiap segmen biasa disebut
proglotida. Pada bagian kepala cestoda terdapat dua hingga empat batil hisap dan pada beberapa jenis cestoda dilengkapi rostelum atau kait Gambar 4. Badan
cestoda dilapisi dengan tegumen yang merupakan alat penyerapan utama pada cacing pita Kusumamihardja 1995, Taylor et al 2007.
Sistem syaraf cestoda tersusun dari beberapa ganglion, sedangkan sistem ekskresinya terdiri dari sel api atau solenosit dan saluran ekskresi utama. Disebut
sebagai sel api karena memiliki silia yang bergerak menyerupai nyala api Levine 1977. Cestoda merupakan cacing yang bersifat hermafrodit atau memiliki organ
kelamin ganda. Dalam setiap segmen biasanya terdapat satu atau dua pasang alat kelamin jantan dan betina Gambar 4 Kusumadiharja 1995. Perkawinan cacing
cestoda dapat terjadi dalam satu segmen maupun perkawinan silang antar segmen Taylor et al 2007.
Gambar 4 Morfologi cestoda a. kepala dengan kait dan batil hisap, b. skema segmen cestoda dengan dua alat kelamin hermafrodit Hosie
2000 a
b Rostelum
kait Batil hisap
ovarium Lubang
kelamin uterus
testis Sauran
ekskretoris
b. Siklus Hidup Cestoda
Siklus hidup cestoda adalah secara tidak langsung atau memerlukan satu atau lebih inang definitif. Cestoda dewasa secara umum ditemukan dalam usus
halus inang definitif dan telurnya akan dikeluarkan bersama tinja. Telur cestoda sangat khas yaitu terdapat embrio heksakan yang diselimuti dengan dua lapis
membran Gambar 5. Telur yang termakan oleh inang antara akan menetas karena bereaksi dengan sekresi saluran pencernaan. Telur yang menetas disebut
oncosphere, akan melakukan penetrasi di mukosa usus untuk dapat mencapai pembuluh darah, pembuluh limfe maupun di rongga tubuh pada invertebrata.
Oncosphere yang telah tumbuh disebut metacestoda dan jika termakan oleh inang definitif, skoleks akan menempel pada mukosa usus dan berkembang hingga
dewasa untuk menghasilkan telur Gambar 6 Taylor et al 2007. Cestoda sering sekali menimbulkan masalah pada hewan maupun manusia.
Kasus kecacingan oleh cestoda juga dilaporkan pada unta diantaranya oleh Banaja dan Gandhour 1994 yang melaporkan jenis cacing cestoda yang paling sering
menyerang C. domedarius di Riyadh Arab Saudi adalah Moniezia expansa, M. benedeni, Avitellina centripunctata, Stilesia vittata. Sementara itu Anwar dan
Hayat 1999 melaporkan kasus kecacingan oleh cestoda di Pakistan disebabkan oleh M. expansa, M. benedeni serta S. globipunctata. Begitu juga Mohammed et
al 2007 menemukan kasus kecacingan oleh cestoda yang disebabkan oleh Moniezia sp di Nigeria
Gambar 5 Morfologi telur Taenia spp. dengan embrio heksakan anak panah CDC 2010a
Gambar 6 Siklus hidup Taenia saginata dan T. solium pada manusia CDC 2010a
2. Trematoda Parasitik