32
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Karakteristik Informan
Informan peneliti adalah kepala perpustakaan, pegawai perpustakaan, kepala bagian kepegawaian, dan admin kepegawaian di PTKI Medan. Berikut
adalah daftar karakteristik informan :
Tabel 4.1 Karakteristik Informan No.
Kode Informan Informan
Lokasi Wawancara
1. KP
Pardi Bonar Pardede, SE, MSi Perpustakaan
PTKI Medan 2.
PP 1 Eli Maharani, A.Md
Perpustakaan PTKI Medan
3. PP 2
Maysarah Harahap Perpustakaan
PTKI Medan 4.
PP 3 Roni Sihombing
Perpustakaan PTKI Medan
5. PP 4
Hasan Basri Perpustakaan
PTKI Medan 6.
PP 5 Indah Arisaq, SSos
Perpustakaan PTKI Medan
7. KBK
Erwinsyah, ST Ruang Kepegawaian
PTKI Medan 8.
AK Utami Setyasih, SSos
Ruang Kepegawaian PTKI Medan
Informan KP Kepala Perpustakaan Pendidikan Teknologi Kimia Industri Medan adalah informan pertama yang peneliti temui dan wawancarai. Kemudian
peneliti mewawancarai informan PP 1 Pegawai Perpustakaan 1. Pada hari kedua peneliti mewawancarai informan PP 2 Pegawai Perpustakaan 2 dan PP 3
Universitas Sumatera Utara
33
Pegawai Perpustakaan 3. Pada hari ketiga peneliti mewawancarai PP 4 Pegawai Perpustakaan 4 dan PP 5 Pegawai Perpustakaan. Dimana semua informan
diwawancarai di perpustakaan. Untuk berikutnya Informan KBK Kepala Bagian Kepegawaian dan AK
Admin Kepegawaian peneliti temui dan wawancarai di ruang kepegawaian PTKI Medan pada hari berikutnya.
Wawancara berlangsung secara informal yang dilakukan dengan menggunakan pedoman wawancara, wawancara dilakukan secara mendalam
terhadap informan sehingga peneliti sering menggunakan bahasa tidak baku agar informan dapat menjelaskan jawaban dengan lebih rinci dan mendalam.
Percakapan berkembang sesuai dengan jawaban yang diberikan peneliti kepada informan.
4.2 Kategori
Berdasarkan hasil wawancara dan pedoman wawancara, peneliti menyusun sebuah kerangka awal analisis sebagai acuan. Dengan pedoman ini,
peneliti kemudian kembali membaca transkrip wawancara dan melakukan coding, yaitu melakukan pemilihan data yang relevan dengan pokok pembicaraan dan
menunjukan hubungan antar bagian-bagian yang diteliti sehingga menghasilkan beberapa kategori. Peneliti dapat menurunkan tiga kategori yang berkaitan dengan
beberapa aspek dalam MSDM di Perpustakaan PTKI Medan. Adapun tiga kategori tersebut adalah, sebagai berikut :
1. Perekrutan dan seleksi SDM;
2. Penempatan SDM;
3. Pengembangan SDM.
4.2.1 Perekrutan dan Seleksi SDM
Kategori pertama yang diperoleh peneliti dari transkrip hasil wawancara dengan kedelapan informan adalah perekrutan dan seleksi SDM di perpustakaan
pada dasarnya perekrutan seleksi pegawai dari pusat Kementerian Perindustrian sebagai tenaga PNS yang kemudian diatur dalam SK dari PTKI Medan. Tidak ada
Universitas Sumatera Utara
34
jenis perekrutan dan seleksi khusus untuk keberadaan SDM di perpustakaan. SDM yang telah direkrut dan diseleksi pada Penerimaan CPNS baik jalur seleksi
maupun honorer kemudian ditempatkan sebagai pegawai perpustakaan di perpustakaan. Berikut merupakan pernyataan informan KP, PP 1, PP4, PP 5,
KBK, dan AK yang menyebutkan bahwa perekrutan SDM perpustakaan berdasarkan seleksi melalui seleksi CPNS dari Departemen atau Kementerian
Perindustrian RI yang diselenggarakan lokal dari satker Kementerian Perindustrian masing-masing ataupun terpusat seluruh satker serentak melalui
seleksi pusat
KP : “...kalau saya dulu masih seleksi lokal. Meski dulu kitakan masih di bawah naungan Departemen Perindustrian dan Perdagangan namun kami
seleksi lokal. Dari satker PTKI sendiri. Sekarangkan sudah Kementerian Perindustrian. Kebetulan saya dulu masih tenaga struktural. Kalau
sekarang saya sudah fungsional dosen...”
PP 1: “... kalau saya dulu masih seleksi dari Departemen Perindustrian dan Perdagangan namun kami seleksi lokal. Dari satket PTKI sendiri.
Memang saya masuk dari tenaga honorer tahun 1991 sudah ditempatkan di perpustakaan. Tapi untuk pengangkatan tenaga CPNS nya saya ikut
seleksi. Waktu itu saya seleksinya dengan tes tertulis.”
PP 4 : “... kalau itu bapak dulu tahun 1987 gitu ikutan tes gitu sama berbarengan sama bu Atik, Pak Udin, Pak Nelson yang untuk dosen gitu.
Waktu itu kami tempat ujiannya di Kanwil Dinas Perindustrian dan Perdagangan Medan.”
PP 5: “...Dulu ada pengumuman perekrutan CPNS Kementerian Perindustrian RI TA 2010 via internet. Ada formasi pustakawan, ya udah Indah ikutan.
Prosesnya waktu itu daftar online dulu baru ujian online. Lulus ujian online. Habis itu ada validasi kartu ujian untuk ujian tertulis dan
administrasi. Disitulah kasih fotocopy ijazah, transkip nilai, fotocopy KTP, Daftar riwayat Hidup, serta surat pernyataan bersedia mengabdi Di
Kementerian Perindustrian dan bersedia di tempatkan seluruh satker kementerian. Dulu Indah gak tau juga kalau bakalan dapat di Medan juga
soalnya jauh-jauh juga temen indah yang lain. Kaya Jesika penenpatan Bogor, Kaya Lisa penempatan BDI Makasar”.
KBK : “...Tahapan Perekrutan dan seleksi dari pusat. Kepala mengusulkan formasi melalui rapat analisis beban kebutuhan PNS. Lalu hasil putusan
tersebut kami kirim dalam bentuk permohonan usulan formasi pada Tahun Anggaran dalam perekrutan PNS Departemen atau Kementerian sekarang
Universitas Sumatera Utara
35
ini. Kemudian jika usulan disetujui maka keluarlah formasi kebutuhan epegawai. Begitu juga jika ada usulan formasi pustakawan. Contohnya
kayak TA 2010 kita minta 2 orang namun saat itu ada pergantian kepala dan kebijakannya berubah maka dimutasi satu ke unit lain. Nah itulah
seleksi lokal kalau dulu dibawah tahun 2006 namun di atas tahun 2006 langsung ujian terpusat serentak seluruh satker yang ada di Kementerian
Perindustrian sehingga memungkinkan peserta seleksi dari daerah di luar SUMUT. Untuk Kelengkapan administrasi yang lebih detail nanti Tami
admin Kepegawaian dan kebetulan dia SDM yang lulus CPNS tahun 2008.”
AK: “... Pada prinsipnya Tahapan Perekrutan dan seleksi dan dari pusat.
Kepala mengusulkan formasi. Lalu permohonan usulan formasi pada Tahun Anggaran dalam perekrutan PNS Kementerian. Kemudian
keluarlah formasi kebutuhan pegawai. Begitu juga jika ada usulan formasi pustakawan karena kamu meneliti tentang SDM perpustakaan kan?.
Kayak TA 2010 ada butuh 2 orang namun saat itu ada pergantian kepala dan kebijakannya berubah maka dimutasi satu ke unit lain. Nah itulah
seleksi lokal kalau dulu dibawah tahun 2006 namun di atas tahun 2006 langsung ujian terpusat serentak seluruh satker yang ada di Kementerian
Perindustrian. Untuk Kelengkapan administrasi kayak kakak dulu ya ada ijazah, daftar riwayat hidup, surat pernyataan bersedia ditempatkan dan
mengabdi. Dan SKCK serta surat pencaker dari Depnaker setempat. Kalau tes dulu pengalaman kakak ada tes online, tertulis dan wawancara.
Lebih ketat dari tes-tes PNS lainnya.”
Kemudian SDM perpustakaan juga ada yang direkrut dari tenaga honorer, berikut pernyataan informan PP 2 dan PP 3 kepada peneliti :
PP 2 : “...Kakak dulu dari tenaga honorer, gak ada seleksi atau tes gitu. Ngelengkapi berkas untuk pengusulan pengangkatan, terus lulus ya
pemberkasan lagi dari Kepegawaianlah semua pemeberkasannya. Kami dulu pake SK penempatan lokal PTKI terus Daftar Riwayat Hidup. SK itu
dari awal kakak kerja disini sampe SK terakhir. Dulu kakak dibagian Sekretariat terus baru dipindahkan sini.”
PP 3 : “...Abang dulu dari tenaga honorer, gak ada seleksi atau tes gitu...”
Pernyataan di atas menunjukan bahwa proses perekrutan dan seleksi SDM di Perpustakaan PTKI Medan pada dasarnya melalui perekrutan PNS
Kementerian Perindustrian, Perekrutan lewat seleksi dan pengangkatan tenaga honor. Untuk metode yang digunakan ada seleksi lokal dan seleksi pusat
Kementerian Perindustrian. Secara umum persyaratan yang digunakan dalam
Universitas Sumatera Utara
36
seleksi adalah standar mulai dari kelengkapan berkas seperti ijazah, daftar riwayat hidup, surat pernyataan, dan lain sebagainya. Tahapan perekrutan untuk yang
terbaru seperti CPNS 2010 sudah memakai tahapan pendaftaran dengan formulir online, tes pengetahuan dengan tes online dan tertulis, psikotes dan wawancara.
4.2.2 Penempatan SDM
Kategori kedua yang diperoleh peneliti dari transkrip hasil wawancara dengan kedelapan informan adalah terkait penempatan SDM di perpustakaan
PTKI Medan pada dasarnya diatur oleh SK lokal yaitu SK susunan pegawai. Dimana penempatan SDM perpustakaan diatur kebijakan pimpinan PTKI Medan.
Penempatan ada yang memang berdasarkan latar belakang pendidikan SDM perpustakaan namun ada pula atas kebijakan lain sehingga SDM perpustakaan
harus dirotasi ke unit kerja lain. Berikut merupakan pernyataan informan yang diberikan kepada peneliti yaitu :
KP : “Kalau penempatan di PTKI memang ada SK dari pusat namun untuk di
perpustakaannya ya SK lokal. Disini ada historinya, kalau kepala juga berganti terus menerus. Begitu juga kepala perpustakaannya. Saya sendiri
menjabat kepala di perpustakaan ini tahun 2011 dan kalau penempatan SDM kayak anggota staff saya ya dari SK lokal PTKI. kaya sekarang ini.
Ada bu Eli yang memang jurusan perpustakaan. Terus ada Ibu Maysarah dan Roni yang tamatan SMA, ada pak Hasan yang hanya tamatan SD,
serta Ibu Indah tahun 2011 CPNS baru karena dia formasi memang pustakawan ya langsung ditempatkan sendiri disini. Tapi sayang juga ada
dulu seharusnya Ibu Kumala yangseharusnya
ditempatkan diperpustakaan, eh... dimutasi ke unit lain oleh atasan. Hmm kita hargai
jugalah kebijakan pimpinan PTKI”. PP 1 : “Kalau saya dulu ya langsung SK CPNS nya dari pusat ditambah SK lokal
dari Satker. Kalau saat honor yang SK lokal saja. Saat saya honor ada tiga orang rekan kerja saya tapi yang jurusan perpustakaan ya saya
sendiri. Makanya beberapa rekan saya ada yang dirotasi. Tapi saya dari awal honor sampai PNS saat sekarang ini pun tetap penempatannya di
perpustakaan.”
PP 2 : ... kakak ditempatkan berdasarkan SK lokal. Kalau SK PNS nya ya sebagai PNS dengan golongan IIa karena kakak dari SMA.
Universitas Sumatera Utara
37
PP 3 : “...Abang dulu memang dibagian Umum dan Perlengkapan kemudian ya dirotasi ke perpustakaan, abang juga gak tau sebabnya kenapa kepala
gitu. ... Itulah gak taulah abang mala, kayaknya karena butuh tenaga di perpustakaan abang
dipindahkan ke sini.”
PP 4
: “
Bapak dulu masih jadi pesuruh tahun 1988 saat sudah 100 gitu bahkan pernah petugas kebersihan di tahun 1987 Masa kepala Pak Aliman tahun
2003 bapak dipindahkan ke perpustakaan. Dari tahun 2003 ya sampai sekarang ini”
PP 5 : “... Dulu kayaknya sempat dari Januari 2011 sampai April kita sama- sama di perpus ini ya. Sayang bulan Mei kak Mala dipindahkan ke bagian
Pembantu kepala Bidang akademik. Oo itukan ada SK lokalnya kak. Nah itulah acuan penempatan ...”
KBK :
“
Jadi intinya kalau sudah lulus PNS pemberkasan dia formasi apa yang ditempatkan dibagian apa, tetapi kadang kebijakan berubah penentuan
penenpatan pososi SDM diatur SK lokal dari satker tetapi tetap mempertimbangkan SK awal dari formasi PNS yang ada. Hmmm...kalau
kayak di perpustakaan karena Hasan itu rajin dan ulet makanya kayaknya cocoklah di perpustakaan meski dia Cuma tamat SD. Tapi
memang penempatan harusnya konsultasi jugalah atasan sama kita bagian kepegawaian, karena kitakan tau latar belakang pegawai, kayak
pendidikan dan lainnya. Meski tidak ada konsultasi ke kita, bapak harap ke depannya adalah seperti itu.”
AK :
“
Penempatan tidak ada cara penentuan khusus. Untuk penempatan ya berdasarkan pendidikan. Kalau untuk formasi pustakawan yang D3
Perpustakaan. Kalau SK lokal ya diatur oleh pimpinan disini lagi. Bisa formasi SK dari pusat pustakawan saat penempatan diunit bagian
ditempat lain.”
Pernyataan di atas menunjukan bahwa kebijakan penempatan SDM perpustakaan diatur oleh SK lokal dari pimpinan PTKI Medan. Pimpinan PTKI
Medan memiliki kewenangan sepenuhnya dalam menentukan susunan SDM di bagian unit PTKI Medan termasuk perpustakaan. Penempatan SDM ada yang
berdasarkan pertimbangan latar belakang pendidikan perpustakaan namun masih ada juga penempatan SDM perpustakaan yang tidak melihat latar belakang
pendidikannya karena ada SDM perpustakaan yang masih berpendidikan SMA dan SD, serta tidak ada serangkaian tes dalam seleksi yang mewakili cara
penentuan penempatan SDM. Sehingga bisa saja saat formasi SDM sewaktu
Universitas Sumatera Utara
38
perekrutan dan seleksi CPNS adalah pustakawan namun penentuan penempatan berubah.
4.2.3 Pengembangan SDM
Kategori ketiga yang diperoleh peneliti dari transkip hasil wawancara dengan kedelapan informan adalah pengembangan SDM di perpustakaan.
Pengembangan SDM dirasa masih kurang terkait dengan peningkatan kualitas SDM melalui diklat atau pelatihan dibidang perpustakaan. Berikut merupakan
pernyataan informan yang diberikan kepada peneliti yaitu : KP:
“Sejauh saya disini ada beberapa diklat tapi itu yang pergi diklat Indah. Memang dari pusat. Maksud saya, ya yang lokal-lokal aja ada lah tah itu
untuk Masyarah, Roni, bahkan untuk Hasan. Wah kalau saya tidak pernah juga, kalau ada diklat Ya khusus berkaitan dengan fungsional dosen saya
atau lainnya. Contohnya baru-baru ini saya ikut diklat 5K di Pusdiklat Kementerian Perindustrian Jakarta.”
PP 1 : “Oooo, semacam diklat ? ada beberapa sih, dan melibatkan saya juga. Dari tahun 1991 ini saya bekerja di perpustakaan, dua kali ada dari
Pusda dan sekali dari USU. Ada dari pusat sekali tapi saya tidak ikut. Sebenarnya masih kurang sih, saya ingin kalau diklat-diklat lokal
banyaklah. Iya diklat dari kementerian Perindustrian waktu itu diadakan di Bogor. Waktu itu kondisi kesehatan saya kurang fit jadi tidak bisa
pergi. Sekarang malah tidak pernah ada lagi. Kalau pun ada bukan saya pergi.”
PP 5 :
“...
ada kak. Tapi ya dikit, memang Indah yang dapat. Kayak tahun 2011 Indah dapat diklat Bimtek ke Jakarta, terus baru-baru ini 2013 Indah
Bimtek ke Yogyakarta. Diklat lokal ada juga tapi ya itu meski kita yang minta diusulkan bahkan ada info diklatnya harus kita yang infokan baru
bisa. Agak susah juga sih. Kayak diklat di Pusda. Itupun karena kebeneran Indah tau dari tante yang di Pusda.”
KBK : “Ada sih, tapi tidak banyak. Tidak banyak seperti diklat untuk para dosen.”
Universitas Sumatera Utara
39
Berikut pernyataan informan melalui PP 2, PP 3, PP 4, dan AK kepada peneliti yang menerangkan bahwa pengembangan SDM di perpustakaan melalui
diklat masih belum merata : PP
2
: “
Kalau untuk orang perpustakaan ada juga mala, tapi kakak sendiri gak pernah dapat tuh. Sebenarnya pengen juga sih.”
PP 3: “Kalau untuk orang perpustakaan ada tuh, tapi abang kan masih baru disini kayaknya belum ada.”
PP 4 :
“
Wah kalau diklat bapak tidak pernahlah, maklumlah mana pernah kayak bapak ini diikutkan. Hehe.. maklumlah bapakkan dari SD”.
AK : “Diklat ada beberapa. Tapi belum merata untuk semua SDM perpustakaan.”
Dari semua pernyataan informan di atas menjelaskan bahwa ada bentuk pengembangan SDM melalui diklat dan pelatihan perpustakaan, tetapi jumlah
frekuensinya masih sedikit dan tidak merata keseluruh SDM perpustakaan, padahal masih ada SDM perpustakaan yang masih berpendidikan SMA dan SD.
4.3 Rangkuman Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil wawancara dengan kedelapan informan yaitu KP, PP 1, PP 2, PP 3, PP 4, PP 5, KBK, AK dan data yang diperoleh dari dokumentasi serta
melalui proses triangulasi data, maka dapat diperoleh beberapa kategori. Kategori tersebut berkaitan dengan perekrutan dan seleksi SDM, penempatan SDM, dan
pengembangan SDM yaitu sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
40
Tabel 4.2 Rangkuman hasil penelitian
No. Kategori
Hasil penelitian
1. Perekrutan dan seleksi SDM
Proses perekrutan dan seleksi SDM di Perpustakaan PTKI Medan pada dasarnya
melalui perekrutan CPNS Kementerian Perindustrian, perekrutan lewat seleksi dan
pengangkatan tenaga honor. Untuk metode yang digunakan ada seleksi lokal dan seleksi
dari pusat Kementerian Perindustrian. Secara umum persyaratan yang digunakan
dalam seleksi adalah standar mulai dari kelengkapan berkas seperti ijazah, daftar
riwayat hidup, surat pernyataan, dan lain sebagainya. Tahapan perekrutan untuk yang
terbaru seperti CPNS 2010 sudah memakai tahapan pendaftaran dengan formulir online,
tes pengetahuan melalui tes online dan tertulis, psikotes dan wawancara.
2. Penempatan SDM
Kebijakan Penempatan SDM perpustakaan diatur oleh SK lokal dari pimpinan PTKI
Medan. Penempatan SDM ada yang berdasarkan latar belakang pendidikan
perpustakaan namun masih ada juga SDM yang berlatar belakang pendidikan SMA dan
SD, serta tidak ada serangkaian tes dalam seleksi yang mewakili cara penentuan
penempatan SDM. Sehingga bisa saja saat formasi SDM sewaktu perekrutan dan
seleksi CPNS adalah pustakawan namun kebijakan penentuan penempatan bisa saja
berubah.
3. Pengembangan SDM
Ada Pengembangan SDM perpustakaan melalui diklat dan pelatihan perpustakaan
tetapi jumlah frekuensinya masih minim dan tidak merata keseluruh SDM. Padahal masih
ada SDM perpustakaan yang masih berpendidikan SMA dan SD.
Universitas Sumatera Utara
41
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Manajemen Sumber Daya Manusia di Perpustakaan yang berkaitan dengan aspek perekrutan dan seleksi SDM, penempatan SDM, dan pengembangan SDM
pada dasarnya menjadi aspek yang patut diperhatikan. Berdasarkan hasil pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Perekrutan dan seleksi SDM Perpustakaan PTKI Medan melalui tahapan
seleksi CPNS Kementerian Perindustrian dan pengangakatan tenaga honor.
2. Penempatan SDM Perpustakaan berdasarkan kebijakan pimpinan PTKI
Medan melalui SK lokal. Pimpinan PTKI Medan memiliki kewenangan sepenuhnya dalam proses penempatan SDM di unit bagian PTKI Medan
termasuk perpustakaan. Bisa saja penempatan SDM perpustakaan dengan menggunakan pertimbangan berdasarkan latar belakang pendidikan
perpustakaan namun bisa juga atas pertimbangan lain karena masih ada SDM perpustakaan yang berlatar belakang pendidikan SMA dan SD yang
ditempatkan di perpustakaan, serta tidak ada serangkaian tes dalam seleksi yang mewakili cara penentuan penempatan SDM. Sehingga bisa saja saat
formasi SDM sewaktu perekrutan dan seleksi CPNS adalah pustakawan namun kebijakan penentuan penempatan berubah.
3. Untuk upaya peningkatan kualitas SDM perpustakaan melalui
pengembangan SDM perpustakaan seperti diklat dan pelatihan perpustakaan pada SDM Perpustakaan PTKI Medan jumlah frekuensinya
dinilai masih minim dan tidak merata keseluruh SDM perpustakaan. Padahal masih ada SDM perpustakaan yang masih berpendidikan SMA
dan SD. Seharusnya SDM yang tidak memiliki latar belakang pendidikan ilmu perpustakaan ini bisa mendapat kesempatan untuk memperoleh diklat
atau pelatihan bidang ilmu perpustakaan.
Universitas Sumatera Utara