Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas secara Tunai melalui Kas Kecil

c Pencatatan pengisian kembali dana kas kecil dalam jurnal pengeluaran kas atau register cek. d Pencatatan pengeluaran dana kas kecil dalam jurnal pengeluaran dana kas kecil dalam fluctuating-fund-balance system. e Pembuatan bukti kas keluar yang memberikan otorisasi kepada fungsi kas dalam mengeluarkan cek sebesar dokumen tersebut. Fungsi ini juga bertanggungjawab untuk melakukan verifikasi kelengkapan dan kesahihan dokumen pendukung yang dipakai sebagai dasar pembuatan bukti kas keluar. 3 Fungsi Pemegang Dana Kas Kecil Fungsi ini bertanggungjawab atas penyimpanan dana kas kecil, pengeluaran dana kas kecil sesuai dengan otorisasi dari pejabat tertentu yang ditunjuk, dan permintaan pengisian kembali dana kas kecil. 4 Fungsi yang memerlukan pembayaran tunai 5 Fungsi Pemeriksa Intern Fungsi ini bertanggungjawab atas perhitungan kas kecil secara periodik dan pencocokkan hasil perhitungannya dengan catatan kas. Fungsi ini juga bertanggungjawab atas pemeriksaan secara mendadak terhadap saldo dana kas kecil yang ada ditangan pemegang dana kas kecil. Dokumen yang digunakan dalam sistem akuntansi pengeluaran kas secara tunai melalui kas kecil adalah : Mulyadi, 2016: 443 1 Bukti Kas Keluar Dokumen ini berfungsi sebagai perintah pengeluaran kas dari fungsi akuntansi kepada fungsi kas sebesar yang tercantum pada dokumen tersebut. 2 Permintaan Pengeluaran Kas Kecil Dokumen ini digunakan oleh pemakai dana kas kecil untuk meminta uang ke pemegang dana kas kecil. Bagi pemegang dana kas kecil, dokumen ini berfungsi sebagai bukti telah dikeluarkannya kas kecil. Dokumen ini diarsipkan oleh pemegang dana kas kecil menurut nama pemakai dana kas kecil. 3 Bukti Pengeluaran Kas Kecil Dokumen ini dibuat oleh pemakai dana kas kecil untuk mempertanggungjawabkan pemakaian dana kas kecil. Dokumen ini dilampiri dengan bukti – bukti pengeluaran kas kecil dan diserahkan oleh pemakai dana kas kecil kepada pemegang dana kas kecil. 4 Permintaan Pengisian Kembali Kas Kecil Dokumen ini dibuat oleh pemegang dana kas kecil untuk meminta kepada bagian utang agar dibuatkan bukti kas keluar guna pengisian kembali dana kas kecil. Adapun catatan akuntansi yang digunakan menurut Mulyadi 2016: 445 dalam sistem akuntansi pengeluaran kas secara tunai melalui kas kecil adalah : 1 Jurnal Pengeluaran Kas Dalam sistem dana kas kecil, digunakan untuk mencatat pengeluaran kas dalam pembentukan dana kas kecil dan pengisian kembali dana kas kecil. Dokumen sumber yang dipakai sebagai dasar pencatatan dalam jurnal pengeluaran kas adalah bukti kas keluar yang telah dicap “lunas” oleh fungsi kas. 2 Register Cek Catatan akuntansi ini digunakan untuk mencatat cek perusahaan yang dikeluarkan untuk pembentukan dan pengisian kembali dana kas kecil. 3 Jurnal Pengeluaran Dana Kas Kecil Untuk mencatat pengeluaran dana kas kecil diperlukan jurnal khusus. Jurnal ini berfungsi sebagai alat distribusi pendebitan yang timbul sebagai akibat pengeluaran dana kas kecil. Jurnal ini hanya digunakan dalam sistem dana kas kecil dengan sistem saldo berfluktuasi. Menurut Mulyadi 2016: 447 jaringan prosedur yang membentuk sistem akuntansi pengeluaran kas secara tunai melalui kas kecil adalah : 1 Prosedur Pembentukan Dana Kas Kecil Bagian utang mencatat pembentukan dana kas kecil di dalam register bukti kas keluar. Bukti kas keluar dilampiri dengan surat keputusan pembentukan dana kas kecil diserahkan oleh bagian utang ke bagian kasa. Berdasarkan bukti kas keluar tersebut, bagian kasa membuat cek atas nama dan memintakan tanda tangan otorisasi atas cek. Cek diserahkan kepada pemegang dana kas kecil dan bukti kas keluar diserahkan kepada bagian jurnal setelah dibubuhi cap lunas oleh bagian kasa. Bagian jurnal mencatat pengeluaran kas dalam register cek. 2 Prosedur Permintaan dan Pertanggungjawaban Pengeluaran Dana Kas Kecil Dalam imprest system atau sistem dana tetap, pengeluaran dana kas kecil tidak dicatat dalam catatan akuntansi. Pemegang dana kas kecil hanya mengarsipkan dokumen permintaan pengeluaran kas kecil menurut huruf abjad nama pemakai dana kas kecil. Jika pengeluaran dana kas kecil telah dipertanggungjawabkan oleh pemakai dana kas kecil, pemegang dana kas kecil mengarsipkan bukti pengeluaran kas kecil yang dilampiri dengan permintaan pengeluaran kas kecil dan dokumen pendukungnya. Dokumen – dokumen ini dikumpulkan untuk dipakai sebagai dasar permintaan pengisian kembali dana kas kecil sebesar jumlah dana yang telah dikeluarkan. 3 Prosedur Pengisian Kembali Dana Kas Kecil Permintaan pengisian kembali dana kas kecil dilakukan oleh pemegang dana kas kecil dengan menggunakan formulir permintaan pengisian kembali kas kecil. Dokumen ini dilampiri dengan bukti pengeluaran kas kecil dan dokumen pendukungnya diserahkan oleh pemegang dana kas kecil kepada bagian utang. Kemudian bagian utang membuat bukti kas keluar sebesar jumlah rupiah yang dicantumkan dalam permintaan kembali kas kecil. Bukti kas keluar lembar ke-2 diserahkan oleh bagian utang ke bagian kartu beban untuk kepentingan pencatatan rincian biaya overhead pabrik, beban administrasi umum, dan beban pemasaran dalam kartu beban yang bersangkutan. Bukti kas keluar dilampiri dengan dokumen pendukungnya diserahkan bagian utang ke bagian kasa. Berdasarkan bukti kas keluar tersebut, bagian kasa membuat cek atas nama dan memintakan tandatangan otorisasi atas cek. Cek diserahkan kepada pemegang dana kas kecil dan bukti kas keluar diserahkan kepada bagian jurnal setelah dibubuhi cap lunas oleh bagian kasa. Bagian jurnal mencatat pengeluaran kas dalam register cek. Bagan alir flowchart sistem akuntansi pengeluaran kas secara tunai melalui kas kecil menurut Mulyadi 2016: 447 adalah sebagai berikut : SK 3 Bagian Utang Mulai Surat Keputusan Membuat Bukti Kas Keluar SK 3 2 BKK 1 Register Bukti Kas Keluar SK 3 1 Dikirim ke bagian kartu persediaan dan kartu biaya untuk diarsipkan 4 Bagian Kasa 1 BKK 1 Mengisi cek dan memintakan tandatangan cek SK 1 BKK 3 Cek 2 3 BKK 1 Pemegang dana kas kecil 2 BKK 3 Cek Menguang kan cek ke bank Menyimpan uang tunai N Bagian Jurnal 4 SK BKK 1 Register Cek N Selesai Keterangan : BKK : Bukti Kas Keluar SK : Surat Keputusan Sumber : Mulyadi 2016: 448 Gambar 2.5 Flowchart Prosedur Pembentukan Dana Kas Kecil Mencatat nomor cek pd register bukti kas keluar Setelah bagian kasa membubuhkan cap lunas pd BKK dan dokumen pendukung serta mencatat nomor cek BKK DP 2 PPKK 1 DP 2 DP 2 Pemakai Dana Kas Kecil Mulai Membuat permintaan pengeluaran kas kecil PPKK 1 1 2 BPKK N Mengeluark an uang dan mengumpul kan bukti pendukung Membuat bukti pengeluaran kas kecil PPKK 1 4 PPKK 2 N Selesai Pemegang Dana Kas Kecil 3 1 2 PPKK 1 Menyerahkan uang tunai kepada peminta PPKK 1 3 PPKK 1 BPKK Memeriksa pertanggungj awaban pemakaian dana kas kecil 2 BPKK A N 4 Bersama dengan penyerahan uang tunai Diarsipkan sampai dengan saat pengisian kembali kas kecil Dikembalikan kpd pemakai dana kas kecil setelah dibubuhi cap lunas PPKK : Permintaan pengeluaran kas kecil BPKK : Bukti Pengeluaran kas kecil DP : Dokumen pendukung Sumber : Mulyadi 2016: 449 Gambar 2.6 Prosedur Permintaan dan Pertanggungjawaban Pengeluaran Dana Kas Kecil dengan imprest system dalam Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas DP BPKK 2 DP BPKK 2 Pemegang Dana Kas Kecil Mulai Membuat permintaan pengisian PP3K 1 1 4 BKK 3 Cek Menguangkan cek ke bank Menyimpan uang tunai T Bagian Utang T Arsip BPKK dan dokumen pendukungnya 1 PP3K 1 Menguangk an cek ke bank DP BPKK 2 PP3K 1 3 2 BKK 1 Register Bukti Kas Keluar 5 DP BPKK 2 PP3K 1 6 3 2 Keterangan : PP3K : Permintaan Pengisian kembali kas kecil BKK : Bukti Kas Keluar Sumber : Mulyadi 2016: 453 Gambar 2.7 Prosedur Permintaan Pengisian Kembali Dana Kas Kecil dengan imprest system dalam Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas PP3K 2 Bagian Kasa 3 Bagian Jurnal 6 Bagian Kartu Biaya 2 DP BKK 2 BPKK PP3K 2 3 BKK 1 DP BPKK 2 PP3K 1 Register cek Mengisi cek dan meminta tandatangan atas cek DP BPKK PP3K 2 3 BKK 1 Cek N Kartu Biaya N Selesai 4 5 Setelah bagian kasa membubuhkan cap lunas pada BKK dan dokumen pendukungnya serta mencatat nomor cek pada BKK Gambar 2.8 Prosedur Permintaan Pengisian Kembali Dana Kas Kecil dengan imprest system dalam Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas lanjutan Sumber : Mulyadi 2016: 454 Unsur pengendalian intern yang terdapat dalam sistem akuntansi pengeluaran kas secara tunai melalui kas kecil adalah sebagai berikut : 1. Organisasi a. Fungsi penyimpan kas harus terpisah dari fungsi akuntansi. b. Transaksi penerimaan dan pengeluaran kas tidak boleh dilaksanakan sendiri oleh bagian kasa sejak awal sampai akhir, tanpa campur tangan dari fungsi yang lain. 2. Sistem otorisasi dan prosedur pencatatan a. Pengeluaran kas harus mendapat otorisasi dari pejabat yang berwenang. b. Pembukaan dan penutupan rekening bank harus mendapatkan persetujuan dari pejabat yang berwenang. c. Pencatatan dalam jurnal pengeluaran kas harus didasarkan pada bukti kas keluar yang telah mendapat otorisasi dari pejabat yang berwenang dan dilampiri dengan dokumen pendukung yang lengkap. 3. Praktik yang sehat a. Saldo kas yang ada ditangan harus dilindungi dari kemungkinan pencurian atau penggunaan yang tidak semestinya. b. Dokumen dasar dan dokumen pendukung transaksi pengeluaran kas harus dibubuhi cap “lunas” oleh bagian kasa setelah transaksi pengeluaran kas dilakukan. c. Penggunaan rekening koran bank yang merupakan informasi dari pihak ketiga, untuk mengecek ketelitian catatan kas oleh fungsi pemeriksaan intern yang merupakan fungsi yang tidak terlibat dalam pencatatan dan penyimpanan kas. d. Semua pengeluaran kas harus dilakukan dengan cek atas nama perusahaan penerima pembayaran. e. Jika pengeluaran kas hanya menyangkut jumlah yang kecil, dilakukan melalui dana kas kecil, yang diselenggarakan dengan imprest system. f. Secara periodik diadakan pencocokkan jumlah fisik kas yang ada di tangan dengan jumlah kas menurut catatan akuntansi. g. Kas yang ada ditangan dan kas yang ada di perjalanan diasuransikan dari kerugian. h. Kas diasuransikan Fidelity Bond Insurance. i. Kasir dilengkapi dengan alat – alat yang mencegah terjadinya pencurian terhadap kas yang ada di tangan. Misalnya mesin register kas, almari besi dan strong room. j. Semua nomor cek harus dipertanggungjawabkan oleh bagian kasa. 41

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Deskripsi Penelitian

1. Sejarah berdirinya UD. Sumi Abadi

Berdasarkan Peraturan Menteri Perdagangan RI Nomor 36M- DAGPER92007 pasal 1 tentang Penerbitan Surat Izin Usaha Perdagangan menyatakan bahwa “perusahaan perdagangan adalah setiap bentuk usaha yang menjalankan kegiatan usaha disektor perdagangan yang bersifat tetap, berkelanjutan, didirikan, bekerja dan berkedudukan dalam wilayah negara Republik Indonesia, untuk tujuan memperoleh keuntungan dan atau laba.” perusahan atau badan usaha dapat dibedakan menurut skala nya, ada badan usaha dengan skala yang besar dan ada pula yang kecil. Usaha dagang merupakan badan usaha perseorangan yang masih berskala kecil, didirikan atas nama dan modal pribadi tanpa adanya kerjasama dengan pihak lain. Bentuk badan usaha ini, lahir atas dasar kehendak pemilik yang mempunyai cukup modal untuk berusaha dalam bidang perdagangan demi mendapatkan laba yang besar. Di dalam usaha dagang, pemilik bertindak sebagai orang yang bertanggung jawab penuh atas kemajuan segala aktivitas yang terjadi pada perusahaan. UD. Sumi Abadi merupakan contoh salah satu badan usaha berbentuk usaha dagang yang ada di Indonesia. UD. Sumi Abadi lahir atau didirikan pada tahun 2007 oleh seorang pengusaha dengan latar belakang lulusan sarjana teknik industri bernama Khoriful Mujib. Latar belakang didirikannya UD. Sumi Abadi berawal dari pemilik yang dulunya bekerja di sebuah perusahaan elektronik yang ada di Surabaya. Setelah bekerja sebagai pegawai di perusahaan tersebut selama beberapa tahun, kemudian beliau lulus kuliah dan memutuskan untuk keluar dari perusahaan tersebut untuk mencari pekerjaan lain yang sesuai dengan keahliannya. Namun pak Mujib tidak kunjung mendapat pekerjaan yang sesuai sehingga orang tua beliau memberi saran agar pak Mujib mendirikan usaha sendiri di dekat rumahnya. Pada saat itu musim hujan, pak Mujib berpikir untuk membuka usaha produksi dan penjualan alat rumah tangga berupa hanger dan sejenisnya. Akhirnya, usaha beliau tidak sia – sia dan berhasil mendirikan usaha dagang dengan nama UD. Sumi Abadi. Pak Mujib dibantu oleh istrinya mulai merencanakan dan membangun usaha yang dijalaninya meskipun dengan modal dan karyawan yang masih terbatas. Setelah usaha terus berkembang dari tahun ke tahun, UD. Sumi Abadi mulai meningkatkan jumlah sumber daya yang dibutuhkan perusahaan agar proses kegiatan usaha berjalan sesuai rencana. UD. Sumi Abadi juga telah mendaftarkan diri ke Kantor Pelayanan Pajak KPP setempat sebagai kewajiban untuk pembayaran bagi wajib pajak badan usaha setiap tahun dan telah memiliki Surat Ijin Usaha Perdagangan SIUP serta Tanda Daftar Perusahaan TUP dari pemerintah. Dengan begitu, UD. Sumi Abadi telah memenuhi syarat sebagai salah satu usaha dagang yang disahkan berdasarkan peraturan perundang – undangan yang berlaku.

2. Profil UD. Sumi Abadi

Bidang Usaha : Usaha Manufaktur Jenis ProdukJasa : Kerajinan Kawat gantungan pakaian Alamat Perusahaan : Jalan Perdana no. 353 DesaKecamatan : KwadunganNgasem – Kediri Nomor TeleponHP : +62 856-4800-8912 SIUP Surat Ijin Usaha : 2413-27PKI2009 TDP Tanda Daftar Perusahaan: 13.28.5.5 209261 Bentuk Badan Hukum : Perseorangan Mulai Berdiri : tahun 2007

3. Visi dan Misi UD. Sumi Abadi

a. Visi To be leader produsen hanger kawat dan peralatan rumah tangga di Indonesia b. Misi 1 Menyiapkan karyawan untuk menjadi pribadi yang mandiri, memiliki kreativitas, bertanggung jawab dan berani mengembangkan potensi diri. 2 Memotivasi karyawan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi.

4. Kebijakan Mutu UD. Sumi Abadi

“Menempatkan Mutu dan Kepuasan Pelanggan diatas yang lain.”