34
3.4 Flowchart Percobaan 3.4.1 Flowchart Percobaan Proses Pre-Treatment
Diambil eceng gondok basah
Dicuci dengan air bersih sampai lumpur hilang
Dipotong-potong ukuran 2 cm
Ya Tidak
Dikeringkan di bawah sinar matahari selama 5 hari
Dicampurkan NaOH 3M sebanyak 1,5 L selama 1 hari
Mulai
Apakah bahan baku sudah kering ?
Diambil 1,5 kg eceng gondok kering
Dicampurkan 3 Natrium Karbonat Na
2
CO
3
sebanyak 1 L hingga pH 5-7
Apakah pH slurry sudah normal?
Ya Tidak
A B
Universitas Sumatera Utara
35 Gambar 3.2 Flowchart Proses Pre-Treatment
3.4.2 Flowchart Proses Pembuatan Starter
Gambar 3.3 Flowchart Proses Pembuatan Starter Dimasukkan 0,25 kg kotoran sapi ke dalam
wadah
Ditambahkan 0,25 liter air
Diaduk dan didiamkan selama 5-8 hari
Disaring untuk memisahkan padatan dan filtrat
Mulai
Selesai Disaring lumpur untuk memisahkan filtrat
dan padatan
Apakah masih ada variasi larutan alkali ?
Selesai Tidak
Ya A
B
Universitas Sumatera Utara
36
3.4.3 Flowchart Proses Pembuatan Gas Bio
Dimasukkan 1 kg slurry eceng gondok ke dalam digester
Ditambahkan 0,5 kg starter
Diaduk campuran selama 5 menit
Diukur pH, TSS dan COD sebelum fermentasi
Difermentasi dengan suhu dan tekanan lingkungan
Dicatat volume gas bio yang dihasilkan 3 hari
Apakah gas bio yang dihasilkan tunak ?
Tidak
Ya Diukur pH, TSS dan COD setelah
fermentasi
Apakah ada variasi lainnya ?
Selesai Ya
Tidak
Gambar 3.4 Flowchart Proses Pembuatan Gas Bio Mulai
Universitas Sumatera Utara
37
3.5 PROSEDUR ANALISA
3.5.1 Analisa Konsentrasi Chemical Oxygen Demand COD
Adapun prosedur analisis Chemical Oxygen Demand COD adalah [53]: 1
Dimasukkan 10 ml contoh uji ke dalam erlenmeyer 250 ml. 2
Ditambahkan 0,2 g serbuk raksa II sulfat HgSO
4
dan beberapa batu didih. 3
Ditambahkan 5 ml larutan kalium dikromat, K
2
Cr
2
O
7
0,25 N. 4
Ditambahkan 15 ml pereaksi asam sulfat H
2
SO
4
– perak sulfat Ag
2
SO
4
perlahan-lahan sambil didinginkan dalam air pendingin. 5
Dihubungkan dengan pendingin Liebig dan dididihkan di atas hot plate selama 2 jam.
6 Didinginkan dan dicuci bagian dalam dari pendingin dengan air suling hingga
volume contoh uji menjadi lebih kurang 70 ml. 7
Didinginkan sampai temperatur kamar, ditambahkan indikator ferroin 2 sampai dengan 3 tetes, dititrasi dengan larutan ferro ammonium sulfat atau FAS 0,1 N
sampai warna merah kecoklatan, dicatat kebutuhan larutan FAS. 8
Langkah 1 sampai dengan 7 dilakukan terhadap air suling sebagai blanko. Kebutuhan larutan FAS dicatat. Analisis blanko ini sekaligus melakukan
pembakuan larutan FAS dan dilakukan setiap penentuan COD. 9
Kandungan COD dapat dihitung berdasarkan rumus sebagai berikut: sampel
ml N8000
B A
O mgl
2
− =
Keterangan: A = ml FAS untuk titrasi blanko
B = ml FAS untuk titrasi sampel
N = Normalitas FAS
8000 = berat miliekivalen oksigen
×
1000 mll
Adapun perhitungan yang dilakukan antara lain :
1. Normalitas larutan FAS
Normalitas FAS =
Universitas Sumatera Utara
38 Dimana :
V1 adalah larutan K
2
Cr
2
O
7
yang digunakan, mL; V2 adalah volume larutan FAS yang dibutuhkan, mL;
N1 adalah normalitas larutan K
2
Cr
2
O
7
.
2. Kadar COD
COD mgL O
2
=
Dimana : A adalah volume larutan FAS yang dibutuhkan untuk blanko, mL;
B adalah volume larutan FAS yang dibutuhkan untuk contoh, mL; N adalah normalitas larutan FAS.
3.5.2 Analisa Konsentrasi Total Suspended Solid TSS
Prosedur analisa TSS awal dengan pengujian pada sisa hasil fermentasi slurry adalah sebagai berikut
[53]: 1.
Kertas saring dicuci dengan aquadest dan dikeringkan. 2.
Kertas saring kering ditimbang sebagai berat awal A. 3.
Kertas saring dibasahi dengan sedikit aquadest kemudian diletakkan pada corong vaccum filtrator.
4. Sampel uji yang telah dihomogenkan dituangkan ke atas kertas saring.
5. Pompa vakum dihidupkan hingga tidak ada cairan lagi di atas kertas saring.
6. Panaskan kertas saring pada suhu 105
o
C lalu dinginkan. 7.
Kertas saring ditimbang. 8.
Ulangi prosedur 6-7 hingga berat kertas saring konstan. 9.
Berat konstan kertas saring dicatat B dan volume filtrat dicatat C. 10.
Data yang diperoleh dihitung dengan rumus :
[ ]
L mg
C 1000
x A
- B
TSS =
A = Berat kertas saring kering sesudah pemanasan 105
o
C mg
Universitas Sumatera Utara
39 B = Berat kertas saring dan residu sesudah pemanasan 105
o
C mg C = Volume sampel ml
3.5.3 Analisa pH
Pengukuran pH dilakukan dengan menggunakan pH indikator.
3.5.4 Pengukuran Volume Gas Bio
Pengukuran volume gas bio yang terbentuk dilakukan dengan mengamati perubahan volume pada perangkap gas.
3.5.5 Penentuan Kualitas Gas Bio
Penentuan kualitas gas bio yang dihasilkan dilakukan dengan uji nyala.
Universitas Sumatera Utara
40
3.6 FLOWCHART PENELITIAN