Metode Pengumpulan Data Metode Analisis Data

23 beratnya pada karakteristik yang secara signifikan berbeda antar klaster dan memprediksi anggota dalam suatu klaster khusus.

3.5 Penarikan Kesimpulan

Pada akhir metode penelitian ini dilakukan penarikan kesimpulan sebagai jawaban dari permasalahan bagaimana bentuk klaster dengan menggunakan metode Single Linkage, metode Complete Linkage, metode Average Linkage dan metode K-Means. Serta, bagaimana perbandingan hasil kinerja metode Single Linkage, metode Complete Linkage, metode Average Linkage dan metode K-Means jika ditinjau dari simpangan baku dalam dan simpangan baku antar kelompok klaster. 72

BAB 5 PENUTUP

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil pembahasan mengenai Perbandingan Analisis Klaster menggunakan Metode Single Linkage, Complete Linkage, Average Linkage dan K-Means untuk Pengelompokan Kecamatan Berdasarkan Variabel Jenis Ternak di Kabupaten Semarang diperoleh simpulan sebagai berikut: 1. Hasil klaster yang terbentuk menggunakan metode Single Linkage yaitu didapat enam pengelompokan kecamatan dengan rasio simpangan baku dalam dan antar kelompok bernilai 0,114028. Variabel yang paling berpengaruh pada pengelompokan ini adalah variabel banyaknya ternak sapi perah. Untuk hasil klaster yang terbentuk menggunakan metode Complete Linkage yaitu didapat enam pengelompokan kecamatan dengan rasio simpangan baku dalam dan antar kelompok bernilai 0,240259. Variabel yang paling berpengaruh pada pengelompokan ini adalah variabel banyaknya ternak mentok. Hasil klaster yang terbentuk menggunakan metode Average Linkage yaitu didapat dua pengelompokan kecamatan dengan rasio simpangan baku dalam dan antar kelompok bernilai 0,237186. Variabel yang paling berpengaruh pada pengelompokan ini adalah variabel banyaknya ternak sapi perah. Hasil klaster yang terbentuk menggunakan metode K-Means yaitu didapat enam pengelompokan kecamatan dengan rasio simpangan baku dalam dan antar kelompok bernilai 0,228211. Variabel yang paling berpengaruh pada pengelompokan ini adalah variabel banyaknya ternak sapi perah 2. Perbandingan hasil kinerja metode Single Linkage, metode Complete Linkage, metode Average Linkage dan metode K-Means jika ditinjau dari simpangan baku dalam kelompok dan simpangan baku antar kelompok untuk, kinerja metode Single Linkage dengan enam pengelompokan adalah yang terbaik karena memiliki rasio simpangan baku dalam dan antar kelompok paling kecil diantara yang lain.

5.2 Saran

Selain menggunakan metode Single Linkage, Complete Linkage, Average Linkage dan K-Means, pengelompokan data juga dapat menggunakan metode klaster Ward’s Linkage, Centroid Linkage atau K-Median. Penelitian selanjutnya disarankan untuk menambahkan variabel jenis ternak lainnya untuk hasil pengelompokan yang lebih baik. DAFTAR PUSTAKA Alam, D.P.A. 2010. Pengelompokan Zona Musim ZOM dengan Agglomerative Hierarchical Clustering Studi kasus : Pengelompokan ZOM di kabupaten Ngawi. Surabaya. Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Artikel non-personal, 20 Desember 2014, Peternakan, Wikipedia Bahasa Indonesia, http:id.wikipedia.orgwikipeternakan , diakses 13 Januari 2015 Badan Pusat Statistik. 2014. Kabupaten Semarang dalam Angka 2013. Semarang: Badan Pusat Statistik Kab. Semarang dan BAPPEDA Kab. Semarang Bunkers W.J.,Miller J.R.,DeGaetano A.T.1996. Definition of Climate Regions in the Nothern Plains Using an Objective Cluster Modification Technique. J.Climate 9:130-146. Entin, hartini. 2004. Metode Clustering Hirarki. Risalah Komputasi sains dan Teknologi nuklir XVI Hocking,R. 1996. Methods and Application of Linear Models. John Wiley Sons, New York Johnson, Ricard A. Dan Dean W Wichern. 1998 Applied Multivariate Statistical Analysis Sixth Edition. New York: Prentice-Hall International, inc. Santoso, Singgih. 2002. Buku Latihan SPSS Statistik Multivariat. Jakarta: PT Elex Media Komputindo