Pengaruh Konsentrasi Sari Buah Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia) dan Lama Penyimpanan terhadap Jumlah Koloni Bakteri dan Kualitas Fisik Ikan Nila (Oreochromis niloticus) Sebagai Sumber Belajar Biologi

(1)

PENGARUH KONSENTRASI SARI BUAH JERUK NIPIS

(Citrus aurantifolia) DAN LAMA PENYIMPANAN TERHADAP

JUMLAH KOLONI BAKTERI DAN KUALITAS FISIK IKAN

NILA (Oreochromis niloticus) SEBAGAI SUMBER BELAJAR

BIOLOGI

SKRIPSI

DISUSUN OLEH: HENIK KURNIAWATI

201210070311141

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2016


(2)

ii

PENGARUH KONSENTRASI SARI BUAH JERUK NIPIS (Citrus aurantifolia) DAN LAMA PENYIMPANAN TERHADAP JUMLAH KOLONI BAKTERI DAN KUALITAS FISIK IKAN NILA (Oreochromis

niloticus) SEBAGAI SUMBER BELAJAR BIOLOGI

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang

Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Biologi

Disusun Oleh: Henik Kurniawati

201210070311141

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2016


(3)

iii

LEMBAR PERSETUJUAN

Nama : Henik Kurniawati Nim : 201210070311141 Jurusan : Pendidikan Biologi

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Judul Skripsi : Pengaruh Konsentrasi Sari Buah Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia) dan Lama Penyimpanan terhadap Jumlah Koloni Bakteri dan Kualitas Fisik Ikan Nila (Oreochromis niloticus) Sebagai Sumber Belajar Biologi

Diajukan untuk Dipertanggung Jawabkan dihadapan Dewan Penguji Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Strata Satu (S1)

Pada Jurusan Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Malang

Menyetujui

Pembimbing 1 Pembimbing II


(4)

iv

LEMBAR PENGESAHAN

Dipertahankan di Depan Dewan Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Malang dan Diterima untuk Memenuhi

Sebagian dari Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana (S1) Pendidikan Biologi

Mengesahkan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang

Malang, 20 Juli 2016 Dekan

(Dr. Poncojari Wahyono, M.Kes)

Dewan Penguji

1. Dra. Lise Chamisijatin, M. Pd 1……….

2. Drs. Samsun Hadi, M. S 2……….

3. Drs. Wahyu Prihanta, M. Kes 3……….


(5)

v

SURAT PERNYATAAN

Nama : Henik Kurniawati

Tempat/Tgl. Lahir : Lamongan, 29 Oktober 1993

NIM : 201210070311141

Fakultas/Jurusan : FKIP/Pendidikan Biologi

Menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “Pengaruh Konsentrasi Sari Buah Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia) dan Lama Penyimpanan terhadap Jumlah Koloni Bakteri dan Kualitas Fisik Ikan Nila(Oreochromis niloticus) Sebagai Sumber Belajar Biologi” adalah bukan skripsi orang lain baik sebagian maupun keseluruhan, kecuali dalam bentuk kutipan yang telah disebutkan sumbernya.

Demikian surat pertanyaan ini dibuat dengan sebenar-benarnya dan apabila pernyataan ini tidak benar, saya bersedia mendapat sanksi akademik.

Malang, 28 Juli 2016 Yang Menyatakan,

(Henik Kurniawati)


(6)

vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

“H

-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan sholat sebagai penolongmu,

sesungguhnya Allah beserta orang-

y

(QS. Al-Baqarah: 153)

“K

y

. M

telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan)

yang lain. dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap

” (QS.

Insyiroh: 6-8)

Saya persembahkan karya ini kepada:

Ayahanda (Moh. Syamsyul Hadi), Ibunda (Mufiroh), kakak tercinta (Mujib

Burokhman, Nanang Fahrurrozi, Luluk Khusniawati) yang selalu memberikan

motivasi dan do’a yang tiada hentinya mengiringi setiap

langkah dan

perjuangan.

Almamaterku tercinta Universitas Muhammadiyah Malang

KATA PENGANTAR


(7)

vii

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat, taufiq, hidayah serta inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Konsentrasi Sari Buah Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia) dan Lama Penyimpanan terhadap Jumlah Koloni Bakteri dan Kualitas Fisik Ikan Nila (Oreochromis niloticus) Sebagai Sumber Belajar Biologi”dapat terselesaikan. Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Penulisan skripsi ini digunakan untuk syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Biologi pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan di Universitas Muhammadiyah Malang.

Selama proses penyusunan hingga selesainya skripsi ini penulis telah banyak mendapat bantuan, bimbingan, pengarahan dan motivasi dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Dr. Poncojari Wahyono, M. Kes selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang.

2. Ibu Dr. Yuni Pantiwati, M.M., M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Biologi.

3. Ibu Dra. Lise Chamisijatin, M.Pd selaku pembimbing I dan Bapak Drs. Samsun Hadi, M. S selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan motivasi dalam penyusunan skripsi ini.

4. Bapak dan Ibu Dosen Pendidikan Biologi Universitas Muhammadiyah Malang yang telah memberikan bekal ilmu dan pengetahuan selama kuliah. 5. Ibu Dra. Roimil Latifa, MM., M.Si Selaku Kepala Laboratorium Biologi

Universitas Muhammadiyah Malang yang tekah memberikan izin kepada saya untuk melakukan penelitian di Laboratorium Biologi Universitas Muhammadiyah Malang.

6. Orang tuaku dan Kakakku serta keluarga tercinta. Terima kasih atas doa, perhatian, semangat, kasih sayang dan menjadi inspirator dalam hidup.

7. Segenap keluarga besar Laskar Biologi D 2012 yang memberikan doa, semangat, motivasi, informasi serta kenangan selama perkuliahan.


(8)

viii

8. Sahabat seperjuangan dan orang istimewaku, Aditya, Nurul, Indah, Dewi, mbak Qory, mbak Dita, Ikke, Indri terima kasih atas semangat, bantuan serta motivasi selama ini.

9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu terimakasih atas dukungan, bantuan, dan motivasinya.

Semoga Allah SWT senantiasa membalas amal baik yang telah diberikan, Amin. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran sangat penulis harapkan demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.

Malang, 26 Juli 2016 Penulis,


(9)

ix ABSTRAK

Pengaruh Konsentrasi Sari Buah Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia) dan Lama Penyimpanan terhadap Jumlah Koloni Bakteri dan Kualitas Fisik Ikan Nila

(Oreochromis niloticus) Sebagai Sumber Belajar Biologi Oleh : Henik Kurniawati (201210070311141)

Ikan nila yang melimpah pada musim panen, memerlukan penanganan dan penyimpanan yang dapat menjaga kesegarannya. Ikan nila segar rentan terhadap kontaminasi bakteri. Penyimpanan pada suhu rendah dapat menghambat aktivitas bakteri, namun masih ada bakteri yang dapat tumbuh baik, semakin lama penyimpanan jumlah bakteri semakin bertambah. Penambahan bahan pengawet kimia dapat menimbulkan keracunan dan efek jangka panjang, sehingga penambahan sari buah jeruk nipis dapat menggantikan bahan kimia tanpa adanya efek samping.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh sari buah jeruk nipis dan lama penyimpanan dan mengetahui konsentrasi sari buah jeruk nipis dan lama penyimpanan yang paling optimal terhadap jumlah koloni bakteri dan kualitas fisik pada ikan nila. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian True Experimental Research. Rancangan penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola faktorial, dengan faktor pertama konsentrasi jeruk nipis (0%, 25%, 50% dan 75%) dan faktor kedua lama penyimpanan (2,4,6 dan 8 hari). Data berupa jumlah koloni bakteri dan nilai penilaian sensori kualitas fisik ikan nila. Teknik Analisis data yang digunakan adalah Analisis Varian Dua Faktor dan Duncan 5%.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi sari jeruk nipis dan lama penyimpanan berpengaruh terhadap jumlah koloni bakteri dan kualitas fisik ikan nila. Semakin tinggi konsentrasi sari jeruk nipis semakin menurun jumlah koloni bakteri pada ikan. Jumlah koloni bakteri semakin meningkat seiring dengan lama penyimpanan. Sedangkan kualitas fisik semakin menurun seiring dengan lama penyimpanan. Konsentrasi sari buah jeruk nipis yang berpengaruh paling baik terhadap kualitas fisik yang masih diatas SNI (Minimal 7) adalah konsentrasi 75% yang mampu mempertahankan daya simpan ikan nila selama 4 hari. Walaupun demikian metode daya simpan ini mampu mempertahankan jumlah koloni bakteri yang masih dibawah SNI (5X105) sampai 8 hari dengan menggunakan konsentrasi 75%

Kata Kunci : Ikan Nila, Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia), Jumlah Koloni Bakteri, Kualitas Fisik

Malang, 25 Juli 2016

Pembimbing 1 Penyusun


(10)

x ABSTRACT

The Effects of the Concentration of Lime (Citrus aurantifolia) and the Saving Duration on the Amount of Bacteria Colony and Physical Quality of the

Parrot Fish (Oreochromisniloticus) as the Resource of Learning Biology By: Henik Kurniawati (201210070311141)

The massive amount of the Parrot fish in the harvesting period does need the most appropriate treatment and saving processesthat allow to keep its freshness. The fresh Parrot fish is susceptible to be contaminated by the bacteria. The saving process on the low degree of temperature is able to interrupt any activities of the bacteria, but, there must still be several ones which can grow up significantly. The point is that the longer saving process is, the greater amount of the bacteria will be.The addition of chemical preservatives is allowed to trigger some symptoms of being poisoned and also some long-term effects so that the addition process of lime extract is able to replace the chemical preservatives without causing any side-effects.

This research aimed to investigate the effects of the lime extract and the saving duration as well as to identify the concentration of the lime extract and the approximately proper saving duration that worked optimally the most on the amount of bacteria colony and the physical quality of theParrot fish. Moreover, this research belonged to True

Experimental Research.Meanwhile, the design of this research met Completely

Randomized Design (RAL) on the factorial patterns in which the first factor constituted the lime extract of which concentration varied 0%, 25%, 50% and 75%, while the second factor signified the saving duration, which differed from 2,4,6 and 8 days in total. The data included the information regarding the amount of the bacteria colony and the sensory scoring of physical quality of the Parrot fish. Besides, the technique used for the data analysis was Two-Factor Variance Analysis and Duncan 5%.

This research, furthermore, resulted that the concentration of the lime extract and the saving duration affected the amount of bacteria colony and the physical quality of the Parrot fish. The higher concentration of the lime extract was, the lower concentration of the bacteria colony would be. Meanwhile, the physical quality of the Parrot fish was lower once it was saved for a long-time duration. The concentration of the lime extract that gave the best impacts, which is minimally 7 based on the National Standardization of Indonesia,to the physical quality of the Parrot fish signified 75% in which the Parrot fish was allowed to be saved for approximately 4 days. Nonetheless, this saving method could keep the amount of bacteria colony that was still under the National Standard of Indonesia, constituting5x105bacteria within the 8-day savingin the75% concentration. Keywords: The Parrot fish, Lime (Citrus aurantifolia), the Amount of

Bacteria Colony, Physical Quality

Malang, July 25th2016

Advisor 1 Writer


(11)

xi DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PERSETUJUAN ... iii

LEMBAR PENGESAHAN ... iv

SURAT PERNYATAAN ... v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

ABSTRAK ... ix

ABSTRACT ... x

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 6

1.3 Tujuan Penelitian... 6

1.4 Manfaat Penelitian... 7

1.4.1 Manfaat Teoritis... 7

1.4.2 Manfaat Praktis ... 7

1.5 Batasan Masalah ... 8

1.6 Definisi Istilah ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan tentang Ikan Nila ... 10

2.1.1 Taksonomi Ikan Nila ... 10

2.1.2 Morfologi Ikan Nila ... 10

2.1.3 Habitat Ikan Nila ... 11

2.1.4 Kandungan Gizi Ikan Nila ... 12

2.1.5 Kualitas Ikan ... 13

2.1.5.1 Parameter Kesegaran Ikan Nila ... 14

2.1.5.2 Metode Penentuan Kesegaran Ikan ... 16

2.1.6 Standar Mutu Ikan Segar Menurut SNI ... 20


(12)

xii

2.1.8 Perhitungan Jumlah Koloni Mikroorganisme dengan Metode Hitung Cawan (Total Plate Count) . 21

2.1.8.1 Prinsip Hitungan Cawan ... 21

2.1.8.2 Pengenceran ... 22

2.1.8.3 Cara Pemupukan Metode Tuang ... 22

2.1.8.4 Cara Menghitung Kolini ... 23

2.1.8.5 Standart Perhitungan ... 24

2.2 Pengawetan Hasil Perikanan ... 25

2.2.1 Penyimpanan ... 26

2.2.2 Penyimpanan Suhu Rendah ... 28

2.2.3 Penambahan Bahan Kimia ... 30

2.3 Tinjauan tentang Jeruk Nipis ... 32

2.3.1 Taksonomi Jeruk Nipis ... 32

2.3.2 Morfologi Jeruk Nipis ... 33

2.3.3 Habitat Jeruk Nipis ... 34

2.3.4 Kandungan Jeruk Nipis ... 35

2.3.5 Manfaat Jeruk Nipis ... 37

2.3.6 Bahan Anti Mikroba Jeruk Nipis ... 37

2.3.7 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kerja Antimikroba ... 38

2.3.8 Mekanisme Kerja Bahan Antimikroba ... 39

2.3.9 Mekanisme Kerja Zat Antimikroba pada Jeruk Nipis ... 40

2.3.10 Hasil Penelitian Jeruk Nipis ... 41

2.4 Jeruk Nipis sebagai Antimikroba pada Ikan Nila ... 42

2.5 Tinjauan tentang Sumber Belajar Biologi ... 44

2.5.1 Sumber Belajar Biologi ... 44

2.5.2 Manfaat Sumber Belajar ... 46

2.5.3 Macam-macam Sumber Belajar ... 46

2.5.4 Syarat Sebuah Penelitian sebagai Sumber Belajar ... 47

2.5.5 Sumber Belajar Biologi dalam Bentuk Jurnal ... 49

2.6 Hipotesis ... 51


(13)

xiii BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian ... 54

3.2 Metode dan Waktu Penelitian ... 54

3.2.1 Tempat Penelitian ... 54

3.2.2 Waktu Penelitian ... 54

3.3 Populasi dan Sampel ... 55

3.3.1 Populasi ... 55

3.3.2 Sampel ... 55

3.4 Jenis Variabel Penelitian ... 56

3.4.1 Variabel Bebas ... 56

3.4.2 Variabel Terikat ... 56

3.4.3 Variabel Kontrol ... 57

3.5 Definisi Operasional Variabel ... 57

3.6 Prosedur Penelitian... 58

3.6.1 Persiapan Alat dan Bahan ... 58

3.6.2 Sterilisasi Alat dan Bahan ... 59

3.6.3 Pengambilan Sampel ... 59

3.6.4 Pelaksanaan Penelitian ... 60

3.7 Rancangan Percobaan ... 65

3.8 Teknik Pengumpulan Data ... 68

3.9 Teknik Analisis Data ... 68

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 69

4.2 Hasil Analisis Data ... 72

4.3 Pembahasan ... 83

4.4 Pemanfaatan Hasil Penelitian sebagai Sumber Belajar ... 94

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ... 104

5.2 Saran ... 105

DAFTAR PUSTAKA ... 106


(14)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 2.1 Kandungan Kimia Ikan Nila per 100 gram Daging ... 13

Tabel 2.2 Kandungan Gizi Ikan Nila per 100 gram ... 13

Tabel 2.3 Perbandingan Ikan Segar dengan Ikan Busuk ... 17

Tabel 2.4 Persyaratan mutu dan keamanan ikan segar ... 20

Tabel 2.5 Kisaran Suhu Pertumbuhan Jasad Renik ... 30

Tabel 2.6 Zat Gizi Jeruk Nipis per 100 gram ... 36

Tabel 3.1 Alat dan Bahan ... 58

Tabel 3.2 Denah Rancangan Acak Lengkap (RAL)... 67

Tabel 4.1 Hasil pengamatan jumlah koloni bakteri pada ikan nila ... 69

Tabel 4.2 Hasil rata-rata penilaian sensori kualitas fisik pada ikan nila ... 71

Tabel 4.3 Hasil ringkasan uji normalitas konsentrasi sari jeruk nipis dan lama penyimpanan terhadap jumlah koloni bakteri pada ikan nila ... 73

Tabel 4.4 Hasil ringkasan uji homogenitas konsentrasi sari jeruk nipis dan lama penyimpanan terhadap jumlah koloni bakteri pada ikan nila ... 73

Tabel 4.5 Hasil ringkasan uji analisis varian dua faktor konsentrasi sari jeruk nipis dan lama penyimpanan terhadap jumlah koloni bakteri pada ikan nila ... 74

Tabel 4.6 Hasil ringkasan uji Duncan 5% kosentrasi sari buah jeruk nipis dan lama penyimpanan terhadap jumlah koloni bakteri pada ikan nila ... 75

Tabel 4.7 Hasil ringkasan uji normalitas kosentrasi sari jeruk nipis dan lama penyimpanan terhadap nilai kualitas fisik pada ikan nila ... 76

Tabel 4.8 Hasil ringkasan uji homogenitas kosentrasi sari jeruk nipis dan lama penyimpanan terhadap nilai kualitas fisik pada ikan nila ... 77

Tabel 4.9 Hasil ringkasan uji analisis varian dua faktor konsentrasi sari jeruk nipis dan lama penyimpanan terhadap penilaian kualitas fisik kenampakan mata pada ikan nila ... 77


(15)

xv

Tabel 4.10 Hasil ringkasan uji analisis varian dua faktor konsentrasi sari jeruk nipis dan lama penyimpanan terhadap penilaian kualitas fisik kenampakan ingsang pada ikan nila ... 78 Tabel 4.11 Hasil ringkasan uji analisis varian dua faktor konsentrasi sari

jeruk nipis dan lama penyimpanan terhadap penilaian kualitas fisik daging ikan nila ... 80 Tabel 4.12 Hasil ringkasan uji analisis varian dua faktor konsentrasi sari

jeruk nipis dan lama penyimpanan terhadap penilaian kualitas fisik Tekstur ikan nila ... 81 Tabel 4.13 Hasil ringkasan uji analisis varian dua faktor konsentrasi sari

jeruk nipis dan lama penyimpanan terhadap penilaian kualitas fisik Lendir Permukaan Badan pada ikan nila ... 82 Tabel 4.14 Hasil ringkasan uji Duncan 5% kosentrasi sari jeruk nipis dan

lama penyimpanan terhadap penilaian kualitas fisik pada ikan nila ... 83


(16)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Gambar 2.1 Morfologi Ikan Nila ... 11

Gambar 2.2 Buah Jeruk Nipis ... 34

Gambar 2.3 Bagan Kerja Konseptual ... 53

Gambar 3.1 Bagan Prosedur Kerja ... 61

Gambar 4.1 Diagram batang rerata jumlah koloni bakteri pada ikan nila .... 70

Gambar 4.2 Diagram batang rerata penilaian kualitas fisik pada ikan nila .. 71

Gambar 4.3 Perbandingan Rata-rata Penilaian Kualitas Fisik terhadap Perubahan Kenampakan Mata pada Ikan Nila ... 89

Gambar 4.4 Perbandingan Rata-rata Penilaian Kualitas Fisik terhadap Perubahan Kenampakan Ingsang pada Ikan Nila ... 90

Gambar 4.5 Perbandingan Rata-rata Penilaian Kualitas Fisik terhadap Perubahan Daging pada Ikan Nila ... 92

Gambar 4.6 Perbandingan Rata-rata Penilaian Kualitas Fisik terhadap Perubahan Tekstur pada Ikan Nila ... 93

Gambar 4.7 Perbandingan Rata-rata Penilaian Kualitas Fisik terhadap Perubahan Lendir Permukaan Tubuh pada Ikan Nila ... 94


(17)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

Lampiran 1. Data Hasil Penelitian ... 111

Lampiran 2. Rubrik Penilaian Sensori ... 123

Lampiran 3. Analisis Data ... 125

Lampiran 4 Silabus ... 161

Lampiran 5 Foto Kegiatan Penelitian ... 166

Lampiran 6 Jurnal Belajar Biologi……….. 178

Lampiran 7 Lembar Persetujuan Judul ... 189

Lampiran 8 Surat perizinan Penelitian ... 190


(18)

104 DAFTAR PUSTAKA

Adawyah, R. 2011. Pengolahan dan Pengawetan Ikan. Jakarta : PT. Bumi Aksara. Aibinu, I., T. Adenipekun, T. Adelowotan, T. Ogunsanya, and T. Odugbemi. 2007. Evaluation of the antimicrobial Properteis of Different Parts Of Citrus aurantifolia (Lime fruits) as Used Locally. Afr. J. Trad. CAM4(2): 185-190. Aulya, Q. 2014. Pengaruh kosentrasi sari buah nanas (Annanas comosus) dan lama penyimpanan terhadap jumlah koloni bakteri dan kadar protein ikan bandeng (Chanos chanos) sebagai sumber belajar dalam perencanaan pembelajaran biologi materi kingdom monera [skripsi]. Malang: Jurusan Pendidikan Biologi, Universitas Muhammadiyah Malang.

Badan Standardisasi Nasional. 2006. Ikan Segar-Bagian 1: Spesifikasi. SNI 01 – 2729. 1 -2006. ICS 67.120.30.

Barbut, S. 2002. Poultry Products Processing : An Industry Guide. CRC Press. Boca Raton, Florida.

Buckle, K. A., Edward, R. A., Fleet, H. G., Wootton, M. 1987. Ilmu Pangan. Jakarta: Universitas Indonesia Press.

Brooks, G. F., Janet, S. B., & Stephen, A. M. 2007. Jawet, Melnick & Adelberg Mikrobiologi Kedokteran Edisi 20, Alih Bahasa oleh Nugroho, Edi., dan Maulany, R. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Damayanti E, Mudjajanto ES. 1995. Teknologi Makanan. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jendral Pendidikan Dasar Menengah. Jakarta: Pendidikan Menengah Kejuruan, Proyek Peningkatan Pendidikan dan Kejuruan Non Teknik II.

Erawaty WR. 2001. Pengaruh bahan pengikat, waktu penggorengan dan daya simpan terhadap sifat fisik dan organoleptik produk nugget ikan sapu-sapu (Hyposarcus pardalis) [skripsi]. Bogor: Jurusan Teknologi Hasil Perikanan, Institut Pertanian Bogor.

Fajar. 2013. Waspada, Kebanyakan Ikan Kandung Formalin. (Online). (http://www.fajar.co.id/metromakassar/ Diakses 26 Juni 2014).

Fardiaz, D. 1992. Teknik Analisa SIfat Kimia dan Fungsional Komponen Pangan. Bogor: ITP.

Gaman, P.M. dan Sherrington, K.B. 1992. ILMU PANGAN: Pengantar Ilmu Pangan Nutrisi dan Mikrobiologi, Edisi Kedua. Yogyakarta: UGM Press.


(19)

105

Ghufran, M., Kordi. 2000. Budidaya Ikan Nila. Semarang : Dahara Prize.

Hamdiyanti, Y. Pertumbuhan dan Pengendalian Mikroorganisme II, (Online), (http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/19661103 1991012YANTI_HAMDIYATI/Pertumbuhan_pada_mikroorganisme_II.p df, Diakses 24 Juli 2014).

Gunawan, E. 2010. Mekanisme Kerja Anti Bakteri, (Online), (http://edigunawan-antimikroba.blogspot.com/2010/01/mekanisme-kerja-anti-mikroba.html, Diakses 26 Juni 2014).

Hadiwiyoto, Suwedo. 1993. Teknologi Pengolahan Hasil Perikanan Jilid 1. Yogjakarta: Liberty.

Imanawati, H. 2000. Mempelajari Tabletasi Konsentrat Protein Ikan Nila (Oreochromis niloticus). Skripsi. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Irawan, A (1995),”Pengawetan Ikan dan Hasil Perikanan. Cara Mengolah dan

Mengawetkan secara Tradisional dan Modern,”CV. Aneka, Solo.

Kasetya, A. 2010. Mekanisme Kerja Senyawa Antimikroba, (Online), (http://lordbroken.wordpress.com/2010/06/09/mekanisme-kerja-senyawa-antimikroba/, Diakses 26 Juni 2014).

Karina, Anna.2012.Khasiat dan Manfaat Jeruk Nipis.Surabaya: Stomata. Katzung, G. 1997. Farmakologi Dasar dan Klinik. Edisi keenam. Jakarta: EGC. Keenan, Wood, Knielfelter, 1992. Kimia Untuk Universitas. Jakarta: Erlangga. Kepala Pusat Penyuluhan Kelautan dan Perikanan. 2012. Materi Penyuluhan

Pengolahan ikan bandeng. Modul. Jakarta. 1-2 hal.

Kaparang, Rita, Silvana D. Harikedua, dan I Ketut Suwetja. Penentuan Mutu Ikan Tandipang (Dussumieria Acuta C.V) Asap Kering Selama Penyimpanan Suhu Kamar. Teknologi Hasil Perikanan, FPIK, UNSRAT, Manado. KKP. 2012. Laporan Akuntabilitas Kinerja. Kementrian Kelautan dan Perikanan,

Jakarta.

Kordi K., MGH., 2000. Laporan Praktikum Limnologi. Fakultas Perikanan Universitas Muslim Indonesia, Ujung Pandang.


(20)

106

Lestari DS. 2002. Pengaruh lama penyimpanan daging rajungan (Portunus pelagicus) rebus pada suhu kamar. [skripsi]. Bogor: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.

Liviawaty, E. dan Afrianto, E. (2010). Penanganan Ikan Segar, Proses Penurunan dan Cara Mempertahankan Kesegaran Ikan. Widya Padjajaran, Bandung. Lusi, I. N. Pemanfaatan Kandungan Air Jeruk Nipis (The Utilization of Content

Water Lime). Jurnal UNEJ 2013 : I (1) : h. 1-4.

Mahatmanti, W.F, Warlan Sugiyo, Wisnu Sunarto. 2010. Sintesis Kitosan dan Pemanfaatan sebagai Anti Mikrobia Ikan Segar. Jurnal Sains dan Teknologi ISSN.0213-1366. Vol.8 no.2.

Mashuri. 2004. Prosedur Pemeriksaan Mikrobiologi Air, Makanan, Daging dan Ikan (Prosedur Sederhana Yang Sering Dilakukan). Bagian Mikrobiologi Laboratorium Biologi Universitas Muhammadiyah Malang.

Masirah. 2004. Mempelajari Pengaruh Konsentrasi Dan Lama Penyemprotan Larutan Kapur Sirih Terhadap Mutu Fillet Ikan Tuna (Thunnus sp) Pada Suhu Chilling. Skripsi. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Muchtadi TR. 1989. Teknologi Pengolahan Pangan. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Bogor: Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi. Institut Pertanian Bogor.

Mulyasa. 2006. Kurikulum berbasis Kompetensi. Bandung: Remaja Rosda

Murniati, A dan Sunarman. 2000. Pendinginan, Pembekuan, Pengawetan Ikan. Kanisius: Yogyakarta.

Nour, V., I. Trandafir, and M. E. Ionica. 2010. HPLC Organic Acid Analysis in Different Citrus Juices under Reversed Phase Conditions. Not. Bot. Hort. Agrobot. Cluj. 38(1) : 44-48.

Onyeagba, R. A., O. C. Ugbogu, C. U. Okeke, and O.Iroaksi. 2004. Studies on the Antimicrobial Effect Of Garlic (Allium sativum Linn), Ginger (Zingiber offcinale Roscae) and Lim (Citrus aurantifolia Linn). Afr. J. Biotechnol, 3(10) : 552-554.

Pelczar, M.J. dan Chan, E.C.S. 1988. Dasar-dasar Mikrobiologi 1. Jakarta: UI Press.

Poernomo, D., Sugeng, H.S., dan Agus, W. 2004. Pemanfaatan Asam Cuka, Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia) dan Belimbing Wuluh (Averrhoa blimi) untuk Mengurangi Bau Amis Petis Ikan Layang (Decapterus spp.). Jurnal Departemen Teknologi Hasil Perikanan FPIK-IPB VIII (2) 18 – 32.


(21)

107

Purwani, Enny dkk. 2011. Pengaruh Ekstrak Jahe (Zingiber officinale) Terhadap Penghambatan Mikroba Perusak Pada Ikan Nila (Oreochromis niloticus). Jurnal Kesehatan, Vol.4 No.1 Juni 2011 Hlm.80-91.

Rahayu, Ayu. 2012. Panduan Penulisan Jurnal Ilmiah (Online).

http://edukasi.kompas.com diakses pada 20 Juli 2015.

Rasti. 2011. Kandungan Nutrisi dan Manfaat Jeruk Nipis. http://www.gen22.net/2013/07/kandungan-nutrisi-dan-manfaat jeruknipis. html. [Diakses Tanggal 3 Oktober 2013].

Reddy, N.R., Paradis, A., Roman, M.G., Solomon, H.M dan Rhodehamel, E.J (1996). Toxin development by Clostridium botulinum in modified atmosphere packaget fresh tilapia fillets during storage. Journal of food science 61: 632-635.

Rohani, Drs. Ahmad, HM, M.Pd. 2004. Pengolalaan Pengajaran. Rineka Cipta : Jakarta.

Salam. 2006. Mengenal Formalin dan bahayanya. (Online), (http://salam-online. web.id, Diakses 24 Juli 2014)

Salirawati, D. Teknik Penyusunan Modul Pembelajaran. Artikel panduan pengembangan guru. (Online). (http://staff.uny.ac.id/. Diakses 05 Agustus 2014)

Sethparkdee, R. 1992. Citrus aurantifolia (Christm. & Panzer) Swingle.

Setiabudy, Rianto. 2007. Farmakologi dan Terapi Edisi 5. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Sulastri. 2010. Jeruk nipis. http://id.wikipedia.org/Sulastri/wiki/Jeruk_nipis. [Diakses tanggal 22 Oktober 2013].

Suriawiria, U. 1996. Mikrobiologi Air dan Dasar-dasar Pengolahan Buangan Secara Biologis. Bandung: Penerbit Alumni.

Suyanto, S.R., 1994. Nila. Penerbit PT. Gramedia, Jakarta.

Soeparno. 2005. Ilmu dan Teknologi Daging. Cetakan keempat.Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Swastawati, F., Surti,T., Agustini, T.W., dan Riyadi, P.H. 2013. Karakteristik Kualitas Ikan Asap Yang Diproses Menggunakan Metode Dan Jenis Ikan Berbeda. Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan, 2 (3), 126 – 132.


(22)

108

Tilawah, Anis W. 2012. Efektivitas berbagai konsentrasi sari buah belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi Linn) dan lama penyimpanan terhadap jumlah koloni bakteri dan kadar histamin fillet ikan tuna (Thunnus sp). Skripsi. Malang: Skripsi Universitas Muhammadiyah Malang

Waluyo, Lud. 2004. Mikrobiologi Umum. Malang: UMM Press.

Waluyo, Lud. 2010. Teknik dan Metode Dasar dalam Mikrobiologi. Malang: UMM Press.

Warintek. 2011. Sari dan Sirup Buah, Menteri Negara Riset dan Teknologi Pengolahan Pangan, (Online), (http://www.iptek.net.id/warintek/pdf/, Diakses 18 Juni 2014).

Warsita, Bambang 2008, Teknologi Pembelajaran. Rineka Cipta: Jakarta.

Wijayakusuma. 2010. Jeruk Nipis. http://wijayakusumaherbal. blogspot.com/2010/04/jeruk-nipis.html. [Diakses tanggal 15 November 2013].

Winarno, F.G., 1993. Pangan, Gizi, Teknologi dan Konsumen. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Winarno FG, Fardiaz S, Fardiaz D. 1980. Pengantar Teknologi Pangan. Jakarta: Gramedia.

Yunanto, S.J. 2004. Sumber Belajar Anak Cerdas. Jakarta: PT. Grafindo.

Yusra dan Yempita Effendi. 2010. Dasar-dasar Teknologi Hasil Perikanan. Bung Hatta University Press: Padang

Zaelani, Akbar. 2012. Kandungan Gizi Ikan (Online). www. Penyuluhankelautanperikanan.blogspot.com. Diakses tanggal 24 April 2014.


(23)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ikan nila (Oreochromis niloticus) merupakan salah satu jenis ikan budidaya air tawar yang mempunyai prospek cukup baik untuk dikembangkan. Berdasarkan data dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) (2012), ikan nila (Oreochromis niloticus) merupakan salah satu hasil perikanan budidaya terbesar nomor dua setelah ikan bandeng dari total produksi perikanan budidaya di Indonesia dengan capaian target sasaran sebesar 75,31%. Ikan nila banyak digemari oleh masyarakat karena dagingnya cukup tebal dan rasanya gurih, kandungan proteinnya tinggi sehingga dapat dijadikan sebagai sumber protein. Ikan nila memiliki kandungan gizi yang lebih baik bila dibandingkan dengan ikan air tawar yang lain seperti ikan lele. Kandungan protein ikan nila sebesar 43,76%; lemak 7,01%, kadar abu 6,80% per 100 gram berat ikan, sedangkan ikan lele memiliki kandungan protein 40,28%, lemak 11,28%, dan kadar abu 5,52 (Imanawati, 2000).

Ikan nila (Oreochromis niloticus) merupakan bahan pangan yang cepat mengalami kerusakan dan pembusukan (persihable food). Ikan nila mulai mengalami penurunan kualitas fisik setelah 2 jam kematian, kerusakan ini dapat terjadi secara biokimia maupun mikrobiologi, hal ini disebabkan oleh beberapa hal seperti kondisi lingkungan yang sangat sesuai untuk pertumbuhan mikroba pembusuk yang diakibatkan bakteri, khamir, maupun jamur, di beberapa pasar


(24)

2

banyak dijumpai pedagang yang menjual ikan nila dengan kualitas fisik yang sudah menurun seperti mata ikan yang sudah merah dan terdapat lendir pada insang.

Tubuh ikan nila mengandung protein dan air yang cukup tinggi serta mempunyai pH tubuh mendekati netral sehingga menjadi media yang baik untuk pertumbuhan bakteri pembusukan dan mikroorganisme. Adanya proses oksidasi pada lemak tubuh ikan nila oleh O2 dari udara mempercepat pembusukan ikan nila, yang ditandai dengan adanya bau busuk, daging menjadi kaku, sorot mata ikan pudar, serta adanya lender pada insang maupun tubuh bagian luar. Proses pembusukan pada daging ikan lebih cepat dibandingkan dengan pembusukan pada produk ternak atau hewan darat lain (Gufran, 2000).

Ikan yang sudah membusuk dapat menghambat usaha pemasaran hasil perikanan dan tidak jarang menimbulkan kerugian besar (Liviawaty dan Afrianto, 2010). Penyebab kerusakan ikan dalam pembusukan yaitu perubahan yang bersifat enzimatis, mikrobiologis maupun fisis yaitu pada saat pengangkutan dan penyimpanan (Buckle et al, 1987). Oleh karena itu perlu dilakukan usaha untuk meningkatkan daya simpan dan daya awet hasil perikanan melalui proses pengolahan dan pengawetan yang salah satunya adalah dengan cara menambahkan bahan tambahan berupa zat antimikroba dalam bentuk pengawetan. Kecurangan paling berbahaya dalam proses pengawetan ikan adalah dengan menambahkan bahan pengawet kimia seperti formalin. Berdasarkan hasil pemantauan dan pengujian yang dilakukan oleh Dinas Peternakan dan Perikanan Makassar, di 4 pasar besar yang diambil sampel kebanyakan ikan yang dijual


(25)

3

mengandung formalin diantaranya ikan bandeng, lajang, kembung, udang, lajang kering, teri kering, cakalang, serta nila (Fajar, 2013). Selain formalin, bahan pengawet kimia yang sering digunakan masyarakat adalah asam benzoat, asam sorbat, nitrat dan nitrit. Karenanya, pengolahan dan penyimpanan yang baik sangat diperlukan agar mampu memperpanjang daya simpan ikan nila lebih lama dengan tanpa mengurangi kandungan gizi dan kesegarannya.

Menjaga kesegaran ikan dapat dilakukan dengan menggunakan es batu, selain itu masyarakat biasanya menyimpan ikan pada suhu kulkas biasa bukan di freezer. Suhu yang biasa digunakan untuk penyimpanan bahan pangan pada pendinginan adalah 5-100C (Buckle et al, 1987). Pada penyimpanan suhu 150 -200C ikan dapat bertahan hingga 2 hari, sedangkan pada suhu 50-70 C tahan selama 5-7 hari tergantung spesies ikan, pada ikan nila dengan suhu 60C dapat tahan sampai 7 hari (Gufran, 2000).

Menurut Winarno dan Jennie (1983) menyatakan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi penyimpanan adalah kadar air. Pengaruh kadar air sangat penting dalam menentukan daya awet dari makanan, karena faktor ini akan mempengaruhi sifat fisik (kekerasan dan kekeringan) dan sifat-sifat fisiko-kimia, perubahan-perubahan kimia (browning non enzimatis), kerusakan mikrobiologis dan enzimatis terutama pada makanan yang tidak diolah. Tumbuhnya kapang di dalam bahan pangan dapat mengubah komposisi bahan pangan. Beberapa mikroba dapat menghidrolisa lemak sehingga menyebabkan ketengikan. Jika makanan mengalami kontaminasi secara spontan dari udara, maka akan terdapat campuran beberapa tipe mikroba (Muchtadi 1989). Oleh karena itu, dibutuhkan alternatif


(26)

4

bahan pengawet yang mampu memperpanjang daya simpan ikan nila serta tanpa mengubah sifat-sifat pada ikan nila. Salah satu bahan alami yang memiliki potensi untuk pengawetan makanan yang dapat menghambat aktivitas mikroba adalah jeruk nipis.

Jeruk nipis (Citrus aurantifolia) merupakan salah satu tanaman yang mempunyai aktivitas antimikroba yang efektif terhadap bakteri gram positif dan gram negative (Onyeagba et al,. 2004; Malendez & Capriles, 2006;). Secara in vitro telah dibuktikan kemampuan buah jeruk nipis sebagai antibakteri dalam menghambat Salmonella paratyphi, Escherichia coli, Pseudomonas aeruginosa, dan Staphylococcus aureus (Aibinu et al., 2009). Aktivitas antibakteri dari buah jeruk nipis karena mengandung sejumlah asam organik seperti asam sitrat yang merupakan komponen utama, kemudian asam malat, asam laktat, asam tartarat, asam amino, vitamin A, B1, dan Vitamin C. Penghambatan sebagai antibakteri dari asam organik karena penurunan pH di bawah kisaran pertumbuhan mikroorganisme dan penghambatan metabolisme oleh molekul asam yang tak terdisosiasi (Barbut, 2002).

Hasil penelitian Nour et al., (2010) menunjukkan bahwa jus jeruk nipis segar mengandung asam sitrat 6,15 persen, asam malat 0,52 persen, asam laktat 0,09 persen, serta sejumlah kecil asam tartarat, di Indonesia buah jeruk nipis telah lama dikenal dan digunakan di pedesaan untuk pengawet ikan dan daging. Dari hasil penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa perasan jeruk nipis dengan kosentrasi 5%, 10% dan 15 % pada lama perendaman 5 dan 10 menit menurunkan jumlah bakteri Salmonella sampai dengan 96,43 persen dan Escherichia coli


(27)

5

sampai dengan 57,38 % pada dada karkas ayam broiler. Selain itu, ekstrak kasar dari sari buah jeruk nipis mampu menghambat pertumbuhan bakteri anaerob dan

gram-positif pada rentang kosentrasi penghambatan minimum(minimum

inhibitory concertration/MIC) 32-128 G/Ml, sedangkan ekstrak minyak buahnya

mampu menghambat Aspergillus niger dan Candida albicans pada rentang MIC

256-512 mg/ml. selain itu, ekstrak schnapps dari buah jeruk nipis mampu

membunuh S.aurens dan E.coli dalam waktu 1 dan 3,5 jam.

Hasil penelitian Hasil penelitian Rozak (2013) menunjukan bahwa air perasan buah jeruk nipis memiliki daya hambat terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dengan berbagai konsentrasi yaitu 25%, 50%, 75%, dan 100% dan terdapat pengaruh lama kontak terhadap pertumbuhan bakteri dimana bakteri tidak tumbuh seteleh kontak 5 menit pertama dan diikuti menit-menit berikutnya dengan air perasan buah jeruk nipis konsentrasi 100%. Jadi, semakin tinggi konsentrasi air perasan buah jeruk nipis dan semakin lama kontak dengan bakteri Staphylococcus aureus maka daya hambatnya semakin baik.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka perlu kiranya dilakukan penelitian tentang “Pengaruh Kosentrasi Sari Buah Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia) dan Lama Penyimpanan terhadap Jumlah Koloni Bakteri dan Kualitas Fisik Ikan Nila (Oreochromis niloticus) sebagai Sumber Belajar Biologi”.


(28)

6

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Adakah pengaruh konsentrasi sari buah jeruk nipis (Citrus aurantifolia) dan lama penyimpanan terhadap jumlah koloni bakteri dan kualitas fisik pada ikan nila (Oreochromis niloticus)?

2. Berapakah kosentrasi sari buah jeruk nipis (Citrusaurantifolia) dan lama penyimpanan yang berpengaruh paling optimal terhadap jumlah koloni bakteri yang masih di bawah standar SNI dan kualitas fisik pada ikan nila (Oreochromis niloticus)?

3. Bagaimanakah pemanfaatan hasil penelitian pengaruh sari buah jeruk nipis (Citrus aurantifolia) dan lama penyimpanan terhadap jumlah koloni bakteri dan kualitas fisik pada ikan nila (Oreochromis niloticus) sebagai sumber belajar dalam pembelajaran biologi?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui adanya pengaruh konsentrasi sari buah jeruk nipis (Citrus aurantifolia) dan lama penyimpanan terhadap jumlah koloni bakteri dan kualitas fisik pada ikan nila (Oreochromis niloticus).

2. Untuk mengetahui konsentrasi yang paling optimal pada sari buah buah jeruk nipis (Citrus aurantifolia) dan lama penyimpanan terhadap jumlah koloni


(29)

7

bakteri yang masih dibawah standar SNI dan kualitas fisik pada ikan nila (Oreochromis niloticus).

3. Untuk mengetahui pemanfaatan hasil pengaruh sari buah jeruk nipis (Citrus aurantifolia) dan lama penyimpanan terhadap jumlah koloni bakteri dan kualitas fisik pada ikan nila (Oreochromis niloticus) sebagai sumber belajar dalam pembelajaran biologi.

1.4 Manfaat Penelitian

Beberapa manfaat dari penelitian ini adalah : 1.4.1 Manfaat Teoritis

a. Menambah daya guna dari tanaman jeruk nipis sebagai penghasil senyawa antibakteri dalam dunia pendidikan dan kesehatan.

b. Memperkaya informasi mata pelajaran biologi SMA Kelas X pada Materi Kingdom Monera (Archaebateria dan Eubactaeria, ciri, karakter, dan peranannya) pada kompetensi dasar 3.4: Menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan archaebacteria dan eubacteria berdasarkan ciri-ciri dan bentuk melalui pengamatan secara teliti dan sistematis. 4.4: Menyajikan data tentang ciri-ciri dan peran archaebacteria dan eubacteria dalam kehidupan berdasarkan hasil pengamatan dalam bentuk laporan tertulis sebagai sumber belajar biologi dalam bentuk Jurnal.

1.4.2 Manfaat Praktis a. Penelitian ini diharapkan bisa menjadi dasar bagi penelitian selanjutnya


(30)

8

antimikrobial alami yang dimanfaatkan untuk menambah daya simpan bahan pangan.

b. Memberikan informasi kepada masyarakat untuk menerapkan metode pengawetan dengan senyawa antibakteri dari bahan alam yang aman bagi kesehatan dengan harga ekonomis.

1.5 Batasan Penelitian

Agar penelitian tidak menyimpang dari fokus permasalahan, perlu adanya batasan penelitian sebagai berikut:

1. Objek penelitian ini yang digunakan adalah ikan nila (Oreochromis niloticus) jenis ikan air tawar yang diperoleh dari Balai Benih Ikan Punten Batu.

2. Parameter penelitian ini adalah menghitung jumlah koloni bakteri (Total Plate Count) dan kualitas fisik pada ikan nila (Oreochromis niloticus).

1.6 Definisi Istilah

Definisi istilah pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Sari jeruk nipis adalah cairan jernih atau keruh hasil pengepresan (ekstraksi) buah-buahan yang telah masak dan masih segar (Warintek, 2011).

2. Kosentrasi adalah banyaknya zat yang terlarut dibandingkan dengan jumlah pelarut.

3. Lama penyimpanan adalah waktu yang dibutuhkan untuk mengetahui berapa lama ketahanan suatu jenis pangan yang efisien.


(31)

9

4. Angka lempeng total bakteri adalah jumlah bakteri dalam tiap 1 ml/g sampel makanan yang diperiksa. Dalam penelitian ini menggunakan metode tuang dan dihitung dengan menggunakan alat colony counter (Fardiaz, 1992).

5. Kualitas fisik adalah tingkat baik buruknya atau taraf atau derajat sesuatu sebagai atribut objektif yang harus menunjukkan bau normal, rasa, penampilan dan karakteristik tekstur dari spesies yang akan digunakan untuk sampel. Indra manusia memainkan peranan penting dalam penilaianini yang disebut evaluasi sensori (Gufran, 2000).

6. Optimal adalah waktu simpan yang paling lama dalam kondisi tetap layak konsumsi sesuai koloni bakteri dan kulitas fisik.


(1)

bahan pengawet yang mampu memperpanjang daya simpan ikan nila serta tanpa mengubah sifat-sifat pada ikan nila. Salah satu bahan alami yang memiliki potensi untuk pengawetan makanan yang dapat menghambat aktivitas mikroba adalah jeruk nipis.

Jeruk nipis (Citrus aurantifolia) merupakan salah satu tanaman yang mempunyai aktivitas antimikroba yang efektif terhadap bakteri gram positif dan gram negative (Onyeagba et al,. 2004; Malendez & Capriles, 2006;). Secara in vitro telah dibuktikan kemampuan buah jeruk nipis sebagai antibakteri dalam menghambat Salmonella paratyphi, Escherichia coli, Pseudomonas aeruginosa, dan Staphylococcus aureus (Aibinu et al., 2009). Aktivitas antibakteri dari buah jeruk nipis karena mengandung sejumlah asam organik seperti asam sitrat yang merupakan komponen utama, kemudian asam malat, asam laktat, asam tartarat, asam amino, vitamin A, B1, dan Vitamin C. Penghambatan sebagai antibakteri dari asam organik karena penurunan pH di bawah kisaran pertumbuhan mikroorganisme dan penghambatan metabolisme oleh molekul asam yang tak terdisosiasi (Barbut, 2002).

Hasil penelitian Nour et al., (2010) menunjukkan bahwa jus jeruk nipis segar mengandung asam sitrat 6,15 persen, asam malat 0,52 persen, asam laktat 0,09 persen, serta sejumlah kecil asam tartarat, di Indonesia buah jeruk nipis telah lama dikenal dan digunakan di pedesaan untuk pengawet ikan dan daging. Dari hasil penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa perasan jeruk nipis dengan kosentrasi 5%, 10% dan 15 % pada lama perendaman 5 dan 10 menit menurunkan jumlah bakteri Salmonella sampai dengan 96,43 persen dan Escherichia coli


(2)

sampai dengan 57,38 % pada dada karkas ayam broiler. Selain itu, ekstrak kasar dari sari buah jeruk nipis mampu menghambat pertumbuhan bakteri anaerob dan gram-positif pada rentang kosentrasi penghambatan minimum(minimum inhibitory concertration/MIC) 32-128 G/Ml, sedangkan ekstrak minyak buahnya mampu menghambat Aspergillus niger dan Candida albicans pada rentang MIC 256-512 mg/ml. selain itu, ekstrak schnapps dari buah jeruk nipis mampu membunuh S.aurens dan E.coli dalam waktu 1 dan 3,5 jam.

Hasil penelitian Hasil penelitian Rozak (2013) menunjukan bahwa air perasan buah jeruk nipis memiliki daya hambat terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dengan berbagai konsentrasi yaitu 25%, 50%, 75%, dan 100% dan terdapat pengaruh lama kontak terhadap pertumbuhan bakteri dimana bakteri tidak tumbuh seteleh kontak 5 menit pertama dan diikuti menit-menit berikutnya dengan air perasan buah jeruk nipis konsentrasi 100%. Jadi, semakin tinggi konsentrasi air perasan buah jeruk nipis dan semakin lama kontak dengan bakteri Staphylococcus aureus maka daya hambatnya semakin baik.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka perlu kiranya dilakukan penelitian tentang “Pengaruh Kosentrasi Sari Buah Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia) dan Lama Penyimpanan terhadap Jumlah Koloni Bakteri dan Kualitas Fisik Ikan Nila (Oreochromis niloticus) sebagai Sumber Belajar Biologi”.


(3)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Adakah pengaruh konsentrasi sari buah jeruk nipis (Citrus aurantifolia) dan lama penyimpanan terhadap jumlah koloni bakteri dan kualitas fisik pada ikan nila (Oreochromis niloticus)?

2. Berapakah kosentrasi sari buah jeruk nipis (Citrusaurantifolia) dan lama penyimpanan yang berpengaruh paling optimal terhadap jumlah koloni bakteri yang masih di bawah standar SNI dan kualitas fisik pada ikan nila (Oreochromis niloticus)?

3. Bagaimanakah pemanfaatan hasil penelitian pengaruh sari buah jeruk nipis (Citrus aurantifolia) dan lama penyimpanan terhadap jumlah koloni bakteri dan kualitas fisik pada ikan nila (Oreochromis niloticus) sebagai sumber belajar dalam pembelajaran biologi?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui adanya pengaruh konsentrasi sari buah jeruk nipis (Citrus aurantifolia) dan lama penyimpanan terhadap jumlah koloni bakteri dan kualitas fisik pada ikan nila (Oreochromis niloticus).

2. Untuk mengetahui konsentrasi yang paling optimal pada sari buah buah jeruk nipis (Citrus aurantifolia) dan lama penyimpanan terhadap jumlah koloni


(4)

bakteri yang masih dibawah standar SNI dan kualitas fisik pada ikan nila (Oreochromis niloticus).

3. Untuk mengetahui pemanfaatan hasil pengaruh sari buah jeruk nipis (Citrus aurantifolia) dan lama penyimpanan terhadap jumlah koloni bakteri dan kualitas fisik pada ikan nila (Oreochromis niloticus) sebagai sumber belajar dalam pembelajaran biologi.

1.4 Manfaat Penelitian

Beberapa manfaat dari penelitian ini adalah : 1.4.1 Manfaat Teoritis

a. Menambah daya guna dari tanaman jeruk nipis sebagai penghasil senyawa antibakteri dalam dunia pendidikan dan kesehatan.

b. Memperkaya informasi mata pelajaran biologi SMA Kelas X pada Materi Kingdom Monera (Archaebateria dan Eubactaeria, ciri, karakter, dan peranannya) pada kompetensi dasar 3.4: Menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan archaebacteria dan eubacteria berdasarkan ciri-ciri dan bentuk melalui pengamatan secara teliti dan sistematis. 4.4: Menyajikan data tentang ciri-ciri dan peran archaebacteria dan eubacteria dalam kehidupan berdasarkan hasil pengamatan dalam bentuk laporan tertulis sebagai sumber belajar biologi dalam bentuk Jurnal.

1.4.2 Manfaat Praktis a. Penelitian ini diharapkan bisa menjadi dasar bagi penelitian selanjutnya


(5)

antimikrobial alami yang dimanfaatkan untuk menambah daya simpan bahan pangan.

b. Memberikan informasi kepada masyarakat untuk menerapkan metode pengawetan dengan senyawa antibakteri dari bahan alam yang aman bagi kesehatan dengan harga ekonomis.

1.5 Batasan Penelitian

Agar penelitian tidak menyimpang dari fokus permasalahan, perlu adanya batasan penelitian sebagai berikut:

1. Objek penelitian ini yang digunakan adalah ikan nila (Oreochromis niloticus) jenis ikan air tawar yang diperoleh dari Balai Benih Ikan Punten Batu.

2. Parameter penelitian ini adalah menghitung jumlah koloni bakteri (Total Plate Count) dan kualitas fisik pada ikan nila (Oreochromis niloticus).

1.6 Definisi Istilah

Definisi istilah pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Sari jeruk nipis adalah cairan jernih atau keruh hasil pengepresan (ekstraksi) buah-buahan yang telah masak dan masih segar (Warintek, 2011).

2. Kosentrasi adalah banyaknya zat yang terlarut dibandingkan dengan jumlah pelarut.

3. Lama penyimpanan adalah waktu yang dibutuhkan untuk mengetahui berapa lama ketahanan suatu jenis pangan yang efisien.


(6)

4. Angka lempeng total bakteri adalah jumlah bakteri dalam tiap 1 ml/g sampel makanan yang diperiksa. Dalam penelitian ini menggunakan metode tuang dan dihitung dengan menggunakan alat colony counter (Fardiaz, 1992).

5. Kualitas fisik adalah tingkat baik buruknya atau taraf atau derajat sesuatu sebagai atribut objektif yang harus menunjukkan bau normal, rasa, penampilan dan karakteristik tekstur dari spesies yang akan digunakan untuk sampel. Indra manusia memainkan peranan penting dalam penilaianini yang disebut evaluasi sensori (Gufran, 2000).

6. Optimal adalah waktu simpan yang paling lama dalam kondisi tetap layak konsumsi sesuai koloni bakteri dan kulitas fisik.


Dokumen yang terkait

Pengaruh Variasi Penambahan Sari Buah Terung Belanda (Solanum Betaceum) Hasil Sambung Pucuk Dengan Lancing (Solanum Mauritianum) Pada Pembuatan Nata De Coco Dengan Menggunakan Acetobacter Xylinum

4 98 89

Potensi bakteri saluran pencernaan ikan nila (Oreochromis niloticus) sebagai kandidat probiotik berbasis enzim

26 240 46

Identifikasi Dan Prevalensi Ektoparasit Pada Ikan Nila (Oreochromis niloticus) di Rawa Dan Tambak Paluh Merbau Percut Sei Tuan

9 144 57

Pengaruh Perbandingan Sari Biji Nangka Dengan Sari Buah Naga Merah Dan Perbandingan Zat Penstabil Terhadap Mutu Yoghurt Buah Naga

5 76 122

Pemanfaatan Limbah Kulit Jeruk Keprok (Citrus Reticulata Blanco syn) Sebagai Bahan Penguat Nanokertas Selulosa Bakteri Dari Air Kelapa

9 95 73

Pengaruh Konsentrasi Larutan Kitosan Jeruk Nipis Dan Lama Penyimpanan Terhadap Mutu Tahu Segar

4 52 84

Pengaruh Perbandingan Campuran Sari Markisa,Sari Kuini ,Sari Teh Dan Lama Penyimpanan Terhadap Mutu Fruit Tea

0 43 98

Efektifitas Pertumbuhan Bibit Ikan Nila (Oreochromis niloticus) Terhadap Pengaruh Mineral Fe, Na, Ca, Mg, Dan Cl Pada Akuarium Air Tawar Dan Campuran Air Tawar Dan Air Laut.

4 66 64

Pengaruh Variasi Volume Sari Buah Delima (Punica granacum) dengan Air Nira terhadap Kadar Gula, Vitamin C dan Kadar Serat pada Pembuatan Nata De Arenga dengan Menggunakan Acetobbacter xylinum

1 70 54

PERBANDINAGN AIR PERSAN BUAH JERUK NIPIS (CITRUS AURANTIFOLIA) DAN BELIMBING WULUH (AVERROHOA BILIMBI)TERHADAP JUMLAH KOLONI BAKTERI PADA IKAN NILA (AREOCHROMIS NILOTICUS) - Raden Intan Repository

0 2 108