Multiple Comparisons
VAR00001 Tukey HSD
I VAR00002
J VAR00002
Mean Difference
I-J Std.
Error Sig.
95 Confidence Interval Lower
Bound Upper
Bound pagi
siang -20.17000
.08981 .000
-20.5453 -19.7947
sore .00000 .08981
1.000 -.3753
.3753 siang
pagi 20.17000
.08981 .000
19.7947 20.5453
sore 20.17000
.08981 .000
19.7947 20.5453
sore pagi
.00000 .08981 1.000
-.3753 .3753
siang -20.17000
.08981 .000
-20.5453 -19.7947
. The mean difference is significant at the 0.05 level.
4.2 Suhu Udara
Suhu udara yang terjadi pada berbagai perlakuan disajikan pada grafik dibawah ini.
Gambar 4. Suhu pada berbagai perlakuan Pada Gambar 6 terlihat hubungan antara suhu dengan berbagai perlakuan.
Pada pagi hari suhu udara yang paling tinggi terdapat pada bangunan kontrol dengan rata-rata 27,93
o
C kemudian diikuti dengan lingkungan yaitu 25,82
o
C dan suhu udara pada bangunan dengan perlakuan yaitu 25,36
o
C. Bangunan kontrol memiliki suhu yang paling tinggi disebabkan karena pengaruh naungan jarami.
Naungan jerami menyebabkan suhu dalam ruang menjadi meningkat karena panas yang terperangkap dalam bangunan tidak mampu keluar dalam bangunan. Namun
bangunan dengan perlakuan memiliki suhu lebih rendah daripada lingkungan hal ini disebabkan adanya pengaruh evaporative pad pada bangunan. Evaporative pad
akan mendinginkan suhu yang ada dalam bangunan sehingga suhunya bisa lebih rendah daripada lingkungan.
Pendapat Dwidjoseputro 1986 menyatakan bahwa suhu yang optimum yang diperlukan untuk pertumbuhan jamur kuping hitam berkisar 22
o
C – 30
o
C. Pada penelitian dengan menggunakan bangunan jerami didapatkan suhu berkisar
27,33
o
C sampai 29,52
o
C. Hal ini berarti bangunan dengan dinding jerami mampu memberikan suhu sesuai dengan kebutuhan pertumbuhan jamur.
Hasil pengamatan dan perhitungan rata-rata suhu udara pada pagi, siang dan sore dapat dilihat pada Tabel 4. berikut ini.
Tabel 3. Suhu udara pada pagi, siang dan sore Perlakuan
Kontrol Perlakuan
lingkungan Pagi
27,93 25,36
25,82 Siang
30,61 28,39
32,89 Sore
30,04 28,25
30,25 Dari Tabel 4 dapat dilihat adanya perbedaan besarnya suhu udara pada
pagi, siang dan sore hari. Suhu udara lingkungan yang paling besar adalah pada siang hari sebesar 32,89
o
C kemudian pada pagi sebesar 25,82
o
C dan sore hari sebesar 30,25
o
C. Pada pagi dan sore suhu udara bernilai kecil karena intensitas matahari juga kecil. Suhu udara berbanding lurus dengan intensitas matahari.
Semakin besar intensitas matahari maka suhu nya akan semakin tinggi dan begitu pula sebaliknya, jika intensitas matahari rendah maka suhu nya juga akan rendah
seperti pada suhu sore hari lebih rendah daripada suhu pagi dan siang hari karena intensitas cahaya sore hari lebih rendah dari pagi dan siang hari.
Analisis Statistik Suhu Udara
Suhu udara diamati 3 kali sehari yaitu pada pagi, siang dan sore hari. Analisa statistik yang dipakai adalah rancangan acak lengkap Fully Randomized
Design, Completely Randomized Design dengan menggunakan Anova. Kemudian jika hasil yang didapatkan beda nyata, analisa dilanjutkan dengan metode
perbandingan Tukey, untuk membandingkan pengaruh dari perlakuan-perlakuan yang diberikan menggunakan program SPSS.
t-Test: Two-Sample Assuming Equal Variances Variable 1
Variable 2
Mean 29,52381
27,33333 3
Variance 1,990221
2,934098 6
Observations 3
3
Pooled Variance 2,46216
Hypothesized Mean Difference
df 4
t Stat 1,709724
PT=t one-tail 0,081247
t Critical one-tail 2,131847
PT=t two-tail 0,162493
t Critical two-tail 2,776445
Dari analisis statistik diatas suhu udara pada perlakuan bangunan kontrol dengan bangunan dengan evaporative pad tidak beda nyata karena Fhit = 1,70
Ftabel = 2,13. Hal ini disebabkan karena suhu di dalam bangunan pada dasarnya tidak mendapatkan intensitas cahaya matahari yang berbeda, pengaruh adanya
penghalang berupa tembok pada kedua bangunan menyebabkan suhu udara pada kedua bangunan rata-rata sama, sehingga pemberian evaporative pad tidak terlihat
pengaruh yang begitu nyata.
4.3 Kelembaban Udara