1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Olahraga mempunyai arti dan nilai karena berada dalam konteks semua aspek kehidupan sosial seperti politik, ekonomi, agama, sosial, pendidikan, dan
budaya. Kehidupan sosial ini berpotensi menentukan perkembangan jasmani, olahraga, dan rekreasi. Olahraga selain merupakan bagian dari kebudayaan
manusia, juga merupakan bagian dari hidup manusia, seperti melatih ketangkasan fisik Sumardianto, 2000:1. Olahraga juga memainkan perannya
yang amat penting dalam pembinaan manusia seutuhnya Sumardianto, 2000:106.
Pendidikan adalah suatu usaha sadar dalam menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan latihan bagi kehidupan yang akan
dating hal ini merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah, anggota masyarakat dan orang tua. Untuk mencapai keberhasilan ini, perlu dukungan dan
partisipasi aktif yang bersifat terus menerus dari semua pihak. Pembangunan di bidang pendidikan adalah upaya yang sangat menentukan dalam rangka
meningkatkan kualitas manusia. Salah satu upaya itu adalah mewujudkan bentuk manusia Indonesia yang sehat, kuat, terampil dan bermoral melalui pendidikan
jasmani. Pendidikan jasmani adalah proses pendidikan yang diarahkan untuk
mendorong, membimbing, mengembangkan, dan membina kemampuan jasmaniah dan rohaniah serta kesehatan siswa dan lingkungan hidupnya agar
2
tumbuh dan berkembang secara harmonis dan optimal sehingga mampu melaksanakan tugas bagi dirinya dan untuk pembangunan bangsa.
Tujuan pendidikan jasmani di sekolah adalah untuk membantu peserta didik meningkatkan keterampilan gerak, pemahaman kognitif, dan sifat positif
terhadap aktivitas jasmani yang kelak akan menjadi manusia yang sehat jasmani dan rohani serta berkepribadian mantap.
Pendidikan jasmani
yang baik
harus mampu
meningkatkan pengetahuan siswa tentang prinsip-prinsip gerak. Pengetahuan tersebut akan
membantu siswa mampu memahami bagaimana suatu keterampilan dipelajari hingga tingkatannya yang lebih tinggi. Dengan demikian, siswa dapat menguasai
keterampilan gerak yang baik agar keseluruhan geraknya bisa lebih bermakna. Pendidikan jasmani dan kesehatan merupakan bagian terpenting dari
proses pendidikan pendidikan secara keseluruhan yang pola mencapai tujuannya menggunakan aktifitas jasmani, sedangkan sasaran yang ingin dicapai
perkembangan kognitif, afektif, dan psikomotor. Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks dan melibatkan
berbagai aspek yang saling berkaitan. Oleh karena itu, untuk menciptakan pembelajaran
yang kreatif,
dan menyenangkan,
diperlukan berbagai
keterampilan. Di antaranya adalah keterampilan mengajar. Kenyataannya di lapangan masih banyak siswa yang kurang aktif
bergerak dikarenakan bosan dengan gerakan yang sama dan hanya diulang- ulang, hal ini perlu adanya pengembangan model pembelajaran penjasorkes
dengan model pembelajaran, strategi pembelajaran, pendekatan pembelajaran yang disesuaikan dengan kondisi siswa, sehingga menghasilkan pembelajaran
yang menyenangkan, kreatif dan inovatif.
3
Ada banyak model pembelajaran yang dapat dilakukan oleh guru penjasorkes untuk meningkatkan kesenangan siswa dalam bergerak, salah
satunya degan pengembangan model video pembelajaran. Diharapkan media yang dipakai murah dan banyak manfaatnya. Jenis materipun disesuaikan
dengan tingkat pemahaan siswa serta bisa menarik perhatian siswa. peneliti mengambil kesimpulan untuk membuat media pembelajaran
penjasorkes materi bola voli dengan menggunakan video pembelajaran yang megacu pada tujuan pendidikan serta karakteristik anak menengah atas.
Membuat media ini tidak hanya menguntungkan bagi siswa tetapi juga bagi guru itu sendiri dimana selain biaya yang murah karena pada zaman ini teknologi
sudah meningkat sehingga prosuksi pembuatan jadi lebih murah dan bervariasi juga dalam membuat video ini guru dapat lebih mengasah keterampilan
mengajarnya dengan penyampaian kalimat penjelasan dalam video lebih berirama, lebih jelas dan lebih bervariasi serta mengikuti zaman. Sehingga bisa
menjadi suatu media mengajar bagi guru. Modifikasi media pembelajaran permainan bola voli sangatlah penting
melihat karakteristik anak usia Sekolah Menengah Atas yang memiliki kecenderungan malas bergerak maka pembelajaran dalam bentuk video
pembelajaran dapat menjadi salah satu alternatif yang mempermudah penyampaian materi dari guru kepada siswanya. Jika siswa merasa jenuh
dengan suatu pembelajaran, maka akan sulit bagi mereka menangkap materi yang disampaikan oleh guru. Mengajarkan menggunakan video juga merupakan
suatu alat dalam membantu proses pembelajaran jasmani yang menunjang untuk mencapai tujuan pembelajaran. Selain itu, video pembelajaran ini juga dapat
4
memotifasi siswa mengembangkan bakat dan lebih mengeksplor kemampuan dirinya.
Ketertarikan penulis untuk melakukan penelitian ini berawal dari pengamatan di lapangan saat peneliti melakukan Praktik Pengalaman
Lapangan, dimana siswa kelas XI SMA Negeri 15 Semarang sedang mengikui pembelajaran penjasorkes materi bola voli, peneliti melihat sebagian besar
siswa kurang tertarik untuk mendengarkan penyampaian teori dan melakukan praktik permainan ini. Ada yang menganggap permainan ini sudah sering
mereka lakukan sehingga tidak perlu lagi mendengarkan materi yang disampaikan guru, sebagian lagi yang biasa di dominasi siswa perempuan
menganggap permainan ini sulit dilakukan, selain itu mereka juga takut dengan bola voli yang digunakan karena sakit jika terkena badan. Sehingga dibutuhkan
inovasi dan modifikasi untuk membuat siswa lebih tertarik untuk mendengarkan dan menyimak materi yang disampaikan guru. Saat peneliti mengamati jalannya
proses belajar mengajar terlihat sikap acuh pada siswa yang menganggap bahwa permainan bola voli sudah sering mereka lakukan sehingga mereka tidak
berminat mendengarkan penjelasan guru lagi. Cara melakukan passingpun sering sekali tidak menggunakan teknik dasar yang benar, mereka hanya
sekedar ingin melambungkan bola setinggi-tingginya agar terlihat lebih perkasa. Ditambah lagi paradigma yang telah berubah yakni pembelajaran pejasorkes
yang berkembang sekarang yang penting anak sudah mau bergerak dan gembira. Hal itu memberikan ide kepada penulis untuk memodifikasi media
pembelajaran permainan bola voli agar siswa lebih tertarik mengikuti pembelajaran dan serius mendengarkan penjelasan guru sehingga saat
melakukan praktik mereka bisa dengan benar melakukannya.
5
Jika diamati lebih cermat lagi, pada mulanya media pembelajaran hanyalah dianggap sebagai alat untuk membantu guru dalam kegiatan
mengajar. Alat bantu itu dimaksudkan untuk memberikan pengalaman lebih konkret, memotivasi, serta mempertinggi daya serap dan daya ingat siswa
dalam belajar. Seiring berkembangnya teknologi, muncullah berbagai macam bentuk
bahan ajar cetak, lalu merabah ke bahan ajar audio, hingga bahan ajar audio- video serta bahan ajar interaktif dengan komputer.
Sekitar pertengahan abad-20 usaha pemanfaatan alat visual mulai dilengkapi dengan peralatan audio. Dari hal ini, maka lahirlah peralatan audio
visual pembelajaran. Usaha-usaha untuk membuat pelajaran abstrak menjadi lebih konkret dan terus dilakukan. Pada tahun 1960-an, para ahli mulai
memperhatikan siswa sebagai komponen utama dalam kegiatan pembelajaran. Pada saat itu teori Behaviorisme dari BF.Skinner mulai mempengaruhi
penggunaan media dalam kegiataan pembelajaran. Produk media pembelajaran yang terkenal adalah diciptakannya Mesin Pengajar dan Pembelajaran
Terprogram. Pada tahun 1965-70, pendekatan sistem mulai menampakkan pengaruhnya dalam dunia pendidikan dan pengajaran. Pendekatan sistem ini
mendorong digunakannya media sebagai bagian integral dalam proses pembelajaran.
Hingga saat ini, masih ada anggapan bahwa untuk belajar, gurulah yang mendatangi rumah atau kantor. Guru masuk ke ruangan menyajikan
materi pembelajaran, membagi pengalaman atau menginformasikan sesuatu. Anggapan itu tidak sepenuhnya benar karena belajar dapat dilakukan dimana
6
saja dan melalui beberapa cara antara lain melalui : televisi, video cassette, video compact disc atau computer.
Walaupun tersedia beragam sumber belajar, kita berhak memilih informasi mana yang tepat untuk masing-masing individu. Setiap individu dapat
memilih cara belajar dan menyesuaikan diri dengan tipe audio, visual atau keduanya.
Sekolah Menengah Atas Negeri 15 Semarang merupakan salah satu sekolah yang berada di Kota Semarang. Terletak di pinggir kota dan dekat
dengan jalan raya membuat akses menuju sekolah sangat mudah dicapai. Sekolah ini memiliki lapangan bola voli, bola basket dan futsal serta memiliki
aula yang mempunyai layar LCD. Oleh karena itu peneliti memilih sekolah ini karena ingin memberikan sebuah alternatif pembelajaran permainan bola voli
agar saat siswa melakukan aktivitas pembelajaran siswa merasa senang dan mau bergerak. Dengan sedikit memodifikasi media pembelajaran juga akan
membantu guru penjasorkes agar terpacu kreativitasnya dalam melakukan proses belajar mengajar sesuai dengan karakteristik siswa serta tidak
monoton. Dengan latar belakang di atas, maka diadakan penelitian dengan judul
“Pengembangan Model Video Pembelajaran Passing Dalam Permainan Bola Voli Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 15 Semarang Kota Semarang Tahun
Pelajaran 20142015”.
1.2 Perumusan Masalah