kondisi financial distress dilihat dari laba bersih negatif dan ekuitas negatif.
H1: β
1
≠ 0 ada pengaruh antara rasio likuiditas, profitabilitas, financial leverage, dan rasio aktivitas
operasi terhadap perusahaan yang tidak mengalami kondisi
financial distress,
perusahaan yang
mengalami kondisi financial distress dilihat dari laba bersih negatif dan perusahaan yang mengalami
kondisi financial distress dilihat dari laba bersih negatif dan ekuitas negatif.
2. Menentukan level of significance
Tingkat signifikansi dengan α sebesar 5 dengan tingkat
keyakinan 95. 3.
Menentukan kriteria penerimaan Ho ditolak jika p-
value ≤ α Ho tidak ditolak jika p-
value α 4.
Mengambil keputusan berdasarkan perbandingan p-value dengan tingkat signifikansi α, apakah ditolak atau tidak
ditolak. 5.
Menarik kesimpulan a.
Jika Ho ditolak, artinya terdapat pengaruh antara beberapa rasio likuiditas, profitabilitas, financial
leverage dan rasio aktivitas operasi terhadap
perusahaan yang tidak mengalami kondisi financial distress,
perusahaan yang
mengalami kondisi
financial distress yang dilihat dari laba bersih negatif, dan perusahaan yang mengalami kondisi financial
distress dilihat dari laba bersih negatif dan ekuitas negatif. Rasio keuangan dapat digunakan untuk
memprediksi kondisi financial distress. b.
Jika Ho tidak ditolak, artinya tidak ada pengaruh antara beberapa rasio likuiditas, profitabilitas,
financial leverange, dan rasio aktivitas operasi terhadap perusahaan yang tidak mengalami kondisi
financial distress, perusahaan yang mengalami kondisi financial distress yang dilihat dari laba bersih
negatif dan perusahaan yang mengalami kondisi financial distress dilihat dari laba bersih negatif dan
ekuitas negatif. Rasio keuangan tidak dapat digunakan untuk memprediksi kondisi financial distress.
3. Pengujian Hipotesis II
a. Pengujian Hipotesis II dengan Menggunakan Analisis Manova
Pengujian hipotesis II dilakukan untuk menguji apakah terdapat perbedaan rasio keuangan perusahaan yang berasal
dari neraca, laporan laba rugi dan laporan arus kas antara ketiga
kelompok perusahaan dengan Teknik Analisis Manova
Multivariate Analysis of Variance. Teknik Analisis Manova digunakan peneliti karena dalam penelitian ini memiliki lebih
dari satu variabel dependen. Analisis Manova adalah teknik statistik yang digunakan untuk memeriksa hubungan antara
beberapa variabel bebas dengan dua atau lebih variabel tak bebas secara simultan Hair, Anderson, Black, 1998.
Langkah-langkah pengujian: 1.
Menguji matrik variancecovariance dari variabel dependen.
2. Menghitung apakah setiap variabel dependen memiliki
varians yang sama dengan menggunakan uji levine’s test.
b. Menentukan Rumusan Hipotesis
1. Menentukan Hipotesis
Ho: tidak ada perbedaan rasio keuangan antara perusahaan yang mengalami kondisi financial distress baik karena
laba bersih negatif selama dua tahun berturut-turut ataupun perusahaan yang mengalami kondisi financial
distress yang laba dan nilai ekuitas negatif selama 2 tahun berturut-turut dengan perusahaan yang tidak
mengalami kondisi financial distress. H1: terdapat perbedaan rasio keuangan antara perusahaan
yang mengalami kondisi financial distress baik karena laba bersih negatif selama dua tahun berturut-turut
ataupun perusahaan yang mengalami kondisi financial distress yang laba dan nilai ekuitas negatif selama 2
tahun berturut-turut dengan perusahaan yang tidak mengalami kondisi financial distress.
2. Menentukan level of significance
α Tingkat signifikansi dengan α sebesar 5 dan
tingkat keyakinan 95. 3.
Pengambilan keputusan Dasar pengambilan keputusan:
Jika probabilitas 0,05, maka Ho tidak ditolak. Jika probabilitas 0,05, maka Ho ditolak.
4. Kesimpulan
a. Jika Ho ditolak maka terdapat perbedaan rasio
keuangan dari perusahaan yang mengalami kondisi financial distress baik karena laba bersih negatif
ataupun perusahaan yang laba dan nilai buku ekuitas negatif dengan perusahaan yang tidak mengalami
kondisi financial distress. b.
Jika Ho tidak ditolak maka tidak terdapat perbedaan rasio keuangan dari perusahaan yang mengalami
kondisi financial distress baik karena laba bersih negatif ataupun perusahaan yang laba dan nilai buku
ekuitas negatif dengan perusahaan yang tidak mengalami kondisi financial distress.
44
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Sejarah Bursa Efek Indonesia
Indonesia mempunyai dua Bursa Efek yaitu Bursa Efek Surabaya dan Bursa Efek Jakarta, pada tanggal 1 Desember 2007 kedua Bursa Efek
tersebut digabung menjadi Bursa Efek Indonesia dan berpusat di Jl. Jend. Sudirman 52-53, Senayan, Kebayoran baru, Jakarta Selatan 12190. Sampai
dengan tahun 2010 perusahaan manufaktur yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia berjumlah 145 emiten. Perusahaan ini terdiri dari sembilan
sektor usaha dan tiga sektor usaha pokok. Sektor-sektor tersebut antara lain:
1. Sektor-sektor Primer Ekstraktif:
a. Sektor satu, yaitu Pertanian.
b. Sektor dua, yaitu Pertambangan.
2. Sektor-sektor Sekunder Industri Pengolahan dan Manufaktur:
a. Sektor tiga, yaitu Industri Dasar dan Kimia.
b. Sektor empat, yaitu Aneka Industri.
c. Sektor lima, yaitu Industri Barang Konsumsi.
3. Sektor-sektor Tersier Jasa:
a. Sektor enam, yaitu Properti dan Real Estate.
b. Sektor tujuh, yaitu Infrastruktur, Utilitas, dan Transportasi.
c. Sektor delapan, yaitu Keuangan.
d. Sektor 9, yaitu Perdagangan, Jasa dan Investasi.
B. Deskripsi Data
Penelitian ini menggunakan sampel perusahaan manufaktur yang telah listing di Bursa Efek Indonesia tahun 2008-2010. Dari 145 emiten yang
telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia, akan diambil sampel sesuai kriteria yang telah ditentukan. Sampel digolongkan menjadi tiga kelompok, yaitu
kelompok pertama adalah kelompok perusahaan sehat atau perusahaan yang tidak mengalami financial distress, kelompok kedua adalah kelompok
perusahaan yang mengalami financial distress dilihat dari laba bersih negatif selama dua tahun berturut-turut, dan kelompok yang ketiga adalah
perusahaan yang mengalami financial distress dilihat dari ekuitas negatif dan laba bersih negatif selama dua tahun berturut-turut. Dapat dilihat pada
tabel 4.1
46
Tabel 4.1 Perusahaan
Non Financial Distress Kelompok Satu
No Kode
Nama Perusahaan Alamat
Industri Sub Industri
1 SMCB PT. Holcim Indonesia Tbk
Jl. Jend. Gatot Subroto No 38 jakarta 12930
Industri Dasar dan Kimia
Semen 2
INTP PT. Indocement Tunggal Prakasa
Tbk Wisma Indocement, 8th,
Jl.Jend.Sudirman kav 70-71 Jakarta Industri Dasar
dan Kimia Semen
3 SMGR PT. Semen Gresik Persero Tbk
Jl. Veteran, Gresik, Surabaya 61122 Industri Dasar
dan Kimia Semen
4 ARNA PT. Arwana Citramulia Tbk
Sentra Niaga Puri Indah Blok T2 No 24 Kembangan Selatan, Jakarta-11610
Industri Dasar dan Kimia
Keramik, Kaca, Porselin
5 AMFG PT. Asahimas Flat Glass Tbk
Jl. Ancol IX5, Ancol Barat Jakarta Industri Dasar dan
Kimia Keramik, Kaca,
Porselin 6
KIAS PT. Keramika Indonesia Assosiasi
Tbk Graha Atrium 5th, Jl.Senen Raya 135,
Jakarta Industri Dasar dan
Kimia Keramik, Kaca,
Porselin 7
ALMI PT. Alumindo Light Metal Industry
Tbk Sawotratap, Gedangan sidoarjo-61254
Industri Dasar dan Kimia
Logam dan semacamnya
8 JPRS
PT. Jaya Pari Steel Tbk BTC, Jl.Jend Sudirman Blok K,
Tangerang Industri Dasar dan
Kimia Logam dan
semacamnya 9
APLI PT. Asiaplast Industries Tbk
Menara Imperium 10th, Jl HR.Rasuna Said Kav.1 Jakarta
Industri Dasar dan Kimia
Plastik Pembungkus 10
BRNA PT. Berlina Tbk Jl. Raya Pandaan Km 43 Pandaan,
Pasuruan, Jawa Timur Industri Dasar dan
Kimia Plastik Pembungkus
47
Tabel 4.1 Perusahaan
Non Financial Distress Kelompok Satu Lanjutan
11 IGAR
PT. Kageo Igar Jaya Tbk Jl. Raya Sultan Agung km.29,5 Bekasi
Industri Dasar dan Kimia
Plastik Pembungkus 12
SIAP PT. Sekawan Intipratama Tbk
Jl.Raya Sidorejo Km 25, Sidoarjo Industri Dasar dan
Kimia Plastik Pembungkus
13 TRST
PT. Trias Sentosa Tbk Jl.Kebon sirih kav 75, Jakarta
Industri Dasar dan Kimia
Plastik Pembungkus 14
YPAS PT. Yanaprima Hastapersada Tbk
Jl.HR.Rasuna Said blok X1, Jakarta Industri Dasar dan
Kimia Plastik Pembungkus
15 JPFA
PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk Wisma Milenia 7th, Jl.MT.Haryono
Kav.16, Jakarta Industri Dasar dan
Kimia Makanan binatang
16 ASII
PT. Astra International Tbk AMDI Building, Jl. Gaya Motor Raya
No 8 Sunter II Jakarta Aneka Industri
Mesin Suku cadang 17
AUTO PT. Astra Otoparts Tbk Jl. Raya Pegangsaan Dua km 2.2
kelapa gading, Jakarta Aneka Industri
Mesin Suku cadang 18
GJTL PT. Gajah Tunggal Tbk
Jl. Hayam wuruk No.8 Jakarta Aneka Industri
Mesin Suku cadang 19
INDS PT. Indospring Tbk
Jl.May.Jend Sungkono no 10, Gresik, Surabaya
Aneka Industri Mesin Suku cadang
20 SMSM PT. Selamat Sempurna Tbk Jl.Pluit Selatan no 1, Jakarta
Aneka Industri Mesin Suku cadang
21 ESTI
PT. Ever Shine Textile Industry Tbk
Jl.H.Fachruddin No.16 Jakarta Aneka Industri
Tekstil Pakaian 22
SSTM PT. Sunson Textile Tbk Jl. Raya Rancaekek km. 25.5
Sumedang Bandung Aneka Industri
Tekstil Pakaian
48
Tabel 4.1 Perusahaan
Non Financial Distress Kelompok Satu Lanjutan
23 BATA PT. Sepatu Bata Tbk
Graha Bata, Jl.R.A.Kartini Kav 28 Cilandak Barat, Jakarta selatan
Aneka Industri Sepatu
24 ADES PT. Akasha Wira International Tbk
Jl Letjen. Tb. Simatupang kav 88, Jakarta
Barang Konsumsi Makanan Minuman
25 DLTA PT. Delta Djakarta Tbk
Jl.Inspeksi Tarum Barat, Desa Setiadharma kec. Tambun,Bekasi
timur Barang Konsumsi
Makanan Minuman 26
INDF PT. Indofood Sukses Makmur Tbk
Sudirman Plaza, Indofood Tower, Jl.Jend.Sudirman kav 76-78, Jkt
Barang Konsumsi Makanan Minuman
27 MYOR PT. Mayora Indah Tbk Jl.Tomang Raya No 21-23 Jakarta
Barang Konsumsi Makanan Minuman
28 STTP
PT. Siantar Top Tbk Jl.Tambak sawah no 21, Sidoarjo
Barang Konsumsi Makanan Minuman
29 ULTJ
PT. Ultrajaya Milk Industry Trading Comp
Jl.Raya Cimareme no 143 Bandung Barang Konsumsi
Makanan Minuman 30 RMBA
PT. Bentoel International Investama Tbk
Jl.Mega Kuningan Lot 5.1, Jakarta Barang Konsumsi
Tembakau 31 GGRM PT. Gudang Garam Tbk
Jl.Semampir II1 Kediri - 64121 Barang Konsumsi
Tembakau 32
DVLA PT. Darya Varia Laboratoria Tbk Jl.Letjen.TB Simatupang no 22-26
Jakarta Barang Konsumsi
Obat-Obatan 33
INAF PT. Indofarma Tbk
Jl.Tambak No 2, Manggarai, Jkt Barang Konsumsi
Obat-Obatan 34
KLBF PT. Kalbe Farma Tbk
Jl. Letjen, Suprapto, Jakarta Barang Konsumsi
Obat-Obatan 35
KAEF PT. Kimia Farma Tbk Jl.Veteran No 9 Jakarta
Barang Konsumsi Obat-Obatan