20
ditentukan oleh kondisi afektif siswa Tim Peneliti Program Pascasarjana UNY, 2004: 6. Diharapkan dengan tercapainya hasil belajar afektif yang maksimal
maka hasil belajar kognitif dan psikomotorik dapat maksimal pula.
E. Pembelajaran inkuiri pada Hukum II Newton
Pendidikan Fisika menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi siswa agar siswa mampu menjelajahi dan
memahami alam sekitar secara ilmiah. Dalam Kurikulum 2004, hukum II Newton merupakan salah satu materi yang harus disampaikan pada kelas X semester I.
Indikator yang harus dicapai adalah siswa dapat melakukan percobaan yang berhubungan dengan hukum-hukum Newton, siswa dapat memberikan contoh
penerapan hukum II Newton dan melakukan analisis kuantitatif untuk persoalan- persoalan sederhana pada bidang tanpa gesekan. Sehingga perlu dibuat suatu
rencana pembelajaran yang sesuai dengan indikator materi hukum II Newton tersebut. Sebagai salah satu perwujudannya dalam penelitian ini digunakan
pembelajaran inkuiri terbimbing untuk menemukan konsep hukum II Newton. Hukum I Newton menjelaskan tentang gerak benda ketika tidak ada gaya
yang bekerja pada benda, atau ketika resultan gaya pada benda adalah tetap, maka dikatakan bahwa benda tidak mengalami percepatan percepatan = nol.
Bagaimana jika pada benda bekerja sebuah gaya atau bekerja beberapa gaya yang resultan gayanya tidak nol?
Pembelajaran inkuiri pada hukum II Newton dimulai dengan memberikan pertanyaan apakah massa benda dan resultan gaya mempengaruhi timbulnya
percepatan pada suatu benda? Dari pertanyaan ini siswa mulai mencoba
21
menjawab dan mencoba menganalisis permasalahan tersebut. Pada proses selanjutnya siswa diharapkan mulai berusaha untuk mengumpulkan data berupa
panjang lintasan, waktu dan mencari besarnya kecepatan dari setiap percobaan yang dilakukan. Kemudian siswa mencari besarnya percepatan. Percepatan
dihitung dari kemiringan grafik kecepatan terhadap waktu. Tahap selanjutnya siswa diarahkan untuk membuktikan apakah massa benda dan resultan gaya
mempengaruhi besarnya percepatan benda, yaitu dengan melakukan percobaan dengan mengubah massa beban atau jumlah kereta dinamika seperti pada Gambar
2.
-
Gambar 2 Desain percobaan hukum II Newton
Pada penyelidikan pertama siswa melakukan percobaan dengan mengubah kereta dinamika dan massa beban tetap seperti yang terlihat pada Gambar 2.
Dengan mengubah kereta dinamika berarti dianggap mengubah massa benda. Misalkan ketika menggunakan massa benda sebesar m maka benda bergerak
dengan percepatan sebesar
a
bila menggunakan massa benda sebesar 2m maka benda akan bergerak dengan percepatan
2 a
. Dari hasil ini dapat disimpulkan
Beban Kereta dinamika
katrol Tali
Pita Ticker timer
22
bahwa“ percepatan yang dialami benda berbanding terbalik dengan massa benda itu”.
Gambar 3 Desain percobaan hukum II Newton dengan mengubah jumlah kereta dinamika
Pada percobaan selanjutnya siswa mengubah massa beban dan kereta dinamika tetap seperti yang terlihat pada
Gambar 3. Massa beban dianggap sebagai gaya yang dikerjakan pada benda F besarnya F = w = mg. Ketika menggunakan massa beban Gaya sebesar F maka
benda bergerak dengan percepatan
a
, bila massa beban di tambah menjadi 2F maka benda bergerak dengan kecepatan 2
a
. Dari hasil ini disimpulkan bahwa ”percepatan benda sebanding dengan resultan gaya yang bekerja pada benda
tersebut”.
Gambar 4 Desain percobaan hukum II Newton dengan mengubah massa beban
Beban
Katrol Ticker timer
2 kereta dinamika
Beban
Katrol Ticker timer
kereta dinamika
23
Dari dua simpulan yang telah dinyatakan diatas diperoleh bahwa “percepatan yang dihasilkan oleh resultan gaya yang bekerja pada suatu benda
sebanding dengan resultan gaya yang bekerja dan berbanding terbalik dengan massa benda”. Pernyataan inilah yang disebut dengan bunyi hukum II Newton.
Untuk percepatan dilambangkan dengan
a
, resultan gaya dilambangkan
∑
F
dan massa benda dilambangkan dengan m. Secara matematis hukum II Newton dinyatakan sebagai berikut;
∑
= ma F
atau m
F a
∑
= Keterangan;
∑
F
= resultan gaya newton
a
= percepatan benda ms
-2
m = massa benda kg
F. Hipotesis Tindakan