Pengertian Pengelolaan Tahap-tahap Pengelolaan

2.4 Pengelolaan Kursus Musik

2.4.1 Pengertian Pengelolaan

Pengelolaan berasal dari kata manajemen atau administrasi. Hal tersebut seperti yang dikemukakan oleh Husaini Usman 2004:3: Management diterjemahkan dalam bahasa Indonesia menjadi manajemen atau pengelolaan. Dalam beberapa konteks keduanya mempunyai persamaan arti, dengan kandungan makna to control yang artinya mengatur dan mengurus. Arikunto 1990:8 menjelaskan bahwa pengelolaan adalah substantifa dari mengelola. Sedangkan mengelola berarti suatu tindakan yang dimulai dari penyusunan data, merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan, sampai dengan pengawasan dan penilaian. Sedangkan menurut Sudjana 2000:17 pengelolaan atau manajemen adalah kemampuan dan keterampilan khusus untuk melakukan suatu kegiatan baik bersama orang lain atau melalui orang lain dalam mencapai tujuan organisasi. Pengelolaan merupakan serangkaian kegiatan merencanakan, mengorganisasikan, menggerakkan, mengendalikan, dan mengembangkan terhadap segala upaya dalam mengatur dan mendayagunakan sumberdaya manusia, sarana dan prasarana secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan organisasi. Dari uraian diatas dapat disimpulkan pengelolaan yang dimaksud dalam skripsi ini adalah serangkaian kegiatan penyelenggaraan atau pengurusan meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi terhadap penggunaan sumber daya baik sumber daya manusia, sarana prasarana, sumber dana maupun sumber daya lainnya untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien.

2.4.2 Tahap-tahap Pengelolaan

Dalam tahapan proses pegelolaan terdapat tiga fase yang dilakukan, yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. 1. Perencanaan Planning Perencanaan adalah proses yang sistematis dalam pengambilan keputusan tentang tindakan yang akan dilakukan pada waktu yang akan datang Sudjana, 2004:57. Perencanaan pendidikan nonformal merupakan kegiatan yang berkaitan dengan upaya sistematis yang menggambarkan penyusunan rangkaian tindakan yang akan dilakukan untuk mempertimbangkan sumber- sumber itu meliputi sumber daya manusia dan sumber daya non-manusia. Sumber daya manusia mencakup pamong belajar, fasilitator, tutor, warga belajar, pimpinan lembaga, dan masyarakat. Sumber daya non manusia meliputi fasilitas, alat-alat, waktu, biaya, alam hayati, dan atau non-hayati sumber daya buatan Sudjana, 2004:59. Waterson Sudjana. 2004:57 mengemukakan bahwa pada hakekatnya perencanaan usaha sadar, terorganisasi dan terus menerus dilakukan untuk memilih alternatif yang terbaik dari sejumlah alternatif yang terbaik dari sejumlah alternatif tindakan guna mencapai tujuan. Perencanaan dalam penelitian ini adalah proses yang sistematis dalam pengambilan keputusan yang dilakukan secara terus menerus untuk memilih alternatif yang baik dari sejumlah alternatif guna mencapai tujuan. Menurut Friedman dalam Sudjana: 2004:58 mengemukakan bahwa perencanaan adalah proses yang menghubungkan pengetahuan dan teknik ilmiah ke dalam kegiatan yang diorganisasi. Jadi perencanaan adalah rangkaian kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. a. Kurikulum Peraturan Pemerintah RI No 66 tahun 2010 perubahan atas pemerintah No 17 tahun 2010 tentang pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran, serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan untuk mencapai tujuan pendidikan. Keberadaan lembaga Pendidikan Luar Sekolah yang diselenggarakan oleh masyarakat, dengan rumpun pendidikan yang diajarkan yaitu keterampilan memainkan alat musik yang ditetapkan di Kursus Musik 99 mengacu pada perkembangan musik dan tuntutan pasar kerja, bersifat dinamis, dan fleksibel. William B. Ragan Nasution, 2008:5 kurikulum dalam asti yang luas, yang meliputi seluruh program dan kehidupan dalam sekolah, yakni segala pengalaman di bawah tanggung-jawab sekolah. Kurikulum tidak hanya meliputi bahan pelajaran tetapi meliputi seluruh kehidupan dalam kelas. Jadi hubungan sosial antara guru dan murid, metode mengajar, cara mengevaluasi termasuk kurikulum. b. Peserta didik Peserta didik merupakan suatu komponen masukan dalam sistem pendidikan yang selanjutnya diproses dalam proses pendidikan, sehingga menjadi manusia yang berkualitas sesuai dengan tujuan pendidikan nasional Hamalik, 2008:6. c. Pengajar atau Instruktur Peraturan pemerintah RI No 17 tahun 2010 tentang pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan bahwa pendidik san tenaga kependidikan pada satuan dan program pendidikan merupakan pelaksana dan penunjang penyelenggara pendidikan. Pendidikan merupakan tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagau guru, dosen, konselor, pamong belajar, tutor, instruktur, fasilitator dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan. Instruktur sebagai pendidik profesional memberikan pelatihan teknis kepada peserta didik pada kursus atau pelatihan. Pelatih merupakan ujung tombak keberhasilan suatu kursus di suatu lembaga. Oleh sebab itu yang bersangkutan harus memiliki kualifikasi atau job specification yang memadai untuk menjadi pendidik. Memperhatikan bahwa belajar bagi orang dewasa akan menghasilkan perubahan perilaku, baik dalam hal pengetahuan, keterampilan, maupun sikap, maka fungsi pendidik pembimbing dapat dikatakan sebagai: 1 penyebar pengetahuan, 2 pelatih keterampilan, dan 3 perancang pengalaman belajar kreatuf Lunadi, 1981 dalam suprijanto, 2007:47. Tugas profesi pendidik bukan hanya melatih saja, memiliki jiwa mendidik dan mengajar. Mendidik berarti memberikan bimbingan kepada partisipan agar dapat berkembang seoptimal mungkin dan dapat meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai kehidupan. Pendidik sebagai pembimbing memberi tekanan pada tugas, pemberian bantuan kepada partisipan di dalam memenuhi kebutuhan dan memecahkan masalah yang dihadapi. Tugas ini merupakan tugas pendidik, sebab tugas pendidik disamping menyampaikan ilmu pengetahuan dan teknologi, juga mengembangkan kepribadian dan pembentukan nilai-nilai pada partisipan. Mengajar berarti mengelola kondisi lingkungan agar partisipasi belajar optimal dan memperoleh tujuan yang diharapkan. Tugas utama pendidik dalam pembelajaran adalah merencanakan dan melaksanakan pembelajaran dengan berhasil, oleh karena itu disamping menguasai pembelajaran pendidik juga dituntut memiliki seperangkat pengetahuan dan keterampilan teknik pembelajaran. Agar pendidik mampu menjalankan tugas prestasinya, pendidik dituntut selalu mencari gagasan baru didalam menyempurnakan pelaksanaan pendidikan dan pembelajaran, mencoba berbagai metode pembelajaran mengupayakan pembuatan dan penggunaan media pembelajaran. Menurut Umberto Sihombing 2000:71 tenaga pendidik yang profesional adalah tenaga pendidik yang memiliki kompetensi dengan kemampuan yang dapat diandalkan, berdaya guna dan berhasil guna dalam melayani dan membantu partisipan didalam proses pembelajaran. Kompetensi yang dimiliki oleh pendidik itu adalah bersifat “generi essential”. Dikatakan generik karena kemampuan tersebut secara umum harus dimiliki oleh setiap pendidik dikatakan essential karena diantara kemampuan-kemampuan tersebut merupakan kemampuan yang bersifat penting. Ini tidak berarti bahwa kemampuan yang lain tidak diperlukan ataupun boleh diabaikan, melainkan masih diperlukan. Kompetensi yang harus dimiliki oleh pendidik mencakup tiga aspek yaitu: kompetensi pribadi yang berkaitan dengan aspek-aspek kepribadian yang sesuai dengan nilai- nilai pancasila, kompetensi profesional yang berkaitan dengan akademik ilmiah yang dimiliki oleh pendidik yang terintegrasi dengan kemampuan- kemampuan teknis yang diperlukan dalam jabatan pendidik, kompetensi sosial yang berkaitan dengan kemampuan membina dan mengembangkan integrasi sosial baik sebagai tenaga profesional maupun sebagai warga masyarakat. d. Sarana prasarana Ada lima faktor penting yang harus ada pada proses belajar mengjar yaitu: guru, murid, tujuan, materi dan waktu. Ketidak adaan salah satu faktor saja dari faktor tersebut, maka tidak mungkin terjadi proses belajar mengajar. Dengan 5 faktor tersebut, proses belajar mengajar dapat dilaksanakan walaupun kadang-kadang dengan hasil yang minimal pula. Hasil tersebut dapat ditingkatkan apabila ada sarana penunjang, yaitu faktor fasilitas sarana dan prasarana Pendidikan. Sarana adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dalam mencapai maksud atau tujuan; alat; media. Menurut E. Mulyasa, “Sarana pendidikan adalah peralatan dan perlengkapan yang secara langsung dipergunakan dan menunjang proses pendidikan, khususnya proses belajar, mengajar, seperti gedung, ruang kelas, meja kursi serta alat- alat dan media pengajaran.” Sarana pendidikan merupakan sarana penunjang bagi proses belajar mengajar. Menurut Tim Penyusun Pedoman Pembakuan Media Pendidikan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, yang dimaksud dengan: “Sarana pendidikan adalah semua fasilitas yang diperlukan dalam proses belajar-mengajar, baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak agar pencapaian tujuan pendidikan dapat berjalan dengan lancar, teratur, efektif dan efisien”. Sedangkan pengertian prasarana secara etimologis arti kata prasarana berarti alat tidak langsung untuk mencapai tujuan. Sedangkan menurut Ibrahim Bafadal bahwa “prasarana pendidikan adalah semua perangkat kelengkapan dasar yang secara tidak langsung menunjang pelaksanaan proses pendidikan di sekolah. Jadi, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud sarana prasarana dalam skripsi ini adalah semua fasilitas yang secara langsung maupun tidak langsung dan menunjang proses pendidikan, khususnya proses belajar- mengjar, baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak agar pencapaian tujuan pendidikan dapat berjalan dengan lancar, teratur, efektif dan efisien. 2. Pelaksanaan Actuating Dalam Sutomo, pelaksanaan dapat didefinisikan sebagai keseluruhan usaha, cara, teknik, dan metode untuk mendorong para anggota organisasi agar mau dan ikhlas bekerja dengan sebaik mungkin demi tercapainya tujuan organisasi dengan efisien, efektif, dan ekonomis Siagian dalam sutomo, 1992:128; sedangkan Terry Sutomo, 1990:313 menyatakan bahwa pelaksanaan merupakan usaha untuk menggerakkan anggota-anggota kelompok sedemikian rupa sehingga mereka berkeinginan dan berusaha untuk mencapai sasaran-sasaran organisasi. Fungsi pelaksanaan adalah mewujudkan tingkat penampilan dan partisipasi yang tinggi dari setiap pelaksanaan yang terlibat dalam kegiatan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Adapun pelaksanaan yang dimaksud dalam skripsi ini yaitu proses realisasi dari perencanaan yang telah disepakati bersama antara pendidik dan peserta didik seperti metode, media, sumber belajar sehingga terciptalah situasi dan interaksi belajar mengajar yang memungkinkan tercapainya tujuan yang telah direncanakan. a. Metode Pembelajaran Menurut Djamaah dan Zain 2002:53, metode adalah cara yang digunakan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Metode belajar merupakan unsur penting yang mempengaruhi proses belajar, karena dengan metode belajar peserta didik akan tertantang proses belajarnya; akan terbangkit perhatian dan minat belajarnya; akan tercipta interaksi belajarnya dengan baik; akan terjadi perubahan dalam individu peserta didik sehingga akan bisa sesuai dengan tujuan belajar yang sudah direncanakan Nurhalim, 2007:79. Menurut Hamalik 2003:80, faktor-faktor yang mempengaruhi metode pembelajaran adalah sebagai berikut: a. Tujuan belajar yang hendak dicapai apakah bersifat kognitif, afektif, dan psikomotorik. b. Isi atau peran belajar untuk mencapai tujuan belajar yang telah direncanakan. c. Keadaan warga belajar seperti umur, pendidikan, pengalaman, agama, budaya, dan kondisi fisiknya. d. Alokasi waktu yang tersedia sepeti alokasi jam pelajaran, pagi, siang dan malam. e. Fasilitas belajar yang tersedia seperti ruangan, alat, perlengkapan belajar. f. Kemampuan fasilitator, pelatih atau pelajaran tentang metode pembelajaran. Jadi metode pembelajaran yang digunakan berkaitan erat dengan strategi belajar yang dipilih serta kegiatan belajar yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan pembelajaran. metode pembelajaran dikatakan unsur penting karena akan membangkitkan perhatian dan minat warga belajar. b. Alat atau Media Belajar Alat adalah segala sesuatu yang dapat digunakan dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. media adalah alat bantu yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai tujuan pembelajaran. ketidakjelasan bahan disampaikan dapat dibantu penafsiran dengan menghadirkan media sebagai perantara. Media pembelajaran merupakan komponen masukan yang dapat membantu pelaksanaan proses pembelajaran. alat pendidikan terdiri dari alat material papan tulis, gambar atau alat audio visual dll dan non material perintah, larangan hukuman atau hadiah. c. Sumber Belajar Menurut Udin W. Rustana Ardawinata 1991:165 dalam Djamarah dan Zain 2002:55, sumber-sumber bahan belaja adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan sebagau tempat dimana bahan pengajaran terdapat atau asal untuk belajar seseorang. Sumber belajar itu merupakan bahan atau materi untuk menambah ilmu pengetahuan yang mengandung hal-hal baru bagi sipelajar. d. Bahan Pembelajaran Bahan pembelajaran merupakan substansi yang akan disampaikan dalam proses pembelajaran, oleh karena itu bahan merupakan salah satu sumber belajar bagi warga belajar. Sedangkan sumber belajar itu sendiri yaitu sesuatu yang membawa pesan untuk tujuan pembelajaran Sudiman, 1996:203 dalam Djamarah dan Zain 2002:50. Bahan belajar menduduki posisi dalam belajar, karena bahan belajar peserta didik dapat mempelajari hal-hal yang diperlukan dalam upaya mencapai tujuan belajar. Penentuan bahan belajar disesuaikan dengan minat dan kebutuhan peserta didik agar hasilnya sesuai tujuan yang diharapkan. Bahan pembelajaran merupakan unsur inti yang ada dalam kegiatan pembelajaran, karena itu bahan pembelajaran agar diupayakan untuk dikuasai oleh warga belajar serta minat warga belajar untuk belajar akan muncul bila bahan belajar yang diajarkan sesuai dengan kebutuhan peserta didik. e. Kegiatan Belajar Mengajar Menurut Djamarah dan Zain 2002:53, kegiatan belajar mengajar adalah inti kegiatan dalam pendidikan. Segala sesuatu akan diprogram dan dilaksanakan dalam proses belajar mengajar. Kegiatan belajar mengajar merupakan interaksi yang terjadi dalam proses kursus, interaksi tersebut dapat terjadi antara sumber belajar dengan peserta didik, interaksi dalam kegiatan belajar dan interaksi lain dalam proses atau situasi pembelajaran Raharjo, 2005:9. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh sumber belajar pengajar bertujuan agar setiap usaha yang dilakukan oleh warga belajar merupakan meruupakan kegiatan belajar. Upaya yang dilakukan oleh sumber belajar dalam membelajarkan peserta didiknya memiliki nama dan penerapan yang bercorak ragam, misalnya berupa bantuan, dorongan atau bimbingan belajar, yang arahnya adalah agar warga belajar dapat secara aktif melakukan kegiatan belajar. 3. Evaluasi Menurut Wort en dan Sanders 1973 dalam Rifa’i, 2007:2 menyatakan bahwa evaluation is the determination of the worthof a thing. It includes obtaining information for use in judging the worth of a program, product, prosedure, or objective, or the potensial utility of alternative approaches designed to attain specified objective evaluasi merupakan kegiatan penetapan nilai, harga atau manfaat dari suatu objek atau benda. Kegiatan ini meliputi pengumpulan informasi atau data yang hendak digunakan sebagai dasar pembuatan keputusan tentang nilai, harga atau manfaat dari suatu program, produk, prosedur atau tujuan ataupun pemanfaatan berbagai pendekatan yang digunakan untuk memperoleh tujuan tertentu. Sudjana 2004:249 penilaian adalah proses pengujian berbagai objek atau peristiwa tertentu dengan menggunakan ukuran-ukuran nilai khusus dengan tujuan untuk menentukan keputusan-keputusan yang sesuai. Wilbur Harris Sudjana, 2004:249 menjelaskan penilaian adalah proses penetapan secara sistematis tentang nilai, tujuan, efektivitas, atau kecocokan sesuatu sesuai dengan kriteria dan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Worthen dan sanders Sudjana, 2004:250 bahwa penilaian merupakan proses mengidentifikasi dan mengumpulkan informasi untuk membantu para pengambil keputusan dalam memilih alternatif keputusan. Menurut Hamdani 2011:296 evaluasi adalah suatu proses yang sistematis dan berkesinambungan untuk mengetahui efisiensi kegiatan belajar mengajar dan efektivitas dari pencapaian dari tujuan instruksi yang telah ditetapkan. Sedangkan Arikunto 2004: 1 menjelaskan evaluasi adalah kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang bekerjanya sesuatu, dan informasi tersebut selanjutnya digunakan untuk menentukan alternatif yang tepat dalam mengambil keputusan. Setiap pendidik melakukan evaluasi untuk mengetahui tingkat pemahaman peserta didik tentang materi yang telah disampaikan, baik secara lisan maupun tertulis. Proses evaluasi terdiri dari beberapa tahap: 1 merumuskan pertanyaan, 2 mengumpulkan data, 3 menganalisis dan menafsirkan data, 4 pembuatan keputusan Rifa’i, 2003:128. Dari pengertian evaluasi oleh beberapa ahli di atas dapat disimpulkan evalusi yang dimaksudkan oleh penulis dalam skripsi ini adalah proses sistematis dan berkesinambungan untuk mengetahui efisiensi kegiatan pembelajaran dan efektivitas dari pencapaian dari tujuan instruksi yang telah ditetapkan sebelumnya. Untuk memperoleh data tentang proses dan hasil belajar warga belajar, pendidik dapat menggunakan berbagai teknik penilaian sesuai dengan kompetensi yang dinilai. Menurut pedoman umum Badan Standar Nasional Pendidikan BSNP ada beberapa teknik evaluasi yang dapat digunakan dalam melaksanakan evaluasi adalah: a. Teknik Tes Tes yang digunakan dalam evaluasi ini dapat dibedakan dalam empat macam, yaitu : 1 Tes lisan, 2 Tes tindakan, 3 Tes tertulis, dan 4 tes kinerja. b. Teknik Bukan Tes Teknik evaluasi bukan tes biasanya menggunakan bentuk pelaksanaan sebagai berikut : 1 demonstrasi, 2 observasi, 3 penugasan, 4 portofolio, 5 wawancara, 6 penilaian diri self evaluating, dan 7 penilaian antarteman. Menurut pendapat Rifa’i 2003: 129 menjelaskan bahwa pihak-pihak yang harus terlibat dalam pelaksanaan evaluasi pembelajaran adalah: a. Warga belajar Penilaian warga belajar dapat diperoleh melalui tes, interview, kuesioner secara undividual ataupun secara kelompok. b. Pendidik Pendidik adalah orang yang bertanggungjawab pada pertumbuhan warga belajar. Warga belajar dapat diminta untuk menilai hasil pembelajaran melalui tes, interview, kuesioner ataupun melalui diskusi kelompok-kelompok. c. Pengelola Orang-orang yang bertanggung jawab pada administrasi program dapat melakukan pengamatan terhadap proses dan hasil pembelajaran secara menyeluruh.

2.5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengelolaan Kursus Musik