126
Kelas VIII SMPMTs Semester I
lemak. Bentuk tubuh gurami agak panjang, tinggi dan pipih ke samping dengan panjang maksimum
65 cm Gambar 3.15.
Gurami banyak dibudidayakan di pulau Jawa, Kalimantan, dan Sumatra. Sebutan ikan gurami
beragam di setiap daerah yakni gurami atau gurami di Jawa, kalau atau kaloi Sumatra, dan kala atau
kalui Kalimantan.
Gurami mudah berkembang di dataran rendah dengan ketinggian lokasi yang cocok untuk budidaya
mulai dari 0-800 dpl dan suhu 24-28 C. Ikan gurami
peka terhadap suhu rendah, sehingga tidak produktif di suhu rendah. Gurami memijah pada umur 2-3 tahun,
produktivitas telur meningkat di musim kemarau. Telur gurami akan menetas dalam selang waktu 10
hari. Gurami menyukai perairan yang jernih, tenang, dan tidak banyak mengandung lumpur.
Gurami termasuk hewan omnivora pemakan tumbuhan dan daging. Tumbuhan yang biasa dimakan
yaitu azolla, kangkung, dan daun talas dengan pakan tambahan berupa pellet. Pemberian pakan dilakukan
sebanyak-banyaknya. Pembesaran ikan gurami menggunakan benih dengan berat minimum 100
gram per ekor. Pembesaran dilakukan sampai berat ikan gurami minimal 500 gram atau lebih sesuai
keinginan konsumen. Waktu yang diperlukan untuk mencapai ukuran konsumsi adalah 500 gekor pada
selang waktu 6 bulan sedangkan berat 1 kgekor membutuhkan waktu lebih kurang 9 bulan.
b. Ikan air payau
Jenis ikan air payau yang biasa dikembangkan dengan deskripsi karakteristik adalah sebagai berikut.
1. Bandeng Bandeng Chanos chanos merupakan ikan air
payau yang cukup terkenal dan mudah didapatkan. Dagingnya putih, seratnya halus, dan rasanya gurih.
Di unduh dari : Bukupaket.com
127
Prakarya
bandeng memiliki badan memanjang seperti torpedo dengan sirip ekor bercabang sebagai tanda tergolong
ikan perenang cepat. Kepala bandeng tidak bersisik, mulut kecil terletak di ujung rahang tanpa gigi,
dan lubang hidung terletak di depan mata. Mata
diliputi oleh selaput bening subcutaneus. Warna badannya putih keperak-perakan dengan punggung
biru kehitaman.
Bandeng digolongkan jenis ikan herbivora karena memakan tumbuh-tumbuhan yang berupa plankton.
Pada budidaya bandeng konsumsi bandeng dapat ditebar dengan kepadatan tinggi. Benih ukuran berat
rata-rata 50gekor atau panjang 7-10 cm dapat ditebar 500 ekorm
3
. Ukuran konsumsi akan mencapai berat rata-rata 450 gekor setelah dipelihara selama 4 bulan.
2. Udang Windu Udang windu merupakan jenis udang konsumsi
air payau, badan beruas berjumlah 13 dan seluruh tubuh ditutupi oleh kerangka luar yang disebut
eksoskeleton Gambar 3.17. Udang windu aktif bergerak dan mencari makan pada suasana yang gelap atau
redup. Udang windu juga mempunyai sifat kanibal, yaitu memangsa sesama jenis yang lemah kondisinya.
Udang berganti kulit secara periodik, udang muda lebih sering ganti kulit dibandingkan udang dewasa.
Proses ini memberikan kesempatan kepada udang untuk tumbuh besar lebih besar.
Sumber: Dok. Kemdikbud
Gambar 3.18 Ikan Bandeng
Sumber: Dok. Kemdikbud
Gambar 3.19 Udang
Di unduh dari : Bukupaket.com
128
Kelas VIII SMPMTs Semester I
Udang windu sangat menyukai kumpulan berbagai jenis ganggang dan binatang renik di dasar tambak
sebagai makanannya, seperti cacing kecil, larva serangga, larva kerang dan ganggang. Pakan buatan atau pelet
sangat penting diberikan, namun harus dipilih pelet yang tidak mudah hancur dalam waktu 24 jam karena
cara makan udang yang tergolong lambat.
c. Ikan air laut