Infeksi Cacing Gastrointestinal pada Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) di Taman Margasatwa Ragunan

INFEKSI CACING GASTROINTESTINAL PADA HARIMAU
SUMATERA (Panthera tigris sumatrae) DI TAMAN
MARGASATWA RAGUNAN

ANANG FACHRI ARRAYYANSYAH
B04090158

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2014

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya berjudul Infeksi Cacing
Gastrointestinal pada Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) di Taman
Margasatwa Ragunan adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi
pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi
mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan
maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.
Bogor, Desember 2014

Anang Fachri Arrayyansyah
NIM B04090158

ABSTRAK
ANANG FACHRI ARRAYYANSYAH. Infeksi Cacing Gastrointestinal
pada Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) di Taman Margasatwa
Ragunan. Dibimbing oleh ELOK BUDI RETNANI dan SYAFRI EDWAR.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis, nilai prevalensi, dan derajat
infeksi cacing gastrointestinal pada Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae)
di Taman Margasatwa Ragunan. Sampel feses dikumpulkan dari 26 ekor harimau
yang terbagi menjadi 4 area kandang. Analisis sampel feses dilakukan
menggunakan metode modifikasi McMaster, pengapungan sederhana, dan
saringan bertingkat. Jenis cacing, nilai prevalensi, dan derajat infeksi dianalisis
secara deskriptif berdasarkan jenis kelamin dan kelompok umur. Hasil penelitian
menunjukkan jenis telur cacing yang ditemukan adalah Toxocara cati dan
Toxascaris leonina (Ascarid) serta Ancylostoma tubaeforme (Strongylid).
Sejumlah total 25 ekor (96%) yang mengalami kecacingan, terinfeksi Ascarid

(96%) dan Strongylid (68%). Seluruh harimau jantan (100%) terinfeksi Ascarid
dan sebanyak 64% terinfeksi Strongylid. Adapun harimau betina terinfeksi
Ascarid sebanyak 83% dan terinfeksi Strongylid sebanyak 67%. Harimau
kelompok umur 10 tahun, berturut-turut terinfeksi
Ascarid sebanyak 100%, 91%, dan 83%, serta terinfeksi Strongylid sebanyak
67%, 64%, dan 67%. Derajat infeksi Ascarid tertinggi sebesar 10625 TTGT dan
Strongylid sebesar 3650 TTGT berturut-turut terdapat pada harimau betina dan
jantan. Nilai derajat infeksi kedua jenis cacing tersebut terdapat pada kelompok
umur