22
B. Keadaan Geografis dan Kondisi Wilayah Kelurahan Kandri
1. Keadaan Geografis
Menurut monografi Kelurahan Kandri dijelaskan beberapa data terkait geografi, pemerintahan dan demografi wilayah ini. Kandri adalah
sebuah kelurahan
di Gunungpati, Kota Semarang, Provinsi
Jawa Tengah ,
Indonesia . Kelurahan Kandri memiliki luas 357.848 Ha yang terdiri atas 4
RW dan 26 RT. Secara geografis, Kandri terletak ± 3,5 km dari pusat pemerintahan Gunungpati, dengan batas-batas sebelah utara Kelurahan
Sadeng, sebelah selatan Kelurahan Cepoko, sebelah timur Kelurahan Jatirejo, sebelah barat Kelurahan Nongkosawit dan Pongangan.
Kandri juga dapat dilihat dari segi Orbitasi Jarak dari pusat pemerintahan yang dapat mempungaruhi aksesibilitas dalam menjalankan
pemerintahan. Jarak dari pusat pemerintahan 3,5 km, dari Pusat Kota Administrasi 17 km, dari Ibukota Tingkat II 12 km, dari Ibukota Propinsi
14 km, dari Ibukota Negara 605 km. Topografi wilayah Kandri merupakan daerah perbukitan yang
sebenarnya sulit untuk dijadikan kawasan terbangun. Namun kenyataannya, keberadaan Goa Kreo sebagai wisata sejarah yang
menjadikan wilayah Kandri bisa di kembangkan sebagai kawasan wisata alam. Pemerintah Kota Semarang, 2009:Semester 2.
Hal yang perlu diperhatikan bagi daerah perbukitan daerah dengan kemiringan terjal yaitu daerah tersebut merupakan daerah aliran air hujan
yang sangat mempengaruhi daerah di bawahnya. Oleh karena itu, daerah
23
seperti ini harus dipertahankan vegetasinya dan dipertahankan daerah penyerapannya.
Tabel 1. Luas Penggunaan Tanah Di Kelurahan Kandri 0,00 Ha No GEOGRAFI
TAHUN 2001 2009
1 Tanah Sawah
69,436 69,436
2 Tanah Kering
176,054 176,054
Total 245,490 245,490
Monografi Kelurahan Kandri, Kecamatan Gunungpati, Semarang, Tahun 2001 dan 2009
Dari data tabel 1. tampak tidak ada perubahan yang berarti pada penggunaan fungsi tanah, begitu pula pada luas tanah yang digunakan
sebagai mata pencaharian utama masyarakat Kandri yaitu bertani dan berladang.
Luas penggunaan tanah Kelurahan Kandri sebagian besar pada tanah kering. Dalam perkembangannya aspek ini tidak ada perubahan
sehingga pola kehidupan masyarakat masih dengan berladang di tanah kering dan sebagian pertanian di sawah.
2. Pemerintahan