Kondisi Sosial Budaya GAMBARAN UMUM DESA RASAU JAYA I KABUPATEN KUBU RAYA

padi, jagung, kedelai, ubi kayu, kacang tanah dan kelapa.Pada bidang peternakan di Rasau Jaya I banyak yang berternak sapi gaduhan.Sapi gaduhan meliputi sapi dari Dinas Peternakan dan sapi transmigrasi. Ternak lain disamping sapi gaduhan oleh masyarakat transmigran juga berternak kambing, ayam kampung, itik.Tetapi, saat ini sebagian sudah beralih pada perdagangan, Pegawai Negeri Sipil dan jasa.

E. Kondisi Sosial Budaya

Letak geografis suatu daerah dapat berpengaruh terhadap corak kehidupan sosial budaya masyarakat. Hal ini karena adanya keharusan masyarakat untuk berpartisipasi terhadap kondisi daerahnya dalam usaha mencari keharmonisan hidup, baik dalam bidang ekonomi, sosial budaya maupun bidang kehidupan lain. Begitu pula Rasau Jaya I, secara geografis terletak diwilayah yang disekelilingnya masih terdapat hutan gambut.Jadimasyarakat transmigran harus bekerja keras membersihkan sisa-sisa tebangan kayu yang ada disekelilingnya. Dikalangan masyarakat Rasau Jaya tidak hanya dihuni oleh masyarakat transmigran melainkan masyarakat melayu yang merupakan penduduk asli setempat.Joko menuturkan bahwa masyarakat Cina tidak dibolehkan tinggal di permukiman transmigrasikarena dalam persaingan ekonomi masyarakat Jawa akan cenderung sulit atau kalah bersaing dengan masyarakat Cina yang notabene lebih kuat dalam usaha perdagangan atau bisnisWawancara dengan Joko, 25 Februari 2013. Dalam kehidupan antara masyarakat transmigran dengan penduduk asli sangat terjalin dengan rukun dan saling menghormati.Hal ini dapat dilihat dalam acara-acara hajatan di Rasau Jaya I yaitu pernikahan, sedekah bumi, khitanan, selamatan hamil tujuh bulanan atau kelahiran dan apabila ada warga yang meninggal mereka tetap saling membantu dengan memberikan uang atau barang.Selain itu, transmigran dengan mata pencaharian utama sebagai petani menjadi suatu budaya lokal para petani yang setiap harinya harus bekerja ke sawah atau berladang.Para transmigran yang penghasilannya diperoleh dari bertani dengan pemberian lahan seluas 2 Ha dapat mencukupi kebutuhan sehari- harinya. Adapun konsep lama orang Jawa yang mengatakan bahwa “mangan ora mangan pokok e kumpul” atau “banyak anak banyak rejeki”, sebagai suatu ungkapan yang mendeskripsikan masyarakat dalam hal melihat ke masa depan sudah tidak lagi berlaku di masyarakat. Faktor budaya inilah yang nampaknya menjadi latar belakang tumbuhnya kesadaran untuk mengikuti program pemerintah dalam program transmigrasi, sehingga transmigran berusaha meninggalkan aspek budaya tersebut, supaya dapat mengubah taraf kehidupan mereka menjadi lebih baik Efendi, 2012: 46. Keadaan kedudukan di Desa Rasau Jaya I terletak pada posisi yang cukup strategis karena merupakan jalur protokol atau jalan umum dan menjadi pusat pengembangan perwilayahan di Kecamatan Rasau Jaya. Posisi strategis ini antara lain adalah: 1. Desa Rasau Jaya I terletak di tengah-tengah wilayah Kecamatan Rasau Jaya. Hal ini menjadi pendukung peranan Desa Rasau Jaya I sebagai pusat pemerintahan, pusat pendidikan, pusat pelayanan dan pusat kegiatan perekonomian, sosial dan budaya. Oleh karena itu, banyak peluang besar terutama di bidang perdagangan, jasa dan kegiatan lainnya. 2. Secara geografis letak Desa Rasau Jaya I merupakan Jalur umum atau jalur utama apabila ingin ke wilayah Desa lainnya. Wilayah desa ini sangat luas dan penduduknya juga sangat banyak. Tahun 2001 Desa Rasau Jaya I dijadikan sebagai Ibu Kota Kecamatan Rasau Jaya yang membawahi tujuh desa terdiri dari 6 desa eks pemukiman transmigrasi dan 1 penduduk desa asli. 3. Adanya dermaga pelabuhan untuk jalur Rasau Jaya ke Kabupaten Ketapang atau ke desa-desa lainnya maupun ke Kota Pontianak yang letaknya berada di Desa Rasau Jaya I, Kecamatan Rasau Jaya. Kapal yang digunakan adalah Speed Boat dan kapal kecil.Kecamatan Rasau Jaya menjadi satu-satunya jalan lintas sungai untuk transportasi yang berada di Kabupaten Kubu Raya. 48

BAB III TRANSMIGRAN DI DESA RASAU JAYA I