Prinsip-prinsip Belajar dan Pembelajaran.

4. Tahap Belajar Gerak

Kata gerak banyak digunakan diberbagai disiplin ilmu pengetahuan misalnya, dalam ilmu- ilmu social dan eksakta. Namun kata gerak diberbagai disiplin ilmu tersebut mempunyai pengertian yang berbeda, minsalnya adalah gerak dalam kalimat. Pengertian dapat diamati secara objektif adalah bahwa perpindahan benda tersebut dapat diukur dalam suatu satuan waktu dan ruang. Gerak adalah perubahan tempat posisi dan kecepatan tubuh atau bagian manusia yang terjadi dalam suatu dimensi ruang dan waktu serta dapat diamati secara objektif belajar motorik. Segala tindakan untuk mencapai tujuan selalu memerlukan proses. Proses belajar gerak juga berlangsung dalam rangkaian kejadian dari waktu ke waktu. Proses belajar gerak yang bertujuan untuk menguasai gerakan keterampilan berlangsung dalam 3 tahapan atau fase. Tiga fase belajar gerak menurut Fiits Dan Ponser 1993 : 1 Cognitive Phase 2 Associative Phase 3 Phase Autonomous dalam arti bahasa Indonesia yang berarti 1 Fase Kognitif 2 Fase Asosiatif 3 Fase Otonom.

5. Tujuan Belajar dan Pembelajaran

Belajar merupakan suatu proses internal yang kompleks, yang terlibat dalam proses internal tersebut adalah seluruh ranah-ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Sehingga proses belajar yang mengaktualisasi nyata ranah-ranah tersebut tertuju pada bahan belajar. Menurut Sardiman 1994: 27 secara umum tujuan belajar dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu: 1 Untuk mendapatkan pengetahuan. 2 Penanaman konsep dan keterampilan, dan 3 Pembentukan sikap.

C. Experiental Learning

1. Pengertian Experiential Learning

Experiential Learning adalah suatu model proses belajar mengajar yang mengaktifkan pembelajar untuk membangun pengetahuan dan keterampilan melalui pengalamannya secara langsung. Dalam hal ini, Experiential Learning menggunakan pengalaman sebagai katalisator untuk pembelajar mengembangkan kapasitas dan kemampuannya dalam proses pembelajaran.Experiential learning adalah suatu proses dimana siswa mengkonstuksi atau menyusun pengetahuan keterampilan dan nilai dari pengalaman langsung. Adapun prinsip dasar eksperiental learning adalah sebagai berikut : Experiential learning adalah suatu proses dimana siswa mengkonstuksi atau menyusun pengetahuan keterampilan dan nilai dari pengalaman langsung. Adapun prinsip dasar eksperiental learning adalah sebagai berikut : Prosedur pembelajaran dalam experiential learning terdiri dari 4 tahapan, yaitu; 1 tahapan pengalaman nyata, 2 tahap observasi refleksi, 3 tahap konseptualisasi, dan 4 tahap implementasi. Keempat tahap tersebut kemudian digambarkan dalam bentuk lingkaran sebagai berikut : Gambar 1 Bagan Experiential Learning Cycle Baharudin dan Esa, 2007:166 Dalam tahapan di atas, proses belajar dimulai dari pengalaman konkret yang dialami seseorang. Pengalaman tersebut kemudian direfleksikan secara individu. Dalam proses refleksi seseorang akan berusaha memahami apa yang terjadi atau apa yang dialaminya. Refleksi ini menjadi dasar konseptualisasi atau proses pemahaman prinsip-prinsip yang mendasari pengalaman yang dialami serta prakiraan kemungkinan aplikasinya dalam situasi atau konteks yang lain baru. Proses implementasi merupakan situasi atau konteks yang memungkinkan penerapan konsep yang sudah dikuasai. Kemungkinan belajar melalui pengalaman-pengalaman nyata kemudian direfleksikan dengan mengkaji ulang apa yang telah dilakukannya tersebut. Pengalaman yang telah direfleksikan kemudian diatur kembali sehingga membentuk pengertian-pengertian baru atau konsep-konsep abstrak yang akan menjadi petunjuk bagi terciptanya pengalaman atau perilaku-perilaku baru. Proses pengalaman dan refleksi dikategorikan sebagai proses penemuan finding out, sedangkan proses konseptualisasi dan implementasi dikategorikan dalam proses penerapan taking action.

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 6 ADILUWIH KABUPATEN PRINGSEWU

0 6 46

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR PKn MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 PRINGSEWU TIMUR KABUPATEN PRINGSEWU

0 4 36

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENG-GUNAKAN ALAT PERAGA PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 MARGAKAYA KECAMATAN PRINGSEWU KABUPATEN

0 2 22

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI METODE INKUIRI PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 PANDANSARI SELATAN SUKOHARJO KABUPATEN PRINGSEWU

0 8 47

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIVEMENT DIVISION PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 5 PRINGSEWU BARAT KABUPATEN PRINGSEWU

0 2 38

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIVEMENT DIVISION PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 5 PRINGSEWU BARAT KABUPATEN PRINGSEWU

0 4 30

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI METODE DEMONTRASI PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 PRINGSEWU TIMUR KABUPATEN PRINGSEWU

0 5 48

EFEKTIVITAS PELATIHAN OUTWARD BOUND TERHADAP PENINGKATAN TEAMWORK KELAS V SDN SE-KECAMATAN GADINGREJO KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN 2015

0 4 67

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA MATEMATIKA BERBASIS BELAJAR MANDIRI KELAS V DI SD NEGERI KECAMATAN ADILUWIH KABUPATEN PRINGSEWU

0 21 103

IDENTITAS ISLAM DALAM KEBIJAKAN LUAR NEGERI INDONESIA TERHADAP PALESTINA, STUDI KASUS : PENYELENGGARAAN KONFERENSI TINGKAT TINGGI (KTT) LUAR BIASA

0 0 16