PENGARUH PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN TERH

1

PENGARUH PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN TERHADAP SIFAT
FISIK TANAH : STUDI KASUS PERUBAHAN LAHAN HUTAN
MENJADI PERKEBUNAN COKLAT
I.

LATAR BELAKANG
Tanah adalah tubuh alam gembur yang menyelimuti sebagian besar
permukaan bumi dan mempunyai sifat dan karakteristik fisik, kimia,
biologi serta morfologi yang khas sebagai akibat dari serangkaian
panjang berbagai proses yang membentuknya (Sartohadi, 2014).
Sebagai tubuh alam gembur yang terdapat pada paling atas permukaan
bumi, tanah menjadi sangat penting untuk kehidupan makhluk hidup
terlebih manusia. Tanah digunakan sebagai media tanam tumbuhan,
penyimpan air tanah, lahan berdirinya bangunan hingga sebagai media
tempat hiburan. Tanah sebagai media tumbuhnya tumbuhan dan
penyimpanan air tanah menyebabkan dapat terciptanya ekosistem
hutan di sebagian tanah di permukaan bumi ini. Maka semakin jelas
bahwa faktor yang sangat penting dalam berlangsungnya ekosistem
hutan di bumi adalah tanah.

Perubahan hutan menjadi lahan pertanian ditemukan memiliki
dampak tersendiri bagi tanah. Hal ini disebabkan oleh adaptasi tanah
terhadap vegetasi diatasnya. Adaptasi tersebut dapat berupa adaptasi
terhadap kerapatan tanaman dan keragaman jenis tanaman. Sesuai
dengan formula Jenny (1941) mengenai faktor pembentuk tanah,
organisme seperti tumbuhan cukup berpengaruh. Perubahan yang
dimaksud pada tulisan ini adalah perubahan pada sifat fisik tanah.
Tanah memiliki sifat fisik diantaranya tekstur, struktur, konsistensi,
berat volume, berat jenis, porositas, warna dan temperatur.

II.

TUJUAN
Tujuan tulisan ini adalah:
1. Mengklarifikasi adanya perubahan sifat fisik tanah terhadap
perubahan penggunaan lahan
2. Mengetahui perubahan sifat fisik tanah terhadap perubahan
penggunaan lahan

III.


METODE
Metode yang digunakan adalah studi literatur. Literatur yang
digunakan merupakan buku – buku mengenai ilmu tanah dan jurnal
nasional maupun internasional elektronik. Hasil penelitian pada

2

jurnal-jurnal tersebut selanjutnya dianalisis dan dibandingkan satu
sama lain untuk endapatkan fakta mengenai pengaruh konversi lahan
khususnya hutan terhadap sifat fisik tanah.
IV.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Sifat fisik tanah terdiri dari tekstur, struktur, konsistensi, berat
volume, berat jenis, porositas, warna dan temperatur. Tekstur adalah
proporsi relatif dari pasir, debu dan lempung yang terdapat di dalam
tanah. Strukutr tanah merupakan susunan partikel tanah yang
ditentukan oleh bentuk dan ukuran pedon tanah. Konsistensi tanah
adalah ketahanan tanah terhadap deformasi tanah. Bulk density adlah

densitas tanah dalam kondisi aslinya termasuk berat partikel dan ruang
porinya. Particle density/Specific density adalah rata-rata kepadatan
partikel tanah tanpa ruang pori. Porositas adalah jumlah pori yang
terdapat di dalam tanah. Warna tanah ditentukan dengan cara
mencocokkan warna sampel tanah. Warna tanah secara tidak langsung
dapat mengetahui drainase, aerasi dan bahan organik yang terkandung
dalam tanah. Temperatur tanah merupakan suhu tanah (Foth, 1990).
Perubahan penggunaan lahan diatas tanah secara tidak langsung
memberikan efek terhadap sifat fisik tanah walaupun sedikit. Pada
tulisan ini perubahan penggunaan lahan yang dikaji adalah perubahan
ekosistem hutan menjadi perkebunan coklat. Ekosistem hutan
merupakan ekosistem yang cukup penting dalam melindungi plasma
nuftah dan juga sebagai penyedia air tanah. Perubahan ekosistem
hutan menjadi lahan pertanian menimbulkan kerusakan hutan yang
kemudian merusak stabilitas ekosistem di bumi. Selain kerusakan
hutan, perubahan ekosistem hutan ini menjadi lahan pertanian
memberikan dampak tersendiri terhadap sifat fisik tanah.
Penelitian Tolaka (2013) pada subdas Wera Saluopa Desa Leboni
Kecamatan Pamona Puselemba Kabupaten Poso, menyebutkan bahwa
tekstur tanah hutan lebih berkembang dibanding saat menjadi lahan

perkebunan coklat, salah satu penyebabnya adalah pengaruh bahan
organik tanah dan mikroklimat yang terjadi di hutan. Jumlah dan
kerapatan akar tanaman pada tanah hutan yang lebih tinggi juga
menyebabkan penghancuran fraksi tanah secara fisika cenderung lebih
cepat. Untuk porositas tanah pada lokasi penelitiannya ditemukan
bahwa tidak terdapat perbedaan angka yang signifikan, hanya saja
porositas tanah pada hutan primer cenderung lebih rendah. Porositas
tanah pada agroforest yang tinggi mengindikasikan tanah tersebut
sering diolah. Bulk density pada hutan primer dan agroforest juga

3

tidak menunjukkan perbedaan yang berarti. Kandungan bahan organik
pada hutan primer ditemukan sebesar 7,09% sedangkan pada
agroforest lebih rendah sekitar 4,12%.
Suryani (2011) dalam penelitiannya mengenai dinamika sifat fisik
tanah pada areal pertanaman kakao akibat alih guna lahan hutan di
Kecamatan Papalang Kabupaten Mamuju menemukan bahwa bulk
density lahan saat menjadi lahan perkebunan coklat semakin
meningkat. Faktor penyebab meningkatnya bulk density tanah adalah

adanya pengelolaan yang intensif untuk mendapatkan hasil yang lebih
maksimal. Pengelolaan lahan yang dilakukan secara regular seperti
mengolah tanah, menyiang, memupuk, dan sebagainya menyebabkan
terjadinya pemadatan tanah.
Penelitian Dawoe (2013) memberikan keterangan yang lebih
lengkap pengaruh perubahan lahan terhadap bulk density tanah
khususnya pada perkebunan coklat secara temporal. Pada 3 (tiga)
tahun pertama perubahan hutan menjadi perkebunan coklat diketahui
bulk densitynya tinggi. Tetapi pada 15 (lima belas) dan 30 (tiga puluh)
tahun setelah konversi lahan terjadi penurunan nilai bulk density. Dari
data tersebut dapat diketahui terdapat penurunan aktivitas manusia
dalam mengelola tanah perkebunan coklat saat 15 hingga 30 tahun
setelah penanaman. Selain bulk density tidak ditemukan perubahan
lainnya yang cukup berarti dalam kegiatan konversi lahan tersebut.
Perubahan yang terjadi pada sifat fisik tanah ketika adanya
konversi hutan menjadi perkebunan coklat benar terjadi. Perubahan
tersebut berupa perubahan dalam skala kecil dan pada hanya pada
sebagian sifat fisik tanah saja. Perubahan fisik tanah yang paling
sering ditemukan adalah bulk density. Tanah hutan yang jarang diolah
menyebabkan bulk densitynya meningkat ketika menjadi lahan

perkebunan yang tanahnya diolah. Tekstur tanah saat dikonversi dan
sebelum konversi masih tetap sama kecuali horizon organiknya. Pada
saat menjadi hutan, horizon organiknya lebih berkembang akibat
mikroklimat yang masih bekerja pada hutan. Porositas tanah hutan
juga ditemukan lebih kecil dibanding setelah diknversi diakibatkan
belum adanya campur tangan manusia.
Perubahan sifat fisik tanah yang disebabkan oleh perubahan jenis
vegetasi (hutan menjadi coklat) memberikan pemahaman bahwa
organisme cukup berpengaruh dalam proses pembentukan tanah
bahkan untuk skala kecil seperti perubahan jenis vegetasi yang
terdapat di atas tanah. Perubahan fisik yang terbilang sangat sedikit itu

4

juga menyadarkan bahwa organisme seperti tumbuhan maupun
binatang memiliki pengaruh yang sangat kecil terhadap proses
pembentukan tanah.
V.

KESIMPULAN

Perubahan sifat fisik tanah dapat berubah akibat adanya perubahan
jenis dan kerapatan vegetasi di atas tanah, seperti pada konversi hutan
menjadi lahan perkebunan coklat. Perubahan sifat fisik tanah yang
terjadi sangat kecil meliputi bulk density, porositas tanah dan
perkembangan horizon organiknya. Perubahan sifat fisik tanah ini
semuanya diakibatkan oleh adanya campur tangan manusia dalam
mengelola tanah untuk media tanam perkebunan coklat, perubahan
jenis akar tanaman yang bekerja dalam tanah dan perubahan
mikroklimat yang terjadi di tanah.

DAFTAR PUSTAKA
Dawoe, Evans K., dkk. Effect of land-use conversion from forest to
cocoa agroforest on soil characteristics and quality of a Ferric
Lixisol in lowland humid Ghana. Agroforestry Systems, Volume 88.
pp: 87-99.
Foth, Henry D. 1990. Fundamentals of Soil Science, 8th edition. John
Wiley & Sons. USA
Sartohadi, Junun, dkk. 2014. Pengantar Geografi Tanah, cetakan
ketiga. Pustaka Pelajar. Yogyakarta
Suryani, Ida, dkk. 2011. Dinamika Sifat Fisik Tanah pada Areal

Pertanaman Kakao akibat Alih Guna Lahan Hutan di Kecamatan
Papalang Kabupaten Mamuju. Laporan Penelitian. Universitas
Hasanuddin.
Tolaka, Wilman, dkk. 2013. Sifat Fisik Tanah pada Hutan Primer,
Agroforestri dan Kebun Kakao di Subdas Wera Saluopa Desa
Leboni Kecamatan Pamona Puselemba Kabupaten Poso. Warta
Rimba, Volume 1, Nomor 1.