BAB IV LANDASAN TEORI 60
Sifat-sifat dan material tersebut berbeda-beda karena mempunyai sifat dan karakter sendiri-sendiri yang menampilkan ekspresinya masing-
masing. Bahan yang sama tapi penyelesaiannya berbeda akan menampilkan ekspresi yang berbeda pula.
Tabel IV.2. Karakteristik Material dan Kesan Material
Material Sifat
Kesan Kayu
Mudah dibentuk, digunakan untuk kosntruksi sederhana.
Hangat, lunak, dan alami.
Bata
Fleksibel pada detail, dapat digunakan
untuk berbagai
jenis struktur,
baik rumit
maupun sederhana Praktis, sederhana,
dan tampak
alamiah.
Semen Dapat
digunakan untuk
eksterior dan interior. Sesuai dalam segala warna, mudah
rata dan budah di bentuk Dekoratif dan masif
Batu alam Tidak membutuhkan proses.
Berat, alami,
kokoh.
Marmer Bahan bangunan alami dan
buatan, bersifat kaku Mewah,
kuat, bersih, dan formal
Beton Menahan gaya tekan
Keras, kaku, kokoh
Baja Menahan gaya tarik
Keras, kokoh.
Aluminium Efisien
Ringan dan dingin
Kaca
Transparan Rapuh, dingin.
Plastik
Mudah dibentuk
sesuai kebutuhan
Ringan, dinamis.
Polikarbonat Solar stuff
Mudah dibentuk, dapat diberi berbagai macam warna
Ringan, kuat,
dinamis, dan
bersih.
Sumber : Tugas Akhir Yakobus C.A. Pambudi, Program Studi Arsitektur FT UAJY,2010.
BAB IV LANDASAN TEORI 61
IV.1.5. Proporsi dan Skala
Sesungguhnya, persepsi tentang dimensi-dimensi fisik arsitektur, tentang proporsi dan skala adalah tidak akurat. Persepsi tersebut
terdistorsi oleh pemendekan perspektif dan jarak, dan oleh bias-bias biaya, dan oleh karenanya sulit untuk dikendalikan dan diprediksi dengan
cara yang presisi dan obyektif. Oleh karenanya, yang menjadi dasar utama seluruh sistem proporsi
adalah perbandingan karakteristik, suatu kualitas permanen yang disalurkan dari satu perbandingan ke perbandingan yang lain. Sistem-
sistem proporsi melampaui determinan-determinan fungsional dan teknis dari bentuk dan ruang arsitektural untuk menghasilkan suatu rasionalisasi
estetis bagi dimensi-dimensinya. Sistem-sistem proporsi dapat memberi kesan keteraturan dalam meningkatkan kualitas kemenerusan sekuen
ruang. Skala
merupakan karakter
suatu elemen
arsitektural yang
menunjukkan ukuran suatu elemen dibandingkan dengan suatu tolak ukur atau dengan ukuran suatu benda. Skala arsitektural sering mengaitkan
antara ukuran diri manusia dengan ukuran suatu objek arsitektural bangunan, ruang, benda sehingga memunculkan empat penggolongan
skala ruang menurut antropometri yaitu: 1. Skala akrab, menciptakan suasana yang nyaman dan akrab.
2. Skala wajar, ada penyesuaian yang wajar antara ukuran ruang dan kegiatan di dalamnya, berdasarkan kenyamanan jasmani dan
rohani 3. Skala megah, ditimbulkan oleh ukuran ruang yang berlebih bagi
kegiatan di dalamnya, untuk menyatakan keagungan atau kemegahan.
4. Skala mencekam, skala yang menyebabkan manusia sulit merasakan pertalian dirinya dengan suatu ruang. Umumnya skala
ini terdapat pada alam, bukan buatan manusia.
BAB IV LANDASAN TEORI 62