4. Pendekatan Struktural
Pendekatan struktural melihat kegiatan memilih sebagai produk dari konteks struktur yang lebih luas, seperti struktur sosial, sistem partai,
sistem pemilihan umum, permasalahan dan program yang ditonjolkan oleh partai politik. Struktur sosial yang menjadi sumber kemajemukan politik
dapat berupa kelas sosial atau perbedaan-perbedaan antara majikan atau pekerja, agama, perbedaan kota dan desa, bahasa dan nasionalisme.
Jumlah partai politik mungkin berbeda dari satu negara ke negara lain karena perbedaan struktur sosial tersebut Surbakti, 1999:145.
5. Pendekatan Ekologis
Pendekatan ekologis hanya relevan apabila dalam suatu daerah pemilihan terdapat perbedaan karakteristik pemilih berdasarkan unit teritorial, seperti
desa, kelurahan, kecamatan, dan kabupaten. Kelompok masyarakat seperti tipe penganut agama tertentu, buruh, kelas menengah, mahasiswa, suku
tertentu, subkultural tertentu, dan profesi tertentu, bertempat tinggal pada unit teritorial sehingga perubahan komposisi penduduk yang tinggal diluar
unit teritorial dapat dijadikan penjelasan atas perubahan hasil pemilihan umum.
Pendekatan ini penting sekali digunakan karena karakteristik data hasil pemilihan umum untuk tingkat provinsi berbeda dengan karakteristik data
di kabupaten, atau karakteristik data di kabupaten berbeda dengan karakteristik data di tingkat kecamatan.
C. Klasifikasi Pemilih
Mengacu pada orientasi policy-problem-solver dan orientasi ideologi, maka pemilih di kelompokkan dalam empat konfigurasi pemilih yaitu sebagai
berikut:
1. Pemilih Rasional
Pemilih rasional adalah tipe pemilih yang memiliki orientasi tinggi pada policy-problem-solver dan berorientasi rendah pada faktor ideologi.
Pemilih lebih mengutamakan kemampuan partai politik atau kandidat dalam konsep dan pelaksanaan program kerjanya. Pemilih rasional tidak
hanya melihat program kerja dan platform partai yang berorientasi ke masa depan semata, tetapi juga menganalisis apa saja yang telah dilakukan
partai atau kandidat di masa lampau.
Pemilih rasional jenis ini tidak begitu mementingkan ikatan ideologi kepada partai politik atau kandidat. Faktor kesamaan faham, asal-usul,
nilai tradisional, budaya, agama dan psikografis tidak menjadi faktor yang signifikan. Analisis kognitif terhadap kandidat dan pertimbangan logis
sangat dominan dalam mempengaruhi pengambilan keputusan politik. Pemilih rasional tidak segan-segan menghukum partai atau kandidat
dengan pindah pada pilihan politik yang lain, ketika menganggap partai tidak mampu menyelesaikan permasalahan yang ada.