Azwar, 2010: 74. Penyusunan definisi operasional berimplikasi kepada metode dan alat ukur yang dipilih, serta kerangka teori yang digunakan. Definisi
operasinal dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: kemampuan mengelola konflik perkawinan yaitu pasangan suami istri untuk menghadapi dan
menyelesaikan permasalahan serta menemukan jalan keluar dalam perselisihan dan ketidakcocokan serta keinginan suami istri menjalankan kehidupan
perkawinan.
3.3 Populasi dan Sampel
3.3.1 Populasi
Menurut Arikunto 2006:130 populasi adalah “Keseluruhan subjek penelitian.” Sedangkan menurut Azwar 2010:77 populasi adalah “kelompok
subjek yang hendak dikenai generalisasi hasil penelitian. Kelompok subjek ini harus memiliki ciri-ciri atau karakteristik-karakteristik bersama yang
membedakannya dari kelompok subjek lain.” Jadi populasi adalah seluruh kelompok subjek yang akan diteliti dan akan dikenai generalisasi dari hasil
penelitian dengan memiliki karakteristik tertentu. Merujuk pendapat di atas maka karakteristik populasi dalam penelitian ini
adalah : 1.
Pasangan suami istri usia 18-21 tahun ketika melakukan perkawinan. 2.
Menikah karena mengalami kehamilan pranikah. 3.
Memiliki usia perkawinan 1-4 tahun. 4.
Warga Kecamatan Kedungwuni.
3.3.2 Sampel
Menurut Azwar 2010: 79 sampel adalah sebagian populasi. Bagian dari populasi ini merupakan bagian yang diambil untuk diteliti dan diharapkan
hasilnya dapat mewakili dari karakteristik populasi. Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang hendak diteliti
Arikunto, 2006: 131. Sampel digunakan untuk menggeneralisasikan hasil penelitian sebagai sesuatu yang berlaku bagi populasi. Teknik sampling atau
teknik pengambilan sampel adalah cara mengambil sampel, dimana dalam pengambilan sampel harus dilakukan sedimikian rupa sehingga diperoleh sampel
yang benar-benar berfungsi sebagai contoh atau dapat menggambarkan populasi yang sebenarnya. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan
purposive sample. Menurut Arikunto 2006: 139 purposive sample yaitu teknik penentuan sampel yang dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan
didasarkan atas strata, random atau daerah tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu. Lebih lanjut lagi, Arikunto 2008: 140 menjelaskan syarat-syarat dalam
menentukan purposive sample, yaitu: 1.
Pengambilan sampel harus didasarkan atas ciri-ciri, sifat-sifat atau karakteristik tertentu, yang merupakan ciri-ciri pokok populasi.
2. Subjek yang diambil sebagai sampel benar-benar merupakan subjek yang
paling banyak mengandung ciri-ciri yang terdapat pada populasi key subjectis.
3. Penentuan karakteristik populasi dilakukan dengan cermat di dalam studi
pendahuluan.
Peneliti menggunakan purposive sample dengan pertimbangan bahwa peneliti telah menentukan kriteria subjek yang akan diteliti. Alasan berikutnya
adalah teknik purposive sample dianggap paling tepat karena dapat mewakili populasi.
3.4 Metode dan Alat Pengumpulan Data