METODE PENELITIAN KREATIVITAS GURU PENJASORKES DALAM MENGATASI KETERBATASAN SARANA DAN PRASARANA PEMBELAJARAN PENJASORKES DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE KECAMATAN PREMBUN KABUPATEN KEBUMEN TAHUN PELAJARAN 20152016

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif yang bermaksud untuk meneliti dan menemukan informasi sebanyak-banyaknya dari suatu kejadian tertentu dan berusaha memberikan gambaran, informasi, data, dan angka-angka tentang kreativitas guru Penjasorkes dalam mengatasi keterbatasan sarana dan prasarana di SD Negeri se-Kecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen. Sugiyono 2011:8 penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif atau statistik. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei dengan teknik pengambilan data menggunakan angket yang dibagikan kepada guru Penjasorkes di SD Negeri se-Kecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen.

3.2 Variabel Penelitian

Menurut Sugiyono 20011:38 variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek, atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Sedangkan, menurut Suharsimi Arikunto 2013:161 variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. 62 Variabel dalam penelitian ini adalah kreativitas guru Penjasorkes dalam mengatasi keterbatasan sarana dan prasarana pembelajaran Penjasorkes di SD Negeri se-Kecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen. Kreativitas guru Penjasorkes adalah strategi atau metode yang didesain atau dirancang untuk menghasilkan proses pembelajaran yang berkualitas terdiri dari faktor-faktor: 1 kemampuan melihat atau memecahkan suatu masalah yang ada, 2 menciptakan ide atau gagasan untuk diterapkan dalam memecahkan suatu masalah yang ada tersebut, 3 sikap menerima dan terbuka terhadap hal- hal atau cara-cara baru yang dianggapnya lebih efektif dan efisien yang digunakan untuk mengajar, sehingga tujuan dari pembelajaran dapat tercapai secara optimal. Semua faktor tersebut diukur dengan menggunakan angket yang dibagikan kepada guru Penjasorkes di SD Negeri se-Kecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen.

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian

3.3.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalis yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya Sugiyono, 2011:80. Sedangkan, menurut Suharsimi Arikunto 2013:173 populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah semua guru Penjasorkes dengan syarat memiliki latar belakang pendidikan jasmani yang mengajar di SD Negeri se-Kecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen. No Nama Sekolah Jumlah Guru Penjasorkes 1. SD N 1 Prembun 1 2. SD N 2 Prembun 1 3. SD N 3 Prembun 1 4. SD N 4 Prembun 1 5. SD N 1 Kabekelan 1 6. SD N 2 Kabekelan 1 7. SD N 1 Tunggalroso 1 8. SD N 2 Tunggalroso 1 9. SD N Kedungwaru 1 10. SD N Bagung 1 11. SD N 1 Tersobo 1 12. SD N 2 Tersobo 1 13. SD N 3 Tersobo 1 14. SD N 1 Sidogede 1 15. SD N 2 Sidogede 1 16. SD N Sembirkadipaten 1 17. SD N Kedungbulus 1 18. SD N 1 Mulyosri 1 19. SD N 2 Mulyosri 1 20. SD N 1 Pesuningan 1

3.3.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut Sugiyono, 2011:81. Sedangkan, menurut Suharsimi Arikunto 2013:174 sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Sampel dalam penelitian ini menggunakan sampel jenuh yaitu teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang. Istilah lain sampel jenuh adalah sensus, di mana semua anggota populasi dijadikan sampel Sugiyono, 2011:85. Jadi, sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua guru Penjasorkes yang memiliki latar belakang pendidikan jasmani di SD Negeri se- Kecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen yang berjumlah 23. Berikut data SD Negeri se-Kecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen beserta jumlah guru Penjasorkes. Tabel 3.1 Jumlah Guru Penjasorkes di SD Negeri se-Kecamatan Prembun 21. SD N 2 Pesuningan 1 22. SD N Kabuaran 1 23. SD N Pecarikan 1 Jumlah 23

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah suatu usaha untuk memperoleh data yang hendak diteliti dengan metode yang ditentukan peneliti. Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini, sebagai berikut:

3.4.1 Observasi Pengamatan

Observasi adalah pengamatan dan pemusatan perhatian terhadap suatu objek dengan menggunakan semua alat indra. Dapat dikatakan observasi adalah pengamatan secara langsung. Observasi dapat dilakukan dengan tes, kuesioner, rekaman gambar, rekaman suara Suharsimi Arikunto, 2013:200. Dalam penelitian ini, observasi yang dilakukan adalah pengamatan, pengambilan data awal dengan menyebarkan daftar check-list sarana dan prasarana olahraga kepada guru Penjasorkes dan observasi pembelajaran. Observasi dilakukan untuk dijadikan sebagai data sekunder yang artinya akan digunakan sebagai data penguat dari hasil data primer yang diperoleh dari hasil angket yang dibagikan kepada guru Penjasorkes di SD Negeri se-Kecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen.

3.4.2 Dokumentasi

Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, foto-foto dan sebagainya Suharsimi Arikunto, 2013:201. Dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data kreativitas guru Penjasorkes dalam mengatasi keterbatasan sarana dan prasarana pembelajaran Penjasorkes di SD Negeri se-Kecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik dokumentasi dengan foto untuk pengarsipan dan memperkuat alat instrumen lainnya berupa dokumentasi pengisian angket oleh guru, sarana dan prasarana, dan pembelajaran Penjasorkes.

3.4.3 Wawancara

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang mendalam dan jumlah respondennya sedikit. Teknik pengumpulan data ini mendasarkan diri pada laporan tentang diri sendiri self-report, atau setidak-tidaknya pada pengetahuan dan atau keyakinan pribadi Sugiyono, 2011:137. Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan pedoman wawancara tidak terstruktur, yaitu wawancara yang bebas di mana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya Sugiyono, 2011:140 atau pedoman wawancara yang hanya memuat garis besar yang akan ditanyakan Suharsimi Arikunto, 2013:270. Wawancara dilakukan kepada beberapa guru Penjasorkes di SD Negeri se-Kecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen sebagai data sekunder atau data penguat dari data primer angket.

3.4.4 Angket Kuesioner

Menurut Sugiyono 2011:142 angket atau kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Sedangkan, menurut Suharsimi Arikunto 2013:194 angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui. Angket yang diberikan kepada responden dalam pengambilan data adalah angket tertutup, yaitu angket yang sudah tersedia jawabannya berupa bentuk check-list di mana responden tinggal membubuhkan tanda check-list √ pada kolom yang sesuai jawaban dengan tujuan agar dalam pengisian angket tidak menyita banyak waktu tetapi mendapatkan data akurat. Angket yang disebarkan kepada responden berbentuk skala Likert yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial Sugiyono, 2011:93. Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala Likert mempunyai gradiasi dari sangat positif sampai sangat negatif. Modifikasi skala Likert mempunyai lima alternatif jawaban, yaitu Sangat Setuju SS, Setuju S, Ragu-ragu R, Kurang Setuju KS, dan Tidak Setuju TS. Alternatif jawaban Ragu-ragu dalam penelitian ini dihilangkan agar jawaban yang dihasilkan lebih meyakinkan. Selanjutnya, data tersebut diolah dengan cara analisis deskriptif. Untuk memudahkan tabulasi, maka jawaban tersebut diubah secara kuantitatif dengan memberi angka skor pada setiap butir pernyataan. Skor yang digunakan untuk pernyataan positif adalah 4, 3, 2, 1. Sedangkan untuk pernyataan negatif 1, 2, 3, 4. Pemberian keterangan skor masing-masing sebagai berikut: Tabel 3.2 Bobot Skor Jawaban Jawaban Positif Negatif Sangat setuju 4 1 Setuju 3 2 Kurang setuju 2 3 Tidak setuju 1 4

3.5 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati Sugiyono, 2011:102. Sedangkan, menurut Suharsimi Arikunto 2013:203 instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaan lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah. Dalam penelitian ini menggunakan metode survei dengan pengambilan data berupa angket. Jadi, instrumen dalam penelitian ini adalah angket atau kuesioner. Menurut Sugiyono 2011:142 angket atau kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Sedangkan, menurut Suharsimi Arikunto 2013:194 angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui. Menurut Suharsimi Arikunto 2013:195 alasan menggunakan angket karena terdapat beberapa keuntungan antara lain: 1. Tidak memerlukan hadirnya peneliti. 2. Dapat dibagi secara serentak pada banyak responden. 3. Dapat dijawab oleh responden menurut kecepatannya masing-masing dan menurut waktu senggang responden. 4. Dapat dibuat anonim sehingga responden bebas, jujur, dan tidak malu- malu menjawab. 5. Dapat dibuat terstandar sehingga bagi semua responden dapat diberi pertanyaan yang benar-benar sama. Sedangkan, kelemahan menggunakan angket sebagai berikut: 1 responden sering tidak teliti dalam menjawab, 2 sering sukar dicari validitasnya, 3 kadang-kadang responden dengan sengaja memberikan jawaban yang tidak betul atau tidak jujur, 4 sering tidak kembali, terutama jika dikirim lewat pos, 5 waktu pengambilannya tidak bersama-sama Suharsimi Arikunto, 2013:195. Menurut Suharsimi Arikunto 2013:219 ada tiga langkah pokok yang harus diperhatikan dalam menyusun instrumen angket yang berupa butir-butir pernyataan yang harus diisi oleh responden yaitu sebagai berikut: 1. Mendefinisikan Konstrak Construct Devinition. Konstrak dalam penelitian ini adalah variabel yang diukur dalam penelitian ini yaitu kreativitas guru Penjasorkes dalam mengatasi keterbatasan sarana dan prasarana pembelajaran Penjasorkes di SD Negeri se-Kecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen. Sedangkan kreativitas guru Penjasorkes dalam penelitian ini yaitu 1 kemampuan dalam melihat atau memecahkan masalah yang berhubungan dengan sarana dan prasarana pembelajaran, 2 kemampuan dalam menciptakan dan menerapkan ide untuk memecahkan masalah melalui modifikasi, 3 sikap menerima dan terbuka terhadap hal-hal baru untuk kemajuan pembelajaran. 2. Menyidik Faktor Identification of Factors. Menyidik faktor adalah tahap yang bertujuan untuk menandai faktor-faktor yang akan diteliti. Adapun faktor-faktor tersebut meliputi: 1 Kemampuan melihat atau memecahkan masalah, dijabarkan menjadi 3 indikator yaitu: a. Melihat masalah sebelum mengajar Penjasorkes. b. Melihat masalah pada saat mengajar Penjasorkes. c. Melihat masalah sesudah mengajar Penjasorkes. 2 Kemampuan menciptakan dan menerapkan ide, dijabarkan menjadi 2 indikator yaitu: a. Ide dalam memodifikasi sarana dan prasarana. b. Penerapan ide dalam memodifikasi sarana dan prasarana. 3 Sikap menerima dan terbuka terhadap hal-hal baru, dijabarkan menjadi 2 indikator yaitu: a. Pemanfaatan informasi dan teknologi. b. Pengetahuan. 3. Menyusun Butir Instrumen Items Construction. Langkah terakhir adalah menyusun butir instrumen berdasarkan faktor menyusun konstrak. Butir instrumen harus merupakan penjabaran dari isi faktor- faktor yang akan diteliti. Tiap butir pertanyaan harus spesifik untuk faktornya sendiri. Lembar angket yang digunakan oleh peneliti untuk mengambil data menggunakan pilihan jawaban yang telah tersedia. Instrumen ini dibuat dan dikembangkan dari teori-teori kreativitas pada landasan teori sebelumnya. Untuk Variabel Faktor Indikator Butir Soal Positif Negatif Kreativitas Guru Penjasorkes Kemampuan melihat atau memecahkan masalah  Melihat masalah sebelum mengajar Penjasorkes 1, 2, 3 4, 5  Melihat masalah pada saat mengajar Penjasorkes 6, 7, 8 9, 10, 11  Melihat masalah sesudah mengajar Penjasorkes 12, 14 13 Kemampuan menciptakan dan menerapkan ide  Ide dalam memodifikasi sarana dan prasarana 15, 16, 18, 19, 20 17, 21  Penerapan ide dalam memodifikasi sarana dan prasarana 22, 24, 26, 27, 28, 29 23, 25 Sikap menerima dan terbuka terhadap hal- hal baru  Pemanfaatan informasi dan teknologi 30, 31, 32, 33, 34  Pengetahuan 35, 37, 38, 39, 40 36 Jumlah 40 memberikan gambaran mengenai angket atau kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini, maka disajikan kisi-kisi instrumen angket penelitian sebagai berikut: Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Angket Kreativitas Guru Penjasorkes dalam Mengatasi Keterbatasan Sarana dan Prasarana Pembelajaran Penjasorkes di SD Negeri se-Kecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen

3.5.1 Uji Validitas Instrumen

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan kesasihan sesuai instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas yang rendah. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang validitas yang dimaksud Suharsimi Arikunto, 2013:211-212. Teknik uji validitas yang digunakan adalah teknik uji validitas Product Moment yaitu dengan rumus: ∑ − ∑ ∑ = ∑ − ∑ ∑ − ∑ Keterangan: : koefisien korelasi bagian total : banyaknya subjek uji coba ∑ : jumlah skor tiap butir ∑ : jumlah skor total ∑ : jumlah kuadrat skor tiap butir : jumlah kuadrat skor total ∑ : jumlah perkalian skor tiap butir dengan jumlah skor total Suharsimi Arikunto, 2013:213. Suatu butir angket dikatakan valid apabila memiliki harga atau dengan kata lain harga reseptor xy lebih besar dari reseptor tabel, maka dikatakan item soal atau instrumen tersebut valid. Sebaliknya, apabila harga reseptor xy lebih kecil dari reseptor tabel, maka dikatakan item soal atau instrumen tersebut tidak valid. Setelah dilakukan uji coba instrumen dengan bantuan Exel lihat lampiran 32, hal: 174, diperoleh data perhitungan uji validitas sebagai berikut: Tabel 3.4 Data Uji Validitas Instrumen Soal N 10 = 0,632 Ket Soal N 10 = 0,632 Ket 1. 0,632 0,663 Valid 21. 0,632 0,759 Valid 2. 0,632 0,647 Valid 22. 0,632 0,743 Valid 3. 0,632 0,817 Valid 23. 0,632 0,454 Tdk valid 4. 0,632 0,834 Valid 24. 0,632 0,872 Valid 5. 0,632 0,872 Valid 25. 0,632 0,730 Valid 6. 0,632 0,663 Valid 26. 0,632 0,636 Valid 7. 0,632 0,723 Valid 27. 0,632 0,653 Valid 8. 0,632 0,754 Valid 28. 0,632 0,924 Valid 9. 0,632 0,738 Valid 29. 0,632 0,724 Valid 10 0,632 0,733 Valid 30. 0,632 0,639 Valid 11. 0,632 0,700 Valid 31. 0,632 0,576 Tdk valid 12. 0,632 0,771 Valid 32. 0,632 0,738 Valid 13. 0,632 0,699 Valid 33. 0,632 0,651 Valid 14. 0,632 0,817 Valid 34. 0,632 0,858 Valid 15. 0,632 0,736 Valid 35. 0,632 0,744 Valid 16. 0,632 0,648 Valid 36. 0,632 0,687 Valid 17. 0,632 0,784 Valid 37. 0,632 0,646 Valid 18. 0,632 0,670 Valid 38. 0,632 0,855 Valid 19. 0,632 0,794 Valid 39. 0,632 0,697 Valid 20 0,632 0,743 Valid 40. 0,632 0,730 Valid Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa terdapat 2 butir soal yang dinyatakan tidak valid atau gugur dari keseluruhan 40 butir soal yaitu butir soal 23 dan 31. Jadi, untuk angket penelitian yang digunakan tidak menggunakan 2 butir soal tersebut karena tidak valid atau gugur. Selanjutnya, butir soal angket penelitian yang digunakan dalam pengambilan data penelitian menjadi 38 butir soal. Berikut ini instrumen angket penelitian lihat lampiran 30, hal: 169: Variabel Faktor Indikator Butir Soal Positif Negatif Kreativitas Guru Penjasorkes Kemampuan melihat atau memecahkan masalah  Melihat masalah sebelum mengajar Penjasorkes 1, 2, 3 4, 5  Melihat masalah pada saat mengajar Penjasorkes 6, 7, 8 9, 10, 11  Melihat masalah sesudah mengajar Penjasorkes 12, 14 13 Kemampuan menciptakan dan menerapkan ide  Ide dalam memodifikasi sarana dan prasarana 15, 16, 18, 19, 20 17, 21  Penerapan ide dalam memodifikasi sarana dan prasarana 22, 23, 25, 26, 27, 28 24 Sikap menerima dan terbuka terhadap hal- hal baru  Pemanfaatan informasi dan teknologi 29, 30 31, 32  Pengetahuan 33, 35, 36, 37, 38 34 Jumlah 38 Tabel 3.5 Instrumen Angket Kreativitas Guru Penjasorkes dalam Mengatasi Keterbatasan Sarana dan Prasarana Pembelajaran Penjasorkes di SD Negeri se-Kecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen

3.5.2 Uji Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk dapat digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Reliabilitas menunjuk pada tingkat keterandalan sesuatu. Reliabilitas artinya dapat dipercaya, jadi dapat diandalkan Suharsimi Arikunto, 2013:221. No Faktor Hasil Keterangan 1. Kemampuan melihat atau memecahkan masalah 0,934 Reliabel 2. Kemampuan menciptakan dan menerapkan ide 0,937 Reliabel 3. Sikap menerima dan terbuka terhadap hal-hal baru 0,897 Reliabel Dalam penelitian ini menggunakan uji reliabilitas dengan formula Alpha, dengan rumus : ∑ = − − Keterangan : : reliabilitas instrumen : banyaknya butir pertanyaan ∑ : jumlah varians butir : varians total Suharsimi Arikunto, 2013:239. Setelah dilakukan uji validitas instrumen, diperoleh item yang valid. Selanjutnya, terhadap item yang valid diuji reliabilitas dengan menggunakan rumus Alpha, sedangkan perhitungannya menggunakan bantuan SPSS 16. Berdasarkan perhitungan reliabilitas diperoleh koefisien Alpha untuk masing-masing faktor lebih besar dibandingkan 0,632, dengan ini dinyatakan andal atau reliabel lihat lampiran 33, hal: 177. Tabel 3.6 Data Uji Reliabilitas Instrumen

3.6 Teknik Analisi Data

Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dengan persentase. Statistik deskriptif adalah statistik yang yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasinya Sugiyono, 2011:147. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan teknik statistik deskriptif yang dituangkan dalam bentuk persentase. Untuk mencari besarnya frekuensi relatif persentase dengan rumus sebagai berikut: F P = x 100 N Keterangan: P : angka persentase F : frekuensi yang sedang dicari persentasenya N : jumlah frekuensibanyaknya individu Anas Sudijono, 2004:43. Sedangkan untuk mengetahui data tiap faktor maka dilakukan pengkategorian. Untuk mengubah skor mentah ke dalam nilai standar atau sesuai dengan instrumen maka dibagi menjadi lima kategori berdasarkan nilai Mean M dan Standar Deviasi SD yaitu Sangat Tinggi, Tinggi, Sedang, Rendah dan Sangat Rendah, sehingga Patokan Acuan Norma PAN sebagai berikut: Tabel 3.7 Interval dan Kategori Interval Kategori X ≥ Mean + 1,5 SD Sangat Tinggi Mean + 0,5 SD ≤ X Mean + 1,5 SD Tinggi Mean - 0,5 SD ≤ X Mean + 0,5 SD Sedang Mean - 1,5 SD ≤ X Mean - 0,5 SD Rendah X Mean -1,5 SD Sangat Rendah Keterangan: X : RerataSkor SD : Standar Deviasi Anas Sudijono, 2004:175.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dokumen yang terkait

STUDI TENTANG PRASARANA DAN SARANA PENJASORKES SD SE KECAMATAN GONDANG KABUPATEN SRAGEN TAHUN 2008

0 14 105

APLIKASI MODEL PAIKEM DALAM PEMBELAJARAN PENJASORKES OLEH GURU PENJASORKES PASCA SERTIFIKASI YANG TELAH BERSERTIFIKAT DI SMA NEGERI SE KABUPATEN KEBUMEN TAHUN PELAJARAN 2010 2011

0 4 107

SURVEI KETERSEDIAAN SARANA DAN PRASARANA PENJASORKES DALAM PELAKSANAAN MATA PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-GUGUS MELIWIS KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2009 / 2010.

0 0 2

PERSEPSI GURU NON PENJASORKES TERHADAP KINERJA GURU PENJASORKES (Suatu Penelitian Pada Sekolah Dasar Negeri Di Kecamatan Pemalang Kabupaten Pemalang Tahun Pelajaran 2008/2009).

0 1 85

KETERAMPILAN MENGAJAR GURU PENJASORKES DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE- KECAMATAN BANTARKAWUNG KABUPATEN BREBES DALAM PEMBELAJARAN PENJASORKES.

0 1 90

PELAKSANAAN ADMINISTRASI PEMBELAJARAN GURU PENJASORKES TINGKAT SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN SLEMAN KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2015/2016.

0 0 95

TINGKAT KREATIVITAS GURU PENJASORKES DALAM MENYIKAPIKETERBATASAN SARANA DAN PRASARANA PEMBELAJARAN PENJAS MELALUI MODIFIKASI DI SD SE-KECAMATAN PALIYAN KABUPATEN GUNUNGKIDUL.

0 0 114

KREATIVITAS GURU PENJASORKES DALAM MENGATASI TERBATASNYA SARANA DAN PRASARANA PENJAS DI SD NEGERI SE- GUGUS JOGOTIRTO KECAMATAN BERBAH.

0 1 99

TINGKAT KREATIVITAS GURU UNTUK MENGATASI KETERBATASAN SARANA PRASARANA DALAM PROSES PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN KALIGESING KABUPATEN PURWOREJO.

0 7 102

KREATIVITAS GURU KETRAMPILAN DALAM MENGATASI KETERBATASAN SARANA PRASARANA PEMBELAJARAN

0 0 5