Keadaan Perikanan KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

39 sumberdaya manusia yang bergelut di perikanan tangkap menjadi permasalahan yang berpengaruh pada hasil tangkapan. 1. Budidaya Udang Vannamei a. Persiapan Lahan Kolam Persiapan Lahan merupakan kegiatan pengolahan lahan mulai dari membuat petak lahan kolam, pemasangan mulsa, pemberian kapur dan pengisian air sebelum benur ditebar kedalam petak kolam. Kedalaman kolam rata-rata adalah 1 meter sampai dengan 1,5 meter. mulsa yang digunakan adaah mulsa yang berwarna silver hitam. Kemudian pemberian kapur,pemberian kapur adalah bagian persiapan tambak, pengapuran berfungsi sebagai berikut: a meningkatkan pH tanah; b membakar jasad-jasad renik penyebab penyakit dan hewan liar; c mengikat dan mengendapkan butiran lumpur halus; d memperbaiki kualitas tanah; e meningkatkan fosfor yang sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan plankton. Menurut Amrullah 1977 pada tahap persiapan, dengan efeknya panas kapur bisa berfungsi sebagai disinfektan yang bisa mematikan kuman. Pengisian air berasal dari air laut yang disalurkan kedalam kolam dengan selangpipa dengan bantuan mesin diesel dengan waktu kurang lebih 1 malam untuk memenuhi air pada kolam. b. Penebaran Benur Penebaran benur dilakukan dengan cara adaptasi benur dengan air kolam terlebih dahulu dengan memasukan benur yang berada didalam plastik ke kolam, kemudian di ciprati air, apabila benur yang didalam plastik sudah beruap kemudian ikatan plastik dibuka. Apabila sebagian benur mulai keluar dari plastik 40 itu menandakan bahwa benur-benur tersebut sudah beradaptasi dengan air yang ada di kolam. Benur berasal dari CPP sundak wonosari, Anyer Kebumen, CP Lampung, sumamarim dan sikakua Jatim, dan CP prima dengan harga rata-rata Rp 46,- per ekor. c. Pemberian Pakan Pemberian pakan dilakukan 4 kali sehari dalam waktu 4 jam sekali yaitu jam 07.00, 11.00, 15.00, dan 19.00. Pakan terdiri dari pakan buatan dan pakan alami. Pakan buatan yang diberikan adalah pellet dan pakan alami adalah plankton. Pemberian pakan dilakukan dengan melihat usia benur apabila semakin besar usia benur maka pakan yang diberikan akan semakin banyak. Adapun takaran untuk pakan buatan adalah sepeti tabel berikut: Tabel 10. Pemberian Pakan Udang Vannamei Berdasarkan Umur Umur hari Pemberian Pakan Kghari 1-20 3 21-40 4 41-60 4-4,5 61-80 5 81-100 5 100-120 5-6 d. Pemeliharaan dan pengendalian penyakit Pemeliharaan dan pengendalian dilakukan dengan cara mengganti mulsa yang sudah rusak, mengontrol kualitas air dengan cara mengganti atau menambah air apabila air sudah terlihat bening, memberi pakan secara teratur, melakukan penyiponan apabila kotoran udang sudah teralu banyak. Jenis penyakit yang sering menyerang udang adalah white feces desease berak putih dan myo ekor 41 dan sebagian badan merah. Cara pencegahan yaitu dengan cara memberi obat cair maupun padat. Adapun jenis obat cair yang digunakan adalah omega protein, super NB, biosolution, biclin. Adapun obat adalah anara lain: vitamin c, vitaral, bio lacto, dan biactiv. e. Panen Pemanenan udang vannamei dilakukan setelah udang berusia 90-120 hari. Pemanenan dilakukan dengan cara parsial memanen sebagian dari udang dan langsung habis. Namun, apabila udang terkena penyakit myo ataupun berak putih udang harus segera dipanen, karena pertumbuhan udang tidak akan baik lagi dan apabila tidak dijual segera, udang akan mati dan harga mengalami penurunan. 42

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Identitas Petambak

Karakteristik petambak yang menjadi responden penelitian yaitu umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, pengalaman usaha tambak udang vannamei, jumlah anggota keluarga, dan status kepemilikan lahan. Karakteristik tersebut dapat mempengaruhi keberhasilan dalam mengelola usaha tambak udang vannamei.

1. Umur

Umur petambak atau pemilik tambak berpengaruh terhadap kemampuan fisik dalam mengelola usaha tambak udang vannamei. Tenaga kerja produktif umumnya berusia 16 sampai 59 memiliki kemampuan yang baik dalam mengelola usaha tambak udang vannamei. Petani yang berusia lebih dari 60 tahun kemampuan kerjanya sudah tidak maksimal yang dikarenakan kemampuan fisik sudah menurun. Karakteristik petambak berdasarkan umur adalah sebagai berikut: Tabel 11. Petani Tambak Udang Vannamei Menurut Umur Umur tahun Jumlah Jiwa Persentase 21-33 16 40,00 34-46 19 47,50 47-59 5 12,50 Total 40 100 Berdasarkan tabel 11 dapat diketahui bahwa umur dari pemilik tambak udang vannamei adalah 21 tahun sampai 59 tahun dengan usia rata-rata yaitu 36 tahun dan tergolong usia produktif. Pada usia tersebut mereka memiliki kekuatan fisik yang bagus dan semangat kerja yang tinggi, sehingga dapat mengelola usaha 43 udang vannamei dengan baik mulai dari tebar benur, pemberian pakan, pemberian obat sampai dengan waktu panen tiba.

2. Jenis Kelamin

Jenis kelamin secara tidak langsung mempengaruhi kualitas kerja, apalagi dalam proses produksi usaha udang vannamei. Jenis kelamin laki-laki biasanya melakukan kegiatan yang tergolong berat dibanding perempuan. Berikut datanya: Tabel 12. Petani Tambak Udang Vannamei Menurut Jenis Kelamin Jenis Kelamin Jumlah Jiwa Persentase Laki-laki 37 92,5 Perempuan 3 7,5 Total 40 100 Berdasarkan tabel 12 dapat diketahui bahwa pemilik tambak laki-laki lebih banyak dibanding pemilik tambak perempuan dengan selisih 85. Hal ini menunjukkan bahwa usaha budidaya udang vannamei banyak membutuhkan kekuatan fisik laki-laki dalam hal pengolahan lahan, pemeliharaan, pemberian pakan, dan menangani mesin diesel, dan mesin genset. Pemilik tambak perempuan hanya menjadikan usaha udang vannamei sebagai pekerjaan sampingan atau tambahan. Adapun pekerjaan utama perempuan pada usaha udang vannamei adalah sebagai karyawan bank, dan dua orang lainnya adalah ibu rumah tangga. Serta yang bekerja adalah tenaga kerja dari luar keluarga

3. Pendidikan

Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam keberhasilan usaha udang vannamei. Tingkat pendidikan umumnya akan mempengaruhi cara berpikir pemilik tambak dalam hal penggunaan teknologi.