19 masyarakat perdesaan yang miskin. Kecenderungan umum juga terlihat dari
terkonsentrasinya fasilitas umum yang berlokasi pada pusat administrasi pemerintahan lokal, sedangkan di dalam wilayah perdesaan yang jauh dan miskin
bahwa fasilitas-fasilitas seperti sekolah, puskesmas, penyuluh pertanian sering tidak dapat menjangkau. Kalaupun fasilitas tersebut ada, tetapi ketersediannya sangat tidak
mencukupi, yang menyebabkan sangat jauhnya perjalanan murid-murid pergi ke sekolah dan jarang dikunjungi penyuluh pertanian, sehingga produktivitas mereka
rendah. Berdasarkan uraian di atas, pendapatan masyarakat antara satu sama lain
berbeda-beda tergantung jenisprofesi pekerjaan yang dilakukan sehingga variasi tingkatan pendapatannya dapat berbeda-beda. Pendapatan yang dihasilkan dari
pekerjaan yang dilakukan ada yang dibayarkan per hari, mingguan atau bulanan sehingga pendapatan inilah yang akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup
baik keperluan makan atau keperluan lain seperti untuk keberlanjutan pendidikan anak yang merupakan suatu investasi untuk masa depan.
4. Status tempat tinggal
Keadaan perumahan mencerminkan tingkat ekonomi, sosial dan budaya penghuninya, disamping memberikan informasi tentang fasilitas-fasilitas khususnya
untuk penyiapan makanan. Sejumlah faktor berikut banyak relevansinya dengan masalah konsumsi pangan:
Rumah dapat mewujudkan suatu tingkatan sosial ekonomi dalm keluarga yang menempatinya, apabila rumah tersebut berbeda dalam ukuran dan kualitas
rumah Svalastoga,1989:87.
20 Status penguasaan tempat tinggal yang ditempati :
a. Milik sendiri adalah jika tempat tinggal tersebut pada waktu pencacahan betul- betul sudah milik kepala rumah tangga atau salah satu anggota keluarga. Rumah
yang dibeli secara angsur melalui kredit atau rumah dengan status sewa beli dianggap rumah sendiri.
b. Kontrak adalah jika rumah tinggal tersebut disewa oleh kepala rumah tanga atau anggota keluarga dalm jangka waktu tertentu berdasarkan perjanjian kontrak
anatar pemilik misalnya1 atau 2 tahun. Cara pembayarannya biasanya sekaligus dimuka atau dapat diangsur menurut persetujuan kedua belah pihak. Pada akhir
masa perjanjian pihak pengontrak harus eninggalkan tempat tinggal yang didiami dan bila keduabelah pihak setuju dapat diperpanjang lagi dengan memperbaharui
perjanjian. c. Sewa adalah jika tempat tinggal disewa oleh kepala rumah tangga atau salah satu
anggota keluarga dengan pembayaran sewanya secara teratur dan terus menerus tanpa batas waktu tertentu.
d. Bebas sewa milik orang lain adalah jika tempat tinggal tersebut diperoleh dari phak lain tetapi bukan famili atau orang tua dan ditempati atau didiami oleh
rumah tangga tanpa mengeluarkan suaru pembayaran apapun. e. Rumah Dinas adalah jika tempat tinggal tersebut dimiliki dan disediakan oleh
suatu instansi tempat bekerja salah satu anggota keluarga baik dengan membayar sewa atupun tidak.
21 f. Milik orang tua sanak saudara adalah jika tempat tinggal tersebut bukan milik
sendiri melainkan milik orang tua sanak saudara dan tidak mengeluarkan pembayaran apapun untuk mendiami tempat tinggal tersebut.
BPS Provinsi Jawa Tengah,2006:3
Untuk mengukur tingkat sosial ekonomi seseorang dari rumahnya dapat dilihat dari:
a. Status rumah yang ditempati, bisa rumah sendiri, rumah dinas, menyewa, menumpang pada saudara atau menumpang yang lain.
b. Kondisi fisik bangunan dapat berupa permanen, kayu dan bamboo. Keluarga yang sosial ekonominya tinggi pada umumnya menempati rumah permanent,
sedangkan keluarga yang sosial ekonominya menengah kebawah menggunakan semi permanent atau tidak permanent.
c. Besarnya rumah yang ditempati, semakin luas rumah yang ditempati pada umumnya semakin tinggi tingkat sosial ekonominya Svalastoga, 1989:29 .
Berdasarkan hal tersebut rumah sebagai tempat tinggal dengan kondisi fisik dan status milik pribadi dan sebagai tempat berbagai aktivitas dapat menjadikan
kedudukan suatu keluarga tinggi atau rendah.
5. Pemilikan Kekayaan atau fasilitas