TA : Pembuatan Film Animasi 3 Dimensi Tentang Suasana Desa Lomaer, Kecamatan Blega, Bangkalan Madura.

(1)

PEMBUATAN FILM ANIMASI 3 DIMENSI TENTANG SUASANA DESA LOMAER, KECAMATAN BLEGA, BANGKALAN MADURA

TUGAS AKHIR

Nama : Devita Permatasari NIM : 09.51016.0031

Program Studi : DIV Komputer Multimedia

SEKOLAH TINGGI

MANAJEMEN INFORMATIKA & TEKNIK KOMPUTER SURABAYA


(2)

Devita Permatasari (2009)1

Karsam, MA., Ph.D. dosen pembimbing 1 Thomas Hanandry D., M.T. dosen pembimbing 2

1

Program DIV Komputer Multimedia

Tujuan yang ingin dicapai dalam Tugas Akhir ini adalah membuat film animasi 3 Dimensi dengan menggabungkan emosi ikon 2D. Hal ini dilatar belakangi oleh kondisi saat ini, anak-anak di Indonesia kurang menyukai membaca. Mereka lebih suka melihat film di televisi. Oleh karena itu peneliti membuat film, yaitu film animasi 3 Dimensi sehingga anak menyukai dan lebih mudah menangkap pesan yang disampaikan. Pesan yang ingin disampaikan dalam film ini adalah tentang kehidupan masyarakat desa. Karya ini di kemas dalam bentuk film animasi.

Dalam tugas akhir ini, menggunakan Film Animasi 3 Dimensi tentang Suasana Desa Lomaer, Kecamatan Blega, Bangkalan Madura dengan penggabungan emosi ikon 2D. Mengangkat tentang perbedaan kehidupan masyarakat desa dan masyarakat kota yang di tampilkan dalam sebuah film animasi.

Dengan adanya permasalahan di atas maka dibuatlah film animasi 3 Dimensi untuk memperkenalkan kehidupan di desa. Dalam film animasi 3 Dimensi tersebut diceritakan tentang tentang kegiatan anak-anak desa di waktu libur, dan juga tentang lingkungannya. Dalam film ini akan membahas kesehariannya di desa tersebut.

Film Animasi 3 Dimensi tentang Suasana Desa Lomaer, Kecamatan Blega, Bangkalan Madura ini dibuat dengan menggabungkan emosi ikon 2D. Adapun yang dimaksud dengan emosi ikon 2D ialah pembuatan efek emosi yang dialami oleh karakter dengan menggunakan gambar 2D. Semoga dengan adanya film ini, dapat menjadi tontonan yang menghibur.


(3)

iv

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR TABEL ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 4

1.3 Batasan Masalah ... 5

1.4 Tujuan ... 5

1.5 Manfaat ... 5

BAB II LANDASAN TEORI ... 7

2.1 Film ... 7

2.2 Animasi ... 7

2.3 Animasi 3 Dimensi ... 8

2.4 Proses Pembuatan Film Animasi ... 9

2.5 Prinsip Animasi ... 11

2.6 Sosial Budaya Masyarakat ... 13

2.7 Desa ... 14

2.8 Madura ... 15

2.9 Holiday ... 16 Halaman


(4)

v

BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA ... 17

3.1 Metodologi ... 17

3.2 Teknik Pengumpulan Data ... 17

3.3 Analisis Data ... 20

3.4 Analisa Eksisting ... 23

3.5 Segmentasi, Targeting dan Positioning... 25

3.6 Perancangan Karya ... 25

3.6.1 Pra Produksi ... 27

3.6.2 Produksi ... 32

3.6.3 Pasca Produksi ... 32

3.7Anggaran ... 33

3.8 Peralatan ... 34

3.9 Jadwal ... 34

3.10 Publikasi ... 34

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA ... 38

4.1 Produksi ... 38

4.1.1 Modelling dan Material ... 38

4.1.2 Lighting ... 46

4.1.3 Animasi ... 48

4.1.4 Graphic ... 49

4.1.5 Render 3 Dimensi ... 50

4.1.6 Dubbing ... 50


(5)

vi

4.2 Pasca Produksi ... 52

4.2.1 Editing ... 52

4.2.2 Rendering ... 53

4.2.3 Finishing ... 53

4.2.4 Hasil Akhir ... 53

4.3 Publikasi ... 57

BAB V PENUTUP ... 59

5.1 Kesimpulan ... 59

5.2 Saran ... 60

DAFTAR PUSTAKA ... 61

BIODATA PENELITI ... 63


(6)

vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Dokumentasi ... 19

Gambar 3.2 Keyword ... 22

Gambar 3.3 Eksisting Upin&Ipin ... 23

Gambar 3.4 Eksisting Pocoyo ... 24

Gambar 3.5 Perancangan karya ... 26

Gambar 3.6 Karakter Icha ... 28

Gambar 3.7 Karakter Mita ... 29

Gambar 3.8 Storyboard ... 31

Gambar 3.9 Sketsa Poster ... 35

Gambar 3.10 Sketsa Cakram DVD ... 36

Gambar 3.11 Sketsa Cover DVD ... 37

Gambar 4.1 Modelling karakter Icha ... 39

Gambar 4.2 Material karakter Icha ... 39

Gambar 4.3 Karakter Icha ... 40

Gambar 4.4 Karakter Mita ... 40

Gambar 4.5 Modelling pohon ... 41

Gambar 4.6 Material pohon ... 41

Gambar 4.7 Modelling dan material tanaman ... 42

Gambar 4.8 Modelling rumah ... 42

Gambar 4.9 Material rumah ... 43

Gambar 4.10 Modelling rumah Icha ... 43 Halaman


(7)

viii

Gambar 4.11 Material lingkungan rumah Icha ... 44

Gambar 4.12 Modelling dan material desa ... 44

Gambar 4.13 Modelling dan material jalan desa ... 45

Gambar 4.14 Modelling dan material kebun ... 45

Gambar 4.15 Modelling dan material rumah Mita ... 46

Gambar 4.16 Tanpa Lighting ... 47

Gambar 4.17 Dengan Lighting ... 47

Gambar 4.18 Animasi Frame 134 ... 48

Gambar 4.19 Animasi Frame 174 ... 48

Gambar 4.20 Peta Madura... 49

Gambar 4.21 Render 3 Dimensi ... 50

Gambar 4.22 Dubbing ... 50

Gambar 4.23 Backsound ... 51

Gambar 4.24 Editing ... 52

Gambar 4.25 Rendering ... 53

Gambar 4.26 Scene 01 ... 54

Gambar 4.27 Scene 02 ... 54

Gambar 4.28 Scene 03 ... 55

Gambar 4.29 Scene 04 ... 55

Gambar 4.30 Scene 05 ... 56

Gambar 4.31 Scene 06 ... 56

Gambar 4.32 Poster ... 57


(8)

ix


(9)

x

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Analisa Data ... 20

Tabel 3.2 Skenario ... 29

Tabel 3.3 Anggaran ... 33

Tabel 3.3 Jadwal ... 34 Halaman


(10)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Storyboard ... 64 Lampiran 2. Skenario ... 74


(11)

1 1.1Latar Belakang Masalah

Tujuan yang ingin dicapai dalam Tugas Akhir ini adalah membuat film animasi 3 dimensi tentang suasana desa Lomaer, Kecamatan Blega, Bangkalan Madura. Hal ini dilatarbelakangi oleh kondisi saat ini, anak-anak di Indonesia kurang menyukai membaca. Mereka lebih suka melihat film di televisi. Oleh karena itu peneliti membuat film, yaitu film animasi 3 dimensi sehingga anak menyukai dan lebih mudah menangkap pesan yang disampaikan. Pesan yang ingin disampaikan dalam film ini adalah tentang kehidupan masyarakat desa Lomaer.

Desa Lomaer terletak di Kecamatan Blega, Bangkalan Madura. Menurut observasi yang dilakukan peneliti, Desa Lomaer berawal karena wilayah tersebut banyak sumber air. Kata Lomaer berasal dari kata Lo dan Maer. Lo yang berarti pohon besar dan Maer yang berarti air. Jadi di bawah pohon besar ada sumber air.

Dalam tugas akhir ini, menggunakan Film Animasi 3 Dimensi tentang Suasana Desa Lomaer, Kecamatan Blega, Bangkalan Madura. Di dalam film ini mengangkat interaksi sosial masyarakat di desa Lomaer. Menurut Soerjono Soekanto dalam bukunya Sosiologi Suatu Pengantar (1982: 54) dikatakan, bahwa:

“Interaksi sosial adalah kunci dari semua kehidupan sosial, oleh karena tanpa interaksi sosial, tak akan mungkin ada kehidupan bersama-sama. Bertemunya orang perorangan secara badaniyah belaka tidak akan menghasilkan pergaulan hidup dalam suatu kelompok sosial. Pergaulan hidup semacam itu baru akan terjadi apabila


(12)

orang-orang perorang-orangan atau kelompok-kelompok manusia bekerja bersama, saling berbicara, dan seterusnya untuk mencapai suatu tujuan bersama, mengadakan persaingan, pertikaian dan lain sebagainya. Makadapat dikatakan bahwa interaksi sosial adalah proses-proses sosial, pengertian mana menunjuk pada hubungan-hubungan sosial yang dinamis.”

Mengangkat tentang perbedaan kehidupan masyarakat desa dan masyarakat kota yang di tampilkan dalam sebuah film animasi. Menurut Rudianto dalam webnya

“Masyarakat desa memiliki hubungan yang lebih erat dan lebih mendalam dibanding masyarakat kota. Biasanya mereka hidup berkelompok dan mayoritas bermata pencaharian petani. Kehidupan masyarakat kota, cenderung mengarah individual dan kurang mengenal antara warga yang satu dengan lainnya meskipun tempat tinggalnya berdekatan. Rasa persatuan tolong menolong dan gotong royong mulai pudar dan kepedulian social cenderung berkurang.“

Kehidupan masyarakat kota saat ini cenderung lebih behubungan terhadap teknologi. Menurut Aviev Setiawan dalam web (Avievnet.blogspot.com) Kemajuan teknologi saat ini tidak bisa dipisahkan dari kehidupan masyarakat. Berbagai informasi yang terjadi diberbagai belahan dunia kini telah dapat langsung kita ketahui berkat kemajuan teknologi (globalisasi).

Perilaku Individualis sebagai akibat sifat kehidupan kota. Menurut Bintarto dalam (Hartomo, 2008) mengatakan, bahwa kesibukan masing-masing warga kota dalam tempo yang cukup tinggi dapat mengurangi perhatiannya kepada sesamanya. Apabila hal ini berlebihan akan menimbulkan sifat acuh tak acuh atau kurang mempunyai toleransi sosial.

Dengan adanya permasalahan di atas maka dibuatlah film animasi 3 Dimensi untuk memperkenalkan kehidupan di desa. Dalam film animasi 3 Dimensi tersebut diceritakan tentang tentang kegiatan anak-anak desa di waktu


(13)

libur, dan juga tentang lingkungannya. Dalam film ini akan membahas kesehariannya di desa tersebut. Karya ini dikemas dalam bentuk film animasi.

Animasi berarti menghidupkan urutan still images (gambar tidak bergerak) atau teknik memfilmkan susunan gambar atau model untuk menciptakan rangkaian gerakan ilusi. Jadi animasi itu dibentuk dari model-model yang dibuat secara grafis yang kemudian digerakkan (Majalah Concept, Vol. 04, Edisi 22, 2008).

Menurut Aditya dalam buku Trik Dahsyat Menjadi Animator 3 Dimensi Andal (2009: 14) dikatakan, bahwa:

“Animasi 3 Dimensi adalah animasi yang berwujud 3 dimensi. Meskipun bukan dalam wujud 3 Dimensi yang sebenarnya, yaitu bukan sebuah objek 3 Dimensi yang dapat anda sentuh dan rasakan wujud fisiknya, namun dalam wujud 3 Dimensi dalam layar kaca 2 dimensi (media layar TV, bioskop, komputer, proyektor, dan media sejenisnya). Tidak seperti animasi 2 dimensi yang hanya memiliki dimensi panjang (X) dan lebar (Y), animasi 3 Dimensi selain memiliki kedua dimensi tersebut juga memiliki kedalaman (Z). Animasi 2 dimensi bersifat datar (flat), sedangkan animasi 3 Dimensi memiliki kedalaman (volume) bentuk.”

Film animasi merupakan salah satu sarana yang cukup efektif dalam menanamkan nilai-nilai budaya pada masyarakat. Penggunaan film animasi sebagai media budaya sudah banyak dilakukan di negara-negara di dunia (www.dkjatim.go.id). Dalam ha

jaman pewayangan hingga jaman 3 Dimensi sekarang ini

Indonesia patut berbangga, dengan

perkembangan industri animasi tanah air yang perlahan menuju arah kemajuan. Sebagai bukti, film animasi musikal Indonesia "Meraih Mimpi" bisa menjadi


(14)

tanda kemajuan tersebut (Republika.co.id). Perkembangan film animasi menjadi pendorong untuk anak bangsa menghasilkan sebuah karya film animasi.

Film Animasi 3 Dimensi tentang Suasana Desa Lomaer, Kecamatan Blega, Bangkalan Madura ini dibuat dengan menggabungkan emosi ikon 2 dimensi. Adapun yang dimaksud dengan emosi ikon 2 dimensi ialah pembuatan efek emosi yang dialami oleh karakter dengan menggunakan gambar 2 dimensi. Semoga dengan adanya Film Animasi 3 Dimensi tentang Suasana Desa Lomaer, Kecamatan Blega, Bangkalan Madura ini, dapat menjadi tontonan yang menghibur.

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana membuat film animasi 3 dimensi dengan penggabungan emosi ikon 2 dimensi?

2. Bagaimana membuat film animasi 3 dimensi tentang Suasana Desa Lomaer, Kecamatan Blega, Bangkalan Madura yang akan memberikan gambaran tentang kehidupan di desa?

3. Bagaimana membuat film animasi 3 dimensi tentang Suasana Desa Lomaer, Kecamatan Blega, Bangkalan Madura agar anak dapat mengenal kehidupan di desa?


(15)

1.3Batasan Masalah

Batasan permasalahan dalam pembuatan adalah

1. Membuat film animasi 3 dimensi dengam penggabungan emosi ikon 2 dimensi.

2. Membuat film animasi 3 dimensi tentang Suasana Desa Lomaer, Kecamatan Blega, Bangkalan Madura.

3. Membuat film animasi yang dapat mengajak anak untuk mengenal kehidupan di desa.

1.4Tujuan

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam pembuatan Tugas Akhir ini adalah membuat film animasi 3 Dimensi tentang Suasana Desa Lomaer, Kecamatan Blega, Bangkalan Madura dengan menggabungkan emosi ikon 2 dimensi yang akan memberikan gambaran tentang kehidupan di desa. Dalam film ini akan membahas kegiatan waktu libur di desa tersebut.

1.5Manfaat

Manfaat yang diharapkan dalam pembuatan yaitu: 1. Manfaat teoritis.

a. Diharapkan karya ini dapat memperluas keilmuan multimedia khususnya animasi 3 dimensi.

b. Sebagai film referensi bagi mahasiswa yang akan membuat film animasi 3 dimensi.


(16)

2. Manfaat praktis.

a. Untuk menambah referensi dalam industri animasi yang ada di Indonesia. b. Film yang mengangkat tentang interaksi sosial diharapkan bisa diangkat


(17)

7 2.1Film

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga yang diterbitkan oleh Pusat Bahasa, film adalah; 1. Selaput tipis yang dibuat dari seluloid untuk tempat gambar negatif yang kemudian akan menjadi sebuah potret atau untuk gambar positif yang akan dimainkan di bioskop; 2. Film adalah lakon (cerita) gambar hidup. Menurut Panca Javandalasta dalam buku 5 Hari Mahir Bikin Film dikatakan bahwa: Film adalah rangkaian gambar yang bergerak membentuk suatu cerita atau juga bisa disebut Movie atau Video. Film, secara kolektif, sering disebut “sinema”.

2.2Animasi

Berdasarkan Buletin Info Teknologi (Buletininfo.com), animasi adalah ilusi adanya gerakan yang dicapai dengan menampilkan sederetan gambar secara cepat yang memiliki sedikit perbedaan antara yang satu dengan yang lain. Dalam buku Trik Dahsyat Menjadi Animator 3D Andal, animasi dibagi ke dalam tiga kategori, yaitu:

1. Traditional animation (2D animation) 2. Stop motion animation


(18)

2.3Animasi 3D

Menurut Aditya dalam buku Trik Dahsyat Menjadi Animator 3D Andal (2009: 14) dikatakan, bahwa, Animasi 3D adalah animasi yang berwujud 3 dimensi. Meskipun bukan dalam wujud 3D yang sebenarnya, yaitu bukan sebuah objek 3D yang dapat anda sentuh dan rasakan wujud fisiknya, namun dalam wujud 3D dalam layar kaca 2D (media layar TV, bioskop, komputer, proyektor, dan media sejenisnya).

Animasi 3D memiliki beberapa jenis yaitu: Animasi 3D full, Animasi 3D dan 2D, serta Animasi 3D dan live shot. Animasi 3D Full merupakan animasi objek 3D secara penuh (full). Seluruh tampilan 3D maupun proses pembuatannya menggunakan teknik animasi 3D. Animasi 3D dan 2D merupakan penggabungan antara animasi 3D dengan animasi 2D. Animasi 3D dan Live Shot merupakan gabungan antara animasi 3D dengan syuting langsung (live shoot).

Animasi 3D memiliki dimensi panjang (X), lebar (Y), dan kedalaman (Z). Animasi 3D dapat didefinisikan sebagai animasi yang dapat dilihat dari berbagai sudut pandang.

Dari penjelasan di atas berkaitan dengan media film yaitu berupa film animasi 3D. Dimana media tersebut untuk menampilkan cerita di desa kepada penonton dan dapat menjadi pembelajaran.


(19)

2.4 Proses Pembuatan Film Animasi

Dalam buku The Making of 3D Animation Movie (Zaharuddin G. Djalle, 2007: 77) diterangkan beberapa keterangan tentang tahapan proses manajemen produksi. Dalam hal ini adalah dalam pembuatan film animasi, akan tetapi secara garis besar hampir sama dengan tahapan proses manajemen produksi lainnya. Tahapan manajemen produksi yaitu: Pra produksi, produksi dan pasca produksi.

Pra Produksi, pada tahap ini film belum dibuat tetapi persiapan apa saja yang dibutuhkan sudah direncanakan mulai dari tema lalu dikembangkan lagi menjadi story line (sinopsis) hingga akhirnya skenario dan storyboard.

1. Ide, Inti dari sebuah film, semua yang ada di film berawal dari sebuah ide un-tuk dikembangkan menjadi sebuah cerita.

2. Naskah Cerita/Skenario, dari ide dikembangkan menjadi sebuah sinopsis, pe-nokohan untuk kemudian dibuat skenarionya.

3. Concept Art, Sketsa-sketsa rancangan film secara kasar. Sebelum dibawa ke storyboard.

4. Storyboard merupakan bentuk visual sehingga orang lain bisa memahami jika diberi storyboard karena berbentuk panel-panel gambar. Storyboard yang dibutuhkan sebagai panduan untuk pembuatan film tersebut.

5. Recording dan Sound FX Music, suara-suara untuk mengisi film animasi

tersebut haruslah dicari sesuai dengan yang direncanakan ketika tahapan pra produksi.


(20)

Produksi pada tahap ini pembuatan modelling karakter, background, dan benda-benda pendukung, kemudian dianimasikan dan mengacu pada storyboard yang dibuat.

1. Modelling 3D,yaitu dari sketsa gambar 2D di kertas kemudian di buat

menjadi objek 3D dengan 3Ds max.

2. Pemberian Tekstur (Coloring), Pewarnaan pada setiap elemen-elemen yang dibuat pada waktu tahapan modelling dengan menggunakan Mapping Texture Character.

3. Penganimasian, proses yang mencangkup proses rigging, skining dan animasi.

4. Rendering, setelah semua bagian produksi selesai dihasilkan output baik berupa still image atau movie.

Pasca Produksi, pada tahap ini adalah tahap penyelesaian akhir dari semua kegiatan produksi yang sudah dilaksanakan sebelumnya. Kesalahan pada waktu produksi sebagian mungkin diselesaikan pada tahap ini. Proses Editing adalah hal yang sangat utama, karena pada tahap ini adegan-adegan dari hasil render disatukan dan dirangkai.


(21)

2.5 Prinsip Animasi

Berdasarkan GoAnimation (goanimation.webs.com) dalam animasi dikenal 12 prinsip animasi yang menjadi dasar dalam pembuatan animasi, yaitu:

1. Squash and Stretch ( Menekan dan Melentur).

Squash and stretch bisa membuat benda-benda hidup atau benda mati dibuat seolah-olah hidup, menjadi lebih ekspresif dan “bernyawa”, bergerak dengan lebih realistis. Misalnya karung beras yang dibuat seolah bisa tertawa geli, malu atau marah. Atau contoh paling klasik : bouncing ball. Squash ketika berada di tanah, stretch sebelum dan sesudahnya stretching walaupun tidak realistis.

2. Anticipation (Antisipasi)

Membuat setiap gerakan secara berurutan sehingga dapat dinikmati dan dimengerti oleh penonton. Contohnya bila Donald Duck ingin berlari kencang dia akan mengangkat kaki dahulu untuk mengambil ancang-ancang, lantas berlari.

3. Staging (Penataan Gerak)

Staging (Penataan gerak) adalah prinsip yang bersifat paling umum karena mencakup banyak area. Misalnya bagaimana mempresentasikan sebuah ka-rakter agar dapat dikenal dengan baik oleh penonton. Termasuk ke dalamnya ekspresi yang ingin ditampilkan, mood yang ingin dibentuk, semua dapat di-komunikasikan dengan baik kepada penonton bila semua dibentuk dalam pe-nataan gerak yang tepat dan jelas. Misalnya Minnie Mouse merupakan karakter yang dibuat gerak-geriknya selalu feminin dalam situasi apapun.


(22)

4. Straight Ahead and Pose to Pose

Merupakan dua pendekatan dalam menggambar animasi. Pada metode Straight Ahead, animator akan menggambar secara spontan gambar demi gambar setelah mengetahui story point. Dalam metode pose to pose, animator bekerja lebih terencana dalam membuat gambar, gerakan, ukuran sedini mungkin, sejak awal sebelum mulai menggambar.

5. Follow Through and Overlapping Action (Gerakan Mengikuti)

Bila suatu karakter dalam sebuah scene berhenti bergerak, dia tidak akan berhenti secara tiba-tiba. Diperlukan penghitungan timing yang tepat. Misalnya saat Goofy yang bertelinga panjang berhenti bergerak (stop ditempat) maka telinganya akan tetap berayun atau bila memakai jubah, jubahnya masih tetap berkelebat disaat berhenti. Inilah yang dimaksud gera-kan mengikuti.

6. Slow In and Slow Out

Merupakan pengaturan timing dan staging dalam suatu scene ke scene. Ada gerakan melambatkan di saat memulai sesuatu dan melambat ketika suatu objek di akhir gerakan.

7. Archs (Konstruksi Lengkung)

Kecenderungan obyek bergerak melengkung. Misalnya Gerak tangan memukul searah gerak badan.


(23)

8. Secondary Action (Gerakan Pedukung)

Adalah gerakan-gerakan yang mendukung suatu ekspresi atau aksi agar lebih terlihat jelas. Misalkan Seorang yang sedang sedih akan mengusap tangannya keb wajah untuk menghapus air mata. Hal ini juga berkaitan dengan staging (penataaan gerak).

9. Timing

Kecepatan obyek bergerak. 10. Exaggeration (Melebihkan)

Yang dimaksud dengan “melebih-lebihkan” sesuatu adalah membuat gambar dalam suatu aksi menjadi lebih meyakinkan atau lebih terlihat lucu. Misalnya Mickey yang mengendarai mobil butut, mobilnya berguncang dan berisik, lalu plat nomornya rontok dan pada saat belok bannya meletus.

11. Solid Drawing

Adalah kemampuan menggambar yang baik dan benar. Dalam membuat komposisi gambar secara baik dan terlihat hidup.

12. Appeal (Daya Tarik)

Adalah suatu kualitas dimana orang dapat menikmati suatu gambar yang memikat, desain bagus, komunikatif dan memiliki magnet.

2.6Sosial Budaya Masyarakat

Menurut Soerjono (1982) dalam buku Sosiologi Suatu Pengantar, Sosial budaya masyarakat dapat dibagi menjadi 2, yaitu:


(24)

1. Masyarakat kota

Masyarakat perkotaan atau urban community adalah masyarakat kota yang tidak tertentu jumlahnya. Ciri: Hiterogenitas Sosial, Hubungan Sekunder, Toleransi Sosial, Kontrol Sekunder, Mobilitas Sosial, Individual, Ikatan Sukarela, Segresi Keruangan.

2. Masyarakat desa

Masyarakat desa adalah persekutuan hidup yang paling kecil dimulai saat manusia primitif mencari makan, yaitu dengan berburu, sebagai migrator, nomad berjumlah 10-300 orang. Ciri: Homogenitas Sosial, Hubungan Primer, Kontrol Sosial yang Ketat, Gotong Royong, Ikatan Sosial, Magis Religius, Pola Kehidupan.

Dari penjelasan di atas berkaitan dengan Tugas Akhir, yang menceritakan tentang kehidupan masyarakat desa yang sederhana dan berhubungan dengan aktifitas di alam. Kehidupan inilah yang akan dibahas dalam film animasi 3D tersebut, sehingga hal ini bisa menjadi pengenalan dan pembelajaran untuk masyarakat kota yang identik dengan individual.

2.7Desa

Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005, Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah dan memiliki kewenangan untuk mengatur serta mengurus kepentingan masyarakat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia.


(25)

Desa menurut Widjaja (2003: 45) dalam bukunya Otonomi Desa menyatakan bahwa Desa adalah sebagai kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai susunan asli berdasarkan hak asal usul yang bersifat istimewa. Landasan pemikiran dalam mengenai Pemerintahan Desa adalah keanekaragaman, partisipasi, otonomi asli, demokratisasi dan pemberdayaan masyarakat.

Dari beberapa pengertian di atas dapat dipahami bahwa desa ialah suatu wilayah yang merupakan satu kesatuan masyarakat hukum pada batas-batas wilayah yang mempunyai wewenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat yang dimana corak masyarakatnya ditandai dengan kebersamaan dan keramahtamahan.

2.8 Madura

Pulau Madura adalah sebuah pulau yang terletak di laut Jawa, tepatnya di sebelah timur Jawa Timur. Luas wilayahnya 5168 km2 dan terkenal sebagai pulau penghasil garam. Oleh karena itu pulau Madura juga biasa disebut pulau garam

Dari observasi di Madura didapat data bahwa tempat kegiatan anak bermain di tanah lapang serta keadaan lingkungan desa yang memiliki sawah dan kebun untuk bercocok tanam, dan bentuk tempat tinggal masyarakat desa tersebut yang memiliki langgar yang berada di luar rumah.


(26)

2.9 Holiday

Holiday dalam bahasa Indonesia berarti liburan. Liburan merupakan suatu kegiatan yang ternyata memiliki efek positif luar biasa jika dimanfaatkan dengan baik. Banyak manfaat yang bisa didapatkan dari liburan seperti meningkatkan kebersamaan antar keluarga, penyegaran dari rutinitas sehari-hari, dapat menambah semangat, dan menambah wawasan (Okezone.com).


(27)

17 3.1 Metodologi

Metodologi pengumpulan data yang digunakan dalam pembuatan Tugas Akhir ini adalah metodologi penelitian kualitatif. Metode penelitian kualitatif adalah metodologi yang didesain secara umum, yaitu penelitian yang dirancang untuk mengetahui objek yang tidak terbatas, atau tidak harus terpaku kepada suatu permasalahan saja (www.anneahira.com).

3.2 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan tahapan dimana peneliti mendapatkan data-data yang digunakan untuk menunjang karya. Teknik pengumpulan data yang akan dilakukan peneliti adalah

1. Kepustakaan

Kepustakaan merupakan teknik pengumpulan data yang didapat dari data-data literatur yang terpercaya.

Beberapa buku yang digunakan dalam pengerjaan Tugas Akhir ini adalah:

a. The Making 3D Animation Movie oleh Zaharuddin G.Jalle, Edi

Purwantoro dan Demi Dasmana yang berisi tentang cara tahapan dalam membuat animasi 3 dimensi hingga menjadi sebuah film.

b. Ilmu Sosial Dasar oleh H. Hartomo berisi tentang kehidupan sosial di masyarakat.


(28)

c. Mencari Madura oleh A. Latief Wiyatama yang berisi tentang kehidupan dan kebudayaan Madura.

2. Observasi (Pengamatan)

Teknik Observasi merupakan teknik pengumpulan data yang didapat dari pengamatan dan mencatat langsung. Observasi yang dilakukan berada di Madura yaitu di Desa Lomaer, Kecamatan Blega, Bangkalan Madura. Peneliti melakukan pengamatan langsung pada tanggal 29-31 Maret 2013 untuk mengetahui lokasi, lingkungan, dan masyarakatnya.

Didapat data tentang kegiatan bermain anak di tanah lapang serta keadaan lingkungan desa yang memiliki sawah dan kebun untuk bercocok tanam, dan bentuk tempat tinggal masyarakat desa tersebut yang memiliki langgar yang berada di luar rumah. Foto observasi dapat dilihat pada Gambar 3.1.

3. Dokumentasi

Teknik dokumentasi merupakan pengumpulan data berfungsi untuk men-garsipkan salah satu cara dokumentasi adalah menggunakan foto. Dengan menggunakan foto akan dapat mengungkap suasana yang terjadi.


(29)

Berikut ini adalah beberapa foto dokumentasi:

Jalan masuk desa Halaman depan rumah

Kebun kacang Anak-anak bermain gerobak

Petani memanen kacang Bentuk rumah

Gambar 3.1 Dokumentasi Sumber: Hasil olah peneliti

Dari hasil pengumpulan data berupa dokumentasi didapat kesimpulan bahwa lingkungan desa masih asri, dengan mayoritas penduduk adalah


(30)

petani. Permainan yang dilakukan anak-anak merupakan permainan yang sederhana dan tradisional.

3.3Analisa Data

Tahap analisa ini meliputi pengumpulan data, yaitu kepustakaan, observasi, dan dokumentasi kemudian diperoleh kesimpulan, untuk kemudian menjadi pedoman dalam pembuatan karya.

Tabel 3.1 Analisa Data No. Materi /

Indikator

Kepustakaan Observasi & Dokumentasi

Kesimpulan

1. Kegiatan saat libur sekolah

Tidak melakukan aktifitas yang umum dilakukan / tidak bekerja.

bermain, bersenang-senang bersama teman dan keluarga. Melakukan aktifitas bersama teman dan keluarga dengan bermain. 2. Kehidupan

Masyarakat Desa Homogenitas Sosial, Kontrol Sosial yang Ketat, Gotong Royong, Ikatan Sosial, Magis Religius, Pola Hidup sederhana dengan suasana lingkungan alam dan tetangga yang dekat.Saling menolong,taat Kehidupan masyarakat desa yang sederhana, dengan ikatan sosial dan agama yang


(31)

Kehidupan Sederhana

kepada agamanya.

erat.

3. Karakter Dewasa

Tinggi manusia dewasa yaitu 7 kali tinggi kepalanya.

Rata-rata

manusia dewasa memiliki ukuran lebih tinggi dan lebih besar dari anak-anak.

Karakter dewasa lebih besar dari anak-anak.

4. Karakter Anak Tinggi anak-anak yaitu 4 kali tinggi kepalanya Anak-anak ukurannya setengah dari dewasa. Karakter anak-anak setengah dari karakter dewasa. 5. Rigging 3D Proses

memberikan rangka pada karakter.

Pada manusia merupakan tulang dan otot

Kerangka berfungsi untuk memudahkan pergerakan tubuh.

Dari analisa data di atas, didapat kesimpulan. Hasil analisa data tersebut digunakan menjadi keyword. Keyword ini sebagai pedoman dalam pembuatan karya.


(32)

Berikut keyword yang didapat

Gambar 3.2 Keyword Sumber: Hasil olah peneliti

Keyword didapat dari judul Tugas Akhir yang akan dibuat yaitu meliputi film untuk anak-anak, teknik 3 dimensi yang akan digunakan dalam pengerjaan, serta bahan materi yang akan digunakan dalam Tugas Akhir ini.

Dari gambar 3.2 di atas dapat disimpulkan bahwa keyword yang akan digunakan dalam pengerjaan Tugas Akhir ini adalah Lively. Kata Lively memiliki arti yaitu kehidupan. Dalam Tugas Akhir ini akan menampilkan tentang kehidupan di sebuah desa.


(33)

3.4Analisa Eksisting

Analisa Eksisting merupakan sebagai referensi untuk memperdalam ide dan konsep dalam mengerjakan Tugas Akhir. Analisa Eksisting di bagi menjadi 2 yaitu studi eksisting dan studi kompetitor. Study Eksisting merupakan referensi yang dari film yang sudah ada atau film tersebut sama, studi kompetitor merupakan referensi pesaing untuk membangun karya Tugas Akhir. Dalam Tugas Akhir ini menggunakan studi kompetitor. Beberapa video yang menjadi kajian yaitu:

1. Upin & Ipin “Geng The Movie”

Gambar 3.3 Eksisting Upin & Ipin Sumber: Film Upin & Ipin


(34)

Film animasi berdurasi 10 menit ini bercerita tentang 2 orang saudara yang melihat berita di televisi. Dalam berita tersebut meliput tentang kejadian di desa. Liputan yang dilakukan itu bersumber dari warga tertua di desa tersebut, yang tak lain adalah kakek dari mereka. 2 orang bersaudara ini berangkat dari kota kemudian menuju desa, menemui kakeknya.

Kelebihan: Cerita yang diangkat menarik. 2. Pocoyo

Gambar 3.4 Eksisting Pocoyo Sumber: Film Pocoyo

Film animasi berdurasi 6 menit ini bercerita tentang seorang anak yang bernama Pocoyo, yang sedang bermain-main dengan binatang peliharaannya gajah dan bebek. Mereka bermain dan menari bersama, diiringi lagu.


(35)

Kelebihan: Penggunaan karakter yang sederhana dan lucu sehingga membuat penonton dapat menikmatinya.

3.5Segmentasi, Targeting dan Positioning

Segmentasi, Targeting dan Positioning karya film ini adalah : Demografi : Perkotaan

Umur : 3 – 8 tahun

Status ekonomi : Menengah dan menengah ke atas Pekerjaan : Pelajar

Positioning : Film ini ditujukan kepada pelajar yang tinggal di perkotaan untuk mengenal kehidupan di pedesaan.

3.6Perancangan Karya

Pada perancangan karya ini menjelaskan proses pengerjaan Tugas Akhir yang meliputi pra produksi, produksi dan pasca produksi dalam suatu pembuatan karya.

Pada tahap praproduksi, meliputi pencarian data dengan teknik pengumpulan data berupa kepustakaan, observasi dan dokumentasi. Setelah data terkumpul kemudian dibuatlah sinopsis, sketsa karakter dan storyboard untuk penggambaran setting dan jalannya cerita.

Tahap Produksi meliputi pembuatan karya animasi 3 dimensi dan emosi ikon 2 dimensi. Pada proses Animasi 3 dimensi yaitu membuat modelling karakter


(36)

dan obyek pendukung kemudian diberi material warna dan lighting. Setelah itu pembuatan animasi dari karakter yang telah diberi biped dan perpindahan camera.

Tahap pasca produksi meliputi editing yaitu penggabungan animasi 3 dimensi, emosi ikon 2 dimensi dan audio. Kemudian hasil editing dirender menjadi sebuah film.

Berikut urutan perancangan karya yang akan dilakukan pada Tugas Akhir ini yaitu:

Gambar 3.5 Perancangan Karya Sumber: Hasil olah peneliti


(37)

3.6.1 Pra Produksi

Tahap pra produksi dapat disebut juga sebagai tahap perencanaan. Tahap ini merupakan serangkaian pekerjaan yang dilakukan sebelum membuat karya.Tahap pra produksi dalam pembuatan film animasi ini, yaitu:

1. Ide

Tahap pertama dalam pembuatan film ini yaitu pencarian ide. Berawal dari melihat anak-anak yang kurang berinteraksi dengan sesama usia, hanya bermain dirumah dengan teknologi modern pada waktu liburan sehingga peneliti ingin mengenalkan anak-anak agar tertarik permainan tradisional, dan juga bisa berinteraksi denga sesama.

2. Konsep

Pada karya Tugas Akhir ini, peneliti akan membuat suatu cerita untuk anak-anak usia 3-8 tahun dimana menceritakan tentang kehidupan di desa. Kehidupan masyarakat yang mayoritas petani, bercocok tanam di sawah dan kebun. Serta anak-anak yang bermain bersama dengan teman sebayanya untuk mengisi waktu liburan.

3. Sinopsis

Film animasi 3 Dimensi tentang Suasana Desa Lomaer, Kecamatan Blega, Bangkalan Madura ini menceritakan tentang kegiatan anak-anak desa di waktu libur, dan juga tentang lingkungannya. Anak-anak menggunakan waktu liburnya dengan bermain bersama teman dan keluarganya. Berbagai macam permainan tradisional mereka lakukan. Bermain di luar rumah dengan lingkungan desa yang asri.


(38)

4. Karakter

Pada film animasi Tugas Akhir ini, terdapat dua karakter utama. Para karakter utama tersebut yaitu Icha dan Mita. Berikut sketsa dari tiap karakter dan sifatnya.

a. Icha

Icha adalah anak sekolah dasar yang tinggal di kota, memiliki sifat yang selalu ingin tahu, ceria, dan mudah berteman. Icha merupakan saudara dari Mita. Icha memiliki ciri rambut pendek

Gambar 3.6 Karakter Icha Sumber: Hasil olah peneliti b. Mita

Mita adalah anak sekolah dasar yang tinggal di desa, hidup sederhana, dan memiliki sifat baik hati. Mita memiliki ciri rambut panjang yang dikuncir di belakang.


(39)

Gambar 3.7 Karakter Mita Sumber: Hasil olah peneliti 5. Skenario

Skenario menurut H. Misbach Yusa Biran dalam bukunya Teknik Menulis Skenario Film Cerita adalah naskah yang berisi cerita atau gagasan yang cara penyajiannya telah didesain sedemikian rupa sehingga lebih komunikatif dan menarik untuk disampaikan melalui media film.

Tabel 3.2 Skenario

SKENARIO

1. EXT : Perumahan : Pagi

(Panning) Pagi hari, suasana perumahan warga yang berjajar. Terlihat

beberapa mobil parkir di depan rumah, ada juga yang di teras rumah. Terdengar beberapa suara kendaraan bermotor yang melintas.


(40)

2.EXT : Rumah : Pagi

(FS) Terlihat Seorang anak perempuan berdiri di depan rumah.

Icha:

Hai teman-teman perkenalkan namaku Annisa Aprilia. Aku biasa dipanggil Icha. Aku akan berlibur ke rumah saudaraku di Madura.

Ikut aku yuk.... (MS) Icha berjalan keluar halaman lalu naik mobil.

(insert gambar peta Madura)

VO Icha: Pulau Madura adalah sebuah pulau yang terletak di laut Jawa, tepatnya di sebelah timur dari Jawa Timur. Pulau Madura ini termasuk dalam provinsi Jawa Timur.

Tabel 3.2 diatas merupakan cuplikan yang menggambarkan jalannya cerita. Pada Skenario terdapat gambaran suasana lingkungan, seting lokasi, penokohan, dan perpindahan kamera. Skenario yang lengkap ada pada lampiran.

6. Storyboard

Storyboard menurut John Halas dan Harold Whitaker dalam bukunya Timing for Animation adalah menampilkan cerita visual yang mengalir dengan lancar merupakan tujuan dari setiappembuatan film, terutama film animasi.


(41)

Kontinuitas visual yang baik sangat ditentukan oleh koordinasi gerakan karakter, koreografi, perubahan adegan, dan perubahan kamera.

Gambar 3.8 Storyboard Sumber: Hasil olah peneliti

Gambar 3.8 diatas merupakan potongan dari scene 1 yang menggambarkan suasana lingkungan rumah Icha. Storyboard yang lengkap ada pada lampiran.


(42)

3.6.2 Produksi

Tahap produksi merupakan tahapan yang dilakukan setelah pra produksi. Tahap produksi dalam pembuatan film animasi ini, yaitu:

1. Animasi 3D

Tahap pembuatan ini akan meliputi modelling, material, lighting dan biped yang kemudian dianimasikan dengan pergerakan kamera dan pergerakan bi-ped, yang dikerjakan sesuai dengan storyboard yang telah dibuat.

2. Emosi ikon 2 dimensi

Tahap pembuatan gambar emosi ikon sebagai ekspresi karakter. Emosi ikon yang akan digunakan menggunakan gambar 2 dimensi.

3.6.3 Pasca Produksi

Setelah proses produksi maka akan dihasilkan kumpulan gambar render. Untuk membangun dan menyampaikan cerita, maka harus mengedit dan menyusun gambar-gambar tersebut. Tahap pasca produksi dalam pembuatan film animasi ini, yaitu:

1. Editing

Tahap penggabungan antara animasi 3D dengan emosi ikon 2 dimensi, sound dan efek. Penggabungan dikerjakan agar menjadi kesatuan film.

2. Warna

Tahap mengedit warna agar sesuai dengan keyword yang didapatkan sebelumnya.


(43)

3. Audio

Tahap pemberian audio ini meliputi backsound dan dubbing untuk memberikan kesan lebih hidup pada film. Agar penonton dapat melihat dengan lebih nyaman.

4. Rendering

Tahap ini dilakukan jika proses semua elemen 3D, emoticon 2 dimensi dan audio telah selesai. Dalam proses ini, menggunakan software Adobe Premiere. Setelah tahap rendering selesai, maka hasil film dapat dilihat secara utuh hasilnya.

3.7 Anggaran

Tabel 3.3 Anggaran

No Materi / uraian Jumlah

1. Sewa Komputer 10.000.000

2. Listrik 1.500.000

3. Kertas 3 rim 100.000

4. Printer 750.000

5. Alat Tulis 50.000

6. Koneksi Internet 300.000

7. Referensi Buku 300.000

8. Konsumsi 500.000


(44)

3.8 Peralatan

Peralatan yang digunakan oleh peneliti adalah sebuah unit komputer dengan spesifikasi sebagai berikut:

1. Prosesor Intel Core i5-2500 3.30 GHz 2. RAM 4,00 GB

3. LG LCD W1953SE

3.9 Jadwal

Tabel 3.4 Jadwal No Tahapan

Agustus September Oktober November Desember Januari 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1. Pra

Produksi 2. Produksi 3. Pasca

Produksi

3.10 Publikasi 1. Poster

a. Konsep

Konsep pada pembuatan poster ini menampilkan dua karakter yang se-dang tersenyum dan melambaikan tangannya dengan background pe-mandangan desa. Dengan peletakan judul Tugas Akhir di bagian atas secara terpisah, dan judul film berada di atas dua karakter tersebut. Pada


(45)

bagian bawah terdapat nama crew dan logo dari DIV Komputer Multimedia, STIKOM Surabaya dan Devita Production.

b. Sketsa

Gambar 3.9 Sketsa Poster Sumber: Hasil olah peneliti 2. Cakram DVD

a. Konsep

Konsep dibuat sama dengan Poster. Judul film berada di atas dua karakter tersebut. Pada bagian bawah terdapat nama peneliti dan logo dari DIV Komputer Multimedia, STIKOM Surabaya dan Devita Production.


(46)

b. Sketsa

Gambar 3.10 Sketsa Cakram DVD Sumber: Hasil olah peneliti 3. Cover DVD

a. Konsep

Konsep dibuat sama dengan Poster. Pada Cover DVD terdapat dua bagian kiri dan kanan. Pada bagian kanan terdapat judul Tugas Akhir dan judul film berada di atas dua karakter tersebut. Pada bagian kiri terdapat sinopsis dan cuplikan film, logo dari DIV Komputer Multimedia, STIKOM Surabaya dan Devita Production berada di bawah.


(47)

b. Sketsa

Gambar 3.11 Sketsa Cover DVD Sumber: Hasil olah peneliti


(48)

38

Pada bab implementasi ini peneliti akan menjelaskan tentang penerapan semua rancangan yang telah dibuat dalam proses perancangan karya yang terdiri dari beberapa tahapan hingga menjadi sebuah karya film animasi 3 dimensi. Beberapa tahapan yang dilalui peneliti untuk menyelesaikan film animasi 3 dimensi tentang suasana desa Lomaer, Kecamatan Blega, Bangkalan Madura, antara lain:

4.1Produksi

Pada tahap ini proses pembuatan karya dilakukan, dengan mengikuti skenario dan storyboard yang telah dibuat pada Pra Produksi. Pada tahap produksi ini meliputi Animasi 3D dan emosi ikon 2 dimensi.

4.1.1 Modelling dan Material 1. Karakter

Pada proses ini membuat karakter yang sesuai dengan cerita. Gambar sketsa kemudian dibuat dalam bentuk 3 dimensi. Dapat dilihat proses pembuatan modeling dan material pada gambar berikut:


(49)

Gambar 4.1 Modelling karakter Icha Sumber: Hasil olah peneliti

Modelling karakter dibuat dengan bentuk box kemudian diubah polanya

sehingga berbentuk badan, setelah itu disamakan posisinya agar bentuk sebelah kanan dan kiri sama. Setelah tahap modelling selesai, maka proses selanjutnya adalah pemberian material. Dapat dilihat hasil setelah dimaterial pada gambar 4.2 sebagai berikut:

Gambar 4.2 Material karakter Icha Sumber: Hasil olah peneliti


(50)

Pemberian material warna ini menggunakan Multi/Sub Object karena dalam satu object terdiri dari beberapa warna yang berbeda. Dengan memberikan ID yang sesuai dengan materialnya kemudian dihubungkan dengan object.

Gambar 4.3 Karakter Icha Sumber: Hasil olah peneliti

Gambar 4.3 merupakan karakter Icha dari berbagai arah, yaitu depan, belakang, kanan dan kiri. Selain karakter Icha terdapat karakter Mita sebagai saudara Icha.

Gambar 4.4 Karakter Mita Sumber: Hasil olah peneliti


(51)

2. Pohon

Gambar 4.5 Modelling Pohon Sumber: Hasil olah peneliti

Setelah tahap modelling selesai, maka proses selanjutnya adalah pemberian material. Dapat dilihat hasil setelah dimaterial pada gambar 4.6 sebagai berikut:

Gambar 4.6 Material Pohon Sumber: Hasil olah peneliti


(52)

3. Tanaman

Gambar 4.7 Modelling dan material tanaman Sumber: Hasil olah peneliti

4. Rumah

Rumah yang harus disediakan adalah rumah Icha, rumah yang dikunjungi Icha, yaitu rumah saudaranya, dan rumah warga sekitar. Pada gambar 4.8 dapat dilihat modeling rumah:

Gambar 4.8 Modelling Rumah Sumber: Hasil olah peneliti


(53)

Setelah tahap modelling selesai, maka proses selanjutnya adalah pemberian material. Dapat dilihat hasil setelah dimaterial pada gambar 4.9 sebagai berikut:

Gambar 4.9 Material Rumah Sumber: Hasil olah peneliti 5. Kota

Kota ini merupakan tempat tinggal Icha. Suasana kota yang padat penduduk dengan bangunan tertata berjajar dan rapat. Dapat dilihat proses pembuatan modeling dan material pada gambar berikut:

Gambar 4.10 Modelling rumah Icha Sumber: Hasil olah peneliti


(54)

Gambar 4.11 Material lingkungan rumah Icha Sumber: Hasil olah peneliti

Lingkungan rumah Icha ini berdekatan dengan jalan, sehingga terdengar kebisingan suara kendaraan bermotor.

6. Desa

Desa Lomaer adalah desa yang dikunjungi Icha, tempat tinggal saudaranya. Dapat dilihat proses pembuatan modeling-nya pada gambar berikut:

Gambar 4.12 Modelling dan material desa Sumber: Hasil olah peneliti


(55)

Gambar 4.13 Modelling dan material jalan desa Sumber: Hasil olah peneliti

Gambar 4.14 Modelling dan material kebun Sumber: Hasil olah peneliti


(56)

Gambar 4.15 Modelling dan material rumah Mita Sumber: Hasil olah peneliti

Di desa ini menggambarkan desa dengan tanah yang luas, pepohonan, tempat tinggal dan langgar. Di desa ini, letak rumah satu dengan lainnya berjauhan, dikelilingi oleh tanaman seperti pohon, bunga, dan rumput, serta setiap rumah memiliki tempat ibadah di depan rumah

4.1.2 Lighting

Lighting merupakan proses pemberian lampu atau cahaya, agar tampilan lebih tampak nyata dan menarik. Pemberian cahaya ini menggunakan Skylight kemudian pada Render Setup pilih Advanced Lighting Light tracer, agar hasilnya lebih dinamis.


(57)

Gambar 4.16 Tanpa Lighting Sumber: Hasil olah peneliti

Gambar 4.17 Dengan Lighting Sumber: Hasil olah peneliti

Dari gambar di atas adanya perbedaan antara gambar 4.16 tanpa lighting dan gambar 4.17 dengan menggunakan lighting, nampak suasana lebih hidup jika menggunakan lighting.


(58)

4.1.3 Animasi

Proses penganimasian adalah tahapan yang paling memakan banyak waktu dalam pengerjaannya. Dari karakter yang telah dibuat kemudian diberi rangka agar mudah digerakkan, selain itu penganimasian juga dengan kamera. Perpindahan kamera memberikan perbedaan sudut pandang.

Gambar 4.18 Animasi frame 134 Sumber: Hasil olah peneliti

Gambar 4.19 Animasi frame 174 Sumber: Hasil olah peneliti


(59)

Pada gambar 4.18 berada pada frame 134, menggambarkan Icha sedang melambaikan tangannya lalu Icha memperkenalkan diri kepada penonton, Pada gambar 4.19 berada pada frame 174, Icha telah memperkenalkan diri kemudian tersenyum.

4.1.4 Graphic

1. Emosi ikon 2 dimensi

Emosi ikon adalah penggambaran emosi karakter, untuk memberikan emoticon ini menggunakan graphic 2 dimensi yaitu yang memiliki panjang dan lebar.

2. Peta

Peta ini menampilkan bentuk Pulau Madura, dibuat agar penonton mengerti bentuk dan letak Pulau Madura.

Gambar 4.20 Peta Madura Sumber: Hasil olah peneliti


(60)

4.1.5 Render 3D

Tahap ini merupakan tahap terakhir setelah modeling, materialing, lighting dan animasi. Tahap rendering dari penggabungan semuanya ini outputnya berupa

sequence image. Hasil randeran tersebut masih berupa adegan per-take, dapat

dilihat pada gambar berikut:

Gambar 4.21 Render 3D Sumber: Hasil olah peneliti 4.1.6 Dubbing

Dubbing merupakan proses perekaman suara untuk mengisi suara masing-masing karakter. Proses dalam perekaman suara ini, pengisi suara menyampaikan kata-kata sesuai dengan karakter yang diisi, kemudian suara tersebut diolah untuk menghilangkan kebisingan dan mengatur volume.


(61)

Gambar 4.22 Dubbing Sumber: Hasil olah peneliti 4.1.7 Backsound

Backsound lagu sangat penting dalam sebuah film, karena sound mampu mengubah sebuah film lebih berwarna. Sound juga mendukung tatanan visual yang ada. Backsound yang digunakan diambil dari web free loyalty.

Gambar 4.23 Backsound Sumber: www.jamendo.com


(62)

4.2 Pasca Produksi

Pada tahap ini merupakan proses setelah produksi pembuatan karya 3D dilakukan. Pada tahap pasca produksi ini meliputi:

4.2.1 Editing

Editing adalah proses penggabungan dan sinkronisasi antara animasi, emoticon 2 dimensi, dubbing, dan background sound yang telah dibuat/disiapkan, nantinya akan di render dalam format AVI.

Gambar 4.24 Editing Sumber: Hasil olah peneliti

Pada proses editing penggunaan dubbing dan background sound disesuaikan dengan letak image, agar hasilnya tepat.


(63)

4.2.2 Rendering

Setelah proses editing telah selesai, kemudian dirender menjadi movie dengan format AVI. Maka film animasi 3 Dimensi ini telah jadi dan bisa ditonton.

Gambar 4.25 Rendering Sumber: Hasil olah peneliti

4.2.3 Finishing

Setelah film animasi 3 dimensi tentang suasana desa Lomaer, Kecamatan Blega, Bangkalan Madura ini telah selesai lalu diburn dalam keping DVD.

4.2.4 Hasil Akhir

Berikut merupakan cuplikan scene-scene hasil akhir film Animasi 3D tentang Suasana Desa Lomaer, Kecamatan Blega, Bangkalan Madura yang telah dibuat.


(64)

Gambar 4.26 Scene 01 Sumber: Hasil olah peneliti

Pada gambar 4.26 ini terdapat suasana lingkungan rumah Icha, kemudian Icha melambaikan tangan dan menyapa para penonton.

Gambar 4.27 Scene 02 Sumber: Hasil olah peneliti


(65)

Pada gambar 4.27 ini terdapat gambar Pulau Madura, yang merupakan tempat tinggal saudara Icha.

Gambar 4.28 Scene 03 Sumber: Hasil olah peneliti

Pada gambar 4.28 ini Icha bertemu dengan saudaranya,Mita.

Gambar 4.29 Scene 04 Sumber: Hasil olah peneliti


(66)

Pada gambar 4.29 ini Icha dan Mita mendengarkan lagu dari handphone Icha.

Gambar 4.30 Scene 05 Sumber: Hasil olah peneliti

Pada gambar 4.30 ini Icha dan Mita berjalan-jalan melihat suasana desa. Kemudian Mita menjelaskan tentang suasana desa.

Gambar 4.31 Scene 06 Sumber: Hasil olah peneliti


(67)

Pada gambar 4.31 ini Icha dan Mita bertemu dengan anak-anak yang sedang bermain bersama di tanah lapang.

4.3 Publikasi 1. Poster

Gambar 4.32 merupakan hasil akhir poster dari konsep desain poster yang telah dijelaskan pada bab III.

Gambar 4.32 Poster Sumber: Hasil olah peneliti

2. Cakram DVD

Gambar 4.33 merupakan hasil akhir cakram DVD dari konsep desain poster yang telah dijelaskan pada bab III.


(68)

Gambar 4.33 Cakram DVD Sumber: Hasil olah peneliti

3. Cover DVD

Gambar 4.34 merupakan hasil akhir cover DVD dari konsep desain poster yang telah dijelaskan pada bab III.

Gambar 4.34 Cover DVD Sumber: Hasil olah peneliti


(69)

59 5.1Kesimpulan

Dari laporan ini kesimpulan yang didapat adalah sebagai berikut:

1. Pembuatan film animasi 3 dimensi dilakukan dengan 3 tahapan yaitu: tahap pra produksi, tahap produksi dan tahap pasca produksi. Tahap pra produksi meliputi pencarian data, ide, konsep, skenario dan pembuatan storyboard. Tahap produksi meliputi pembuatan animasi 3 dimensi dan emosi ikon 2 dimensi. Tahap pasca produksi meliputi editing dan audio. Pada tahapan editing tersebut proses peng-gabungan emosi ikon 2 dimensi dengan animasi 3 dimensi dilakukan.

2. Agar film animasi 3 dimensi tentang suasana Desa Lomaer, Kecamatan Blega, Bangkalan Madura ini memberikan gambaran tentang kehidupan di desa, maka diperlukan observasi sehingga mengetahui keadaan lingkungan, suasana dan masyarakatnya.

3. Agar anak dapat mengenal kehidupan di desa maka dalam film animasi 3 dimensi tentang suasana Desa Lomaer, Kecamatan Blega, Bangkalan Madura ini dibuat menarik agar anak mudah memahami cerita.


(70)

5.2 Saran

Berdasarkan pengalaman yang didapat dalam pembuatan film animasi 3 Dimensi maka dapat diberikan saran bagi yang akan membuat film dengan menggu-nakan teknik serupa. Beberapa saran tersebut adalah:

1. Dalam pembuatan film animasi 3 dimensi dibutuhkan kesabaran dan ketekunan ekstra karena pada saat pemasangan biped yang digabungkan dengan tubuh akan memerlukan konsentrasi lebih, agar pemasangannya benar.

2. Manajemen produksi harus tertata dengan baik, agar dapat membuat animasi yang baik karena proses pembuatan memakan waktu banyak.

3. Menduplikat data hasil proses produksi di tempat lain misal komputer atau hardisk untuk mengantisipasi data hilang.

4. Dipersilahkan untuk yang ingin mengembangkan film animasi 3D ini untuk menambah pengetahuan penonton.


(71)

61

Aditya. 2009. Trik Dahsyat Animator 3D Andal. Yogyakarta: ANDI Yogyakarta. Bintarto. 1983. Interaksi Desa-Kota dan Permasalahannya. Jakarta: Ghalia

Indonesia.

Biran, Misbach Yusa, 2006. Teknik Menulis Skenario Film Cerita. Jakarta: PT. Dunia Pustaka Jaya.

Concept. 2008. Majalah Concept Vol.04 edisi 22. Jakarta: Concept.

Djalle, Zaharuddin G. 2007. The Making 3D Animation Movie. Bandung: Informatika.

Halas, John, Harold Whitaker. 2006. Timing for Animation. Malang: Bayumedia Publishing.

Hartomo, H. 2008. Ilmu Sosial Dasar.Jakarta: Bumi Aksara.

Indonesia. Peraturan Pemerintah Tentang Desa. PP No. 72 Tahun 2005.

Javandalasta, Panca. 2011. 5 Hari Mahir Bikin Film. Jakarta: Java Pustaka Group. KBBI. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Soekanto, Soerjono. 1982. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers. Widjaja, HAW. 2003. Otonomi Desa. Jakarta : Rajawali Pers.


(72)

Sumber Internet:

Anneahira. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif tanggal 14 Juli 2013.

Buletininfo. 2012. Pemerintah Dorong Industri Film Animasi Lokal Untuk Berkembang. Buletininfo.com. Diakses tanggal 26 Juli 2013.

Dewan Kesenian. 2009. Perkembangan Animasi. www.dkjatim.go.id. Diakses tanggal 10 Agustus 2013.

Goanimation. 2011. 12 Prinsip Animasi. Goanimation.webs.com. Diakses tanggal 17 September 2013.

Habibi. 2012. Perjalanan Animasi Indonesia. galaxyanimasi.wordpress.com. Diakses tanggal 15 Juli 2013.

Jamendo. 2012. Jamendo.

2013.

Okezone. 2011. Serba-Serbi Sambut Datangnya Liburan. Okezone.com. Diakses tanggal 13 September 2013.

Republika. 2009. Meraih Mimpi, Animasi Musikal Sarat Misi.

Rudianto. 2009. Masyarakat Kota dan Masyarakat Desa.

Setiawan. 2012. Kemajuann Teknologi dan Pengaruh Terhadap Kehidupan Remaja. Avievnet.blogspot.com. Diakses tanggal 5 Juli 2013.

Yogi. 2012. Suku Madura. yogisetiawan92.wordpress.com. Diakses tanggal 5 Juli 2013.


(1)

Pada gambar 4.31 ini Icha dan Mita bertemu dengan anak-anak yang sedang bermain bersama di tanah lapang.

4.3 Publikasi 1. Poster

Gambar 4.32 merupakan hasil akhir poster dari konsep desain poster yang telah dijelaskan pada bab III.

Gambar 4.32 Poster Sumber: Hasil olah peneliti

2. Cakram DVD

Gambar 4.33 merupakan hasil akhir cakram DVD dari konsep desain poster yang telah dijelaskan pada bab III.


(2)

58

Gambar 4.33 Cakram DVD Sumber: Hasil olah peneliti

3. Cover DVD

Gambar 4.34 merupakan hasil akhir cover DVD dari konsep desain poster yang telah dijelaskan pada bab III.

Gambar 4.34 Cover DVD Sumber: Hasil olah peneliti


(3)

59 5.1Kesimpulan

Dari laporan ini kesimpulan yang didapat adalah sebagai berikut:

1. Pembuatan film animasi 3 dimensi dilakukan dengan 3 tahapan yaitu: tahap pra produksi, tahap produksi dan tahap pasca produksi. Tahap pra produksi meliputi pencarian data, ide, konsep, skenario dan pembuatan storyboard. Tahap produksi meliputi pembuatan animasi 3 dimensi dan emosi ikon 2 dimensi. Tahap pasca produksi meliputi editing dan audio. Pada tahapan editing tersebut proses peng-gabungan emosi ikon 2 dimensi dengan animasi 3 dimensi dilakukan.

2. Agar film animasi 3 dimensi tentang suasana Desa Lomaer, Kecamatan Blega, Bangkalan Madura ini memberikan gambaran tentang kehidupan di desa, maka diperlukan observasi sehingga mengetahui keadaan lingkungan, suasana dan masyarakatnya.

3. Agar anak dapat mengenal kehidupan di desa maka dalam film animasi 3 dimensi tentang suasana Desa Lomaer, Kecamatan Blega, Bangkalan Madura ini dibuat menarik agar anak mudah memahami cerita.


(4)

60

5.2 Saran

Berdasarkan pengalaman yang didapat dalam pembuatan film animasi 3 Dimensi maka dapat diberikan saran bagi yang akan membuat film dengan menggu-nakan teknik serupa. Beberapa saran tersebut adalah:

1. Dalam pembuatan film animasi 3 dimensi dibutuhkan kesabaran dan ketekunan ekstra karena pada saat pemasangan biped yang digabungkan dengan tubuh akan memerlukan konsentrasi lebih, agar pemasangannya benar.

2. Manajemen produksi harus tertata dengan baik, agar dapat membuat animasi yang baik karena proses pembuatan memakan waktu banyak.

3. Menduplikat data hasil proses produksi di tempat lain misal komputer atau hardisk untuk mengantisipasi data hilang.

4. Dipersilahkan untuk yang ingin mengembangkan film animasi 3D ini untuk menambah pengetahuan penonton.


(5)

61

Aditya. 2009. Trik Dahsyat Animator 3D Andal. Yogyakarta: ANDI Yogyakarta. Bintarto. 1983. Interaksi Desa-Kota dan Permasalahannya. Jakarta: Ghalia

Indonesia.

Biran, Misbach Yusa, 2006. Teknik Menulis Skenario Film Cerita. Jakarta: PT. Dunia Pustaka Jaya.

Concept. 2008. Majalah Concept Vol.04 edisi 22. Jakarta: Concept.

Djalle, Zaharuddin G. 2007. The Making 3D Animation Movie. Bandung: Informatika.

Halas, John, Harold Whitaker. 2006. Timing for Animation. Malang: Bayumedia Publishing.

Hartomo, H. 2008. Ilmu Sosial Dasar. Jakarta: Bumi Aksara.

Indonesia. Peraturan Pemerintah Tentang Desa. PP No. 72 Tahun 2005.

Javandalasta, Panca. 2011. 5 Hari Mahir Bikin Film. Jakarta: Java Pustaka Group. KBBI. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Soekanto, Soerjono. 1982. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers. Widjaja, HAW. 2003. Otonomi Desa. Jakarta : Rajawali Pers.


(6)

62

Sumber Internet:

Anneahira. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif tanggal 14 Juli 2013.

Buletininfo. 2012. Pemerintah Dorong Industri Film Animasi Lokal Untuk Berkembang. Buletininfo.com. Diakses tanggal 26 Juli 2013.

Dewan Kesenian. 2009. Perkembangan Animasi. www.dkjatim.go.id. Diakses tanggal 10 Agustus 2013.

Goanimation. 2011. 12 Prinsip Animasi. Goanimation.webs.com. Diakses tanggal 17 September 2013.

Habibi. 2012. Perjalanan Animasi Indonesia. galaxyanimasi.wordpress.com. Diakses tanggal 15 Juli 2013.

Jamendo. 2012. Jamendo.

2013.

Okezone. 2011. Serba-Serbi Sambut Datangnya Liburan. Okezone.com. Diakses tanggal 13 September 2013.

Republika. 2009. Meraih Mimpi, Animasi Musikal Sarat Misi.

Rudianto. 2009. Masyarakat Kota dan Masyarakat Desa.

Setiawan. 2012. Kemajuann Teknologi dan Pengaruh Terhadap Kehidupan Remaja. Avievnet.blogspot.com. Diakses tanggal 5 Juli 2013.

Yogi. 2012. Suku Madura. yogisetiawan92.wordpress.com. Diakses tanggal 5 Juli 2013.