30 1.
Chordophone, one or more strings are stretched between fixed points Kordopon yang memiliki satu senar atau lebih yang direnggangkan antara
dua bidang batas yang sudah ditentukan. 2.
Composite chordophone, a string bearer and a resonator are organically united and can not be separted without destroying the instrument.
Kordopon gabungan yang memiliki sebuah tempat senar dan sebuah resonator yang secara organologis disatukan dan tidak dapat dipisahkan
tanpa merusak alat musiknya. 3.
Lutes, yaitu rancangan senarnya paralel ataupun sejajar dengan kotak suaranya.
4. Handle lute, yaitu lute yang dipegang. Hasapi ini dimainkan dengan
menggunakan tangan. 5.
Long neck lute, yaitu lute yang berleher. Secara fisik hasapi ini memiliki leher panjang, dimana leher sebagai papan jari finger board dengan letak
senarnya sejajar dengan kotak resonatornya. 6.
Plucked instrument, yaitu alat musik yang dimainkan dengan cara dipetik dan secara teknis dipetik dengan menggunakan jari tangan kanan dan
terkadang menggunakan claver. 7.
Fretless, yaitu alat musik hasapi ini tidak memiliki batas pemisah pada papan jari penghasil nadanya fret.
10
3.2 Konstruksi Hasapi
10
ibid
31 Untuk membahas bagian konstruksi ini, penulis mengacu pada Hasapi
buatan Guntur Sitohang. Instrumen ini memiliki bagian-bagian yang mempunyai fungsi masing-masing, antara lain sebagai berikut.
1 2
3
4
5 6
32 Gambar-1. Konstruksi Hasapi
Dokumentasi Penulis, 2015 Keterangan:
1.
Kepala ulu Hasapi adalah bagian paling atas tempat kupingan Hasapi. Bentuk kepala biasanya ukiran kepala ayam atau patung.
2. Kupingan pinggol Hasapi adalah bagian untuk pengatur nada senar
Hasapi yang memiliki 2 senar. 3.
Leher rungkung Hasapi adalah bagian yang digunakan untuk memainkan nada Hasapi finger board .
4. Perut butuha merupakan bagian tempat beradanya lubang resonator.
5. Lubang suara resonator berfungsi menghasilkan suara dari petikan hasapi.
6. Pusat pusok merupakan penyangga senar bagian bawah.
7. Ekor ihur merupakan tempat sanggahan tangan dalam memainkan
hasapi.
3.3 Ukuran Bagian-bagian Hasapi
Menurut Guntur Sitohang, hasapi Batak Toba pada umumnya tidak memiliki standar ukuran yang tetap, melainkan tergantung pada pembuatnya.
Menurut penjelasan Guntur Sitohang, zaman dahulu ukuran hasapi distandarkan dengan ukuran jengkal. Karena tidak adanya kesamaan panjang jengkal pada
setiap tukang, maka saat ini kita dapat menemukan hasapi dengan bermacam-
7
33 macam ukuran. Ukuran dan bagian-bagian hasapi yang penulis paparkan berikut
ini adalah sesuai dengan ukuran hasapi buatan Guntur Sitohang.
Gambar-2. Ukuran Panjang Hasapi
Dokumentasi Penulis, 2015
3.4.1 Bagian Kepala
Gambar- 3.
Ukuran Bagian
70 cm
10 cm
3 cm
34 Kepala hasapi
Dokumentasi Penulis, 2015 3.4.2 Bagian Leher
Gambar-4. Ukuran Bagian Leher
Dokumentasi Penulis, 2015
3.4.2 Bagian Perut
25 cm
5,5 cm 3 cm
28 cm
10 cm
35 Gambar 5:
Ukuran Bagian Perut Dokumentasi Penulis, 2015
3.4.3 Bagian Ekor
36 Gambar 6 :
Ukuran Bagian Ekor Dokumentasi Penulis, 2015
3.4 Teknik Pembuatan Hasapi
Pembuatan hasapi seluruhnya dilakukan dengan buatan tangan hand made, meskipun seiring perkembangan waktu dan tentunya perkembangan
teknologi yang semakin maju saat ini sudah menggunakan beberapa peralatan mesin untuk membantu meringankan dalam proses pembuatannya agar lebih cepat
dan efesien dalam waktu pengerjaannya. Berikut ini akan dijelaskan mengenai bahan bahan, peralatan, dan teknik pembuatan hasapi tersebut.
4 cm
3,5 cm
37
3.4.1 Bahan baku yang digunakan 3.4.1.1 Bahan pembuat badan hasapi
Kayu digunakan sebagai bahan baku untuk membuat badan hasapi. Menurut Guntur Sitohang kayu jior menjadi kayu yang menjadi pilihan utama
untuk membuat hasapi karena daya tahan maupun suaranya menghasilkan kualitas yang bagus. Kelebihan kayunya menurut beliau kuat dan tidak mudah retak
ketika kering dan hasilnya tidak menimbulkan serabut serabut di permukaan berbulu. Kayu jior diperoleh dengan cara memesanmembeli kepada orang yang
biasa menjual kayu. Biasanya kayu yang dipesan sudah mempunyai ukuran untuk membuat
hasapi.
Gambar 7 : Batang Kayu jior
Dokumentasi: Penulis, 2015
3.4.1.2 Bahan pembuat setelan tuning peg
38 Bahan ini terbuat dari kayu nangka dan dibentuk seperti kupingan gitar.
Alat ini berfungsi untuk menyetel tinggi rendahnya nada hasapi. Alasan dipilihnya kayu nangka yang berbeda dengan kayu badan hasapi karena untuk
membuat kupingan tidak boleh sama dengan badan, selain itu kayu nangka juga termasuk kayu yang keras sehingga tidak mudah rusak.
Gambar 8 : Kupingan Setelan
Dokumentasi: Penulis, 2015
3.4.1.3 Bahan Pembuat Senar
Dahulu menggunakan tali riman. Namun karena tali riman terbuat dari ijuk pohon aren dan sangat mudah putus kemudian digantilah dengan
menggunakan tali rem sepeda. Tetapi di masa sekarang sudah menggunakan senar gitar yaitu senar satu gitar.
39 Gambar 9 :
Senar gitar untuk Hasapi Dokumentasi: Penulis, 2015
3.4.1.4 Bahan pembuat alat pemetik pick
Bahan ini terbuat dari tanduk kerbau yang berfungsi untuk mempermudah memetik senar pada hasapi.
Gambar 10 : Pick
Dokumentasi: Penulis, 2015
3.4.1.5 Bahan Pembuat Tutup Perut
40 Bahan ini terbuat dari kayu ingul. Alasan kenapa harus berbeda dengan
kayu badan hasapi adalah agar suara yang dihasilkan lebih nyaring dan bagus.
Gambar 11 : Kayu ingul
Dokumentasi: Penulis, 2015
3.4.2. Bahan tambahan 3.4.2.1 Lem
Lem ini berfungsi sebagai alat perekat, yang akan menempelkan bahan penutup pada permukaan bagian depan hasapi. Lem yang banyak dipakai ialah
lem setan atau alteco.
41 Gambar 12 :
Lem Dokumentasi: Penulis, 2015
3.4.2.2 Kaca
Kaca yang digunakan adalah kaca yang biasa. Alasan digunakannya kaca adalah mempermudah dalam permainan hasapi tersebut biar licin. Ukuran tebal
kaca yang digunakan adalah 2 mm.
42 Gambar 13 :
Kaca Dokumentasi: Penulis, 2015
3.4.2.3 Minyak makan
Minyak makan digunakan pada tahap finishing yang diolesi pada seluruh bagian hasapi agar mendapatkan warna yang bagus. Minyak yang digunakan
harus minyak yang baru.
Gambar 14: Minyak makan
Dokumentasi: Penulis, 2015
43
3.4.2.4 Karet ban dalam
Karet ini digunakan sebagai pengikat dalam merekatkan tutup perut bagian depan hasapi.
Gambar 15: Karet Ban
Dokumentasi: Penulis, 2015 3.4.2.5 Paku
Paku digunakan untuk menyangga senar pada bagian atas dan bawah .
Ukuran paku yang digunakan adalah 7 mm.
Gambar 16 paku
Dokumentasi: Penulis, 2015
44
3.4.2.6 Kain
Kain ini digunakan untuk mengolesi minyak makan di seluruh permukaan bagian hasapi. Kain tersebut berukuran secukupnya saja.
Gambar 17 Kain
dokumentasi penulis, 2015
3.5 Peralatan Yang Digunakan 3.5.1 Pahat
Pahat adalah alat berupa bilah besi yang tajam pada ujungnya untuk melubangi resonator.
45 Gambar 18
Pahat Dokumentasi Penulis, 2015
3.5.2 Gergaji
Gergaji ini digunakan untuk memotong bagian bagian hasapi yang akan dibentuk sebagai bentuk dasar. Terdapat dua jenis gergaji yang digunakan yaitu:
gergaji besar dan gergaji kecil.
Gambar 19 Gergaji besar
Dokumentasi penulis, 2015
46 Gambar 20
Gergaji kecil Dokumentasi penulis, 2015
3.5. 3 Ketam
Ketam berfungsi untuk membentuk, meratakan, dan menghaluskan permukaan kayu. Dengan menggunakan ketam, proses untuk membentuk,
meratakan, dan menghaluskan akan lebih mudah dalam pengerjaannya.
Gambar 21 Ketam
Dokumentasi Penulis, 2015
47
3.5.4 Penggaris dan Meteran
Untuk mengukur bagian bagian hasapi sehingga sesuai dengan kerangkanya, maka digunakan rol meteran. Rol yang digunakan adalah rol yang
berukuran 50 cm dan meteran yang digunakan berukuran 5 m, ataupun disesuaikan dengan ukuran hasapi yang akan dibuat.
Gambar 22 Penggaris
Dokumentasi penulis, 2015
Gambar 23
48 meteran
Dokumentasi Penulis, 2015
3.5.5 Bor Listrik
Dahulu sebelum ada bor listrik masih menggunakan peralatan sederhana yaitu pisau kecil yang tajam dan runcing. Seiring perkembangan zaman, Guntur
Sitohang sudah menggunakan bor listrik yang digunakan untuk membuat lubang pada bagian kepala sebagai tempat kupingan hasapi, dengan menyesuaikan
diameter dan ukuran mata bor yang digunakan.
Gambar 24
Bor Listrik Dokumentasi Penulis, 2015
3.5. 6 Beliung
Beliung digunakan untuk tahap awal proses perapian pola dasar dan pengkerokan lubang resonatorperut hasapi. Dalam hal ini beliung yang digunakan
haruslah tajam agar mempermudah dalam pengerjaannya sehingga mendapatkan hasil yang maksimal.
49 Gambar 25
Beliung Dokumentasi Penulis, 2015
3.5.7 Pisau
Pisau berfungsi untuk memahat bagian kepala dan merapikan bentuk bantalan senar serta ekor hasapi. Pisau ini juga digunakan untuk melobangi lobang
resonator dibagian belakang hasapi. Pisau ini dalam bahasa batak dinamakan balati. Pisau ini juga harus memiliki ujung yang runcing dan tajam.
50 Gambar 26
Pisau Dokumentasi Penulis, 2015
3.5.10 Kikir
Alat ini digunakan untuk mengorek bagian-bagian kecil dari hasapi yang sulit dijangkau menggunakan pahat.
Gambar 27 Kikir
Dokumentasi Penulis, 2015 3.5.11 Sigirik
51 Alat ini digunakan untuk melobangi tempat benang pengikat pick yang
berada di lobang resonator dibagian belakang.
Gam bar
28 Sigiri
k Dokumentasi Penulis, 2015
3.5.13 Martil kayuattuk-attuk
Digunakan untuk membantu dalam memahat maupun melobangi bagian hasapi. Dipilihnya martil kayu adalah bahannya yang ringan karena dalam proses
memahat ataupun melobangi hasapi tidak diperlukan tenaga yang kuat untuk memukul pahat tersebut. Alat ini terbuat dari kayu jior yang sudah dibentuk
sedemikian rupa sehingga lebih mudah dan nyaman digunakan.
Gambar 29 Martil Kayu
Dokumentasi Penulis, 2015
52
3.5.14 Telenan sangkalan
Digunakan sebagai tumpuan dalam proses pembuatan hasapi sebagai alas, karena dibutuhkan alastumpuan yang rata agar memudahkan dalam proses
pengerjaan hasapi tersebut.
Gambar 30 Telenan
Dokumentasi Penulis, 2015
3.5.15 Kampak
Kampak ini digunakan pada awal proses pembentukan pola hasapi yang telah dibuat. Alat digunakan untuk mempermudah dalam pemotongan kayu yang
permukaannya masih kasar.
53 Gambar 31
Kampak Dokumentasi penulis, 2015
3.5.16 Kertas pasir
Alat digunakan dalam proses penghalusan permukaan hasapi sehingga mendapatkan hasil yang maksimal. Dalam hal ini kertas pasir yang digunakan
adalah yang sedang, tidak halus dan tidak kasar.
54 Gambar 32
Kertas pasir Dokumentasi penulis, 2015
3.5.17 Pensil
Pensil ini digunakan pada awal proses pengerjaan yaitu pembentukan pola dasar untuk mempermudah dalam pemotongan pola.
Gambar 33 Pensil
Dokumentasi penulis, 2015
3.6 Proses Pembuatan
Dalam pembuatan hasapi tersebut setelah bahan-bahan sudah tersedia semua maka selanjutnya adalah proses pembentukan bahan dan dibentuk sesuai
55 desain kerangka konstruksi pada hasapi. Penulis memberi informasi berdasarkan
bentuk dan ukuran sebuah hasapi yang beliau buat. Biasanya hasapi beliau memiliki ukuran panjang 70 cm. yang terbagi kedalam ukuran, seperti ukuran
kepala mempunyai panjang 26 cm, panjang leher 35 cm, panjang badan 29 cm, panjang ekor 9 cm.
Proses pembuatan hasapi dilakukan secara manual dan di bantu dengan menggunakan mesin, dari proses pembentukan kasar pada hasapi, proses
pemahatan pada lubang resonator, hingga proses penghalusan.
Tabel-1 Tahapan Pengerjaan Dalam Pembuatan Hasapi
NO TAHAPAN
PENGERJAAN BAGIAN
PENGERJAAN 1
2
3 Tahap I
Tahap II Tahap III
• Pemilihan kayu
• Perendaman kayu di air
• Penjemuran kayu
• Pembentukan Pola Dasar
• Proses Pembuatan Lubang
Resonator •
Proses Merapikan Lubang •
Proses memahat bagian kepala •
Proses pemasangan kaca pada bagian leher
• Proses Membuat Kupingan
• Memasang Penutup Bagain Perut
56 4
Tahap IV •
Proses penghalusan •
Proses pemasangan senar •
Proses pengolesan minyak pada seluruh badan hasapi
3.6.1 Tahap pertama 3.6.1.1 Pemilihan kayu
Guntur Sitohang sangat memperhatikan kualitas kayu tersebut. Alasan dipilihnya kayu jior karena ketahanan kayu yang dapat bertahan hingga puluhan
tahun walaupun terkena air. Selain itu kayu tersebut tidak mudah dimakan rayap. Beliau sudah memesan beberapa potong kayu kepada tukang penebang kayu
sehingga tidak repot lagi dalam menebangnya. Pohon jior adalah nama jenis pohon penghasil kayu keras yang termasuk
suku fabaceae leguminosae, polong-polongan. Pohon yang memiliki tinggi 2- 20 m dengan batang lurus dan pendek, gemang jarang melebihi 50 cm. Pepagan
kulit batang berwarna abu-abu kecoklatan pada cabang yang muda, percabangan melebar membentuk tajuk yang padat dan membulat. Pohon jior sering ditanam
dalam sistem pertanaman campuran agroforesti, baik sebagai tanaman setia, tanaman tepi atau penghalang angin. Pohon ini kerap ditanam sebagai penaung di
perkebunan teh, kopi atau kakao. Akan tetapi perakarannya yang luas dapat berpotensi sebagai pesaing tanaman utama dalam perolehan unsur hara dan air.
57 Kayu jior termasuk ke dalam kayu keras dan cukup berat sehingga sering
digunakan dalam pembuatan jembatan dan tiang bangunan. Inilah alasan mengapa dipilihnya kayu jior sebagai bahan pembuatan hasapi.
Gambar 34 Pohon Jior Juhar
Dokumentasi penulis, 2015
58 Gambar 35
Kayu jior Dokumentasi penulis, 2015
3.6.1.2 Perendaman kayu di air
Hal ini bertujuan untuk mendapatkan suara yang nyaring pada hasapi. Karena semakin lama kayu direndam dalam air, maka semakin bagus juga suara
yang akan dihasilkan. Dalam proses ini kayu direndam di dalam air selama enam hari untuk mendapatkan tingkat kebasahan tertentu dan untuk mempermudah
dalam proses pengerjaannya. Karena jika dalam keadaan kering, kayu ini sangat keras dan sulit untuk dibentuk.
59 Gambar 36
Proses perendaman kayu di air Dokumentasi penulis, 2015
3.6.1.3 Penjemuran Kayu
Setelah kayu direndam, selanjutnya kayu dijemur setengah kering. Dalam hal ini kayu dijemur selama setengah hari. Alasan kayu dijemur setengah kering
agar memudahkan dalam proses pengerjaan. Karena jenis kayu jior sangat keras apabila dalam keadaan kering.
60 Gambar 37
Penjemuran kayu Dokumentasi penulis, 2015
3.6.1.4 Pembentukan pola dasar
Setelah dijemur kemudian dibentuk pola dasar hasapi agar memudahkan dalam pembuatan bagian-bagian hasapi.
Pembuatan pola dasar dilakukan dengan membuat patron menggunakan pensil dan penggaris sesuai dengan ukuran yang
sudah ditetapkan. Setelah itu memotong kayu menggunakan kampak sesuai dengan patron yang telah dibuat.
61 Gambar 38
Gambar 39 Pemotongan kayu
Bentuk pola bagian belakang Dokumentasi penulis, 2015 Dokumentasi penulis, 2015
Gambar 40 Bentuk pola bagian depan
Dokumentasi penulis, 2015
3.6.2 Tahap kedua 3.6.2.1 Proses pembuatan lobang resonator
Dalam proses ini, pembuatan lobang resonator dilakukan dalam keadaan kayu setengah kering agar memudahkan dalam prosesnya. Lobang ini terdapat
pada bagian depan perut hasapi. Pada proses ini harus teliti dalam menentukan ukuran panjang dan lebar lobang serta kedalaman lobang agar tidak tembus ke
bagian belakang hasapi. Dalam pembuatan lobang menggunakan pahat, beliung,
62 martil kayu. Pembentukan lobang ini berdasarkan ukuran yang sudah ditentukan
sebelumnya.
Gambar 41 Proses membuat lobang resonator
Dokumentasi penulis, 2015
63 Gambar 42
Lobang resonator yang telah terbentuk Dokumentasi penulis, 2015
3.6.2.2 Proses merapikan lobang
Setelah lobang resonator dibuat proses selanjutnya adalah merapikan lobang resonator tersebut. Ketelitian dalam proses ini sangat diperlukan agar
ketebalan sisi kanan dan kiri lobang sama agar mendapatkan hasil yang memuaskan. Proses ini dilakukan beliung, pahat dan martil kayu.
64 Gambar 43
Proses merapikan lobang Dokumentasi penulis, 2015
Gambar 44 Lobang yang sudah rapi
Dokumentasi penulis, 2015
65
3.6.2.3 Proses memahat bagian kepala
Selanjutnya proses yang dilakukan adalah memahat bagian kepala. Pada bagian ini dipilih pahatan kepala ayam manuk-manuk. Pada proses ini memiliki
tingkat kesulitan tersendiri. Pemahatan bagian kepala ini menggunakan pisau yang runcing dan tajam agar serta martil kayu untuk memudahkan pengerjaannya dan
dapat membentuk siku yang diinginkan.
Gambar 45 Proses memahat bagian kepala
Dokumentasi penulis, 2015
66 Gambar 46
Bentuk kepala yang selesai dipahat Dokumentasi penulis, 2015
3.6.2.4 Proses pemasangan kaca pada bagian leher
Dalam proses ini terlebih dahulu membuat dudukanbantalan tempat kaca menggunakan pisau, kikir dan martil kayu. Untuk menentukan panjang, lebar
serta kedalaman tempat kaca, harus disesuaikan dengan ukuran kaca yang telah tersedia. Kaca yang tersedia memiliki ukuran dua sisi yang berbeda, yaitu : satu
sisi yang ditempatkan dekat kepala hasapi memiliki lebar 1,7 cm, sedangkan di sisi yang satu lagi memiliki lebar 2,5 cm. Sedangkan untuk panjang berukuran
13,5 cm serta memiliki tebal 2 mm. Dahulu bahan yang digunakan dalam membuat freed hasapi adalah tanduk kerbau
yang bertujuan agar mempermudah dalam memainkan hasapi biar licin. Namun, karena sulitnya mendapatkan tanduk kerbau dan mahalnya biaya untuk
67 medapatkannya maka digantilah dengan menggunakan kaca. Selain mudah
mendapatkan bahan ini, harganya juga relatif murah. Dalam proses ini digunakan lem setan untuk merekatkan kaca pada dudukannya.
Gambar 47
Tempat dudukan kaca Dokumentasi penulis, 2015
Gambar 48 Proses merekatkan menggunakan lem
Dokumentasi penulis, 2015
68 Gambar 50
Kaca sudah terpasang Dokumentasi penulis, 2015
3.6.3 Tahap Ketiga 3.6.3.1 Proses membuat kupingan
Bahan yang digunakan dalam membuat kupingan tidak boleh sama dengan bahan badan hasapi. Bahan yang digunakan adalah kayu nangka. Bentuk kupingan
ini mirip dengan kupingan gitar yang berfungsi dalam menyetel tinggi rendahnya nada hasapi. Untuk membuat lobang kupingan digunakan bor listrik. Namun
untuk membuat kupingan digunakan beliung, pisau dan sigirik. Bahan untuk membuat kupingan adalah kayu nangka.
69 Gambar 51
Gambar 52 Proses melobangi tempat kupingan
Lobang kupingan Dokumentasi penulis, 2015
Dokumentasi penulis, 2015
Gambar 53 Kupingan sudah terpasang
Dokumentasi penulis, 2015
70
3.6.3.2 Memasang penutup bagian perut
Awalnya kayu yang akan dijadikan sebagai penutup dipotong dan dibentuk menggunakan beliung dan pisau sesuai dengan lobang resonator yang
telah dibuat sebelumnya. Kemudian setelah didapat bentuk yang sesuai, tutup
diketam agar mendapat ketebalan yang sesuai dengan yang diperlukan harus rata
dengan badan hasapi. Dalam proses ini kayu yang digunakan tidak boleh sama
dengan badan hasapi. Hal itu dilakukan agar memperoleh suara yang bagus dari hasapi tersebut. Dalam hal ini kayu yang digunakan adalah kayu ingul. Dalam
proses ini juga dilakukan pembuatan bantalan senar. Tutup direkatkan ke badan hasapi menggunakan lem dan diikat dengan karet ban sampai benar-benar lengket.
Setelah itu kemudian dibentuklah pusat hasapi sebagai bantalan senar hasapi yang dibentuk sedemikian rupa. Setelah pusat terbentuk, maka direkatkanlah paku kecil
sebagai ganjalan di bagian pusat hasapi yang bertujuan memperkokoh bantalan senar agar tidak mengikis bagian kayu. Bagian pusatbantalan ini haruslah
senyawa dengan tutup agar dapat bertahan lama tidak gampang lepas. Kemudian dibagian atas antara kepala dan leher dibuat juga paku agar kayu tidak terkikis
oleh senar hasapi. Dalam proses ini juga dilakukan proses pembuatan pick dan melobangi lobang resonator dibagian belakang yang menggunakan pisau dan
martil kayu.
71 Gambar 54
Proses membentuk tutup lobang resonator Dokumentasi penulis, 2015
Gambar 55 Bentuk tutup yang sudah jadi dibentuk
Dokumentasi penulis, 2015
72 Gambar 56
Proses membentuk pusat bantalan Dokumentasi penulis, 2015
Gambar 57 Paku pada bagian pusatbantalan
Dokumentasi penulis, 2015
73 Gambar 58
Paku pada bagian atas antara leher dan kepala Dokumentasi penulis, 2015
Gambar 59 Lobang resonator di bagian belakang
Dokumentasi penulis, 2015
74 Gambar 60
Proses pembuatan pick Dokumentasi penulis, 2015
Gambar 61 Pick selesai dibentuk
Dokumentasi penulis, 2015
75
3.6.4 Tahap ke empat 3.6.4.1 Proses penghalusan
Dalam Proses ini dilakukan penghalusan di setiap bagian hasapi dengan mengunakan kertas pasir dengan jenis sedang tidak halus, tidak kasar
. Hal ini
dilakukan agar setiap bagian permukaan menjadi halus.
Gambar 62 Proses penghalusan menggunakan kertas pasir
Dokumentasi penulis, 2015
3.6.4.2 Proses pemasangan senar
Hasapi memiliki dua senar. Senar yang digunakan adalah senar gitar. Awalnya senar dimasukkan melalui pusat hasapi yang telah dilobangi. Kemudian
senar ditarik ke arah atas tempat kupingan dan dimasukkan ke dalam kupingan yang telah diberi lobang. Kemudian sisa senar dililitkan dibagian kupingan.
Proses ini sama dengan proses pemasangan senar pada gitar. Dalam proses ini juga dilakukan penyetelan nada dasar hasapi yaitu senar 1= mi sedangkan senar
2= do. Nada inilah yang menjadi patokan dalam penyetelan hasapi.
76 Gambar 63
Proses memasang senar di kupingan Dokumentasi penulis, 2015
Gambar 64 Proses penarikan senar ke kupingan hasapi
Dokumentasi penulis, 2015
3.6.4.3 Proses pengolesan minyak pada seluruh bagian hasapi
Setelah senar dipasang dan distel, maka tahap selanjutnya adalah proses pengolesan minyak pada seluruh permukan luar hasapi. Dari kepala sampai ekor
77 tidak luput diolesi minyak. Dalam proses pengolesan minyak dilakukan
menggunakan kain. Hal ini dilakukan agar warna hasapinya semakin menarik. Selain itu pengolesan minyak bertujuan untuk menghindari dimakan rayap dan
membuat kayu menjadi bagus lagi dalam waktu yang lama.
Gamb ar 65
Gambar 66 foto sebelum diolesi minyak
Proses pengolesan minyak
78 Dokumentasi penulis, 2015
Dokumentasi penulis, 2015
Gambar 67 Gambar 68
Setelah diolesi minyak Hasapi telah selesai
Dokumentasi penulis, 2015 Dokumentasi penulis, 2015
79
BAB IV KAJIAN FUNGSIONAL HASAPI
Pada bab ini, penulis mendiskusikan kajian dari hasapi. Penulis akan membahas proses belajar, posisi memainkan, teknik memainkan, penyajian,
perawatan, nada yang dihasilkan, eksistensi, fungsi, dan nilai ekonomi pada alat musik hasapi.
. 4.1 Proses Belajar
Menurut Guntur Sitohang proses yang harus dilakuan sebelum memainkan hasapi adalah dengan cara melihat permainan, mendengarkan
permainan, menghafalkan bunyi instrument, yang kemudian menirukan apa yang dilihat, didengarkan, dan dihafalkan yang terdapat dalam gondang hasapi.
Menurut beliau, awal mula belajar hasapi adalah melihat orang bermain hasapi dan kemudian tertarik untuk mempelajarimya. Tetapi beliau memiliki
beberapa tahap dalam proses pembelajarannya yakni teknik dasar, teknik bermain melodi dan teknik pengembangan melodi. Teknik dasar untuk bermain hasapi
sebelum selanjutnya bermain dengan nada yang dihasilkan hasapi adalah posisi jari tangan kiri menekan senar sedangkan tangan kanan memainkan kedua senar
hasapi dengan menggunakan pick piltik. Setelah teknik dasar sudah dapat dilakukan, maka tahapan selanjutnya
adalah teknik menghasilkan nada. Nada-nada yang dihasilkan oleh sebuah hasapi didapatkan dengan cara menekan senar pada papan jari finger board yang dalam
80 bahasa batak dinamakan latak. Hanya saja untuk alat musik hasapi tidak memiliki
freet seperti yang ada pada alat musik gitar, jadi si pemain harus memperhitungkan jarak senar yang ditekan untuk menghasilkan nada lainnnya.
Tahapan ini adalah tahapan yang membutuhkan waktu relatif lama bagi seorang pelajar, apalagi orang tersebut sebagai pemula.
Setelah mengetahui letak dari masing-masing nada, maka selanjutnya proses latihan sangat dibutuhkan untuk memperlancar jari si pemain dalam
memainkan seluruh nada yang dihasilkan oleh hasapi. Proses belajar yang dilakukan oleh beliau agar mempelancar gerak jari, dibutuhkan teknik penjarian
fingering dengan tangga nada yang ada pada hasapi. Proses ini agar si pemain nantinya mudah untuk mengingat dimana letak–letak nada pada saat memainkan
sebuah lagu. Alat musik hasapi juga memiliki tangga nada Mayor dan Minor sama halnya dengan alat musik petik pada gitar, namun harus dengan merubah steman
hasapi. Setelah pemain sudah mengenal tangga nada ataupun nada-nada yang
terdapat pada hasapi, tahap selanjutnya adalah menghafal lagu dan mengaplikasikannya kedalam permainan hasapi. Pada proses ini dibutuhkan
penghayatan lagu, agar repertoar yang dimainkan sesuai dengan tuntutan lagu. Dalam hal ini pengambilan nada pada hasapi adalah nada do memetik
senar dua tanpa menekan dan mi memetik senar satu tanpa menekan. Untuk mendapatkan nada yang semakin tinggi maka titik senar yang ditekan jari semakin
mendekati pusat senar dan untuk mendapatkan nada yang semakin rendah maka titik senar yang ditekan jari semakin mendekati kepala hasapi.
81
Hasapi tidak memiliki pembatas nada fret pada papan jariny a, sehingga ketepatan dalam menek an senar hasapi lebih ditekankan menggunakan perasaan
feeling. Kemampuan feeling tersebut didapatkan dari kebiasaan memainkan dan mengenali hasapi secara baik.
Gambar 69 Jarak nada pada senar satu
Dokumentasi penulis, 2015 Keterangan :
1. E-F = 4 cm
2. F-G = 3 cm
3. G-A = 3 cm
4. A-B = 3 cm
5. B-C = 3 cm
6. C-D = 4 cm
1 2
3 4
5 6
82 Gambar 70
Jarak nada pada senar dua Dokumentasi penulis, 2015
Keterangan : 1.
C-D = 4 cm 2.
D-E = 4 cm 3.
E-F = 3 cm 4.
F-G = 3 cm 5.
G-A = 3 cm 6.
A-B = 3 cm
1 2
3 4
6 5
83 Foto 71
Penulis sedang memperhatikan Guntur Sitohang bermain hasapi
Dokumentasi penulis, 2015
4.2 Posisi Memainkan Hasapi
Hasapi diletakan sejajar dengan badan, tangan kiri di posisikan di leher hasapi, jari kecuali ibu jari menekan senar leher hasapi pada bagian depan.
Sedangkan ibu jari menekan leher bagian belakang sekaligus menyangga hasapi agar tetap pada posisi yang nyaman untuk dimainkan. Tangan kanan diletakkan di
perut hasapi dan siku tangan kanan dibagian bawah ekor hasapi untuk menyangga. Jari telunjuk dan ibu jari memegang piltikpick sejenis alat bantu yang berfungsi
untuk memetik senar hasapi sedangkan jari yang lain diposisikan di bawah badan hasapi lihat gambar 70.
84 Foto
72 Guntur Sitohang sedang bermain hasapi
Dokumentasi penulis, 2015 4.3 Teknik Memainkan Hasapi
Untuk memainkan hasapi diperlukan teknik yang tepat agar si pemain bisa menghasilkan bunyi yang diinginkan dengan baik. Teknik memainkan hasapi
tidak jauh berbeda dengan bermain gitar pada umumnya yaitu jari kiri telunjuk, tengah, manis, kelingking menekan senar untuk memainkan melodi dan jari
kanan telunjuk dan ibu jari memegang pick, untuk memetik senar. Selain itu juga ada tekhnik dalam membuat suara seperti fibra. Teknik ini dilakukan dengan
cara menggoyangkan bagian lobang resonator dibagian belakang hasapi dengan perut. Karena dalam teknik bermain hasapi yang benar, lobang resonator belakang
ditempelkan ke perut si pemain. Hal ini dilakukan agar dapat melakukan teknik membuat fibra pada hasapi.
4.4 Penyajian Hasapi Yang Baik