Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Kerangka Pemikiran

6 merugikannya, sehingga akan adil jika adanya sebuah perjanjian yang sudah disepakati oleh kedua belah pihak antara investor dengan pengusaha yang melakukan sebuah kerjasama, sehingga tidak hanya investor saja yang terikat ada pengusaha, namun pengusaha pun juga akan terikat dengan investor untuk bisa saling bekerja sama sesuai dengan yang diharapkan, dan dengan adanya sebuah perjanjian maka untuk menjalankan sebuah kerjasama pun akan terjalin dengan baik dan sepantasnya. Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, tentang pentingnya sebuah perjanjian dalam menjalin hubungan kerjasama, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut yang akan dituangkan dalam bentuk judul: “Perjanjian Kerjasama antara Pengusaha Besi dengan Investor Studi Kasus tentang Sengketa pada Perusahaan Dhemes di Sukoharjo.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana perjanjian pada saat menjalankan kerjasama tersebut yang dilakukan oleh pengusaha besi dengan investor. 2. Bagaimana jika pengusaha besi mengalami kerugian, sedangkan investor ingin mengambil kembali keseluruhan modal yang telah ditanamkan kepada pengusaha besi tersebut. 7

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penulisan skripsi ini adalah: 1. Untuk mengetahui bagaimana perjanjian yang dibuat antara pengusaha besi dengan investor yang sudah menjalankan kerjasama. 2. Untuk mengetahui bagaimana cara pengusaha tersebut mengembalikan modal investor yang telah ditanamkan dalam usahanya dan akan diminta kembali oleh investor tersebut.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan wacana guna pengembangan ilmu pengetahuan di bidang ilmu hukum, khususnya Hukum Perjanjian yang terkait dengan sistem perjanjian kerjasama. 2. Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan bagi peneliti di bidang hukum perjanjian yang terkait dengan sistem perjanjian kerjasama serta untuk melengkapi tugas dan syarat guna untuk mencapai derajat sarjana hukum pada Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Surakarta.

E. Kerangka Pemikiran

Orang yang membuat suatu perjanjian harus cakap menurut hukum. Pada asasnya, setiap orang yang sudah dewasa atau aqil baliq dan sehat 8 pikirannya, adalah cakap menurut hukum. Pasal 1330 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata disebut sebagai orang-orang yang tidak cakap untuk membuat suatu perjanjian yaitu: 5 1. Orang-orang yang belum dewasa. 2. Mereka yang ditaruh dibawah pengampuan. 3. Orang perempuan dalam hal-hal yang ditetapkan oleh undang- undang dan semua orang kepada siapa undang-undang telah melarang membuat perjanjian-perjanjian tertentu. Pelaksanaan suatu perjanjian, lebih dahulu harus diterapkan secara tegas dan cermat apa saja isi perjanjian tersebut, atau dengan kata lain apa saja hak dan kewajiban masing-masing pihak. Biasanya orang mengadakan suatu perjanjian dengan tidak mengatur atau menetapkan secara teliti hak dan kewajiban mereka. Mereka itu hanya menetapkan hal-hal yang pokok dan penting saja. 6 Oleh karena itu, perjanjian yang melibatkan orang satu dengan yang lain sebelum melangkah lebih lanjut dan mulai melakukan kerjasama misalnya, maka kita hendaklah harus teliti, dan memastikan bagaimana langkah-langkah untuk bekerjasama, harus ada tuangan-tuangan syarat yang sah dan adil dalam melakukan hubungan kerjasama, sehingga dalam menjalin sebuah hubungan kerjasama tersebut kedua belah pihak akan merasa terikat atau dalam arti luas mampu bertanggung jawab atas apa yang telah menjadi tanggung jawabnya dalam kerjasama, sehingga jika keduanya mengalami problem atau kejanggalan dalam melakukan sebuah kerjasama, maka akan secara otomatis perjanjian yang dibuat di awal sebelum melakukan kerjasama 5 Subekti, 1996, Hukum Perjanjian. Cetakan Keenambelas. Jakarta: Intermasa, hal. 17 6 Ibid., hal. 39 9 tersebut mempunyai efek atau pengaruh yang besar, terlebih secara hukum, namun perjanjian yang dibuat haruslah perjanjian yang sah, dimana layaknya suatu perjanjian tersebut harus terpacu dalam sebuah undang-undang dan sah dimata hukum. Pasal 1313 KUHPerdata perjanjian, suatu perjanjian adalah suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau lebih. Ketentuan Pasal 1320 KUHPerdata, untuk sahnya suatu perjanjian diperlukan empat syarat: 1 Sepakat mereka yang mengikatkan dirinya, 2 Kecakapan untuk membuat suatu perikatan, 3 Suatu hal tertentu, dan 4 Suatu sebab yang halal. Pasal 1338 KUHPerdata, Suatu perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yang membuatnya. Suatu perjanjian tidak dapat ditarik kembali selain dengan sepakat kedua belah pihak, atau karena alasan-alasan yang oleh undang-undang dinyatakan cukup untuk itu. Suatu perjanjian harus dilaksanakan dengan itikad baik. Sebuah perjanjian adalah semata-mata suatu persetujuan yang diakui oleh hukum. Persetujuan ini merupakan kepentingan yang pokok dalam dunia usaha dan menjadi dasar untuk melakukan sebuah kerjasama karena secara tidak langsung sebuah perjanjian dibuat akan menjadi sebuah hal yang sangat penting yang menyangkut hubungan antara kedua belah pihak dari orang yang satu dengan orang yang lain, terutama dalam dunia bisnis atau kerjasama 10 mengingat pentingnya hal perjanjian dalam sebuah kerjasama maka sebuah perjanjian harus benar-benar diperhatikan, dan harus benar-benar dibuat secara resmi atau sesuai yang telah ditentukan oleh hukum. Perjanjian kerjasama pada umumnya berawal dari adanya suatu perbedaan kepentingan para pihak bersangkutan. Perumusan hubungan perjanjian kerjasama senantiasa diawali proses negosiasi yang dicoba dipertemukan melalui adanya kesepakatan para pihak. Maka melalui sebuah perjanjian, perbedaan dapat diakomodir dan selanjutnya dibingkai dengan perangkat hukum, sehingga mengikat para pihak yang bertujuan agar hubungan suatu kerjasama tersebut dapat berjalan dengan seimbang dan terarah. 7

F. Metode Penelitian

Dokumen yang terkait

Perjanjian Kerjasama Antara Bank Dengan Kantor Jasa Penilaian Publik (KJPP) Dalam Hal Penilaian Agunan Kredit Pemilikan Rumah (Suatu Penelitian Di PT. Bank Cimb Niaga TBK, Cabang Medan Bukit Barisan)

7 147 147

Penyelesaian Sengketa Pelaksanaan Perjanjian Kerjasama Operasional Antara Perum Bulog Divisi Regional Sumatera Utara Dengan Mitra Kerja

0 35 125

Peranan Perjanjian Kerja Antara Pengusaha Dan Pekerja Pada Perusahaan Waralaba (Franchise) Di...

0 67 5

PERJANJIAN KERJASAMA ANTARA PENGUSAHA BESI DENGAN INVESTOR Perjanjian Kerjasama Antara Pengusaha Besi Dengan Investor Studi Kasus tentang Sengketa pada Perusahaan Dhemes di Sukoharjo.

0 2 17

SKRIPSI PERJANJIAN KERJASAMA ANTARA PENGUSAHA BESI Perjanjian Kerjasama Antara Pengusaha Besi Dengan Investor Studi Kasus tentang Sengketa pada Perusahaan Dhemes di Sukoharjo.

0 2 12

PENDAHULUAN Tinjauan Tentang Perjanjian Hutang – Piutang Non Kontraktual Dengan Jaminan Gadai ( Studi Kasus Di Sukoharjo ).

0 5 10

PENYELESAIAN SENGKETA PERJANJIAN KREDIT ANTARA PT BANK MUTIARA DENGAN DEBITUR Penyelesaian Sengketa Perjanjian Kredit Antara Pt Bank Mutiara Dengan Debitur (Studi Kasus Di Pengadilan Negeri Surakarta).

0 2 16

PENYELESAIAN SENGKETA PERJANJIAN KREDIT ANTARA PT BANK MUTIARA DENGAN DEBITUR Penyelesaian Sengketa Perjanjian Kredit Antara Pt Bank Mutiara Dengan Debitur (Studi Kasus Di Pengadilan Negeri Surakarta).

0 5 13

PENDAHULUAN Penyelesaian Sengketa Perjanjian Kredit Antara Pt Bank Mutiara Dengan Debitur (Studi Kasus Di Pengadilan Negeri Surakarta).

0 4 18

PENDAHULUAN Pelaksanaan Perjanjian Kerja Antara Karyawan Dengan Pengusaha Di PT. Batik Keris Di Sukoharjo Berdasarkan Aspek Hukum Positif Ketenagakerjaan.

0 0 19