Siklus Belajar Kajian Pustaka

Lampiran 11 179 pembelajaran yang efektif di kelas. Menurut Bruner teori belajar itu bersifat deskriptif, sedangkan teori pembelajaran itu prespektif Syaiful Sagala, 2005:63. Dari keterangan ini jelas bahwa pendidikan dan pembelajaran merupakan kegiatan yang dilakukan baik oleh pembelajar dan murid, dimana murid sebagai subyek pendidikan dan pembelajaran untuk secara aktif mengembangkan potensi dirinya secara optimal, sedangkan peran pembelajar sebagai fasilitator, motivator, dan pembimbing siswa.

3. Siklus Belajar

Menurut Herron, salah satu strategi mengajar untuk menerapkan kontruktivis ialah dengan penggunaan siklus belajar. Menurut Herron siklus belajar terdiri atas tiga fase yaitu, fase eksplorasi, fase pengenalan konsep dan fase aplikasi konsep. Selama eksplorasi para siswa belajar melalui aksi dan reaksinya sendiri dalam suatu situasi baru. Dalam pengenalan konsep, biasanya dimulai dengan memperkenalkan suatu konsep atau konsep-konsep yang ada hubungannya dengan fenomena-fenomena yang diselidiki, dan didiskusikan dengan kontek apa yang telah diamati pada fase eksplorasi. Fase aplikasi menyediakan kesempatan bagi para siswa untuk menggunakan konsep-konsep yang telah diperkenalkan untuk menyelidiki sifat-sifat atau konsep-konsep yang lebih lanjut. Sedangkan menurut Lawson, siklus belajar terdiri dari tiga macam, yaitu: deskriptif, empiris-induktif dan hipotesis-deduktif. Ketiga sklus belajar ini menunjukkan suatu kontinuum dari sains deskriptif hingga sains eksperimental. Dengan sendirinya ketiga siklus belajar ini menghendaki perbedaan dalam inisiatif, pengetahuan dan kemampuan menalar dari siswa. Ditunjau dari segi Lampiran 11 180 penalaran, siklus belajar deskriptif menghendaki hanya pola-pola deskriptif sriasi, klasifikasi, konservasi, sedangkan siklus belajar hipotesis-deduktif menghendaki pola-pola tingkat tinggi pengendalian variabel, penalaran korelasional, penalaran hipotesis deduktif. Siklus belajar empiris-induktif bersifat intermediat, menghendaki pola-pola penalaran deskriptif tetapi pada umumnya melibatkan pola-pola tingkat tinggi. Dalam siklus belajar deskriptif, para siswa menemukan dan memerikan suatu pola empiris dalam suatu konstek kushus ekplorasi. Dalam siklus belajar empiris-induktif, disamping menemukan dan memerikan suatu pola empiris dalam suatu konstek kushus ekplorasi, para siswa juga mengemukakan sebab-sebab tentang terjadinya pola itu. Pada siklus hipotesis-deduktif, dari pernyataan yang berupa pertanyaan sebab siswa diminta untuk merumuskan jawaban hipotesis yang mungkin terjadi, kemudian siswa menurunkan konsekuensi-konsekuensi logis, merencanakan dan melakukan eksperimen untuk menguji hipotesis eksplorasi. Analisis hasil eksperimen dapat dignakan untuk mengenalkan konsep pengenalan konsep, akhirnya ahsil konsep yang relevan dapat diaplikasikan pada situasi yang lain aplikasi konsep. Dengan berpegang ketiga siklus belajar seperti yang telah dikemukakan diatas, diharapkan dalam pembelajaran para siswa mampu mengemukaan kosepsi atau gagasan yang sudah mereka miliki dan menguji serta mendiskusikan gagasan tersebut secara terbuka. Dengan pendekatan ini para siswa akan belajar bahwa gagasan hanya akan berguna bila cocok dengan kenyataan dan mereka akan mau Lampiran 11 181 mengubah pikiran mereka bila dihadapkan pada kenyataan. Ratna Wilis, 1989:165-166

4. Prestasi Belajar

Dokumen yang terkait

Perbedaan hasil belajar biologi siswa antara pembelajaran kooperatif tipe stad dengan metode ekspositori pada konsep ekosistem terintegrasi nilai: penelitian quasi eksperimen di SMA at-Taqwa Tangerang

0 10 192

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement Divisions) STAD Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa SD

1 6 165

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DAN STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DITINJAU DARI KECERDASANINTERPERSONALSISWA

0 58 270

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DAN TIPE TEAM ACCELERETED INSTRUCTION ( TAI ) TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI KREATIVITAS BELAJAR SISWA

0 3 123

DAMPAK MODEL PEMBELAJARAN DAN MINAT BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA Eksperimen Penerapan Pembelajaran Matematika dengan Model Student Teams Achievement Division (STAD) dan Jigsaw Terhadap Prestasi Belajar Ditinjau dari Minat Belajar Siswa Kelas V

0 3 11

EKSPERIMEN PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DAN Eksperimen Penerapan Pembelajaran Matematika dengan Model Student Teams Achievement Division (STAD) dan Jigsaw Terhadap Prestasi Belajar Ditinjau dari

0 2 23

PENDAHULUAN Eksperimen Pembelajaran Matematika Dengan Model Pembelajaran Student Team Achievement Division (STAD) Dan Snowball Throwing Terhadap Hasil Belajar Matematika Ditinjau Dari Minat Belajar Siswa.

0 2 6

PENGGUNAAN POWER POINT DALAM PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL STAD (STUDENT TEAM ACHIEVEMENT PENGGUNAAN POWER POINT DALAM PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL STAD (STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELA

0 0 15

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI) dan Student Team Achievement Division (STAD) Terhadap Hasil Belajar Ekonomi Ditinjau dari Motivasi Belajar.

0 0 17

Pengaruh model pembelajaran kontekstual terhadap prestasi belajar barisan dan deret ditinjau dari kemampuan awal PARTONO

0 6 265