Sifat Biologi Tanah Fungi Selulolitik

2. Sifat Biologi Tanah

Total Organisme Tanah 1. Dibuat 1 seri pengenceran dengan memasukkan 10 gr tanah ke dalam 90 ml larutan fisiologis pada erlenmeyer 250 ml, campuran ini sebagai pengenceran 10 -1 . Lalu dipipet 1,0 ml suspensi larutan 10 -1 dan dimasukkan ke dalam 9 ml larutan fisiologis pada tabung reaksi, campuran ini sebagai pengenceran 10 -2 dan seterusnya sampai pengenceran 10 -5 2. Setelah seri pengenceran dibuat, dipipet 1,0 ml dari suspensi dengan pengenceran 10 -3, 10 -4 , dan 10 -5 , dipindahkan ke cawan petri steril. Pada setiap cawan petri dicantumkan informasi berupa nomor contohperlakuan, seri pengenceran, tanggal inkubasi, dan jenis media yang digunakan 3. Sediakan media Nutrien Agar tempat mikroorganisme yang diinkubasi. Cairkan media dengan cara memanaskan dengan autoclaf. Media yang yang telah disiapkan didinginkan sampai temperaturnya sekitar 40 – 45 C. Jumlah media yang dituangkan ke cawan kira-kira 10 ml. Supaya suspensi tersebar merata maka setelah media dituangkan secara pelan-pelan cawan yang telah berisi media diputar kekanan tiga kali dan kekiri tiga kali 4. Setelah media benar-benar padat, diinkubasi pada temperatur ± 27 C 5. Dilakukan pengamatan setelah tiga hari inkubasi. 6. Dari hasil yang diperoleh, rata-rata jumlah koloni per cawan dikalikan dengan faktor pengenceran untuk mendapatkan jumlah organisme total SPKml. Universitas Sumatera Utara

3. Fungi Selulolitik

1. Diambil tanah sebanyak 50 gr untuk setiap contoh tanah. Kemudian dimasukkan ke dalam media Selulosa Agar cair dengan bubuk Alang-alang sebagai pengganti bahan selulosa untuk memancing perkembangbiakan mikroba 2. Diinkubasi selama 2 minggu 3. Diambil sebanyak 1 ml bahan dari masing-masing media Selulosa Agar Cair, lalu dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang berisi air steril dan disentrifugasi 4. Diambil ose dari masing-masing media untuk digoreskan pada media Asparagine, lalu diinkubasi selama 2 minggu 5. Koloni yang terbentuk pada goresan tadi menandakan adanya aktifitas mikroba selulolitik yang terlihat dari adanya zona transparan pada goresan. Universitas Sumatera Utara Lampiran 2. Bahan-bahan dari media yang digunakan 1. Media Selulosa Agar gl Nama Bahan Jumlah Tepung Selulosa NaNO 3 K 2 HPO 4 KCL MgSO 4 7H 2 O Yeast Extract Casein Hydrolysat Agar Aquades pH 5,0 0,5 0,5 0,5 0,9 0,5 0,5 10,0 1000,0 6,8 Sumber: Aaronson, 1970 2. Media Asparagine gl Nama Bahan Jumlah NH 4 2 SO 4 L-Asparagine K 2 HPO 4 KCL MgSO 4 7H 2 O CaCl 2 Yeast Extract Selulosa Agar Aquades pH 0,5 0,5 1,0 0,5 0,1 0,1 0,5 10,0 20,0 1000,0 6,2 Sumber: Rao, 1994 Universitas Sumatera Utara Lampiran 3. Kriteria Penilaian Sifat Kimia Tanah Menurut Pusat Penelitian Tanah Bogor 1983 dan BPTP-Medan 2011 Sifat tanah Satuan Sangat rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat tinggi C karbon N nitrogen KTK CEC me100 1.00 0.10 5 1.00-2.00 0.10-0.20 5-6 2.10-3.00 0.21-0.50 17-24 3.01-5.00 0.51-0.75 24-40 5.00 0.75 40 pH H 2 O Sangat Masam Masam Agak Masam Netral Agak Alkalis Alkalis 4,5 4,5 – 5,5 5,6 – 6,5 6,6 – 7,5 7,6 – 8,5 8,5 Universitas Sumatera Utara Lampiran 4. Dokumentasi Penelitian A. Lokasi Pengambilan Sampel Tanah Bekas Kebakaran Tahun 2010 B. Lokasi Pengambilan Sampel Tanah Bekas Kebakaran Tahun 2011 Universitas Sumatera Utara C. Lokasi Pengambilan Sampel Tanah Bekas Kebakaran Tahun 2013 D. Lokasi Pengambilan Sampel Tanah Bekas Kebakaran Tahun 2012 Universitas Sumatera Utara E. Lokasi Pengambilan Sampel Tanah Yang Tidak Terbakar Kontrol F. Lokasi Pengambilan Sampel Tanah Yang Tidak Terbakar Kontrol Universitas Sumatera Utara Lampiran 4. Lanjutan G. Pengambilan Sampel Tanah H. Pengambilan Sampel Tanah Universitas Sumatera Utara Lampiran 4. Lanjutan Isolasi dengan Media Selulosa Cair Isolasi dengan Media Selulosa Agar Isolasi dengan Media Asparagine Universitas Sumatera Utara DAFTAR PUSTAKA Alexander, M. 1977. Intoduction to Soil Mycrobiology. 2nd Ed. John Wiley and Sons. New York. Anas, I. 1989. Biologi Tanah dalam Praktek. Pusat Antar Universitas Bioteknologi IPB. Bogor Arief, M. 2010. Jenis-jenis Fungi Tanah di Lahan Terdegradasi di Taman Nasional Gunung Leuser Seksi Besitang Kabupaten Langkat. Skripsi. USU e-Repository. Medan BPTP. 2011. Sertifikat Pengujian Tanah Top Soil. Laboratorium Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Utara. Medan. Buckle, K.A., R.A. Edward., G.H Fleet., and M. Wootton. 1987. Ilmu Pangan. Penerjemah: Hari Purnomo dan Adiono. Jakarta: Universitas Indonesia Press. Buckman, H.O. dan Nyle , C.B. 1982. Ilmu Tanah. Diterjemahkan oleh Soegiman. Penerbit Bhrata Karya Aksara. Jakarta. Damanik, M.M.M., B.E. Hasibuan., Fauzi., Sarifuddin., H. Hanum. 2010. Kesuburan Tanah dan Pemupukan. USU Press. Medan. Eriksson, K.E.L., R.A. Blanchette., and P.Ander. 1989. Microbial and enzymatic degradation of wood an wood components. Springer-Verlag Heildeberg. New York. Gilman, J. C. 1971. A Manual of Soil Fungi. The Lowa State University Press. USA. Hakim, N.,M.Y.Nyakpa., A. M. Lubis.,S. G. Nugroho.,M. A. Diha..,Go Ban Hong., dan H.H. Bailey. 1986. Dasar- Dasar Ilmu Tanah. Unversitas Lampung. Lampung. Hardjowigeno, S. 2003. Ilmu Tanah. Jakarta: Ediyatama Sarana Perkasa. Hatta, M. 2008. Dampak Kebakaran Hutan Terhadap Sifat-Sifat Tanah di Kecamatan Besitang Kabupaten Langkat. Skripsi. USU e-Repository. Medan. Kusnadi.,Peristiwa.,A. Syulasmi.,W. Purwianingsih.,dan D. Rochintaniawati. 2003. Mikrobiologi. Repsitory UPI. Bandung. Lailan, S., dan A. Sukmana. 2008. Tinjauan Penyebab Utama Kebakaran di Daerah Tangkapan Air Danau Toba. ITTO PROJECT PD 39406 REV. 1F. Centre of Forest and Nature Conservation Research and Development CFNCRD Universitas Sumatera Utara Lidiawati. I. 2003. Penilaian Ekonomi Kerusakan Hutan dan Lahan Akibat Kebakaran. Makalah Falsafah Sains. Program Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor. Bogor. Marjenah. 2007. Dampak Kebakaran Hutan Terhadap Kondisi Iklim Mikro di Hutan Penelitian Bukit Soeharto. Neary, G. 2004. An overview of Fire Affects on Soil. Southwest Hydrologi Journal. http: Noor, M. 2004. Lahan Rawa, Sifat dan Pengelolaan Tanah Bermasalah Sulfat Masam. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta. www.swhydro.arizon.eduarchiveV3_N5feature4.pdf. Notohadiprawito, T. 1992. Kerangka Evaluasi Kemampuan Lahan. Kuliah Pelatihan Inventarisasi dan Evaluasi Sumber Daya Lahan Kedua. Fakultas Pertanian UGM. Yogyakarta. Purbowaseso, B. 2004. Pengendalian Kebakaran Hutan. Rineka Cipta. Jakarta. Pyne, S. J.,P.L. Andrews.,dan R. D. Laven. 1996. Introduction to Wildland Fire.Second Edition. Johm Wiley and Sons. USA. Rao, N.S.S., 1994. Mikroorganisme Tanah dan Pertumbuhan Tanaman. Terjemahan Herawati Susilo. UI Press. Jakarta. Saraswati,S.,E. Santoso.,dan E. Yuniarti. 2008. Organisme Perombak Bahan Organik. Jurnal Pengembangan Inovasi Pertanian 12. Balai Besa Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian. 211-230. Sumardi dan Widyastuti, S.M. 2002. Bahan Ajar Pengantar Perlindungan Hutan. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Susanti, U. 2005. Isolasi dan Uji Potensi Mikroorganisme Selulolitik Dalam Dekomposisi Sisa Tanaman Tembakau Deli PTPN II Kebun Sampali. Skripsi. USU e-Repository. Medan. Sutedjo, M. M., A. G. Kartasapoetra, dan R. D. S. Sastroatmodjo. 1996. Mokrobiologi Tanah. Rineka Cipta. Jakarta. Soepardi G. 1983. Sifat dan Ciri Tanah. Bogor. Jurusan Ilmu Tanah. Fakultas Pertanian. Institut Pertanain Bogor. Winarno, F. G. 1991. Kimia Pangan dan Gizi. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Universitas Sumatera Utara BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Pengambilan contoh tanah dilaksanakan pada bulan Oktober 2013 di Kabupaten Samosir, Sumatera Utara. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2013 sampai dengan Januari 2014. Analisis tanah dilakukan di Laboratorium Biologi dan Laboratorium Sentral, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara. Bahan dan Alat Bahan yang digunakan yaitu sampel tanah dari bekas kebakaran dan bahan – bahan yang digunakan untuk pengujian di laboratorium. Sedangkan alat yang digunakan adalah plastik wrap dan kawat persegi, cawan petri, beaker glass dan tabung reaksi, parang dan pisau, sendok, pengaduk, jarum ose, timbangan analisis, bunsen, oven dan autoclaf, inkubator, gelas ukur, mikropskop cahaya, kaca objek dan gelas penutup dan kamera. Metode Penelitian A. Penentuan Lokasi Pengambilan Sampel Lokasi pengambilan sampel tanah yang akan diambil ditentukan menurut kejadian kebakaran yang pernah terjadi pada lokasi tersebut. Penentuan lokasi pengambilan sampel tanah ini harus dapat mewakili karakteristik lahan lokasi tersebut secara keseluruhan. Lokasi yang ditentukan harus benar-benar sesuai Universitas Sumatera Utara dengan syarat yang ditentukan sebagai sampel dalam penelitian yaitu, tanah bekas kebakaran yang mewakili setiap rentang waktu terjadinya kebakaran.

B. Pengambilan Sampel Tanah

Sampel tanah bekas kebakaran diambil berdasarkan waktu terjadinya kebakaran. Berdasarkan waktu terjadinya, sampel dibedakan atas 5 kelompok, yaitu: 1. Tanah yang berasal dari lahan yang belum pernah terbakar sebagai kontrol 2. Tanah yang berasal dari lahan yang telah mengalami kebakaran pada tahun 2010 3. Tanah yang berasal dari lahan yang telah mengalami kebakaran pada tahun 2011 4. Tanah yang berasal dari lahan yang telah mengalami kebakaran pada tahun 2012 5. Tanah yang berasal dari lahan yang telah mengalami kebakaran pada tahun 2013 Pengambilan sampel tanah dari lahan bekas kebakaran dilakukan secara diagonal dengan membuat petak pengambilan sampel berukuran 20 x 20 meter dan titik pengambilan sampel tiap petak ada 5 titik. Tiap sampel tanah yang diambil adalah sebanyak 1 kg. C.Parameter Pengamatan 1. Sifat Kimia Tanah Parameter yang diamati untuk sifat kimia tanah yaitu : pH, C-Organik, Kapasitas Tukar Kation KTK Lampiran 1. Universitas Sumatera Utara

2. Sifat Biologi Tanah