TUJUAN ALAT DAN BAHAN RESEP PROSES SIMULTAN HILANG KANJI, PEMASAKAN FUNGSI ZAT

Telepon: 0271 621176, 621178 FAX. 0271 621178 Website: www.atw.ac.id PRAKTEK PENGELANTANGAN Pr. VIII Porses Hilang Kanji, Pemasakan Scouring Pengelantangan Pada Kain Kapas Secara Simultan

I. TUJUAN

1. Mahasiswa dapat menghilangkan kanji pada benang lusi, kotoran alam, kotoran luar dan pigmen alam pada kain kapas dengan waktu yang singkat dan hasil yang memuaskan. 2. Mahasiswa dapat membandingkan proses persiapan penyempurnaan yang dilakukan secara terpisah dan secara simultan.

II. DASAR TEORI

PROSES HILANG KANJI Adalah salah satu proses dalam persiapan penyempurnaan tekstil yang bertujuan untuk menghilangkan kanji yang ditambahkan dalam proses pertenunan. Proses hilang kanji pada bahan tekstil serat kapas dapat dilakukan dengan 5 cara : a. Cara perendaman menggunakan air, yang mana kain akan menghidrolisa kanji menjadi glukosamaltosa sehingga mudah larut dalam air. b. Cara asam encer menggunakan asam sulfat H 2 SO 4 encer dan asam Chlorida HCl encer, yang mana larutan asam encer juga dapat menghidrolisa kanji menjadi glukosa dan maltosa yang mudah larut dalam air. c. Cara alkali menggunakan soda kostik NaOH, yang mana NaOH mampu menghidrolisa kanji menjadi glukosamaltosa yang mudah larut dalam air akan tetapi membutuhkan waktu yang lebih lama. d. Cara enzim menggunakan enzim jenis amilase yang didapatkan dari tanaman, hewan maupun mikroorganisme, yang mana enzim akan mendegradasimemutus rantai molekul kanji sehingga menjadi senyawa yang lebih sederhana sehinnga mudah larut dalam air. e. Cara oksidator menggunakan zat oksidator seperti H 2 O 2 , yang mana H 2 O 2 akan mengoksidasi kanji menjadi senyawa yang lebih sederhana sehingga mudah larut dalam air. Kualitas dari proses hilang kanji ini dapat diketahui dengan pengujian menggunakan larutan KI, bahan yang ditetesi dengan larutan KI akan mengalami perubahan warna yang menandakan masih ada tidaknya kanji pada bahan. Perubahan warna tersebut antara lain :  Biru : menandakan bahan mengandung kanji pati.  Ungu : menandakan bahan mengandung dekstrin.  Merah : menandakan bahan mengandung eritrodekstrin.  Coklatkuning : menadakan bahan mengandung glukosamaltosa. PROSES PEMASAKAN SCOURING PROCESS Adalah proses pengolahan bahan tekstil yang bertujuan untuk menghilangkan kotoran-kotoran serat kapas yang berupa : minyak, lilin wax , debu, oli , dan kotoran luar lain yang menempel pada kain menggunakan zat pemasak Natrium Hidroksida NaOH. Kotoran serat ini dapat menghalangi penyerapan obat, larutan proses, maupun zat warna pada proses selanjutnya. Pada proses pemasakan selalu digunakan zat pemasak dari jenis alkali seperti NaOH, hal ini dikarenakan alkali mempunyai daya atau kekuatan pembersihan yang tidak dimiliki oleh zat kimia yang lain, seperti : 1. Alkali dapat menyabunkan lemak dan minyak menjadi sabun yang dapat digunakan untuk menyabunkanmenghidrolisa kotoran- kotoran lain yang terdapat pada bahan. 2. Alkali dapat mengubah pektin, proteinnitrogen serta zat organik lainnya menjadi garam yang dapat larut dalam air. 3. Alkali dapat menggelembungkan serat sehingga pori-pori serat menjadi terbuka lebih lebar, hal ini akan memudahkan kotoran lebih mudah keluar dari bahan. Salah satu pengujian untuk mengetahui hasil maupun kualitas dari proses pemasakan adalah pengujian daya serap dan kebersihan bahan dari kotoran , berikut ini adalah contoh tabel uji daya serap. Hasil Tes Keterangan 1 – 2 dtkcm Daya serap sangat tinggi ekstrim 2 – 3 dtkcm Daya serap sangat baik dan cocok untuk pross pengerjaan dengan cara pad. 3 – 4 dtkcm Daya serap baik, cocok untuk proses selanjutnya. 4 – 6 dtkcm Perlu diuji terlebih dahulu sebelum digunakan dalam proses pencelupan secara kontinyu. PROSES PENGELANTANGAN Adalah proses yang dikerjakan terhadap bahan tekstil dengan tujuan untuk menghilangkan warna alami yang disebabkan oleh adanya pigmen-pigmen alam atau zat-zat lain, sehingga diperoleh bahan yang putih. Pigmen-pigmen alam pada bahan tekstil umumnya terdapat pada bahan dari serat-serat alam baik serat tumbuh - tumbuhan maupun serat binatang yang tertentu selama masa pertumbuhan. Dalam pertekstilan dikenal dua jenis zat pengelantang yaitu zat pengelantang yang bersifat oksidator dan yang bersifat reduktor. Zat pengelantang yang bersifat oksidator pada umumnya digunakan untuk pengelantangan serat-serat selulosa dan beberapa di antaranya dapat pula dipakai untuk serat-serat binatang dan serat-serat sintetis. Sedangkan zat pengelantang yang bersifat reduktor hanya dapat digunakan untuk pengelantangan serat-serat binatang.

a. Zat Pengelantang yang Bersifat Oksidator

Zat pengelantang yang bersifat oksidator ada dua golongan, yaitu yang mengandung khlor dan yang tidak mengandung khlor. 1. Zat pengelantang oksidator yang mengandung khlor, di antaranya :  Kaporit CaOCl 2  Natrium hipokhlorit NaOCl  Natrium khlorit NaOClO 2 2. Zat pengelantang oksidator yang tidak mengandung khlor, di antaranya :  Hidrogen peroksida H 2 O 2  Natrium peroksida Na 2 O 2 Natrium perborat NaBO 3  Kalium bikhromat K 2 Cr 2 O 7  Kalium permanganat KMnO2

b. Zat Pengelantang yang bersifat reduktor, antara lain :

 Sulfur dioksida SO 2  Natrium sulfit Na 2 SO 3  Natrium bisulfit NaHSO 3  Natrium hidrosulfit Na 2 S 2 O 4 Dalam proses pengelantangan terjadi proses pembersihan sebagai berikut :  Penghilangan sisa keping-keping bijitanaman.  Penghilangan sisa-sisa kanji yang masih terdapat pada bahan.  Pencapaiaan efek putih pada bahan derajat putih yang lebih baik dengan efek kerusakan serat yang dapat diminimalisir.  Peningkatan sifat daya serap pada kain agar lebih merata. Pengelantangan Kain Kapas dengan Hidrogen Peroksida Meskipun hidrogen peroksida harganya lebih mahal dan prosesnya juga perlu pemanasan, tetapi pengelantangan dengan hidrogen peroksida memberikan beberapa keuntungan karena hampir tidak terjadi kerusakan serat dan prosesnya dapat lebih singkat tanpa melalui proses pengasaman dan anti khlor. Sifat hidrogen peroksida mudah larut dalam air pada berbagai perbandingan, jika dipanaskan mudah terurai melepaskan gas oksigen sehingga sangat efektif digunakan untuk pengelantangan. Proses pemutihan hidrolisaoksidasi menghasilkan ekastraksi lebih lanjut dari sisa-sisa kanji yang masih ada dan kotoran-kotoran kapas, sehingga menghasilkan daya serap kain yang lebih merata serta efek putihnya lebih stabil terhadap cahaya. Hidrogen peroksida akan terurai menjadi air dan oksigen yang merupakan produk-produk yang tidak berbahaya sehingga tidak bersifat korosif atau merusak terhadap mesin-mesin. Faktor-faktor yang mempengaruhi penguraian H 2 O 2 : a. Pengaruh pH Dalam suasana asam pH7 H 2 O 2 stabil, sedangkan dalam suasana basaalkali pH 7 H 2 O 2 mudah terurai melepaskan oksigen radikal On dan ion perhidroksil OOH. Makin besar pH, penguraiannya makin cepat, seperti pada tabel berikut : Tabel Perbandingan pH dan Waktu Penguraian H 2 O 2 pH Waktu 6,8 3 jam 10 menit 7,1 2 jam 50 menit 7,9 2 jam 10 menit 8,9 1 jam 10 menit 9,9 25 menit b. Pengaruh suhu Suhu juga mempengaruhi penguraian H 2 O 2. Pada suhu rendah, pembebasan oksigen sangat kecil, makin tinggi suhu penguraiannya makin cepat. Penguraian H 2 O 2 yang efektif untuk pengelantangan terjadi pada suhu 8° - 85°C. Pada suhu di atas 85°C penguraiannya sangat cepat sekali dan dapat menyebabkan oksi-selulosa atau kerusakan serat yang terjadi akibat oksigen radikal yang terlalu banyak. c. Pengaruh stabilisator Penguraian H 2 O 2 dapat diperlambat dengan penambahan zat stabilisator meskipun pengelantangannya dilakukan pada pH dan suhu yang tinggi. Ada beberapa macam zat stabilisator yang dapat digunakan dalam pengelantangan dengan hidrogen peroksida di antaranya seperti Natrium Silikat Na 2 SiO 3 , Magnesium Oksida NgO atau Magnesium Hidroksida MgOH 3 , Magnesium Silikat, Natrium Metafosfat, Natrium – Trifosfat dan lain-lain. Jenis zat stabilisator yang banyak digunakan dalam pengelantangan adalah Natrium Silikat. d. Pengaruh logam atau oksida logam Seperti halnya pada garam-garam hipokhrolit, beberapa logam atau oksida logam tertentu dapat mempercepat penguraian hidrogen peroksida membebaskan oksigen. PROSES SIMULTAN Proses hilang kanji, pemasakan dan pengelantangan dapat dilakukan secara terpisah-pisah maupun dilakukan secara simultan untuk menghemat waktu, energi dan biaya. Hal yang harus diperhatikan dalam proses simultan ini adalah pemilihan zat-zat yang akan digunakan di dalam proses agar fungsi dari dari masing-masing zat dapat saling mendukung dan tidak saling menghambat. Proses yang dapat digabungkan yaitu : proses hilang kanji dengan oksidator H 2 O 2 , pemasakan dengan NaOH, serta pengelantangan dengan H 2 O 2 . Zat-zat yang digunakan dalam ketiga proses tersebut dapat saling mendukung daya kerja dari zat yang lain.

III. ALAT DAN BAHAN

Alat : 1. Mc. Jigger 2. Kompor Gas 3. Beker Glass 4. Timbangam 5. Pipet 6. Pengaduk 7. Termometer Bahan : 1. H 2 O 2 35 2. NaOH 38 o Be 3. Na 2 SiO 3 4. CH 3 COOH 5. Na 2 CO 3 6. Pembasah 7. Sequester-T 8. Air 9. Detergen

IV. RESEP PROSES SIMULTAN HILANG KANJI, PEMASAKAN

PENGELANTANGAN SERTA PENGHITUNGAN KEBUTUHAN LARUTAN PROSES DAN ZAT-ZAT KIMIA R Hilang Kanji, Pemasakan Dan Pengelantangan Simultan  H 2 O 2 35 : 25 ccl  NaOH 38 o Be : 10 grl  Na 2 SiO 3 : 2 grl  Na 2 CO 3 : 3 grl  Pembasah : 1 ccl  Sequester-T : 0,5 grl  Suhu : ± 85 o C  Waktu : 2 jam  Vlot : dibuat dalam 4 liter larutan  Berat bahan : 69,5 gram Resep Netralisasi  CH 3 COOH 60 : 1 ccl  Suhu : kamar  Waktu : 15 menit  Vlot : dibuat dalam 4 liter larutan Resep Pencucian Sabun  Detergen : 2 grl  Suhu : 70-80 o C  Waktu : 10 – 15 menit  Vlot : dibuat dalam 4 liter larutan Penghitungan Vlot : Vlot HK, pemasakan pengelantangan = berat bahan : volume larutan = 69,5 : 5000 = 1 : 71,9 = 1 : 72 Vlot netralisasi = berat bahan : volume larutan = 69,5 : 4000 = 1 : 57,55 = 1 : 58 Vlot pencucian = berat bahan : volume larutan = 69,5 : 4000 = 1 : 57,55 = 1 : 58 Perhitungan Kebutuhan Larutan Proses Dan Zat Tambahan a. Hilang Kanji, Pemasakan dan Pengelantangan Kebutuhan larutan proses = 5 liter  H 2 O 2 35 : 25 ccl x 5 L = 125 cc  NaOH 38 o Be : 10 grl x 5 L = 50 gr  Na 2 SiO 3 : 2 grl x 5 L = 10 gr  Na 2 CO 3 : 3 grl x 5 L = 15 gr  Pembasah : 1 ccl x 5 L = 5 cc  Sequester-T : 0,5 grl x 5 L = 2,5 gr b. Larutan Netralisasi Kebutuhan larutan proses = 4 liter  CH 3 COOH 60 : 1 ccl x 4 L = 4 cc c. Pencucian Kebutuhan larutan proses = 4 liter  Detergen : 2 grl x 4 ltr = 8 gr

V. FUNGSI ZAT

a. H 2 O 2 berfungsi sebagai zat hilang kanji dan zat pengelantang yang akan mengoksidasi kanji dan pigmen alam menjadi senyawa yang lebih sederhana sehingga mudah larut dalam air. b. NaOH dan Na 2 CO 3 berfungsi untuk :  Sebagai zat pemasak.  Sebagai zat hilang kanji yang membantu menghidrolisa kanji yang masih terdapat pada bahan.  Membantu mempercepat peruraian H 2 O 2 dalam menghasilkan On dan OOH - . c. Na 2 SiO 3 berfungsi sebagai zat stabilisator yaitu zat yang menghambat penguraian H 2 O 2 menjadi On dan OOH - . d. Pembasah Tepol berfungsi untuk menurunkan tegangan antar muka bahan dan larutan proses sehingga larutan proses mudah terserap pada kain. e. Sequester-T berfungsi untuk mengikat logam-logam berat Ca, Mg,Fe yang terdapat di dalam air sehingga tidak mengganggu proses yang sedang dilakukan. f. CH 3 COOH berfungsi untuk menetralisir sisa-sisa alkali yang tersisa pada bahan. g. Detergan berfungsi untuk :  Mengemulsi minyak, lemak, dan lilin.  Menghilangkan noda oleh minyak.  Mensuspensi kotoran dan mengangkat kotoran dari bahan.

VI. FLOW PROSES