Gejala yang ditimbulkan Respon tanaman terhadap penyakit layu Fusarium

2002. Sampai saat ini telah dikenal 4 ras F. oxysporum f.sp. cubense, tiga diantaranya merupakan patogen utama pada pisang Wibowo et al. 2001.

1. Gejala yang ditimbulkan

Fusarium menghasilkan sejumlah senyawa toksik yang dapat berpengaruh terhadap kesehatan manusia dan produktivitas hewan Ahmed et al. 1991. Tanaman yang terinfeksi menunjukkan gejala awal berupa bercak kekuningan atau garis-garis pada bagian bawah daun pertama atau kedua. Warna kekuningan akan berkembang di sepanjang tepi daun dan menyebar ke arah tulang daun kemudian coklat dan mengering. Apabila terjadi serangan berat tangkai daun disekeliling batang semu patah, kadang-kadang lapisan luar batang semu juga membelah dimulai dari permukaan tanah Ploetz et al. 1994; Damayanti 2002. Gejala yang paling khas dari penyakit ini adalah gejala dalam yaitu apabila pangkal batang dibelah membujur akan terlihat garis-garis coklat atau hitam menuju ke semua arah, dari bonggol ke pangkal dan tangkai daun melalui jaringan pembuluh. Gejala infeksi lanjut akan terlihat pada bonggol, dimana bonggol menjadi berwarna merah gelap atau merah kecoklatan. Tunas yang tumbuh pada bagian bonggol yang terserang akan berwarna kuning atau merah Hutagalung 2002. Patogen yang ada di tanah akan masuk ke akar melalui lenti sel akar, kemudian berkembang sangat cepat disepanjang akar dan menghasilkan miselium. Miselium kemudian masuk ke dalam pembuluh xilem melalui noktah dan menghasilkan mikrokonidium. Spora ini terbawa oleh aliran zat cair ke atas, terhenti dan tersangkut pada dinding sel jaringan pembuluh xilem dan berkecambah membentuk miselium sehingga menyumbat aliran zat cair. Polisakarida dan enzim yang dihasilkan patogen ini dapat menyebabkan kerusakan pada sel-sel jaringan xilem membentuk gel dan gum massa koloidal dan menyebabkan penyumbatan pembuluh. Adanya sekresi berupa massa koloidal serta mengkerutnya sel-sel pembuluh menyebabkan aliran zat cair menjadi terhambat sehingga terjadi proses penurunan laju aliran air dalam pembuluh dan akhirnya menimbulkan kelayuan Agrios 1997.

2. Respon tanaman terhadap penyakit layu Fusarium

Respon tanaman terhadap penyakit pada tahap infeksi awal adalah dengan membentuk jaringan yang memblokir dan membatasi invasi seperti: lignin, suberin dan endodermis, serta mensintesis senyawa anti mikroba yang disebut ‘phytoalexin’ Scala et al., 1985. Adanya auksin menginduksi pembentukan gel, mempercepat pertumbuhan dan meningkatkan respirasi sehingga terbentuk tilosis pada xilem dan memblokir patogen untuk tidak menyebar lebih jauh. Selain itu, pada varietas yang resisten terhadap Fusarium terdapat konjugasi antara asam fusarat dengan glycine hingga 25. Konjugasi ini menyebabkan toksin asam fusarat menjadi tidak aktif sehingga efisien untuk menghindari layu Harborne, 1988. Hasil penelitian pada tanaman pisang menunjukkan bahwa aktivitas peroksidase meningkat secara cepat saat diinfeksi dengan Fusarium, hal ini merupakan bukti bahwa enzim peroksidase berperan dalam respon pertahanan. Peran enzim peroksidase dalam pertahanan tanaman adalah mengoksidasi senyawa fenolik dan meningkatkan laju proliferasi senyawa mirip lignin yang berfungsi sebagai barier. Kecepatan dan besarnya aktivitas mekanisme pertahanan mengekspresikan adanya resistensi. Pada tanaman yang resisten terdapat korelasi positif antara aktivitas enzim peroksidase yang tinggi dengan ketahanan terhadap F. oxysporum f.sp cubense Morpurgo et al. 1994. Dengan demikian aktivitas enzim peroksidase dapat digunakan sebagai parameter untuk membedakan klon pisang yang rentan dan toleran terhadap F. oxysporum f.sp cubense.

3. Metabolit yang terdapat dalam ekstrak F. oxysporum