Stategi Yokohama Kerangka Aksi Hyogo

pengungsi yang besar, hilangnya tempat tinggal dan rusaknya berbagai fasilitas No. 56195 Tanggal 21 Desember 2001 Perserikatan Bangsa-Bangsa menetapkan peringatan Hari Pengurangan Risiko Bencana Internasional dalam rangka mendorong agar upaya-upaya berkelanjutan pengurangan risiko bencana menjadi agenda tahunan negara-negara peratifikasi resolusi. Keterkaitan yang cukup kuat antara kebijakan, rencana dan program pembangunan serta pengentasan kemiskinan dengan Pengurangan Risiko Bencana akan sangat menentukan hasil akhir pembangunan itu sendiri No. 60195 Tanggal 22 Desember 2005 Strategi internasional dalam upaya pengurangan resiko bencana. PBB mengingatkan negara didunia bahwa pengurangan resiko bencana menjadi bagian penting dalam pembangunan berkelanjutan

2. Stategi Yokohama

Strategi Yokohama untuk Dunia yang Lebih Aman: Pedoman untuk Pencegahan, Kesiapsiagaan dan Mitigasi terhadap Bencana Alam dan Rencana Aksi The Yokohama Strategy for a Safer World: Guidelines for Natural Disaster Prevention, Preparedness and Mitigation and its Plan of Action [“Strategi Yokohama”] yang diadopsi tahun 1994 memberikan suatu panduan landmark untuk mengurangi risiko dan dampak bencana. Pengembangan kerangka aksi 2005-2015, meliputi: a. Tata kelola kelembagaan, kerangka kerja legal dan kebijakan b. Identifikasi resiko, pengkajian, Monitoring, dan peringatan dini c. Pengelolaan pengetahuan dan pendidikan d. Pengurangan faktor-faktor resiko mendasar e. Kesiapsiagaan untuk respons dan pemulihan yang efektif

3. Kerangka Aksi Hyogo

Konferensi sedunia tentang pengurangan resiko bencana pada 18- 21 Januari 2005, melahirkan kerangka aksi 2005-2015 untuk membangun ketahanan bangsa dan komunitas terhadap bencana, dan mengadopsi 5 prioritas aksi, yaitu: a. Memastikan bahwa pengurangan resiko bencana merupakan prioritas nasional dan lokal dengan dasar kelembagaan yang kuat untuk pelaksanaannya b. Mengidentifikasi, mengkaji dan memonitor resiko-resiko bencana dan meningkatkan peringatan dini c. Menggunakan pengetahuan, inovasi dan pendidikan untuk membangun sebuah budaya keselamatan dan ketahanan di semua tingkat LBH Padang | Roni Saputra 3 d. Mengurangi faktor-faktor risiko mendasar e. Memperkuat kesiapsiagaan terhadap bencana demi respons yang efektif di semua tingkat Kerangka Aturan Regional 1. Kerangka Aksi Beijing Konferensi Asia pertama tentang kebencanaan yang diadakan di Beijing, Cina tanggal 27-29 September 2005. Dalam konferensi ini 5 prioritas utama untuk pengurangan risiko bencana di Asia, yaitu: a. memastikan bahwa PRB menjadi prioritas utama secara nasional dan lokal berbasis penguatan kelembagaan dalam kerangka implementasi. b. Identifikasi, penilaian dan monitoring risiko bencana dan peringatan dini. c. Menggunakan ilmu pengetahuan, inovasi dan penyuluhanpendidikan untuk membangun kesadaran akan keselamatan dan ketahanan. d. Mengurangi faktor risiko yang muncul. e. Penguatan kesiapsiagaan terhadap bencana sebagai suatu respon yang efektif di semua level. Kerangka Aturan Nasional 1. Pasal 28G Ayat 1 UUD 1954 Setiap orang berhak atas perlindungan diri pribadi, keluarga, kehormatan, martabat, dan harta benda yang di bawah kekuasaannya, serta berhak rasa aman dan perlindungan dari ancaman ketakutan untuk berbuat sesuatu atau tidak berbuat sesuatu yang merupakan hak asasi

2. UU No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah