Manajemen iso , sikap dan profesionalisme guru pendidikan Agama Islam: studi korelasi di SMAN/SMKN DKI Jakarta

MANAJEMEN ISO, SIKAP DAN
PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN
AGAMA ISLAM
Studi Korelasi Di SMAN/SMKN DKI Jakarta
TESIS
Diajukan Untuk Memenuhi persyaratan memperoleh
Gelar Magister Dalam Bidang Pendidikan Agama Islam
Oleh:
AZWAN FERI S
NIM: 08.2.00.1.12.08.0042
Pembimbing
Muhammad Zuhdi, M. Ed. Ph.D

SEKOLAH PASCA SARJANA
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2011

MANAJEMEN ISO, SIKAP DAN PROFESIONALISME
GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


Studi Korelasi di SMAN/SMKN DKI Jakarta

Penulis:
Azwan Feri S

Editor:
Muhammad Zuhdi, M. Ed. Ph.D

Desain dan Lay-out:
Djunaedi

SURAT PERNYATAAN
Yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama

: Azwan Feri S

NIM

: 08.2.00.1.12.08.0042


Tempat/Tgl. Lahir

: Lampung, 10 Nopember 1960

Pekerjaan

: Guru Pendidikan Agama Islam

Alamat

: Jl. Raya Bogor KM 31 Rt. 06/05 No. 58
Cisalak Pasar Cimanggis Depok Jawa Barat
Kode Pos 16953

Email

: feriazwanferi@yahoo.com

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa tesis yang berjudul

“MANAJEMEN ISO, SIKAP DAN PROFESIONALISME GURU
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM: Studi Korelasi di SMAN/SMKN
di DKI Jakarta” adalah benar-benar karya asli saya, kecuali kutipankutipan yang disebutkan sumbernya.
Apabila terdapat kesalahan dan kekeliruan di dalamnya, sepenuhnya
menjadi tanggung jawab saya dan saya bersedia dengan pencabutan
gelar akademik
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.

Jakarta,

Azwan Feri S
NIM. 08.2.00.1.12.08.0042

SURAT PERSETUJUAN PEMBIMBING
Tesis yang berjudul “MANAJEMEN ISO, SIKAP DAN
PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM:
Studi Korelasi di SMAN/SMKN di DKI Jakarta” yang ditulis oleh
Azwan Feri S dengan NIM: 08.2.00.1.12.08.0042 disetujui untuk
dibawa ke sidang Ujian Promosi Tesis (Terbuka).


Jakarta,
Promotor

Muhammad Zuhdi, M. Ed. Ph.D
Tanggal:

SURAT PENGESAHAN
Tesis yang berjudul “MANAJEMEN ISO, SIKAP DAN
PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM:
Studi Korelasi di SMAN/SMKN di DKI Jakarta” yang ditulis oleh
Azwan Feri S dengan NIM: 08.2.00.1.12.08.0042 TELAH LULUS
dalam Ujian Promosi Tesis pada hari Rabu tanggal 27 Juli 2011 dan
telah di revisi sesuai dengan saran tim penguji.

TIM PENGUJI
1. Prof. Dr.Azyumardi Azra, MA
Ketua Sidang/ Penguji

(


)

2. Muhammad Zuhdi, M. Ed.Ph.D
Pembimbing/ Penguji

(

)

3. Prof. Dr. Abuddin Nata, MA
Penguji

(

)

4. Dr. Suparto, M.Ed
Penguji

(


)

5. Prof. Dr. Suwito, MA
Sekretaris Sidang

(

)

Studi Korelasi di SMAN/SMKN DKI Jakarta

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN

Azwan Feri S | 08.2.00.1.12.08.0042

iv

v


MANAJEMEN ISO, SIKAP DAN PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN
AGAMA ISLAM

SINGKATAN YANG DIGUNAKAN
as.

=

‘alaihi al-salam

Cf.

=

bandingkan dengan

H.

=


Hijriyah

h.

=

halaman

H.R.

=

Hadis Riwayat

Ibid

=

ibidem


loc.cit

=

loco citito

M.

=

Masehi

No.

=

Nomor

op.cit.


=

opere citato

Q.S.

=

Alquran Surat

r.a.

=

radiallahu ‘anhu’ anha

saw.

=


sallallahu ‘ alaihi wa sallam

swt.

=

subhanahu wa ta’ ala

t.tp.

=

tanpa tempat penerbit

t.p.

=

tanpa penerbit

t.th.

=

tanpa tahun

cet.

=

cetakan

w.

=

wafat.

Azwan Feri S | 08.2.00.1.12.08.0042

Studi Korelasi di SMAN/SMKN DKI Jakarta

ABSTRAK

A

zwan Feri S, “Manajemen ISO, Sikap Dan
Profesionalisme Guru Pendidikan Agama Islam” (Studi
Korelasi Di SMAN/SMKN DKI Jakarta). Jakarta: SPs
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011.
Penelitian ini difokuskan pada korelasi manajemen ISO dan
sikap manajerial guru pendidikan agama Islam terhadap
profesionalisme guru Pendidikan Agama Islam di SMAN/SMKN
DKI Jakarta, dengan metode kuantitatif. Menggunakan analisis
statistik validitas dan reabilitas instrument. Instrument utamanya
adalah manajemen ISO 9001:2000, Sikap manajerial guru dan
Profesionalisme guru Pendidikan Agama Islam. Sumber primernya
yaitu angket instrument yang disebarkan kepada guru Pendidikan
Agama Islam di SMAN/SMKN DKI Jakarta, yang telah
memberlakukan manajemen ISO. Penelitian ini menunjukkan adanya
korelasi positip antara sikap menejerial guru Pendidikan agama Islam
pada Manajemen ISO 900:2000 Terhadap profesionalisme Guru
Pendidikan Agama Islam.
Tesis ini menguatkan pendapat yang mengatakan bahwa ISO
9001:2000 merupakan program sertifikasi internasional untuk
meningkatkan kualitas manajemen dan mutu pelayanan yang berkeAzwan Feri S | 08.2.00.1.12.08.0042

vi

vii

MANAJEMEN ISO, SIKAP DAN PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN
AGAMA ISLAM

lanjutan. Terbangunnya kesadaran pengelola lembaga pendidikan
dalam melaksanakan pelayanan prima terhadap pelanggan, tersusunnya dokumen manajemen mutu. Pendukung pendapat ini antara lain:
Satria Bangsawan dan pendapat Mulyono.
Tesis ini menolak pendapat H.A.R Tilaar, yang mengkritisi
penerapan manajemen ISO dengan alasan menyatakan sekolah
bertaraf internasional biaya pendidikannya jauh lebih mahal. Pendapat Darmaningtyas, yang menyatakan bahwa Kebijakan pemerintah
yang mendorong peningkatan manajemen sekolah adalah baik, tetapi
tak harus dicapai dalam bentuk sertifikasi ISO 9001:2000 yang sarat
kapital.
Data-data yang terkumpul, diidentifikasi dan diolah dengan
menggunakan pola deskriptif analitis lalu diuraikan secara
sistematis. Kemudian dielaborasi dengan teori-teori yang
dikembangkan oleh para pakar pendidikan, khususnya berkaitan
dengan manajemen pendidikan. Untuk pengujian hiopotisis
digunakan statistik korelasi sederhana, parsial dan korelasi ganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Pertama, Terdapat korelasi positif antara manajemen ISO
dengan profesionalisme guru pendidikan agama Islam,
yang
ditunjukkan dengan persamaan regresi Ŷ = 118,908 + 0,292X1. dan
koefisien korelasi sebesar 0,407.

Kedua, Terdapat korelasi positif antara sikap manajerial guru

pendidikan agama Islam pada manajemen terhadap manajemen ISO.
yang ditunjukkan dengan persamaan regresi Ŷx1 = -8.422 + 0.983 X2
dan koefisien korelasi sebesar 0,987.

Ketiga, Terdapat korelasi positif antara sistem manajemen
ISO, terhadap sikap manajerial guru PAI yang ditunjukkan dengan
persamaan regresi Ŷ = 11,953 + 0,990 X1 dan koefisien determinasi
sebesar 0,974.
Keempat, Terdapat korelasi

manajemen ISO dan sikap
manajerial guru pada manajemen ISO secara bersama-sama terhadap
profesionalisme guru pendidikan agama Islam yang ditunjukkan
dengan persamaan regresi Ŷ = 131,713 + 1,350X1 – 1,059 X2. dan
koefisien korelasi ganda 0,571.
Hasil penelitian ini berguna bagi guru PAI agar menjadi guru
profesional yang dapat meningkatkan mutu pendidikan.
Azwan Feri S | 08.2.00.1.12.08.0042

Studi Korelasi di SMAN/SMKN DKI Jakarta

ABSTRACT

A

zwan Feri S, “ISO MANAGEMENT, ATTITUDE AND
PROFESSIONALISM OF TEACHERS OF ISLAMIC
EDUCATION” (a Correlational Study at SMAN/SMKN
DKI Jakarta)

This research focuses on the professionalism of
Islamic Education teachers at SMAN/SMKN DKI
Jakarta, using quantitative method and statistical analysis
on validity and reliability instruments. The main instruments are
Management ISO 9001:2000, managerial attitude of teachers, and
professionalism of Islamic Education teachers. The primary source is
questionnaires distributed to the teachers of Islamic Education
teachers at SMAN/SMKN DKI Jakarta that have applied ISO
Management. This research shows that there is a positive correlation
between the managerial attitudes of Islamic Education teachers on
ISO 9001:2000 Management and professionalism of Islamic
Education teachers.
This thesis supports the idea saying that ISO 9001:2000 is an
international certification program to enhance management quality
and sustainable service quality. The raise of awareness of the
management education units in rendering prime quality service
results in the orderly documents of quality management. The
proponents of this idea are among others: Satria Bangsawan and
Mulyono.
Azwan Feri S | 08.2.00.1.12.08.0042

viii

ix

MANAJEMEN ISO, SIKAP DAN PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN
AGAMA ISLAM

This thesis turns down the idea of H.A.R Tilaar who
criticizes the application of ISO management seeing that it will only
make the school fee at international class schools become more
expensive. Darmaningtyas says that the Government policy in
enhancing quality school management is a good intention but should
not necessarily be accomplished through certification of ISO
9001:2000 which is capital intensive.
Collected data are identified and processed using descriptive
analysis technique and described systematically. Then they are
elaborated using theories developed by experts in education,
particularly those who are engaged in educational management. To
test the hypothesis, a simple correlational statistic, partial and
multiple regressions are applied. The results show that:
Firstly, there is a positive correlation between ISO
Management and professionalism of Islamic Education teachers.
This is shown in the regression of Y = 118.908 + 0.292X1, with
correlation coefficient of 0.407.
Secondly, there is a positive correlation between managerial
attitude of Islamic Education teachers in management and the ISO
management. This is shown by equal regression of Yx1 = -8.422 +
0.983 X2, with a correlation coefficient of 0.987
Thirdly, there is a positive correlation between ISO
management system and the managerial attitude of Islamic
Education teachers as shown by equal regression of Y = 11.953 +
0.990 X1, with determination correlation of 0.974
Fourthly , there is a positive correlation between a composite
of ISO management and teachers’ managerial attitude and
professionalism of Islamic Education teachers as shown by equal
regression of Y = 131.713 + 1.350 X2 and multiple correlation
coefficient of 0.571.
The result of the research can be useful for Islamic Education
teachers in order that they become professional teachers who are
able to enhance the quality of education.

Azwan Feri S | 08.2.00.1.12.08.0042

‫‪x‬‬

‫‪Studi Korelasi di SMAN/SMKN DKI Jakarta‬‬

‫ﻣﻠﺧص اﻟﺑﺣث‬
‫ﻋزوان ﻓﯾري س‪ .‬إدارة أﯾﺳو )ﻣﻧظﻣﺔ اﻟﻣﻘﺎﯾﯾس اﻟﻌﺎﻟﻣﯾﺔ(‪ ،‬واﻟﻣوﻗف‪،‬‬
‫وأھﻠﯾﺔ ﻣدرس ﺗﻌﻠﯾم اﻟﻌﻠوم اﻟﺷرﻋﯾﺔ )دراﺳﺔ اﻟﻌﻼﻗﺔ ﺑﺎﻟﻣدرﺳﺔ اﻟﺛﺎﻧوﯾﺔ‬
‫اﻟﺣﻛوﻣﯾﺔ أو اﻟﻣدرﺳﺔ اﻟﺛﺎﻧوﯾﺔ اﻟﻣﮭﻧﯾﺔ اﻟﺣﻛوﻣﯾﺔ ﺑﺟﺎﻛرﺗﺎ اﻟﻌﺎﺻﻣﺔ(‪.‬‬
‫ﺟﺎﻛرﺗﺎ‪ :‬ﻛﻠﯾﺔ اﻟدراﺳﺎت اﻟﻌﻠﯾﺎ ﺟﺎﻣﻌﺔ ﺷرﯾف ھداﯾﺔ ﷲ اﻹﺳﻼﻣﯾﺔ‬
‫اﻟﺣﻛوﻣﯾﺔ‪.2011 ،‬‬
‫ﻫﺬا اﻟﺒﺤﺚ ﻳﺮﻛﺰ ﻋﻠﻰ أﻫﻠﻴﺔ ﻣﺪرس ﺗﻌﻠﻴﻢ اﻟﻌﻠﻮم اﻟﺸﺮﻋﻴﺔ ﺑﺎﻟﻤﺪرﺳﺔ اﻟﺜﺎﻧﻮﻳﺔ‬
‫اﻟﺤﻜﻮﻣﻴﺔ أو اﻟﻤﺪرﺳﺔ اﻟﺜﺎﻧﻮﻳﺔ اﻟﻤﻬﻨﻴﺔ اﻟﺤﻜﻮﻣﻴﺔ ﺑﺠﺎﻛﺮﺗﺎ اﻟﻌﺎﺻﻤﺔ ﺑﺎﺗﺒﺎع اﻟﻤﻨﻬﺞ اﻟﻜﻤﻲ‪،‬‬

‫وذﻟﻚ ﺑﺎﻻﻋﺘﻤﺎد ﻋﻠﻰ اﻟﺘﺤﻠﻴﻞ اﻹﺣﺼﺎﺋﻲ اﻟﻤﺘﻤﺜﻞ ﻓﻲ ﺻﺤﺔ اﻷدوات وﺛﺒﺎﺗـﻬﺎ‪ .‬واﻷدوات‬

‫اﻟﺮﺋﻴﺴﻴﺔ ﻟﻬﺬا اﻟﺒﺤﺚ ﻫﻲ إدارة أﻳﺴﻮ )ﻣﻨﻈﻤﺔ اﻟﻤﻘﺎﻳﻴﺲ اﻟﻌﺎﻟﻤﻴﺔ( ‪ ،9001:2000‬وﻣﻮﻗﻒ‬
‫اﻟﻤﺪرس اﻹداري وأﻫﻠﻴﺘﻪ أو ﻣﻬﻨﺘﻴﻪ ﻓﻲ ﺗﻌﻠﻴﻢ اﻟﻌﻠﻮم اﻟﺸﺮﻋﻴﺔ ﻓﻲ ﻫﺬﻩ اﻟﻤﺪرﺳﺔ اﻟﺘﻲ ﻗﺪ‬
‫ﻃﺒﻘﺖ إدارة أﻳﺴﻮ‪ .‬وﻫﺬا اﻟﺒﺤﺚ ﻳﺪﻟﻨﺎ ﻋﻠﻰ ﺗﻮاﺟﺪ اﻟﻌﻼﻗﺔ اﻹﻳﺠﺎﺑﻴﺔ اﻟﺪاﻟﺔ إﺣﺼﺎﺋﻴﺎ ﺑﻴﻦ‬
‫اﻟﻤﻮﻗﻒ اﻹداري ﻟﻤﺪرس اﻟﻌﻠﻮم اﻟﺸﺮﻋﻴﺔ ﻓﻲ إدارة أﻳﺴﻮ ‪ 900:2011‬ﻣﻦ أﻫﻠﻴﺘﻪ ﻓﻲ ﺗﻌﻠﻴﻢ‬
‫اﻟﻌﻠﻮم اﻟﺸﺮﻋﻴﺔ‪.‬‬
‫ﺗﺆﻳﺪ ﻫﺬﻩ اﻟﺮﺳﺎﻟﺔ اﻟﻌﻠﻤﻴﺔ رأﻳﺎ ﻗﺎﺋﻼ إن اﻷﻳﺴﻮ ﻋﺒﺎرة ﺑﺮﻧﺎﻣﺞ إﺻﺪار ﺷﻬﺎدة دوﻟﻴﺔ‬
‫ﻟﺘﺮﻗﻴﺔ ﺟﻮدة اﻹدارة واﻟﺨﺪﻣﺎت اﻟﻤﺘﻮاﺻﻠﺔ‪ .‬وإن إﻧﻤﺎء اﻟﻮﻋﻲ اﻟﺴﻠﻴﻢ ﻓﻲ ﻧﻔﻮس اﻹدارﻳﻴﻦ‬
‫اﻟﻤﻨﺴﻮﺑﻴﻦ إﻟﻰ اﻟﻬﻴﺌﺔ اﻟﺘﻌﻠﻴﻤﻴﺔ ﻓﻲ ﺗﻘﺪﻳﻢ اﻟﺨﺪﻣﺎت اﻟﻔﻀﻠﻰ ﻟﻠﺰﺑﺎﺋﻦ‪ ،‬وﺗﻮاﻓﺮ وﺛﺎﺋﻖ إدارة‬
‫اﻟﺠﻮدة‪ .‬وﻣﻦ أﻧﺼﺎر ﻫﺬا اﻟﺮأي ﺳﺎﺗﺮﻳﺎ ﺑﺎﻧﺠﺴﺎوان وﻣﻮﻟﻴﻮﻧﻮ‪.‬‬
‫ﺑﻴﻨﻤﺎ ﺗﺮﻓﺾ اﻟﺮﺳﺎﻟﺔ رأي ﻫـ‪.‬أ‪.‬ر‪ .‬ﺗﻴﻼأر اﻟﺬي ﻳﻨﺘﻘﺪ ﺗﻄﺒﻴﻖ إدارة اﻷﻳﺴﻮ ﻗﺎﺋﻼ إن‬
‫اﻟﻤﺪرﺳﺔ ﻋﻠﻰ اﻟﻤﺴﺘﻮى اﻟﺪوﻟﻲ ﻏﺎﻟﻴﺔ اﻟﺮﺳﻮم اﻟﺪراﺳﻴﺔ إﻟﻰ أﻛﺒﺮ درﺟﺔ ﻟﻠﻐﺎﻳﺔ‪ .‬ﻛﻤﺎ ﺗﺮﻓﺾ‬
‫رأي دارﻣﺎﻧﻨﺠﺘﻴﺎس اﻟﻘﺎﺋﻠﺔ إن ﺳﻴﺎﺳﺔ اﻟﺤﻜﻮﻣﺔ اﻟﺘﻲ ﺗﺪﻓﻊ اﻟﻤﺪارس إﻟﻰ ﺗﺮﻗﻴﺔ اﻹدارة‬
‫اﻟﻤﺪرﺳﻴﺔ ﺻﺎﻟﺤﺔ وﺟﻴﺪة‪ ،‬ﻏﻴﺮ أﻧـﻪ ﻟﻴﺲ ﻣﻦ اﻟﻀﺮوري أن ﺗﺤ ﱠﻘﻖ ﻫﺬﻩ اﻹدارة ﺑﺘﻄﺒﻴﻖ إدارة‬
‫اﻷﻳﺴﻮ اﻟﺤﺎﻓﻠﺔ ﺑﺎﻟﺮأﺳﻤﺎل‪.‬‬

‫‪Azwan Feri S | 08.2.00.1.12.08.0042‬‬

‫‪MANAJEMEN ISO, SIKAP DAN PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN‬‬
‫‪AGAMA ISLAM‬‬

‫ﻗﺎم اﻟﺒﺎﺣﺚ ﺑﺘﺸﺨﻴﺺ اﻟﺒﻴﺎﻧﺎت اﻟﺘﻲ ﺗﻢ ﺟﻤﻌﻬﺎ وﻣﻌﺎﻟﺠﺘﻬﺎ ﺑﺎﻧﺘﻬﺎج اﻟﻤﻨﻬﺞ‬
‫اﻟﻮﺻﻔﻲ اﻟﺘﺤﻠﻴﻠﻲ‪ ،‬ﺛﻢ ﺗﻔﺼﻴﻠﻬﺎ ﺑﺸﻜﻞ ﻣﻨﻈﻢ‪ .‬وﺑﻌﺪ ذﻟﻚ ﻗﺎم اﻟﺒﺎﺣﺚ ﺑﺘﺒﻴﻴﻦ اﻟﺒﻴﺎﻧﺎت ﻣﻌﺘﻤﺪا‬

‫ﻋﻠﻰ اﻟﻨﻈﺮﻳﺎت اﻟﺘﻲ ﺗﻢ ﺗﻄﻮﻳﺮﻫﺎ ﻟﺪى ﺧﺒﺮاء اﻟﺘﺮﺑﻴﺔ‪ ،‬وﺑﺨﺎﺻﺔ ﻧﻈﺮﻳﺎت ﻣﺘﺼﻠﺔ ﺑﺎﻹدارة‬
‫اﻟﺘﺮﺑﻮﻳﺔ‪ .‬واﻋﺘﻤﺪ اﻟﺒﺎﺣﺚ ﻓﻲ اﺧﺘﺒﺎر ﻓﺮﺿﻴﺔ ﺑﺤﺜﻪ ﻋﻠﻰ اﻹﺣﺼﺎء اﻟﺘﺮاﺑﻄﻲ اﻟﺒﺴﻴﻂ اﻟﺠﺰﺋﻲ‬
‫واﻟﺘﺮاﺑﻂ اﻟﻤﺰدوج‪ .‬وﺗﻮﺻﻞ اﻟﺒﺤﺚ إﻟﻰ ﻧﺘﺎﺋﺞ وﻫﻲ أوﻻ أﻧﻪ ﺛﻤﺔ ﻋﻼﻗﺔ إﻳﺠﺎﺑﻴﺔ ﺑﻴﻦ إدارة‬
‫اﻷﻳﺴﻮ وأﻫﻠﻴﺔ ﻣﺪرس اﻟﻌﻠﻮم اﻟﺸﺮﻋﻴﺔ‪ ،‬وﻫﺬﻩ اﻟﻌﻼﻗﺔ ﻣﺘﻤﺜﻠﺔ ﻓﻲ ﺗﺴﺎوي ﻣﺘﻐﻴﺮ ‪= Y‬‬
‫‪ 0,292 + 908،118‬ﻟﻤﺘﻐﻴﺮ ‪ 1Х‬وﻣﻌﺎﻣﻞ اﻟﻌﻼﻗﺔ ﻣﻘﺪارﻫﺎ ‪.987 ،0‬‬

‫وﺛﺎﻧﻴﺎ أﻧﻪ ﺛﻤﺔ اﻟﻌﻼﻗﺔ اﻹﻳﺠﺎﺑﻴﺔ ﺑﻴﻦ اﻟﻤﻮﻗﻒ اﻹداري ﻟﻤﺪرس اﻟﻌﻠﻮم اﻟﺸﺮﻋﻴﺔ ﻓﻲ‬

‫اﻹدارة وإدارة اﻷﻳﺴﻮ اﻟﻤﺘﻤﺜﻠﺔ ﻓﻲ ﺗﺴﺎوي ‪ X2 983،0+ - 8.422 = Yx1‬وﻣﻌﺎﻣﻞ‬
‫اﻟﻌﻼﻗﺔ ﻣﻘﺪارﻫﺎ ‪.987،0‬‬
‫ﺛﺎﻟﺜﺎ أﻧﻪ ﺛﻤﺔ اﻟﻌﻼﻗﺔ اﻹﻳﺠﺎﺑﻴﺔ ﺑﻴﻦ ﻧﻈﺎم إدارة اﻷﻳﺴﻮ واﻟﻤﻮﻗﻒ اﻹداري ﻟﻤﺪرس‬
‫اﻟﻌﻠﻮم اﻟﺸﺮﻋﻴﺔ اﻟﻤﺘﻤﺜﻞ ﻓﻲ ﺗﺴﺎوي ﺣﺴﺎب ﻣﺘﻐﻴﺮ ‪1Х 990،0 + 953،11 = Y‬‬
‫وﻣﻌﺎﻣﻞ ﺣﺘﻤﻴﺔ ﻣﻘﺪارﻫﺎ ‪.974،0‬‬

‫راﺑﻌﺎ أﻧﻪ ﺛﻤﺔ اﻟﻌﻼﻗﺔ اﻟﺪاﻟﺔ إﺣﺼﺎﺋﻴﺎ ﺑﻴﻦ ﺗﻄﺒﻴﻖ إدارة اﻷﻳﺴﻮ واﻟﻤﻮﻗﻒ اﻹداري ﻓﻲ‬

‫إدارة اﻷﻳﺴﻮ ﻋﻼﻗﺔ ﻣﺸﺘﺮﻛﺔ ﺑﺄﻫﻠﻴﺔ ﻣﺪرس اﻟﻌﻠﻮم اﻟﺸﺮﻋﻴﺔ اﻟﻤﺘﻤﺜﻠﺔ ﻓﻲ ﺗﺴﺎوي ﻣﺘﻐﻴﺮ ‪= Y‬‬
‫‪ 2Х 059،1 – 1Х 350،1 + 713،131‬وﻣﻌﺎﻣﻞ اﻟﻌﻼﻗﺔ اﻟﻤﺰدوﺟﺔ اﻟﻤﺴﺎوﻳﺔ‬
‫‪.571 ،0‬‬

‫وﻧﺘﺎﺋﺞ ﻫﺬا اﻟﺒﺤﺚ ﻧﺎﻓﻌﺔ ﻟﻤﺪرس اﻟﻌﻠﻮم اﻟﺸﺮﻋﻴﺔ ﻟﻴﻜﻮن ﻣﺪرﺳﺎ ﻣﺆﻫﻼ ﻣﺘﻤﻜﻨﺎ ﻣﻦ‬

‫ﺗﺮﻗﻴﺔ ﺟﻮدة اﻟﺘﺮﺑﻴﺔ واﻟﺘﻌﻠﻴﻢ‪ .‬واﷲ أﻋﻠﻢ ﺑﺎﻟﺼﻮاب‪.‬‬

‫\‬
‫‪Azwan Feri S | 08.2.00.1.12.08.0042‬‬

‫‪xi‬‬

Studi Korelasi di SMAN/SMKN DKI Jakarta

KATA PENGANTAR

P

uji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT,
Tuhan semesta alam. Hanya dengan izin dan ridla-Nya,
proses penulisan tesis ini dapat diselesaikan. Shalawat dan
salam semoga senantiasa tercurahkan kepada baginda Nabi
Muhammad SAW, shahabat dan keluarganya serta para umat yang
mengikuti jejaknya.
Penulisan tesis ini berjudul Manajemen ISO 9001:2000, Sikap
dan Profesionalisme Guru Pendidikan Agama Islam (Studi Korelasi
di SMAN/SMKN di DKI Jakarta)”, merupakan salah satu tugas
akademik penulis dalam menyelesaikan studi Program Strata dua
(S2) di Universitas Negeri Islam (UIN) Syarih Hidayatullah Jakarta.
Substansi dari temuan penelitian ini membuktikan bahwa
Manajemen ISO 9001:2000 dan sikap manajerial guru Pendidikan
Agama Islam terhadap manajemen ISO dapat memberikan kontribusi
terhadap profesionalisme guru Pendidikan Agama Islam sehingga
berimplikasi dalam pembelajaran yang dapat memberikan kepuasan
pada pelanggan.
Selesainya penelitian ini tidak terlepas dari dukungan dan
bantuan berbagai pihak yang telah ikut mendukung baik secara
moral, pengayaan gagasan serta metodologi penelitiannya. Oleh
karena itu penulis perlu menyampaikan ucapan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada yang terhormat: Pertama, pejabat Kementerian Agama RI, dengan seluruh jajarannya, terutama Dr. H. Imam
Tholkhah, MA selaku Direktur Pendidikan Agama Islam pada
Sekolah, yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk
mengikuti program beasiswa S2 PAI, dengan segala fasilitas
pendukungnya, Kedua, Prof. Dr. Komaruddin Hidayat, M.A, Rektor
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti Program Magister (S2) di
Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, begitu pula Prof. Dr.
Azyumardi Azra, M.A, Direktur pascasarjana UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, beserta seluruh pengelola lembaga ini terutama
Prof.Dr. Suwito, MA, Dr. Fuad Jabali, MA, Dr. Yusuf Rahman, MA
yang telah memberikan arahan, bimbingan dan penguatan
metodologis bagi penyempurnaan tesis ini, Ketiga, Muhammad
Azwan Feri S | 08.2.00.1.12.08.0042

xii

xiii

MANAJEMEN ISO, SIKAP DAN PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN
AGAMA ISLAM

Zuhdi, M.Ed. Ph D. selaku pembimbing penulisan tesis ini yang
dengan tulus ikhlas telah memberikan bimbingan arahan kepada
penulis, hingga selesainya penulis tesis ini. Keempat, Kepala
SMAN/SMKN DKI Jakarta, yang telah memberlakukan manajemen
ISO beserta para guru Pendidikan Agama Islam sebagai obyek
penelitian, yang telah membantu penyelesaian penelitian.Keenam,
Ibunda tercinta Khairiah Alfian dan Ayahanda M.Syafe’i, yang
merestui, mendoakan penulis, kakak dan adik semua yang telah
mendukung dan mendoakan penulis, sehingga penulis berhasil dalam
studi di Pascasarjana di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Begitu
pula kepada bapak H. Dudu Dmyati dan Ibu Hj. Maisyuroh, selaku
mertua penulis dan Nursahidah, isteri tercinta dan tersayang, beserta
tiga buah hati tersayang (Shella Ferisa Alfian, Shendi Nuria
Feriansyah dan Febrisha Tri Marchziani dan Wahid Hasyim selaku
mantu), yang senantiasa memberikan dorongan dan doa demi
keberhasilan penulis dalam menempuh studi. Ketujuh, Teman
seperjuangan dan siapapun juga yang telah memberikan dorongan
dan doa restu kepada penulis, sehingga selesainya karya tulis ini.
Akhirnya, hanya kepada Allahlah penulis panjatkan doa
semoga segala bantuan, dorongan maupun arahan serta bimbingan
dari beliau-beliau di atas diterima oleh Allah SWT sebagai amal
shalih, dan diberi pahala di sisi-Nya. Kemudian penulis mengharapkan adanya kritik dan saran dari berbagai pihak demi perbaikan tesis
ini. Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat dalam meningkatkan
profesionalisme guru pendidikan Agama Islam SMAN/SMKN
khususnya di DKI Jakarta di masa yang datang setelah memahami
manajemen ISO. Amin Ya Robbal Alamin.
Jakarta, ............................................
Penulis
Azwan Feri S

Azwan Feri S | 08.2.00.1.12.08.0042

Studi Korelasi di SMAN/SMKN DKI Jakarta

DAFTAR ISI

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN ........................... iv
SINGKATAN YANG DIGUNAKAN........................................... v
ABSTRAK ................................................................................ vi
ABSTRACT..................................... .Error! Bookmark not defined.
‫ ﻣﻠﺧص اﻟﺑﺣث‬...................................... Error! Bookmark not defined.
KATA PENGANTAR ............................................................... xii
DAFTAR ISI ........................................................................... xiv
DAFTAR TABEL.................................................................... xvi
BAB I : PENDAHULUAN ......................................................... 1
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.

Latar Belakang Masalah ............................................................ 1
Permasalahan ............................................................................ 20
Penelitian Yang Relevan .......................................................... 23
Metodologi Penelitian .............................................................. 25
Variabel dan desain penelitian................................................ 26
Tujuan Dan Manfaat Penelitian ............................................ 34
Sistematika Pembahasan.......................................................... 35

A.
B.
C.
D.

Manajemen ISO Sebagai Sistem Penjamin Mutu .................. 37
Tuntutan Manajemen ISO Bagi Sekolah ................................ 49
Penterapan Manajemen ISO 9001:2000 Di SMAN/SMKN . 63
Kontribusi Manajemen ISO Terhadap Sikap Guru dan
Profesionalisme Guru Pendidikan Agama Islam.................... 84

BAB II : KONSEP SISTEM MANAJEMEN ISO, SIKAP
ROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM .... 37

BAB III : HUBUNGAN SISTEM MANAJEMEN ISO DAN SIKAP
GURU TERHADAP PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN
AGAMA ISLAM .................................................................... 114
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.

Deskripsi Data ........................................................................ 115
Pengujian Persyaratan dan Pengujian Hipotesis. ................. 124
Uji Hipotesis ........................................................................... 129
Uji Hipotesis 1 ....................................................................... 130
Uji Hipotesis 2 ....................................................................... 133
Hipotesis 3 .............................................................................. 136
Hipotesis 4 .............................................................................. 138

BAB IV: PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN...................... 142
Azwan Feri S | 08.2.00.1.12.08.0042

xiv

xv

MANAJEMEN ISO, SIKAP DAN PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN
AGAMA ISLAM

A.

E.
F.

Korelasi Manajemen ISO dengan Profesionalisme Guru
Pendidikan Agama Islam ....................................................... 143
Korelasi Sikap Manajerial Guru Pendidikan Agama Islam
pada Manajemen Terhadap Manajemen ISO. ...................... 146
Korelasi Sistem Manajemen ISO, Terhadap Sikap Manajerial
Guru PAI ................................................................................. 150
Korelasi Manajemen ISO dan Sikap Manajerial Guru Pada
Manajemen ISO Secara Bersama-sama Terhadap
Profesionalisme Guru Pendidikan Agama Islam. ................. 152
Model Hasil Penelitian ........................................................... 156
Keterbatasan Penelitian ......................................................... 158

A.
B.

Kesimpulan ............................................................................. 160
Implikasi .................................................................................. 161

B.
C.
D.

BAB V : PENUTUP ............................................................... 160

LAMPIRAN ........................................................................... 163
HASIL WAWANCARA .......................................................... 257
DAFTAR PUSTAKA.............................................................. 259
DAFTAR INDEKS ................................................................. 267
GLOSARIUMS ...................................................................... 271
DAFTAR RIWAYAT HIDUP.................................................. 275

Azwan Feri S | 08.2.00.1.12.08.0042

DAFTAR TABEL

TABEL 3.1. KISI-KISI INSTRUMEN SISTEM MANAJEMEN
MUTU ISO 9001:2000 ..............................................31
TABEL 3.2KISI-KISI INSTRUMEN SIKAP MANAJERIAL
GURU PADA MANAJEMEN ISO ..........................33
TABEL 3.3 KISI-KISI INSTRUMEN PROFESIONALISME
GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ..................33
TABEL 4.1 DISTRIBUSI FREKUENSI DATA VARIABEL
HASIL MANAJEMEN ISO. ................................... 117
TABEL 4.2. DISTRIBUSI FREKUENSI DATA VARIABEL
SIKAP GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (X2)
................................................................................ 119
TABEL 4.3. DISTRIBUSI FREKUENSI DATA VARIABEL
PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN
AGAMA ISLAM (Y) .............................................. 121
TABEL 4.4. STATISTICS .......................................................... 122
TABEL 4.5 REKAPITULASI HASIL ANALISIS PENGUJIAN
NORMALITAS SETIAP VARIABEL PENELITIAN
................................................................................ 126
TABEL 4.6 HASIL UJI HOMOGENITAS VARIANS X1 ATAS
X2. .......................................................................... 128
TABEL 4.7 HASIL UJI HOMOGENITAS VARIANS X2 ATAS
X1 DANY ............................................................... 128
TABEL 4.8 HASIL UJI HOMOGENITAS VARIANS X1 ATAS
X2 DAN Y .............................................................. 129
TABEL 4.9 KORELASI PEARSON CORRELATIONS ............ 130
TABEL 4.10 UJI REGRESI LINIER ANOVA (B) ....................... 132
TABEL 4.11 REGRESI LINIER COEFFICIENTS (A) ................ 133
TABEL 4.12 KORELASI PEARSON CORRELATIONS ............ 134
TABEL.4.13 HIPOTESIS REGRESI LINIER ANOVA (B) ......... 135
TABEL. 4.14 REGRESI LINIER COEFFICIENTS (A) ................ 135

xvii

MANAJEMEN ISO, SIKAP DAN PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN
AGAMA ISLAM

TABEL 4.15 KORELASI PEARSON CORRELATIONS ............136
TABEL 4.16 Hipotesis Regresi linier ANOVA (b) .......................137
TABEL 4.18 KORELASI PEARSON CORRELATIONS ............138
TABEL4.19 Hipotesis Regresi linier ANOVA (b) ........................140
TABEL.4.20 UJI REGRESI LINIER COEFFICIENTS (A) ..........141
TABEL 4.21 INSTRUMEN MANAJEMEN MUTU ISO 9001:200
......................................................................................................164
TABEL 4.19 INSTRUMEN SIKAP ..............................................169
TABEL 4.20 INSTRUMEN PROFESIONALISME GURU PAIS 174

Azwan Feri S | 08.2.00.1.12.08.0042

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

D

alam rangka mewujudkan pendidikan yang berkualitas,
diperlukan manajemen yang handal dan tenaga pendidik
yang profesional. Penerapan manajemen ISO pada lembaga
pendidikan, diharapkan mampu bersaing di dunia Internasional. Hal
ini sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan Bab VIII Standar Pengelolaan
Bagian Ketiga Standar Pengelolaan Oleh Pemerintah pasal 61 ayat
(1) Pemerintah bersama-sama pemerintah daerah menyelenggarakan
sekurang-kurangnya satu satuan pendidikan pada jenjang pendidikan
dasar dan sekurang-kurangnya satu satuan pendidikan pada jenjang
pendidikan menengah untuk dikembangkan menjadi satuan pendidikan bertaraf internasional.1 Kebijakan Pemerintah tersebut ditetapkan dalam rangka mengantisipasi kemungkinan yang terjadi akibat
pengaruh globalisasi. Oleh karena itu, peranan pendidikan dan
manajemen harus sejalan dengan semakin besarnya tantangan yang
dihadapi setiap sekolah di era globalisasi.
Hal ini sejalan dengan pandangan Azyumardi Azra tentang
makna pendidikan. Menurutnya pendidikan adalah suatu prosesi
belajar dan penyesuaian individu-individu secara terus menerus
1

Departemen Pendidikan Nasional, Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun
2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Jakarta: Biro Hukum dan Organsasi

Departemen Pendidkan Nasional, 2005).

Studi Korelasi di SMAN/SMKN DKI Jakarta

terhadap nilai-nilai budaya dan cita-cita masyarakat. Pendidikan
merupakan proses yang komprehensif, mencakup seluruh aspek
kehidupan untuk mempersiapkan mereka agar mampu mengatasi
segala tantangan.2 Selain itu, prioritas kegiatan Pendidikan Islam
hendaklah diarahkan untuk mencapai tujuan yaitu menghasilkan para
lulusan yang memiliki pandangan ajaran Islam yang luas, menyeluruh dan holistik serta mampu mengaplikasikannya sesuai dengan
tingkat usia anak didik dan perkembangan zaman.3 Tujuan Pendidikan Islam sebagaimana dikatakan Abuddin Nata adalah memberikan
bekal pengetahuan dan keterampilan untuk keperluan hidup di dunia
dan pemberian bekal nilai-nilai akhlak, membina hati dan rohaninya
sehingga dapat menjadi hamba Allah yang baik dan berbahagia di
akherat.4 Oleh karena itu, melalui pendidikan manusia akan dapat
berbudaya, sehingga mampu akan memenuhi tugasnya sesuai dengan
keahlian dan bidang masing-masing dalam kehidupan berbangsa.
Kemajuan dan kejaan suatu bangsa di dunia ditentukan oleh pembangu\nan di bidang pendidikan. Pelaksanaan sistem pendidikan juga
memerlukan kebijakan untuk perubahan atau peningkatan mutu di
perlukan alat kebijakan yang langsung bersentuhan dengan keperluan
peningkatan mutu sekolah, karena di dalamnya berkenaan dengan
proses administrasi dan pembelajaran. Mutu pendidikan sebuah
negara biasanya dijadikan sebagai tolak ukur bagi kemajuan suatu
negara. Apabila mutu pendidikannya baik, maka berarti negara itu
siap bersaing dengan dunia global. Sebaliknya mutu pendidikan
rendah, menunjukkan bahwa negara tersebut berarti akan terpuruk
dan makin tersingkirkan dari persaingan dunia global.
Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam
seluruh aspek kehidupan manusia. Hal ini disebabkan pendidikan
berpengaruh secara langsung terhadap perkembangan manusia dan
perkembangan seluruh aspek kepribadian manusia. Pendidikan
merupakan kekayaan suatu bangsa yang paling berharga dengan
pendidikan maka derajat dan martabat suatu bangsa terangkat.
2

Azyumardi Azra, Esai-esai Intelektual Muslim dan Pendidikan Islam
(Jakarta: logos Wacana Ilmu, 1998), 4.
3
Abuddin Nata, Manajemen Pendidikan Mengatasi Kelemahan Pendidikan
Islam di Indonesia (Jakarta: Kencana, 2007). 165.
4
Abuddin Nata, Persepektif Islam Tentang Pola Hubungan Guru dan Murid,
Studi Pemikiran Tasawuf Al Ghazali, Cetakan 1 (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2001), 21.

Azwan Feri S | 08.2.00.1.12.08.0042

2

3

MANAJEMEN ISO, SIKAP DAN PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN
AGAMA ISLAM

Pendidikan sebagai suatu sistem yang terdiri dari berbagai komponen
antara yang satu dengan yang lainnya saling berkaitan. Komponenkomponen pendidikan itu antara lain: visi, misi, tujuan, kurikulum,
proses pembelajaran, pendidik, anak didik, manajemen pengelolaan,
sarana dan prasarana, pembiayaan, lingkungan dan lain sebagainya.
Adanya perembangan zaman dan perubahan yang begitu cepat terjadi
di masyarakat (era globalisasi) maka paradigma pendidikan pun
mengalami perubahan seiring dengan adanya perubahan itu sendiri.5
Apabila dalam kegiatan belajar dan mengajar seluruh
komponen pendidikan dipersiapkan dengan sebaik-baiknya, tentu
mutu dari pada pendidikan tersebut dengan sendirinya akan meningkat. Dari seluruh komponen pendidikan yang ada, maka gurulah
komponen yang paling utama. Jika guru memilki kualitas yang baik,
maka pendidikan akan baik pula. Guru adalah salah satu komponen
dalam proses belajar mengajar yang ikut berperan dalam usaha
pembentukan sumber daya manusia yang potensial di bidang pembangunan. Oleh karena itu, guru yang merupakan salah satu unsur
dalam bidang pendidikan harus berperan aktif dan dapat menempatkan kedudukannya sebagai tenaga profesional, sesuai dengan tuntutan zaman di era globalisasi. Tugas dan peran guru dari hari ke hari
semakin berat, seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
Guru sebagai komponen utama dalam dunia pendidikan dituntut untuk mampu mengimbangi bahkan diharapkan dapat melampaui
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang
dalam masyarakat. Karena itu guru tentunya bertanggungjawab
untuk menjadikan para anak didiknya ke arah kedewasaan atau taraf
kematangan tertentu. Guru tidaklah semata-mata sebagai tenaga
pengajar yang hanya mentransfer of knowledge tetapi juga sebagai
pendidik yang melakukan transfer of values dan sekaligus sebagai
pembimbing yang dapat memberikan arahan dalam belajar.Karena
tugas seorang guru adalah mengajar dan sekaligus mendidik, maka
keteladanan dari seorang guru tidak bisa ditawar-tawar. Keteladanan
merupakan sikap yang paling pondamen bagi seorang guru, karena
dengan keteladanan bagaikan anak panah yang langsung mengenai
sasaran. Keteladanan menjadi senjata ampuh yang tidak bisa dilawan
5

Abuddin Nata, Perspektif Islam tentang strategi Pembelajaran (Jakarta:
Kencana Prenada Media Grup, 2009), 16-25.

Azwan Feri S | 08.2.00.1.12.08.0042

Studi Korelasi di SMAN/SMKN DKI Jakarta

dengan kebohongan, rekayasa dan tipu daya.6 Guru yang baik adalah
guru yang mampu menghidupkan gagasan-gagasan yang besar,
keinginan yang besar pada murid-muridnya. Kemampuan ini harus
dikembangkan, harus ditumbuhkan sedikit demi sedikit. Untuk ini
guru harus menyisihkan waktu untuk mencernakan pengalamannya
sehari-hari dan memperluas pengetahuaanya secara terus-menerus.7
Guru apabila mempunyai nilai kerja yang baik akan berdampak
meningkatkan mutu sekolah karena guru merupakan tokoh sentral
yang berhubungan langsung dengan para siswa melalui proses belajar
mengajar. Sebaliknya bila seorang guru tidak memiki kemampuan
dalam memahami manjemen, maka akan berdampak pula terhadap
peningkatan mutu bahkan lembaga pendidikan yang bersangkutan
akan lebih terpuruk yang akhirnya akan mempengaruhi keberhasilan
hasil belajar siswa.
Untuk memenuhi kelancaran terselenggaranya setiap kegiatan
pada lembaga yang berbasis pada sistem manajemen mutu, maka
lembaga tersebut hendaknya menyediakan sumber daya manusia
yang cukup dan informasi yang jelas. Karena itu pengembangan
sumber daya manusia hendaknya mendapat perhatian secara sungguh-sungguh berdasarkan perencanaan secara sistimatik dan terinci.
Sistem manajemen mutu, ISO 9001:2000 mendefinisikan ”mutu”
dalam nalar industri, yakni untuk kepuasan pelanggan. Hal ini tentu
tidak sesuai dengan hakikat mutu dalam terminologi pendidikan,
yang lebih substansial dan kultural. Mutu dalam pendidikan berbicara mengenai pembentukan karakter, pemahaman akan kehidupan,
relasi sosial, dan pandangan dunia anak didik.8 Mutu, khususnya
dalam konteks Total Quality Management (TQM) adalah hal yang
berbeda. Mutu merupakan sebuah filosofi dan metodologi yang
membantu institusi untuk merencanakan perubahan dan mengatur
agenda dalam menghadapi tekanan-tekanan eksternal yang berlebihan. Total Quality Management (TQM) dapat diaplikasikan dalam
pendidikan. Esensi TQM adalah perubahan budaya (change of
6

Jamal Ma’mur Asmani, Tips Menjadi Guru Inspiratif, Kratif dan Inovatif
(Jogjakarta: Diva Press, 2009), 79.
7
Abuddin Nata, Manajemen Pendidikan Mengatasi Kelemahan Pendidikan
Islam di Indonesia, 146.
8
Darmaningtyas, Pro Pendidikan Murah: Kasta dan ISO di Sekolah,
http://darmaningtyas.blogspot.com/2010/06/kasta-dan-iso-di-sekolah.html.
Diakses tanggal 3/12/2010.

Azwan Feri S | 08.2.00.1.12.08.0042

4

5

MANAJEMEN ISO, SIKAP DAN PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN
AGAMA ISLAM

culture). Dampak-dampak TQM hanya akan dicapai jika semua

pelakunya merasa perlu untuk terlibat.9 Peningkatan mutu pendidikan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari proses pengembangan
dari sumber daya manusia, harus dilakukan secara terancana, terarah,
dan intensif, sehingga mampu menyiapkan bangsa Indonesia memasuki era globalisasi yang sarat dengan persahingan. Peningkatan
mutu pendidikan akan dapat dicapai, jika sekolah dengan berbagai
keragamannya diberi wewenang untuk mengatur dan mengurus
dirinya sendiri sesuai dengan kondisi lingkungan dan kebutuhan
peserta didiknya10. Menurut Deming bahwa masalah mutu terletak
pada masalah manajemen. Ada lima penyakit yang signifikan dalam
konteks pendidikan, yaitu:11 Pertama, kurang konstannya tujuan.
Kedua, pola pikir jangka pendek. Perubahan penekanan menuju
sebuah visi jangka panjang dan pengembangan kultur perbaikan adalah sesuatu yang ia sangat anjurkan. Para ahli pendidikan yang sering
menghadapi banyak perubahan arah dalam beberapa tahun akan
merasa sangat akrab dengan penekanan terhadap perlunya strategi
logis jangka panjang. Ketiga, berkaitan dengan evaluasi prestasi
individu melalui proses penilaian atau tinjauan kerja tahunan.
Keempat, adalah rotasi kerja terlalu tiggi. Sekolah-sekolah yang
mengalami tingginya tingkat pergantian guru mustahil mempertahankan konsistensi tujuan jangka panjang. Kelima, manajemen yang
menggunakan prinsip angka yang tampak. Sekolah-sekolah yang
hanya berorientasi pada daftar hasil ujian, maka mereka juga akan
merasakan bahaya yang sama. Sikap kerja guru juga dapat dipengaruhi oleh pelaksanaan manajemen. Pendidikan dipandang sebagai
salah satu faktor yang amat penting dalam menangani masalahmasalah yang timbul pada suatu lembaga pendidikan. Kelemahan
sistem pendidikan yang ada adalah karena lemahnya dalam manajemen pendidikan baik pada level makro, meso maupun mikro.12 Untuk
mencapai pendidikan yang berkualitas di negeri ini menghadapi
9

Edwar Sallis, Total Quality Management In Education , Ahmad Ali Riyadi
(Terj.) (Jogjakarta: Ircisod, 2008), 33-34.
10
Departemn Pendidikan Nasional, Direktorat Jendral pendidikan Dasar
dan Menengah, Manajemen peningkatan Mutu Berbasis Sekolah. (Jakarta, 2000),
47
11
Edwar Sallis, Total Quality Management In Education, 97-98.
12
Diding Nurdin, Manajemen Pendidikan dalam Ilmu dan Aplikasi Pendidikan (Bandung: PT Imperial Bhakti Utama), 225.

Azwan Feri S | 08.2.00.1.12.08.0042

Studi Korelasi di SMAN/SMKN DKI Jakarta

banyak kendala: Pertama, akuntabilitas dalam penyelenggaraan
pendidikan kepada masyarakat masih sangat rendah karena terlalu
kuatnyadominasi pemerintah pusat dalam manajemen mikro penyelenggara pendidikan. Kedua, penggunaan sumber daya tidak optomal
dan tidak efisien dikarenakan rendahnya anggaran pendidikan dan
sistem pengelolaan anggaran yang terpusat. Ketiga, partisipasi
masyarakat yang masih rendah padahal secara historis peran serta
masyarakat dalam pembangunan pendidikan di Indonesia sangat
besar. Keempat, sekolah tidak mampu mengikuti perubahan yang
terjadi di lingkungannya, seperti perubahan politik, sosial, budaya,
ilmu pengetahuan dan teknologi yang terjadi dengan cepat.13
Dalam melaksanakan peningkatan mutu pendidikan sekolah
hendaknya proaktif untuk mewujudkan sasaran mutu yang telah
disepakati bersama antara pihak sekolah, orang tua peserta didik dan
masyarakat peduli pendidikan sehingga terwujud apa yang diharapkan oleh para pelanggan. A.Malik Fadjar menyatakan bahwa pembangunan pendidikan di Indonesia banyak kendala yang menghadang
tidak hanya aspek internal melainkan benturan kebudayaan (clash of
civilization). Sekurang-kurangnya ada tiga tantangan besar yang
dihadapi dunia pendidikan di Indonesia. Pertama, mempertahankan
hasil yang telah dicapai. Kedua, mengantisipasi era globalisasi.
Ketiga, melakukan perubahan dan penyesuaian sistem pendidikan
memperhatikan keragaman kebutuhan/keadaan daerah dan peserta
didik, serta mendorong peningkatan partisipasi masyarakat.14 Pada
pelaksanaan pendidikan secara formal umumnya memperoleh kritik
dalam tiga hal, yaitu 1) biaya yang mahal, hal ini terkait dengan
pelaksanaan program pendidikan formal waktu belajar yang lama dan
terus menerus, pengelolaan pendidikan yang sentralistik, persyaratan
tenaga guru dan tenaga kependidikan lainnya yang profesional, dan
penggunaan sumber daya secara intensif, 2) kurangnya relevansi
dengan kebutuhan masyarakat, ini disebabkan oleh kurikulum yang
lebih bersifat akademis, menyamaratakan peserta didik, lebih
berorientasi pada kelembagaan tingkat atas dan cendrung terpisah
dari kehidupan masyarakat sekitar, 3) rendahnya fleksibilitas pendi13

Indra Djati Sidi, Menuju Masyarakat Belajar: Menggagas Paradigma Baru
Pendidikan (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 2001), 31-33.
14
A. Malik Fadjar, Holistik Pemikiran Pendidikan, Ahmad Barizi ed,

(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005), 64.

Azwan Feri S | 08.2.00.1.12.08.0042

6

7

MANAJEMEN ISO, SIKAP DAN PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN
AGAMA ISLAM

dikan formal, ini disebabkan bentuk dan isi programnya yang
konvensional, kepercayaan yang berlebih-lebihan terhadap ominasi
sekolah dan pengaruh pendidik dalam hal ini para guru, serta pengawasan yang seragam secara nasional.15 Mutu dapat juga digunakan
sebagai suatu konsep yang relative artinya bahwa mutu bukan suatu
atribut produk atau layanan, tetapi suatu yang dianggap bersal dari
produk atau layanan tersebut.16 Salah satu faktor utama yang menentukan mutu pendidikan adalah guru. Gurulah yang berada di garda
terdepan dalam menciptakan kualitas sumber daya manusia. Di
tangan gurulah akan dihasilkan peserta didik yang berkualitas, baik
secara akademis, skill (keahlian) kematangan emosional, dan moral
serta spritual.17 Guru memilki peranan yang sangat besar dalam
dunia pendidikan, karena guru merupakan ujung tombak dalam
melaksnakan program-program pendidikan di lembaga pendidikan.
Sebagaimana dikemukakan oleh Sardiman: Guru adalah salah satu
komponen manusiawi dalam proses belajar mengajar, yang ikut
berperan dalam usaha pembentukan sumber daya manusia yang
potensial di bidang pembangunan.18 pelanggan internal, missal guru,
selalu mendapat pelayanan yang memuaskan dari petugas TU,
Kepala Sekolah.
Berbagai usaha telah dilakukan untuk meningkatkan mutu
pendidikan nasional, misalnya pengembangan kurikulum nasional
dan lokal, peningkatan kompetensi guru melalui pelatihan, pengadaan buku dan alat pelajaran, sertifikasi guru, pengadaan dan perbaikan sarana dan prasarana pendidikan, dan peningkatan mutu manajemen.19 Mutu pendidikan belum menunjukkan peningkatan yang
merata. Sebagian sekolah, terutama di kota-kota, menunjukkan
peningkatan mutu pendidikan yang cukup menggembirakan, namun
15

Djudju Sudjana, Pendidikan Nonformal, (Bandung, PT. Imperial Bhakti
Utama), 25.
16
Edward Sallis, Total Quality Management in Education Manajemen Mutu
Pendidikan, 53.
17
Kunandar, Guru Profesional: Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) dan Persiapan Menghadapi Sertifikasi Guru (Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2007), 40.
18
Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar (Jakarta: Rajawali,
1989), 123.
19
Buchari Alma, Guru Profesional Menguasai Metode dan Trampil
Mengajar (Bandung: Alfabeta, 2009), 124.

Azwan Feri S | 08.2.00.1.12.08.0042

Studi Korelasi di SMAN/SMKN DKI Jakarta

sebagian lainnya masih memprihatinkan. Sedikitnya ada tiga faktor
yang menyebabkan mutu pendidikan tidak mengalami peningkatan
secara merata antara lain adalah: Pertama, kebijakan dan penyelenggaraan Pendidikan Nasional menggunakan pendekatan educational
production function atau input-output analysis yang tidak dilaksanakan secara konsekuen. Kedua, Penyelenggaraan pendidikan nasional
dilakukan secara sentralistik, sehingga menempatkan sekolah sebagai
penyelenggara pendidikan sangat tergantung pada keputusan birokrasi yang mempunyai jalur yang sangat panjang dan kadang-kadang
kebijakan yang dikeluarkan tidak sesuai dengan kondisi sekolah
setempat. Dengan demikian, sekolah kehilangan kemandirian, motivasi dan inisiatif untuk mengembangkan dan memajukan lembaganya termasuk peningkatan mutu pendidikan sebagai salah satu tujuan
pendidikan nasional. Ketiga, peran serta masyarakat, khususnya
orang tua siswa dalam menyelenggarakan pendidikan selama ini
sangat minim.20
Sebab-sebab umum rendahnya mutu pendidikan disebabkan
oleh beberapa sumber yang mencakup desain kurikulum yang lemah,
bangunan yang tidak memenuhi syarat, lingkungan kerja yang buruk,
sistem dan prosedur yang tidak sesuai, jadwal kerja yang serampangan, sumber daya yang kurang dan pengembangan staf yang tidak
memadai.21 Di sisi lain, sebab-sebab khusus kegagalan, sering
diakibatkan oleh prosedur dan aturan yang tidak diikuti atau ditaati,
meskipun kegagalan tersebut mungkin juga diakibatkan oleh kegagalan komunikasi atau kesalah pahaman. Kegagalan tersebut bisa juga
disebabkan oleh anggota individu staf yang yang tidak memiliki skil,
pengetahuan dan sifat yang dibutuhkan untuk menjadi seorang guru
atau manajer pendidikan.22 Mengelola sebuah lembaga pendidikan
merupakan amanah kehidupan, yang harus dijalankan secara benar,
terencana, terprogram, terukur dan dapat dipertanggungjawabkan
dunia dan akhirat. Sekolah sebagai lembaga pendidikan, dengan
segala perangkat penata untuk memfasilitasi terselenggarannya
interaksi eduktif antara siswa denga guru pada dasarnya berintikan
20

Departemen Pendidikan Nasioanal, Manajemen Peningkatan Mutu
Berbasis Sekolah (Jakarta: Departemen Pendidikan Nasioanal, 2000), 3-4.
21
Edwar Sallis, Total Quality Management In Education, 103-104.
22
Edwar Sallis, Total Quality Management In Education Manajemen Mutu
Pendidikan, Ahmad Ali Riyadi (Terj.) (Jogjakarta: Ircisod, 2008), 103-104.

Azwan Feri S | 08.2.00.1.12.08.0042

8

9

MANAJEMEN ISO, SIKAP DAN PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN
AGAMA ISLAM

proses pelaksanaan berbagai aktifitas yang syarat dengan penyelenggaraan fungsi manajemen. Agar proses tersebut terselenggara dengan
baik maka diperluka suatu System Manajemen Mutu yang memenuhi
Criteria atau persyaratan, terprogram dengan sasaran mutu yang
smart (Specific, Meansurable, Reasonable, Time Bound). 23
Walaupun berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah,
namun tampaknya belum dapat menunjukkan hasil yang optimal,
atau bahkan permasalahan yang terkait dengan pendidikan cenderung
meningkat. Karena itulah Britis Standards Institution (BSI) maupun
International Standards Organization (ISO).24 dipandang sebagai alat
untuk dapat mendorong tercapainya peningkatan mutu pendidikan
secarara signifikan.
Menurut Tilaar, kerisis pendidikan yang dihadapi Indonesia
dewasa ini berkisar pada kerisis manajemen. Manajemen pendidikan
dirumuskan secara sederhana sebagai mobilisasi segala sumber daya
pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan yang ditetapkan.25
Pengembangan konsep manajemen ini didesain untuk meningkatkan
kemampuan sekolah dan masyarakat dalam mengelola perubahan
pendidikan kaitannya dengan tujuan keseluruhan, kebijakan, strategi
perencanaan, inisiatif kurikulum yang telah ditentukan oleh pemerintah dan otoritas pendidikan. Pendekatan ini menuntut adanya perubahan sikap dan tingkah laku seluruh komponen sekolah, kepala
sekolah, guru, dan tenaga/staf administrasi termasuk orang tua dan
masyarakat dalam memandang, memahami, membantu sekaligus
sebagai pemantau yang melaksanakan monitoring dan evaluasi
dalam pengelolaan system informasi yang presntatif dan vailid. Perubahan sikap peserta didik merupakan salah satu sasaran yang terpen23

Diding Wahyudin, Peningkatan Mutu Pendidikan Dki Jakarta Melalui
Implementasi Sistim Manajemen Mutu ISO 9001:2000 For Education,

http://didingwk.wordpress.com/2009/03/05/peningkatan-mutu-pendidkan-dkijakarta-melalui-penerapan-iso/ di akses Minggu, 10/4/2011.
24
Sekalian sebelum tahun 1989, ISO ini belum menunjukkan ketertarikan
terhadap dunia pendidikan.Mayoritas perusahaan yang terdaftar pada standar
BS5775 adalah perusahaan yang bergerak di bidang produk. Namun sekarang telah
banyak Perguruan Tinggi dan sekolah mulai nenerapkan BS57750/ISO9000. Lihat
Edwar Sallis, Total Quality Managament In Education Manajemen Mutu
Pendidikan, 120.
25
Tilaar, H.A.R. Manajemen Pendidikan Nasional, Kajian Pendidikan Masa
Depan, cetakan ketiga ( Bandung: Remaja Rosdakarya, 1998).

Azwan Feri S | 08.2.00.1.12.08.0042

Studi Korelasi di SMAN/SMKN DKI Jakarta

ting dalam konsep pendidikan. Perubahan yang diharapkan tentunya
perubahan kepada perbaikan. Dalam konsep pendidikan Islam,
perbaikan tersebut diwujudkan dalam figur insan kamil, yaitu sosok
manusia berprestasi dalam sisi intelektual dan berbudaya dalam sisi
moral. Insaan kamil merupakan gambaran manusia yang memilki
kesempurnaan dalam keseimbngan. Ia tidak hanya memilki etika
relegius tetapi juga memilki pengetahuan yang tinggi dan luas.26
Pada lembaga pendidikan kepala sekolah adalah pemimpin.
Kepemimpinan dalam manajemen pendidikan merupakan kunci
keberhasilan suatu organisasi. Kepemimpinan merupakan suatu inti
dalam manajemen pendidikan. Maju mundurnya suatu organisasi
banyak dipengaruhi oleh faktor kepemimpinannya. Kepemimpinan
akan berjalan secara efektif dan efisien apabila dilaksanakan oleh
seorang pemimpin yang jujur, bertanggung jawab, transparan, cerdas,
memahami akan tugas dan kewajibannya, memahami anggotanya,
mampu memotivasi dan berbagai sifat yang baik yang terdapat
dalam diri seorang pemimpin. Ia harus menyadari bahwa seorang
pemimpin itu harus mampu untuk mempengaruhi dirinya sendiri dan
orang lain melalui ket