Korelasi antara profesionalisme guru dengan kualitas hasil belajar siswa bidang studi Fiqh di MTsN 3 Pondok Pinang Jakarta Selatan

KORELASI ANTARA PROFESIONALISME GURU DENGAN
KUALITAS HASIL BELAJAR SISWA BIDANG STUDI FIQH DI MTS
NEGERI 3 PONDOK PINANG JAKARTA SELATAN

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan Islam (S.Pd.I) pada Fakultas Ilmn Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri SyarifHidayatullah Jakarta

Oleh:
Masyarif Hidayat
Nim:105011000022

"Z..
.1

-

c"J


.J'Z--

/ /

cz)f

Drs. H. Ghufron Ihsan, M.Ag.
NIP: 19530509 198103 1 006

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2009 M/1431 H

LEMBARPERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama

: MasyarifHidayat


Tempat/tanggal lahir : Pemalang, 25 Mei 1988
N1M

: I 05011000022

Fakultas

: Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Jurusan

: Pendidikan Agama Islam

Judul skripsi

: Korelasi Antara Profesionalisme Guru dengan Kualitas
Hasil Belajar Siswa Bidang Study Fiqh di MTs N 3 Pondok
Pinang Jakarta Selatan


Dosen pembimbing

: Drs. H. Gufron Ikhsan, M.Ag.

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar strata satu (SI) di UIN
SyarifHidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya
atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku di UIN SyarifHidayatullah Jakarta.

ABSTRAK

Masyarif Hidayat
"Korelasi Antara Profesionalisme Gnru Dengan Kualitas Basil Belajar Siswa

Bidang Study Fiqh di Mts Negeri 03 Pondok Pinang Jakarta Selatan"

Guru adalah seorang pendidik, pembimbing, pelatih, dan pemimpin yang
dapat menciptakan iklim belajar yang menarik, aman, nyaman dan kondusif.
Keberadaannya di tengah-tengah siswa dapat mencairkan suasana kebekuan,
kekakuan dan kejenuhan belajar yang terasa berat diterima oleh para siswa. Iklim
yang tidak kondusif akan mengakibatkan tidak baik (berdampak negatif) terhadap
proses belajar mengajar bahkan akan sulit mencapai tujuan yang ingin dicapai.
Karena dengan kondisi yang tidak kondusif siswa akan menjadi bosan, gelisah,
resah dan jenuh. Akan tetapi sebaliknya, jika suasana belajar tercipta dengan
kondusif, maka dapat dengan mudah untuk mencapai tujuan dari proses belajar
mengajar, bahkan proses pembelajaran akan terasa menyenangkan bagi para
SlSWa.

Dalam rangka meningkatkan kualitas siswa-siswi di sekolah, guru adalah
faktor yang sangat menentukan dimana naik dan turunnya grafik prestasi siswa
yang tidak lain adalah kemampuan seorang guru baik kemampuan dalam
mengajar maupun kemampuan di dalam mengorganisasi kelas selama ia
mengaJar.
Kualitas hasil belajar siswa yang diberikan oleh seorang guru yang

professional dalam proses belajar mengajar sangat berhubungan, ha! ini dapat
dilihat dari hasil penelitian yang telah penulis lakukan yaitu dengan tingginya
angka hubungan yang mencapai 0,98 yang berkisar antara 0.90-1.00. Setelah
melihat dari pada harga rtabel tersebut, temyata rxy lebih besar dari pada harga
nabel, pada taraf signifikansi 5% (0,98>0,288). Ini artinya terdapat korelasi yang
sangat signifikan sekali antara variabel X dengan variabel Y yaitu terdapat
korelasi yang kuat atau tinggi. Hal ini terbukti dari besamya angka yang mencapai
0,98.

5. Pimpinan dan seluruh staf Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN SyarifHidayatullah Jakarta.
6. Seluruh dosen dan karyawan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan pada
umumnya dan Jurusan Pendidikan Agama Islam khususnya yang telah
memberikan kontribusi pemikiran melalui pengajaran dan diskusi yang
berkaitan dengan skripsi ini.
7. Drs. H. Mushadik selaku Kepala Sekolah MTs N 3 Pondok Pinang Jakarta
Selatan, serta para guru yang telah memberikan kesempatan kepada penulis
untuk mengadakan penelitian.
8. Terkhusus


buat kedua

orang

tuaku

tercinta

yang telah merawat,

membesarkan, mendidik, dan mencurahkan kasih sayang serta tak bosanbosannya memberikan bantuan secara moril, materil, semangat dan do' a buat
penulis.
9. Buat adik-ku tercinta adinda Edi Kurniawan yang telah memberikan warnawarni dalam kehidupan penulis.
10. Untuk Mas Nur Efendi S.Pd.I dan Mas Imam SS, M. Hum terima kasih atas
segala arahan dan saran serta kritiknya.
11. Seluruh Rekan-rekanita Ikatan Mahasiswa Pelajar Pemalang (IMPP)
khususnya yang biasa sheering bareng dan juga bercanda selalu.
12. Seluruh teman-teman kos-an (Uje, Aleh, Otoy dan Mas Imam) yang telah
memberikan motivasi kepada penulis.
13. Seluruh teman-teman Mahasiswa Satu Angkatan 2005 Klmsusnya Kelas A

yang selalu bercanda tawa dan telah memberi warna warni kehidupan penulis,
khususnya M. Daniel, M. Noer, Vadiah,Yaun, Iin, Ibed, Fikri, Ozie, Dank
Jakky, Inoeng, Firman, Najid, Soezie, Lukman, Indra, Olie, terima kasih

untuk semua dukungan dan perhatian yang diberikan kepada penulis selama
menyelesaikan skripsi ini. Dan juga kepada teman-temanku yang tak bisa
penulis sebutkan satu persatu.

DAFTARISI
ABSTRAK
KATA PENGANTAR

ii

DAFTARISI

v

DAFTAR TABEL


vii

DAFTAR LAMPIRAN

ix

BAB I: PENDAHULUAN

1

A.

Latar Belakang Masalah

B. Permasalahan

1
5

1. Identifikasi Masalah


5

2. Pembatasan

5

3. Perumusan Masalah

6

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

6

D. Teknik Penulisan

6

BAB II: LANDASAN TEORI

A.

7

Profesionalisme Guru

7

1. Pengertian dan Konsep Profesionalisme Guru

7

2. Karakteristik Guru Yang Professional

11

3. Syarat Meajadi Guru Profesional

13


4. Pentingnya Guru Yang Professional Dalam Proses Belajar
Mengajar
B.

15

Kwalitas Hasil Belajar

16

1. Pengertian Kwalitas Hasil Belajar

16

2. Prinsip-Prinsip Belajar

17

3. Tolok Ukur Penilaian Kwalitas Hasil Belajar

21

4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kwalitas Hasil
Belajar Mengajar
C. Bidang Study Fiqh di MTs
1. Pengertian dan Tujuannya

22
25
25

3. Beberapa Metode Dalam Pengajarannya

27

D. Kerangka Berfikir

30

E.

31

Hipotesis

BAB ID: METODOLOGI PENELITIAN

32

A. Waktu dan Tempat Penelitian

33

B. Variable Penelitian

33

C. Populasi dan Sample

35

D. Teknik Pengumpulan Data

37

I. Observasi

37

2. Wawancara

37

3. Angket

38

4. Study Documentasi

38

E. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

38

I. Tehnik Pengolahan Data

38

2. Tehnik Analisa Data

39

BAB IV: HASIL PENELITIAN

42

A.

Gambaran umum MTs N 3 Pondok Pinang

42

B.

Deskirpsi Data

48

C.

Analisa Data

61

D. Interprestasi Data

67

BAB V: PENUTUP

68

A.

Kesimpulan

68

B.

Saran

69

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

70

DAFTAR TABEL

Tabel 1

: Kisi-kisi Instrumen Penelitian .......................................................... 34

Tabel 2

: Populasi dan Sampel ......................................................................... 37

Tabel 3

: Indeks Korelasi Prociuk Moments .................................................... 40

Tabel 4

: Data Siswa Tahun Ajaran 2009/2010 ............................................... 46

Tabel 5

: Jumlah Siswa Lima Tahun Terakhir ................................................. 46

Tabel 6

: Jumlah Guru di MTs N 3 Pondok Pinang ........................................ 47

Tabel 7

: Jumlah Karyawan di MTs N 3 Pondon Pinang ................................ 47

Tabel 8

: Pendidikan Terak.hir Guru dan Karyawan di MTs N 3 Pondok
Pinang ................................................................................................ 47

Tabel 9

: Guru bidang study fiqh dalam mengajar hanya menggunakan
satu metode ....................................................................................... 48

Tabel 10 : Guru bidang study fiqh berganti-ganti metode dalam mengajar ...... 49
Tabel 11 : Guru bidang study fiqh selalu menyesuaikan metode
pembelajaran dengan materi yang diajarkan .................................... 50
Tabel 12 : Guru bidang study fiqh mempraktekan materi yang berkaitan
dengan praktek, contoh wudhu, shalat, dan lain-lain ........................ 50
Tabel 13 : Guru bidang study fiqh ketika mengajar melihat buku panduan ...... 51
Tabel 14 : Guru bidang study fiqh ketika menerangkan materi yang
diajarkan tidak melihat buku ............................................................. 52
Tabel 15 : Guru bidang study fiqh dalam menerangkan pelajaran mudah
dipahami ............................................................................................ 52
Tabel 16 : Guru bidang study fiqh terbata-bata ketika menyampaikan
Pelajaran ............................................................................................ 53
Tabel 17 : Guru bidang study fiqh ketika memerikan proses Tanya jawab
ketika selesai pelajaran ..................................................................... 54
Tabel 18 : Guru bidang study fiqh tepat waktu ketika masuk ........................... 54
Tabel 19 : Guru bidang study fiqih memulai clan mengakhiri pelajaran pada
tepat waktunya .............................................. . .. . .. ......... ...... . .. .... ..... ... 55

terjadi keributan di kelas ................................................................... 55
Tabel 21 : Guru bidang study fiqh ketika memberikan latihan setelah pelajaran
selesai ................................................................................................ 56
Tabel 22 : Guru bidang study fiqh memperhatikan segala aktivitas di dalam
kelas ................................................................................................. 57
Tabel 23 : Guru bidang study fiqh memberikan tugas ketika tidak masuk ....... 57
Tabel 24 : Guru bidang study fiqh memberikan perhatian khusus pada siswa
yang mengganggu dan suka membuat gaduh di kelas ...................... 58
Tabel 25 : Guru bidang stady fiqh ketika memperhatikan tugas yang
diberikan kepada siswa dengan cermat dan teliti .............................. 59
Tabel 26 : Guru bidang study fiqh ketika masuk dapat menciptakan suasana
kelas yang baik .................................................................................. 59
Tabel 27 : Guru bidang study fiqih melakukan evalusi setelah proses
belajar mengajar selesai .................................................................... 60
Tabel 28 : Guru bidang study fiqh menjelaskan kembali materi yang di
ajarkan ketika ada siswa yang belum mengerti ................................ 61
Tabel 29 : Perbandingan nilai profesionalisme guru dengan nilai hasil belajar .. 61
Tabel 30 : Table Perhitungan Variable x dan Variable y ..................................... 63

DAFTAR LAMPIRAN
1. Surat pengajuan proposal skripsi

2. Surat bimbingan skripsi
3. Surat permohonan penelitian
4. Pedoman wawancara dengan kepala sekolah
5. Pedoman wawancara dengan guru bidang study fiqih
6. Contoh angket penelitian
7. Hasil wawan cara dengan kepala sekolah
8. Hasil wawancara dengan guru bidang study fiqih
9. Skor butir soal
10. r tabel product moment
11. Sumber data penelitian
12. Contoh raport madrasah
13. Daftar nilai bi dang study fiqh berdasarkan daftar nilai sis wall egger
14. Surat keterangan penelitian

BABI

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah sebuah wadah untuk mendidik peserta didik agar
bertwnbuh dan berkembang kemampuannya (fitrah) yang dibawa sejak Jahir.
Yang dimaksud dengan mendidik ialah seluruh kegiatan, tindakan dan sikap
yang dilakukan oleh pendidik sewaktu mengasuh peserta didik. Pendidik
adalah subjek yang mempunyai peran penting dalam pendidikan. Peserta didik
itu sendiri adalah pihak yang merupakan objek terpenting dalam pendidikan.
Sedangkan makna fitrah ialah suatu kemampuan dasar yang dimiliki oleh
setiap orang seperti halnya pembawaan.
Pendidikan sebagai suatu sistem terdiri atas berbagai komponen yang
masing-masing

saling

berkaitan

dan

berhubungan

untuk

mencapai

keberhasilan pendidikan sesuai dengan apa yang telah diprogramkan. Dengan
demikian setiap komponen memiliki sifat tergantung sesamanya. Keselarasan
antar komponen ini akan menopang keberhasilan pencapaian tujuan
pendidikan, salah satu di antara komponen tersebut adalah alat pendidikan.
Zuhairini menyebut alat pendidikan sebagai segala sesuatu yang bisa
menunjang kelancaran pendidikan dan salah satu dari alat pendidikan adalah
seorang pendidik. 1

2

Bagi umat manusia pendidikan merupakan sistem dan cara
meningkatkan kualitas hidup dalam segala bidang, sehingga dalam
sepanjang sejarah hidup umat manusia di muka bumi ini, hampir tidak
ada manusia yang tidak menggunakan pendidikan sebagai alat
pembudayaan dan kualitasnya. Selain itu, pendidikan juga merupakan
proses budaya untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia, dan
berlangsung sepanjang hayat, yang dilaksanakan di lingkungan
keluarga, sekolah dan masyarakat. Karena itu pendidikan merupakan
tanggungjawab bersama antara keluarga, masyarakat dan pemerintah. 2
Pendidikan dalam proses mencapai tujuannya perlu dikelola dalam suatu
sistem terpadu dan serasi baik antar sektor pendidikan maupun sektor
pembangunan lainnya.
Secara operasional, tujuan pendidikan guru yang diberikan kepada
seseorang sebelum ia menjadi guru adalah pemilikan wawasan, sikap,
dan keterampilan sebagai warga negara yang berkependidikan tinggi,
penguasaan bahan ajar, dan pemahaman tentang segala ha! yang
berhubungan dengan peserta didik, penguasaan teori dan keterampilan
keguruan, pemilikan kemampuan melaksanakan tugas profesional dalam
hubungannya dengan latar kerjanya secara organisator.
Seperti yang disebutkan di atas bahwa guru merupakan alat pendidikan
agar tercapainya keberhasilan pendidikan, karena seorang guru merupakan
sosok yang setiap hari berinteraksi dengan murid. Tugas dan peran seorang
guru bukanlah hanya sebagai pentransfer ilmu pengetahuan saja, akan tetapi ia
juga sebagai sosok tauladan, pengelola kelas, mediator dan fasilitator serta
evaluator.
Agar seorang guru mampu melaksanakan tugas mengajar dengan
baik, ia harus memiliki kemampuan profesional, yaitu terpenuhinya 10
kompetensi guru yang meliputi:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
2

l\1enguasaibahan
l\1engelola program belajar mengajar
l\1engeolola kelas
Penggunaan media atau sumber
l\1enguasai landasan-landasan pendidikan
l\1engelola interaksi-interaksi belajar mengajar

H. M. Arifin, Kapila Selekta Islam dan Umum, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), cet. Ke-3,

h 72 & 75

3

7. Menilai prestasi siswa untuk kepentingan pelajaran
8. Mengenal fungsi layanan bimbingan dan penyuluhan di sekolah
9. Mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah
10. Memahami prinsip-prinsip dan menafsirkan hasil penelitian
4
pendidikan guna keperluan pengajaran.
Guru merupakan ujung tombak keberhasilan suatu sistem pendidikan.
Bagaimanapun sistemnya, jika guru kurang siap melaksanakannya tetap
hasilnya kurang maksimal. Sistem Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)
yang telah diterapkan pada tahun 2004 sebetulnya sudah diterapkan oleh
sekolah swasta yang ekonomi siswanya menengah keatas, dan hasilnya pun
sukses.

Keberhasilan

itu

dikarenakan

mereka

berani

memberikan

kesejahteraan guru yang lebih baik dan fasilitas yang lengkap dibanding
sekolah negeri.
Namun sebetulnya yang sangat mempengaruhi kwalitas guru adalah
kondisi sosial guru itu sendiri. Guru-guru di Indonesia sebetulnya lebih pandai
jika dibandingkan dengan Malaysia, lalu kenapa pendidikan disana lebih maju
pesat katimbang di Indonesia? Karena disana saat guru melakukan pengajaran
dibenaknya tidak memikirkan masalah keadaan ekonominya, sehingga mereka
bekerja keras untuk pendidikan. Berbeda dengan di Indonesia, seorang guru
rata-rata mempunyai pikiran tentang masalah keadaan ekonominya, sehingga
sering kita dengar guru ngojek, atau nyambi-nyambi kerjaan lain. Itulah yang
membuat pendidikan disini kalah dengan pendidikan di Malaysia, karena di
Indonesia gurunya sendiri sudah tidak mau bekerja keras untuk pendidikan5.
Selama ini peran dan tugas guru pendidikan terkesan kurang profesional,
ketika melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Kebanyakan guru pendidikan
hanya sebatas memberikan ilmu pengetahuan, padahal bila ditinjau dari
beberapa sisi seorang guru adalah merupakan suatu contoh yang patut
diidolakan menjadi tauladan siswa-siswanya, memiliki banyak gaya dan seni
ketika mengajar,
4

mengelola

kelas,

menggunakan media pengajaran,

Uzer Usman, Menjadi Gum Projesional, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2002),

C:et XIV h 59

4

mengevaluasi dan juga menjadi sahabat bagi siswa yang memiliki konflik atau
permasalahan yang dihadapi.
Profesi guru pada saat ini masih banyak dibicarakan orang atau masih
saja dipertanyakan orang, baik dari kalangan para pakar pendidikan maupun di
luar pakar pendidikan. Bahkan dari kalangan bisnispun mengkritisi para guru
karena kwalitas para lulusan dianggap kurang memuaskan. Selain dari mereka
para orang tua muridpun kadang-kadang mencemooh dan menuding guru
tidak kompeten, tidak berkualitas, kurang profesional, dan lain-lain. Sehingga
dari kalangan guru sendiri nyaris tidak bisa membela diri.
Sikap dan prilaku masyarakat tersebut memang bukan tanpa
alasan, karena memang ada oknum guru yang melanggar atau
menyimpang dari kode etiknya. Anehnya lagi kesalahan sekecil apapun
yang dilakukan oleh guru mengundang reaksi yang sangat hebat di
kalangan masyarakat. Hal ini dapat dimaklumi karena dengan adanya
sikap yang demikian, menunjukkan bahwa guru memang seyogyanya
menjadi panutan bagi masyarakat di sekitarnya. Lebih dari itu, ha! inipun
menunjukkan bahwa guru sampai saat ini masih di anggap eksis, sebab
posisi guru sampai kapanpun tidak pemah akan tergantikan sekalipun
dengan mesin canggih.
Proses belajar mengajar merupakan bagian dari proses pendidikan
formal dengan guru sebagai pemegang peran yang utama. Di dalam
proses ini sebagian besar hasil belajar dari anak didik ditentukan oleh
peran seorang guru didalam mengajamya. Seorang guru yang kompeten
mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif di dalam proses
belajar mengajar sehingga hasil belajar mereka dapat tercapai secara
. 17
optima.
Selain peran dari guru, keberhasilan proses belajar mengajar juga
di pengaruhi oleh beberapa faktor. Menurut Ngalim Purwanto hasil
belajar siswa dapat di pengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor intern dan
faktor ekstem. Salah satu faktor yang berpengaruh dalam proses belajar
mengajar adalah tingkat perkembangan intelektual yang di alami setiap
siswa sebagai pembelajar. Seorang pendidik harus menyadari
sepenuhnya bahwa proses belajar mengajar memerlukan kemampuan
intelektual dan emosional yang mempengaruhi tinggi rendahnya prestasi
ataupun kualitas yang ingin di capai oleh siswa. Tugas guru dan
6

?001\ h 1

Moh. Uzer Usman, Menjadi Gunt Professional, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,

5

pendidik memang tidak semudah yang kita bayangkan, oleh karena itu
pengetahuan mengenai perkembangan kognitif dengan penahapannya
8
bisa membantu proses belajar mengajar.
Berdasarkan penjelasan di atas penulis terinspirasi untuk meneliti kajian
ilmiah dalam bentuk skripsi dengan judul: "KORELASI ANTARA

PROFESIONALISME GURU DENGAN KUALITAS HASIL
BELAJAR SISWA BIDANG STUD I FIQlli (Studi Kasus di
MTs N 3 Pondok Pinang).
B. Permasalahan
1. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang masalah yang telah dijelaskan sebelumnya dapat
diidentifikasikan sebagai berikut:
a. Proses kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan di MTs N 3
Pondok Pinang Jakarta Selatan.
b. Kriteria profesionalisme guru di MTs N 3 Pondok Pinang Jakarta
Se Iatan.
c. Kwalitas hasil belajar siswa dalam belajar fiqih di MTs N 3 Pondok
Pinang Jakarta Selatan.
d. Baik dan buruknya kualitas hasil belajar siswa tergantung bagaimana
guru itu mengajar.
e. Profesionalisme guru merupakan suatu tingkatan yang tinggi dalam
suatu profesi.
f.

Profesionalisme guru merupakan tantangan akan kualitas hasil belajar
SISWa.

g. Guru memegang peranan terpenting dalam menentukan keberhasilan
siswa.
2. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas maka penulis membatasi
permasalahan yang ada hanya pada tatanan profesional guru dan kualitas

BAB II
LANDASAN TEORI
A. Profesionalisme Guru
1. Pengertian dan Konsep Profesionalisme Guru
a. Pengertian Profesionalisme Guru

1) Profesionalisme
Kata professional berasal dari kata sifat yang berarti
pencaharian. Selain kata sifat, professional juga sebagai kata benda
yang berarti orang yang mempunyai keahlian, seperti guru, dokter,
hakim, dan sebagainya. Dengan kata lain, pekerjaan yang bersifat
professional adalah pekerjaan yang hanya dapat dilakukan oleh
mereka yang khusus dipersiapkan untuk itu, dan bukan pekerjaan
yang dilakukan oleh mereka yang tidak dapat memperoleh
pekerj aan lain. 1
Rasulullah SAW pemah bersabda bahwa:
,.oJ.,.

4"

ir

r) ;#dl

セ@

,,.

di

:II ..::_, セ@
,,.

J. :r 6セLZ[@
0

.A.

- セ@'

..!JI セ@
,,

I'.:,.'.

'. !'... ' セNAji@